Sesditjen IKFT - Kebijakan Sektor IKFT

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

INDUSTRI KIMA, FARMASI DAN TEKSTIL

Disampaikan Pada Acara

BIMBINGAN TEKNIS APARATUR INDUSTRI DINAS KABUPATEN/KOTA


JUNI 2020
1 CAPAIAN KINERJA SEKTOR IKFT

2 LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN SEKTOR IKFT


OUTLINE
3 ARAH KEBIJAKAN SEKTOR IKFT

KEBIJAKAN FISKAL DAN NON FISKAL DALAM


4 MENDUKUNG KEBIJAKAN INDUSTRI

2
Permasalahan Sektor Industri Terdampak Covid-19

3
I.1 PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR IKFT TAHUN 2020-TW1 (persen)
Sumber :
PERTUMBUHAN SEKTOR IKFT KONTRIBUSI SEKTOR IKFT BPS (2020)

URUTAN PERTUMBUHAN TERTINGGI SEKTOR IKFT 2020 URUTAN KONTRIBUSI TERTINGGI SEKTOR IKFT 2020
2018 2019 2020-TW1 2018 2019 2020-TW1

1. Industri Pakaian Jadi 11.02 19.48 1. Ind. Bahan Kimia dan Barang Kimia 1.12 1.16
-1,24 1,77
2. Industri Tekstil 3.37 4.97 Ind. Farmasi, Obat Kimia dan Obat
2. 0.49 0.52
Tradisional
3. Ind. Farmasi, Obat Kimia dan Obat Tradisional 4.46 9.03
5,59 3. Industri Pakaian Jadi 0.83 0.95
4. Ind. Bahan Kimia dan Barang Kimia -4.18 8.20 1,26
4. Industri Tekstil 0.31 0.31
5. Ind. Kulit, Barang Kulit dan Alas Kaki 9.42 -0.99 -0,36
5. Ind. Barang Galian bukan Logam 0.63 0.59 0,55
6. Ind. Barang Galian bukan Logam 2.75 -1.03 -5,30
6. Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0.62 0.56 0,55
7. Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik 6.92 -5.52 -0,82 4
7. Ind. Kulit, Barang Kulit dan Alas Kaki 0.28 0.27 0,27
I.2 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEKTOR IKFT (USD Milyar)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SEKTOR IKFT EKSPOR DAN IMPOR PER SEKTOR IKFT TAHUN 2019

5 KOMODITI EKSPOR TERBESAR SEKTOR IKFT 5 KOMODITI IMPOR TERBESAR SEKTOR IKFT

Pakaian Jadi Sepatu Ban Luar dan Kimia Dasar Organik Damar Buatan Kimia Dasar Kain Barang Kimia Barang
Benang
dari Tekstil Olahraga (Resin Sintetis) Organik Yang Tenunan Lainnya Tekstil
Pintal Ban Dalam Yang Bersumber Dari
dan Bahan Baku Bersumber Dari Lainnya
Minyak
Minyak
Keterangan : Tidak termasuk komoditi kimia berbasis pertanian dan crumb rubber
Sumber : BPS, diolah (2020)
5
I.3 UPDATE PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR TRIWULAN I TAHUN 2020 (USD Milyar)

Keterangan : Tidak termasuk komoditi kimia berbasis pertanian dan crumb rubber 6
Sumber : BPS, diolah (2020)
I.4 REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA SEKTOR IKFT TAHUN 2020-TW1

PERKEMBANGAN INVESTASI (Rp INVESTASI DI SEKTOR IKFT TAHUN TENAGA KERJA SEKTOR IKFT
Triliun) 2020-TW1 (Rp Triliun) (Juta Orang)

Industri Kimia, Farmasi


dan Tekstil

Industri Tekstil dan


Pakaian Jadi

Industri Kulit, Barang dari


Kulit dan Alas Kaki

18.6 Industri Kimia, Farmasi


dan Obat Tradisional

Industri Karet, Barang dari


Karet dan Plastik

Industri Barang Galian


Bukan Logam

Sumber : BKPM, 2020 Sakernas 2019,

7
I.5 PURCHASING MANAGERS INDEX (PMI) INDONESIA (JAN 2019 – APR 2020)

PMI Indonesia pada bulan April 2020 sebesar 27,5, mengalami penurunan dibandingkan Februari
sebesar sebesar 51,9 dan Maret 2020 sebesar 45,3, hal ini menunjukkan industri manufaktur mulai
menahan ekspansi

27,5

Apr
2020
8
I.6 POPULASI INDUSTRI BESAR SEDANG
SEKTOR INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL TAHUN 2019

TOTAL SEKTOR IKFT : 13.377 Unit


Aceh TOTAL NASIONAL : 33.926 Unit
15
Kalimantan Utara

Kalimantan Barat 2 Sulawesi Utara


Maluku Utara
Sumatera Utara Riau 20 Gorontalo 22
Kep. Riau 1
375 43 136 Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur 14 Papua Barat

1 40 5
Sumatera Barat Kep. Babel
50 17 17
Jambi Sulawesi Tengah
12
Bengkulu DKI Jakarta 11
Sulawesi Barat
7 1.177 27
Jawa Tengah
Sumatera Selatan 1.818 Kalimantan Selatan 20 2
66 92 Sulawesi Tenggara Maluku
87 Sulawesi Selatan
Lampung 7
Papua
1.276 250 200
Yogyakarta
Banten Bali 32
5.074 2.457 NTB 4
Sumber : BPS, diolah Ditjen IKFT Jawa Barat Jawa Timur NTT 9
INDUSTRI YANG MASUK IOMKI

10
II.1 LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN TEKSTIL

RIPIN 2015 – 2035 (PP 14 Tahun 2015)


Definisi industri hilir adalah industri yang mengolah
bahan baku atau setengah jadi menjadi barang jadi
atau produk jadi

Berdasarkan RIPIN, industri hilir adalah industri


turunan dari 3 kelompok besar industri hulu yaitu :
1. Industri hulu agro
2. Industri logam dasar dan bahan galian bukan

Proses Hiliriasi
logam
3. Industri kimia dasar berbasis migas dan
batubara

Berdasarkan Permenperin No. 35 Tahun 2018


menyatakan bahwa Ditjen IKFT diberi kewenangan
untuk membina industri turunan dari Industri Kimia
Dasar Berbasis Migas dan Batubara yang meliputi :
1. Industri Kimia Hulu
2. Industri Kimia Hilir dan Farmasi
3. Industri Semen, Keramik dan Pengolahan
Bahan Galian Non Logam Lainnya
4. Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki

11
II.2 LANDASAN HUKUM PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN TEKSTIL

KIN 2020 – 2024 (Perpres X Tahun 20XX) RPJMN 2020 – 2024


(Perpres 18 Tahun 2020)
Penguatan Struktur Industri melalui:
 Perbaikan alur material melalui pembangunan industri hulu
1  Memperkuat iklim investasi dan keterbukaan perdagangan
VISI-MISI PRESIDEN
dalam rantai nilai produksi global ARAHAN PRESIDEN
 Menarik investasi asing melalui penawaran yang menarik
dan insentif untuk percepatan transfer teknologi 7 AGENDA PEMBANGUNAN
 Mendesain ulang zona industri nasional
Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan
1 Berkualitas dan Berkeadilan

Penguasaan Teknologi melalui:


 Pembentukan ekosistem inovasi melalui pengembangan
2 pusat inovasi melalui kerjasama pemerintah, universitas dan Indikator dan Target Pembangunan Industri
pelaku usaha 6 7 8
 Menerapkan insentif fiskal dan non fiskal untuk menarik
investasi teknologi
 Membangun infrastruktur digital nasional
 Pengembangan Industri Hijau
Peningkatan ekspor Penguatan Pilar
Peningkatan nilai
Peningkatan Kualitas SDM melalui: bernilai tambah Pertumbuhan dan
tambah, lapangan
 Pembinaan kompetensi SDM Industri melalui pendidikan tinggi dan penguatan Daya Saing Ekonomi
3 vokasi dan diklat berbasis kompetensi
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN)
 Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri berbasis industrialisasi
kompetensi
 Pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan 12
vokasi dan diklat berbasis kompetensi
II.3 MAKING INDONESIA INDUSTRY 4.0

Industry Revolution (IR 4.0) memanfaatkan teknologi terkini untuk


menghubungkan antara bidang produksi fisik, digital dan biologi. 5 Sektor Industri Prioritas IR 4.0

Industry Revolution 4.0


Cyber-physical systems

Tekstil Kimia dan


Farmasi
Key Technology of IR 4.0

Artificial Intelligence (AI) Advanced Robotics Otomotif Elektronik


Technology to process Robotics technology
information, think and make supplemented by Artificial
automated decision Intelligence or IoT

Wearables / Augmented Reality


Makanan &
Internet of Things (IoT) / Virtual Reality Minuman
The internet interconnection of The use of technology to
computing devices embedded enhance the functionality of
in everyday objects everyday-worn-item

Mengadopsi aspirasi hibrida, Indonesia menargetkan untuk mempertinggi Kelima sektor tersebut dipilih
nilai PDB diperlukan peningkatan ekspor, produktivitas & inovasi: berdasarkan dampak ekonomi dan
 IR4.0 dapat membantu untuk menambah nilai daya saing Indonesia di kriteria kelayakan implementasi yang
pasar ekspor sehingga mampu meningkatkan kontribusi nilai ekspor pada mencakup kontribusi PDB,
PDB.
 Menerapkan teknologi IR4.0 juga akan membantu meningkatkan tingkat
perdagangan, potensi dampak terhadap
produktivitas Indonesia industri lain, besaran investasi, dan
 Pertumbuhan ekonomi akan dirangsang oleh lebih banyak inovasi kecepatan penetrasi pasar.
(diproksikan oleh bagian pengeluaran R & D terhadap PDB)
13
III. 1 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN
TEKSTIL
Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal IKFT berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian

PERUMUSAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN

PENYUSUNAN TUGAS
NORMA, STANDAR, PEMBERIAN BIMTEK
PROSEDUR, DAN DAN DAN SUPERVISI
KRITERIA (NSPK)
FUNGSI

PELAKSANAAN PELAKSANAAN
EVALUASI DAN ADMINISTRASI
PELAPORAN
14
III.2 ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL
TAHUN 2020 - 2024

Arah kebijakan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil tahun 2020 – 2024
melalui 5 (lima) kebijakan pembangunan sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil

Kebijakan Pengembangan Sumber Daya


Industri

Kebijakan Pengembangan Sarana dan


Prasarana Industri
ARAH
KEBIJAKAN
Kebijakan Pengembangan
Pemberdayaan Industri

Kebijakan Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal

Kebijakan Reformasi Birokrasi


15
III.3 TARGET KINERJA UTAMA
SEKTOR INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL TAHUN 2020 - 2024
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian
Tahun 2020-2024, Direktorat Jenderal IKFT mempunyai target kinerja utama yaitu:

2020 2024

PERTUMBUHAN SEKTOR IKFT 4,56


persen
7,56
persen

7,37 8,41
TENAGA KERJA SEKTOR IKFT Juta orang Juta orang

NILAI EKSPOR SEKTOR IKFT 34,14


USD Miliar
44,90
USD Miliar

84,65 243,63
INVESTASI SEKTOR IKFT Rp. Triliun Rp. Triliun
16
III.4 MEGA PROYEK INVESTASI SEKTOR IKFT (5 TAHUN KEDEPAN)
Nilai Investasi Waktu Nilai Investasi Waktu
Proyek Kapasitas per tahun Proyek Kapasitas per tahun
(USD Juta) Pelaksanaan (USD Juta) Pelaksanaan

Bukit Asam, Pertamina, dan US Gasifikasi batubara 2.700 2018 – 2023 Bukit Asam, Pupuk Gasifikasi batubara 3.100 2018 - 2023
Company Air Products Dimetil Eter 1.400 KTA Indonesia, Pertamina dan Urea 570 KTA; Dimetil Eter 400 KTA;
PT Asia Pacific Rayon dan Asia Rayon : tambahan 240 ribu ton 780 2018 -2023 Chandra Asri Polipropilena 450 KTA
Pacific Yarn Benang Rayon : 300.000 mata pntl
Nilai Investasi Waktu
Proyek Kapasitas per tahun
(USD Juta) Pelaksanaan
PT Pupuk Kalimantan Metanol 1.000 KTA 2.500 2020 – 2023
Timur
PT Kaltim Methanol Metanol 660 KTA 1.000 2021 – 2023
Industri
Coal to Methanol Metanol 1.800 KTA 1.794 2019-2023
Company

Nilai Investasi Waktu


Proyek Kapasitas per tahun
(USD Juta) Pelaksanaan
PT Pupuk Indonesia Urea 1.155 KTA; Ammonia 825 KTA 700 2020 – 2022

Nilai Nilai Investasi Waktu


Proyek Kapasitas per tahun
Investasi Waktu (USD Juta) Pelaksanaan
Proyek Kapasitas per tahun
(USD Pelaksanaan Kawasan Industri Proyek pembangunan Industri 1.000 2019 - 2021
Juta) Petrokimia Teluk Bintuni Metanol to Olefin berbasis Gas Bumi;
PT. Chandra Asri Etilena 1.100 KTA; Propilena 550 KTA; HDPE 450 5.000 2019 - 2023 Produksi Methanol 900 KTA
Perkasa KTA; LDPE 300 KTA; LLDPE 50 KTA; Polipropilena
540 KTA; Polietilena 736 KTA; Butadiena 137 KTA;
Benzena 363 KTA Nilai Investasi Waktu
Proyek Kapasitas per tahun
PT. Lotte Etilena 1.000 KTA; Propilena 520 KTA; Butadiena 3.500 2020 - 2023 (USD Juta) Pelaksanaan
Chemical 130 KTA; Benzena, Toluena, Xilena 370 KTA
PT Elsoro Multi Pratama Caprolactam : 120.000 630 2015 - 2023
Indonesia
PT Nippon Shokubai Acrylic Acid (AA): 100,000 205 2018 – 2021
Indonesia Super Absorbent Polymer (SAP) : 24,000 Nilai Investasi Waktu
Proyek Kapasitas per tahun
PT. Cabot Asia Carbon Black 90 KTA; Masterbatch 20 KTA 90 2019 - 2021 (USD Juta) Pelaksanaan
Pacific South PT Bintang Jinjing GlassPabrik kaca lembaran dan produk 70 Produksi
turunannya 2020
PT Polyplex Films Project 1 : PET Resin : 87.000 metric ton 95 Target
CPC Taiwan – Pertamina Etilena 1.000 KTA; Polipropilena 400 8.000 2019 - 2026
Indonesia Project 2 : - Metalized PET Film 7.500 Ton Produksi
(Joint Venture) KTA 17
- Plain PET Film : 48.000 ton Komersial
Project 1 : 2019
III.5 PRIORITAS NASIONAL
SEKTOR INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL TAHUN 2021

Penerapan Industri 4.0 Sektor Tekstil dan


Penerapan Industri 4.0 di sektor Industri Restrukturisasi Industri Tekstil, Kulit
Apparel & Optimalisasi Indonesia
Kimia, Farmasi, dan Tekstil dan Alas Kaki
Smart Textile Industry Hub

1 2 3

Penumbuhan dan Pengembangan Pengembangan Industri Petrokimia Penumbuhan dan Pengembangan


Industri Bahan Baku Obat di Teluk Bintuni Industri Garam Industri

4 5 6
Strategi Penumbuhan dan Percepatan Substitusi Impor Bahan
Pendampingan dan Fasilitasi
Pengembangan Daya Saing Baku Industri Semen Keramik dan
Peningkatan Ekspor Sektor IKFT
Sektor IKFT Pengolahan Bahan Galian Nonlogam

7 8 9 18
III.6 PROGRAM/KEGIATAN REGULER
SEKTOR INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI


Program pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri berbasis kompetensi meliputi :
1. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI);
2. Pembangunan sistem sertifikasi kompetensi.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INDUSTRI SEKTOR IKFT


Dalam rangka mendukung implementasi SIINAS, pengembangan sistem informasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan
Tekstil akan difokuskan pada beberapa aktivitas utama sebagai berikut :
1. Pengumpulan data industri dan pengadaan data terkait sektor IKFT
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan industri, perusahaan kawasan industri, dan pemerintah daerah.

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN INDUSTRI


Pengembangan industri strategis tidak dapat sepenuhnya mengharapkan peran swasta, sehingga memerlukan keterlibatan Pemerintah
antara lain sebagai berikut :
1. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
2. Kerjasama Internasional di Bidang Industri

KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI


Reformasi birokrasi berkaitan dengan penataan ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga terendah dan melakukan
terobosan baru dengan upaya sebagai berikut:
1. Terwujudnya birokrasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil yang bersih dan bebas KKN.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil kepada masyarakat.
19
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil
III.7 STRATEGI INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL PASCA COVID-19

Industri kimia berperan dalam meningkatkan nilai tambah, mempunyai keterkaitan sangat luas dengan sektor ekonomi
lainnya dan mempunyai posisi strategis sebagai tulang punggung industri hilirnya.
Meningkatkan kemandirian industri nasional melalui pemenuhan bahan baku lokal secara optimal dalam rangka
penguatan dan pendalaman struktur industri nasional, dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a. Mendorong industri farmasi/obat untuk pengembangan OMAI dimana bahan bakunya berasal dari kekayaan
tanaman dan hewani dalam negeri serta pengembangan industri kimia dasar khususnya bahan baku obat sintesa
kimia.
b. Mendorong produk industri lainnya selain obat untuk memanfaatkan SDA terbarukan seperti : plastik, tekstil,
kosmetik & perawatan diri, pelumas, cat, pupuk, pestisida, dll.
c. Mendorong pengembangan bahan baku lokal dari turunan industri existing guna mendukung industri Alat
Pelindung Diri (APD) dan maskert baik yang berbahan plastik maupun tekstil (spundbond dan meltblown).
d. Program subtitusi impor melalui pengembangan kapasitas dan pembangunan pabrik baru, serta diversifikasi
produk-produk industri bahan baku.
Optimalisasi penerapan TKDN untuk barang konsumsi dan investasi, baik untuk belanja Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah/BUMN/BUMD dan perusahaan serta masyarakat yang menggunakan sumber APBN/APBD atau yang mendapatkan fasilitas
fiskal/ non fiskal dari negara.
Fasilitasi investasi asing yang akan melakukan investasi baru maupun relokasi pabrik melalui program pendampingan dan
kerjasama dengan investor lokal melalui proyek-proyek KPBU untuk mempercepat tercapaianya keekonomian projek investasi
tersebut.
Mendorong tumbuhnya jasa industri dan jasa engineering melalui kerjasama pihak investor yang akan mendirikan investasinya
dengan perusahaan lokal. 20
IV.1 FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL

Insentif Fiskal dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19

PMK 28 TAHUN 2020

Insentif Pajak
Untuk Barang Dan
Jasa Yang
Diperlukan Dalam
Rangka
Penanganan
Pandemi Corona
Virus Disease 2019
Stimulus/Insentif Lainnya yang Sudah Diakomodir
 Keputusan Menteri ESDM N0. 8 Tahun 2020 dan
INSENTIF ENERGI
dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/2020
 Penghapusan Pembayaran Minimum per kontrak,
pembayaran sesuai dengan jumlah pemakaian
GAS  Penurunan Harga Gas Bumi USD 6/MMBTU
 Penghapusan Rekening Minimum Pemakaian 40
 Diharapkan dapat dilakukan penambahan sektor
Jam Nyala. Pembayaran sesuai dengan jumlah
yang dapat dikenakan harga gas bumi tertentu
pemakaian penggunaan listrik
bagi industri. Namun, hal ini sebaiknya diusulkan
 Penundaan pembayaran 50% tagihan PLN selama
LISTRIK tanpa adanya resiko terjadi penundaaan atas
6 bulan mulai April-September 2020 dengan
implementasi Peraturan Presiden Nomor 40/2016,
jaminan cicilan berupa giro mundur selama 12
dan turunannya yang berisi daftar perusahaan
(dua belas) bulan.
industri penerima harga gas bumi tertentu).
 Penghapusan Denda Keterlambatan pembayaran
 Kontrak Tahap Pertama sudah dilakukan
 Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2020 tentang Ketentuan Ekspor Bahan Baku Masker,
Masker, dan Alat Pelindung Diri (APD) dengan mencabut Permendag Nomor 34 Tahun 2020.
Sedang diundangkan di Kumham.
 Menjaga neraca perdagangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah wabah pandemi Covid-19
di Indonesia dengan menyetujui ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri, dan Masker

 Revisi Permendag Nomor 118 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Barang Komplementer, Barang untuk Keperluan
Tes Pasar, dan Pelayanan Purna Jual
 Telah diusulkan tambahan daftar barang (Farmasi, Alat Pelindung Diri dan Masker, Hand Sanitizer, Disinfektan, dan
Refraktori)
24
INDUSTRI FARMASI
• Ketahanan kesehatan dan farmasi nasional rendah karena 95% Bahan Baku Obat (BBO) basis kimia merupakan import.
• Bahan baku alam belum banyak dikembangkan karena ketidakpastian pasar dan kurangnya dukungan pemerintah.
• Potensi pasar obat farmasi melalui program JKN sebesar 70 triliun rupiah
• Obat Modern Asli Indonesia (Fitofarmaka) sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat keanekaragaman hayati > 30.000
spesies tanaman. Penggolongan Obat Berbahan Alam
Obat Tradisional
Jamu Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka
• Bahan atau ramuan bahan yang berupa • Sediaan obat bahan alam yang telah • Sediaan obat bahan alam yang telah
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan dibuktikan keamanan dan khasiatnya dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik secara ilmiah dengan uji praklinik dan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau
• Bahan bakunya telah di standarisasi. uji klinik
campuran dari bahan tersebut, yang secara • Jumlah 69 produk • Bahan baku dan produk jadinya telah
turun-temurun telah digunakan untuk distandarisasi.
pengobatan berdasarkan pengalaman. • Jumlah 21 produk
• Keamanan dan khasiat terbukti secara
empiris
• Jumlah > 9000 produk

• Perusahaan yang sudah memproduksi Fitofarmaka: PT. Dexa Medica, PT. Nyonya Meneer, PT. Kimia Farma, PT. Ferron Par
Pharmaceutical, PT. Phapros, dan PT. Royal Medicalink Pharmalab.
• Permenperin ttg Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Produk Farmasi menggunakan konsep “processed based”
memiliki komposisi pembobotan sebagai berikut:
 Bahan baku sebesar 50%
 Penelitian dan Pengembangan sebesar 30% ;
 Proses produksi sebesar 15% ; dan
 Proses pengemasan sebesar 5%.
25

Anda mungkin juga menyukai