Askep Keluarga DM Kiki New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

T DENGAN DIABETES
MELLITUS

DI DESA JIWO KULON

DISUSUN OLEH:

KIKI CITRANINGRUM (1702063)

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TH.AJARAN 2019/2020
KONTRAK BELAJAR PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : Kiki Citraningrum


NIM : 1702063
KELAS/PRODI : 3B D3 Keperawatan

No. Tujuan Strategi Sumber Pencapaian Tujuan Pencapaian Nilai


Pembelajaran
1. Setelah mengikuti proses 1. Membua 1. Mahasiswa mampu 1. Penilaian mahasiswa
pembelajaran klinik case t laporan askep menerapkan etik dilakukan oleh
trigger. Mahasiswa diharapkan lengkap mulai sesuai dengan Etik Pembimbing Akademik,
mampu : pengkajian - Keperawatan. penilaian mahasiswa
1. Mengkaji data pasien evaluasi baik 2. Mahasiswa mampu menggabungkandua
dengan konsep dan individu dan membina komponen utama, yaitu
teori keperawatan kelompok. hubungan Komponen Proses dan
komunitas. 2. Mengiku interpersonal dan Komponen Laporan.
2. Merumuskan diagnosa ti ujian sesuai komunikasi Laporan Individu 20%
pada pasien di dengan kontrak terapeutik dengan 2. Soft skill / Perilaku
komunitas yang telah target individu, dan Profesional (Pre & Post
3. Memberikan asuhan disepakati antara kelompok. Conference) 20%
keperawatan mahasiswa, 3. Mahasiswa mampu 3. Responsi Laporan 20%
komunitas sesuai pembimbing dan memberikan 4. Mini cek 20%
konsep dan teori klien melalui asuhan
keperawatan daring. keperawatan pada
komunitas. individu dengan
4. Mahasiswa mampu menggunakan
memberikan asuhan konsep-konsep
keperawatan dasar dan asuhan
komunitas sesuai keperawatan
dengan permasalahan komunitas.
yang ditemukan. 4. Mahasiswa mampu
5. Mendokumentasikan memberikan asuhan
proses asuhan keperawatan pada
keperawatan kelompok resiko
komunitas atau masalah
kesehatan khusus
(Ibu Hamil, Balita,
Usia sekolah, dan
kelompok penderita
Penyakit Tidak
Menular) dengan
menggunakan
konsep dasar dan
asuhan keperawatan
kelompok.
5. Mahasiswa mampu
berkolaborasi
dengan tenaga
kesehatan yang ada
diwilayah tersebut.
2. Mahasiswa mampu
memberikan asuhan
keperawatan komunitas sesuai
dengan permasalahan yang
ditemukan.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Laporan Pendahuluan Kunjungan Ke :

Nama : Tn. T

NIM : 1702063

Kasus : Diabetes Mellitus

Waktu : 20 menit

A. Data fokus:
a. Data Subyektif : Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu.
pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat dan tidak pernah kontrol sampai saat ini. Pasien
mengatakan kadang badan tiba tiba terasa lemas dan pasien mudah merasa mengantuk.
b. Data Obyektif : TD: 120/85 mmHg
N: 85x/mnt
S: 36.5 0C
R: 22x/mnt
c. Pemeriksaan fisik : konjungtiva tidak anemis
d. Pemeriksaan penunjang : -

B. Diagnosa Keperawatan :
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Membina hubungan saling percaya antara pasien,keluarga,dan perawat
b. Tujuan Khusus
a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan maksud dan tujuan
c) Mengkaji masalah yang ada di keluarga
d) Menggali pemahaman keluarga tentang penyakit yang diderita
e) Mengukur tanda-tanda vital
f) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
D. Strategi Tindakan Keperawatan
a. Fase inisiasi : 5 menit
b. Fase kerja : 10 menit
c. Fase terminasi : 5 menit
E. Tindakan Keperawatan
a. Tujuan tindakan keperawatan
Untuk memperoleh hubungan yang lebih dekat antara perawat dengan keluarga dan
memudahkan untuk menggali masalah yang ada di keluarga tersebut.
b. Prinsip TindakanMenjaga kontak mata ketika berkomunikasi mendengarkan keluhan masalah pasien
dan keluarga dan memberikan respon serta solusi terkait masalah dalam keluarga yang sedang
dihadapai
c. Indikasi
Keluarga yang menjadi sasaran asuhan keperawatan dan bersedia dikaji masalah kesehatannya.
d. Kontraindikasi

e. Persiapan alat
a) Buku tulis dan bolpoin
f. Proses Tindakan
a) Memperkenalkan diri
b) Menggali masalah kesehatan yang sedang diderita
c) Menggali pemahaman tentang perawatan keluarga yang sakit.
d) Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya.

F. Evaluasi
Kunjungan pertama telah dilakukan dengan keluarga Tn. T dan bersedia dikaji masalaah
kesehatanny. Didapatkan data bahwa Tn.T Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes mellitus sejak
3 tahun yang lalu. pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat dan tidak pernah kontrol sampai saat
ini. Pasien mengatakan kadang badan tiba tiba terasa lemas dan pasien mudah merasa mengantuk. TD:
120/85 mmHg N: 85x/mnt , S: 36.5 0C, R: 22x/mnt. Untuk kontrak waktu selanjutnya hari Rabu,10 Juni
2020 pukul 10.00 WIB.
LAPORAN PENDAHULUAN CORONA VIRUS DESEASE

1. Definisi
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa
hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Kemenkes RI,2020).
2. Etiologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya
menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah
COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E,
alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory
Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-
CoV).14 Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil
analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus
yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu
Sarbecovirus.15 Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama
SARS-CoV.
Struktur genom virus ini memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya. Sekuens SARSCoV-
2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, sehingga muncul hipotesis
bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia.17
Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir perantara.1 Pada kasus COVID-19, trenggiling diduga
sebagai reservoir perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah yang mirip genomnya dengan
coronavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 (91%).18 Genom SARS-CoV-2 sendiri memiliki
homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar ZXC21 dan 82% terhadap SARS-CoV.19 Hasil
pemodelan melalui komputer menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki struktur tiga dimensi pada
protein spike domain receptor-binding yang hampir identik dengan SARS-CoV. Pada SARS-CoV,
protein ini memiliki afinitas yang kuat terhadap angiotensinconverting-enzyme 2 (ACE2).20 Pada
SARS-CoV-2, data in vitro mendukung kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan
reseptor ACE2.17 Studi tersebut juga menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor
coronavirus lainnya seperti Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) ( Woelfel R
dkk, 2019).
3. Tanda dan gejala
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam >38 0 C,batuk dan kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai
dengan sesak memberat,fatifue,myalgia,gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saliuran napas
lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat
dan progresif,seperti ARDS,syok septik, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul
ringan,bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,dengan
sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika
terinfeksi (PDPI,2020).
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi ringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala
utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok,kongesti
hidung,malaise,sakit kepala ,dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia
dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu,pada
beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatife ringan. Pada kondisi ini
pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi,sepsis atau napas pendek.
b. Pneumona ringan
Gejala umum dapat muncul seperti demam,batuk,dan sesak. Namun tidak ada tanda pneumonia
berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernafas.
c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:
- Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
- Tanda yang muncul yaitu takipnea,distress pernafasan berat atau saturasi okssigen pasien >90%
( PDIP,2020).
4. Patofisiologi
Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda
dengan SARSCoV yang sudah lebih banyak diketahui.30 Pada manusia, SARS-CoV-2 terutama
menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. SARS-CoV-2 akan berikatan dengan
reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope
spike virus akan berikatan dengan reseptor selular berupa ACE2 pada SARS-CoV-2. Di dalam sel,
SARS-CoV-2 melakukan duplikasi materi genetik dan mensintesis protein-protein yang dibutuhkan,
kemudian membentuk virion baru yang muncul di permukaan sel.
Sama dengan SARS-CoV, pada SARS-CoV-2 diduga setelah virus masuk ke dalam sel, genom
RNA virus akan dikeluarkan ke sitoplasma sel dan ditranslasikan menjadi dua poliprotein dan protein
struktural. Selanjutnya, genom virus akan mulai untuk bereplikasi. Glikoprotein pada selubung virus
yang baru terbentuk masuk ke dalam membran retikulum endoplasma atau Golgi sel. Terjadi
pembentukan nukleokapsid yang tersusun dari genom RNA dan protein nukleokapsid. Partikel virus
akan tumbuh ke dalam retikulum endoplasma dan Golgi sel. Pada tahap akhir, vesikel yang mengandung
partikel virus akan bergabung dengan membran plasma untuk melepaskan komponen virus yang baru.
Pada SARS-CoV, Protein S dilaporkan sebagai determinan yang signifikan dalam masuknya
virus ke dalam sel pejamu.31 Telah diketahui bahwa masuknya SARS-CoV ke dalam sel dimulai
dengan fusi antara membran virus dengan plasma membran dari sel.32 Pada proses ini, protein S2’
berperan penting dalam proses pembelahan proteolitik yang memediasi terjadinya proses fusi membran.
Selain fusi membran, terdapat juga clathrindependent dan clathrin-independent endocytosis yang
memediasi masuknya SARS-CoV ke dalam sel pejamu.
Faktor virus dan pejamu memiliki peran dalam infeksi SARS-CoV.35 Efek sitopatik virus dan
kemampuannya mengalahkan respons imun menentukan keparahan infeksi.36 Disregulasi sistem imun
kemudian berperan dalam kerusakan jaringan pada infeksi SARS-CoV-2. Respons imun yang tidak
adekuat menyebabkan replikasi virus dan kerusakan jaringan. Di sisi lain, respons imun yang berlebihan
dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Respons imun yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 juga belum sepenuhnya dapat dipahami,
namun dapat dipelajari dari mekanisme yang ditemukan pada SARS-CoV dan MERS-CoV. Ketika virus
masuk ke dalam sel, antigen virus akan dipresentasikan ke antigen presentation cells (APC). Presentasi
antigen virus terutama bergantung pada molekul major histocompatibility complex (MHC) kelas I.
Namun, MHC kelas II juga turut berkontribusi. Presentasi antigen selanjutnya menstimulasi respons
imunitas humoral dan selular tubuh yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik terhadap virus.
Pada respons imun humoral terbentuk IgM dan IgG terhadap SARS-CoV. IgM terhadap SAR-CoV
hilang pada akhir minggu ke-12 dan IgG dapat bertahan jangka panjang. Hasil penelitian terhadap
pasien yang telah sembuh dari SARS menujukkan setelah 4 tahun dapat ditemukan sel T CD4+ dan
CD8+ memori yang spesifik terhadap SARS-CoV, tetapi jumlahnya menurun secara bertahap tanpa
adanya antigen.
Virus memiliki mekanisme untuk menghindari respons imun pejamu. SARS-CoV dapat
menginduksi produksi vesikel membran ganda yang tidak memiliki pattern recognition receptors (PRRs)
dan bereplikasi dalam vesikel tersebut sehingga tidak dapat dikenali oleh pejamu. Jalur IFN-I juga
diinhibisi oleh SARS-CoV dan MERS-CoV. Presentasi antigen juga terhambat pada infeksi akibat
MERS-CoV
5. Penatalaksanaan Medis
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19, termasuk antivirus
atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah terapi simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal
napas dapat dilakukan ventilasi mekanik.88 National Health Commission (NHC) China telah meneliti
beberapa obat yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-CoV-2, antara lain inter feron alfa (IFN-α),
lopinavir/ritonavir (LPV/r), ribavirin (RBV), klorokuin fosfat (CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir
(arbidol).88 Selain itu, juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang sedang dalam uji coba di
tempat lain.
1) Terapi Etiologi/Definitif
Biarpun belum ada obat yang terbukti meyakinkan efektif melalui uji klinis, China telah membuat
rekomendasi obat untuk penangan COVID-19 dan pemberian tidak lebih dari 10 hari. Rincian dosis
dan administrasi sebagai berikut:
• IFN-alfa, 5 juta unit atau dosis ekuivalen, 2 kali/hari secara inhalasi;
• LPV/r, 200 mg/50 mg/kapsul, 2 kali 2 kapsul/hari per oral
• RBV 500 mg, 2-3 kali 500 mg/hari intravena dan dikombinasikan dengan IFN-alfa atau LPV/r
• Klorokuin fosfat 500 mg (300 mg jika klorokuin), 2 kali/ hari per oral
• Arbidol (umifenovir), 200 mg setiap minum, 3 kali/ hari per oral. Selain China, Italia juga
sudah membuat pedoman penanganan COVID-19 berdasarkan derajat keparahan penyakit:
1. Asimtomatis, gejala ringan, berusia <70 tahun tanpa faktor risiko: observasi klinis dan
terapi suportif.
2. Gejala ringan, berusia >70 tahun dengan faktor risiko dan bergejala demam, batuk, sesak
napas, serta rontgen menunjukkan pneumonia: LPV/r 200 mg/50 mg, 2 x 2 tablet per hari;
atau Darunavir/ritonavir (DRV/r) 800 mg/100 mg, 1 x 1 tablet per hari; atau
Darunavir/cobicistat 800 mg/150 mg, 1 x 1 tablet per hari; DAN klorokuin fosfat 2 x 500
mg/hari atau hidroksiklorokuin (HCQ) 2 x 200 mg/hari. Terapi diberikan selama 5-20 hari
berdasarkan perubahan klinis. 3. Pada kasus membutuhkan terapi oksigen atau perburuk
secara cepat, terapi poin 2 dihentikan dan diganti remdesivir (RDV) 200 mg (hari 1)
dilanjutkan 100 mg (hari 2-10) dan klorokuin 2 x 500 mg/hari atau HCQ 200 mg, 2 kali
perhari. Obat selama 5-20 hari berdasarkan perubahan klinis.
2) Serial foto thorax untuk menilai perkembangan penyakit
3) Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan distress napas, hipoksemia atau syok. Terapi
oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥92-95%
pada pasien hamil.
4) Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok pasien dengan SARI harus diperhatikan
dalam terapi cairannya, karena jika pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi
distress napas atau oksigenasi.
5) pemberian antibiotic empiris
6) Terapi simtomatik
Terapi simtomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika memang diperlukan.
7) Pemberian kortikosteroid sistematik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia atau ARDS
selain ada indikasi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Huang,C.,Wang,Y.,Li,X.,dkk. (2020). Clinical features of patient infected with 2019


novel coronavirus in wuhan,china. The Lancet. 24 jan 2020.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI
[Internet]. 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020 March 31]. Available from: https://
infeksiemerging.kemkes.go.id/.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.(2020). Panduan Praktis: Pneumonia 2019-nCoV.
PDPI:Jakarta
Rothan HA, Byrareddy SN. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19)
outbreak. J Autoimmun. DOI: 10.1016/j.jaut.2020.102433.
Woelfel R, Corman VM,dkk. (2020). Clinical presentation and virological assessment hospitalized cases of
coronavirus disease 2019 in a travel-associated transmission cluster. medRxiv. DOI:
10.1101/2020.03.05.20030502.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Puskesmas Wedi No. NIK
Nama Perawat yang Kiki Citraningrum Tanggal Selasa, 09-06-2020
mengkaji Pengkajian
1 DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. T Bahasa sehari- Jawa
hari
Alamat Rumah & Telp Jiwo Kulon,Trotok,Wedi,Klaten Jarak yankes Puskesmas Wedi
terdekat
Agama & Suku Islam & Suku Jawa Alat Sepeda Motor
Transportasi
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub dgn Um J Suku Pendi Pekerj Status TTV (TD, Status Alat
KK ur K dikan aan Gizi N, S, R) Imunisasi Bantu/
Terak Saat (TB, Dasar Protesa
hir Ini BB,
BMI)
1. Tn. T Suami 50 L Jawa SLTA Buruh TB: 158 TD: 120/85 - -
th cm mmHg
BB: 68 N: 85x/mnt
Kg S: 36.5 0C
R: 22x/mnt

2. Ny. M Istri 47 P Jawa SMP Buruh TB: 152 TD: 90/70 - -


th cm mmHg
BB: 60 N: 88x/mnt
Kg S: 36,6 0C
R: 22x/mnt

3. Nn. K Anak 2I P Jawa SMK pelajar TB: 151 TD: 110/70 - -


kandung th cm mmHg
BB: 53 N: 80x/mnt
Kg S: 36,5 0C
R: 21x/mnt

4 An. S Anak 14 Jawa SMP pelajar TB: TD:110/80 - -


Kandung th 148 cm mmHg
BB: 57 N:84x/mnt
Kg S: 36,70 C
R:20x/mnt

LANJUTAN
No Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Analisis Masalah
Umum Saat ini Penyakit/ Alergi Kesehatan INDIVIDU
1. Tn. T Keadaan Pasien mengatakan memiliki - Diabetes Mellitus
umum baik riwayat diabetes mellitus sejak 3
tahun yang lalu. pasien mengatakan
tidak mengkonsumsi obat dan tidak
pernah kontrol sampai saat ini.
Pasien mengatakan kadang badan
tiba tiba terasa lemas dan pasien
mudah merasa mengantuk.

2. Ny. M Keadaan Sehat - Tidak terdapat masalah


umum baik
3. Nn. K Keadaan Sehat - Tidak terdapat masalah
umum baik
4. An. S Keadaan Sehat - Tidak terdapat masalah
umum baik
2 DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
3 DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah : Kondisi rumah bersih, sedikit  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
berantakan, lantai sudah berkeramik, terdapat : Ya/ Tidak* : Iya di bantu oleh bidan yang ada di dekat
ventilasi jendela yang cukup. rumahnya.
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Cukup/Kurang*: cukup karena terdapat ventilasi Ya/ Tidak* : iya memberikan asi eksklusif oleh ibu selama
yang terdapat di rumah dan selalu di buka pada saat 6 bulan pertama.
pagi datang sampai sore.  jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan :
 Pencahayaan Rumah : Ya/ Tidak*Ya, biasanya menimbang di posyandu balita
Baik/ Tidak: Pencahayaannya baik karena terdapat setiap bulan pada saat ada posyandu.
banyak jendela dan lampu listrik.  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
 Saluran Buang Limbah : Ya/ Tidak* : iya keluarga biasanya meminum
Baik /Cukup/Kurang: baik karena pada rumahnya menggunakan air bersih dan biasanya di masak terlebih
sudah di terdapat saptitank untuk pembuangan dahulu dari air sumur.
limbahnya.  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
 Sumber Air Bersih : Ya/ Tidak* : Ya, menggunakan air sumur untuk kebersihan
Sehat/Tidak Sehat: sehat karena airnya bersih tidak diri seperti mandi, BAB, BAK dan lain-lain.
berbau dan tidak berwarna, warna airnya jernih serta  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
air bersih ini diambil dari sumur Ya/ Tidak*: Iya karena biasanya pasien mencuci tangan
 Jamban Memenuhi Syarat : menggunakan sabun sebelum dan setelah makan, atau setelah
Ya/Tidak* : memenuhi karena jambannya sudah melakukan aktivitas.
mempunyai sendiri dirumah tidak BAB di kebon, lalu  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Jambannya juga bersih. Ya/ Tidak: Iya, pasien sudah membuang sampah pada
 Tempat Sampah: tempatnya.
Ya/Tidak: sudah terdapat tong sampah di  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
rumahnya, lalu untuk membuangnya biasanya di Ya/ Tidak*: Iya, biasanya Ny.R menyapu halaman rumah
bakar di belakang rumahnya. setiap hari.
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Anggota Keluarga 8m2/orang : Ya/Tidak* Ya/ Tidak* : iya, setiap hari Ny.R masak dan makan
menggunakan sayur dan lauk pauk yang ada.
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak* : Iya pasien menggunakan jamban sendiri di
rumahnya.
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak*: iya biasanya seminggu sekali Ny.J dan
keluarga menguras bak mandi dan membuang sampah pada
tempatnya dan membakarnyaa.
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak* tidak,
karena pasien tidak terlalu suka buah.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* : Iya
karena pasien biasanya melakukan pekerjaan rumah
 Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak* Suami yang
merokok
4 KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA
KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak
Ada karena menurutnya anggota keluarga adalah hal yang harus di dahulukan, apabila ada yang sakit kita harus
membantu untuk meringankan masalah kesehatannya.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
Iya semua anggota keluarganya mengetahuinya karena masalah kesehatannya adalah masalah turun menurun dari
orang tuanya terdahulu atau penyakit menurun.
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:  Ya 
Tidak
Ya mengetahui tentang penyebab masalah kesehatan karena keluarga juga sudah mendapat penyuluhan dari
perawat puskesmas tentang terjadinya masalah kesehatan.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya
 Tidak : Ya, mengetahui karena apabila Tn. T sudah merasakan ada perubahan berkemih segera membelikan
obat atau membawanya ke pelayanan kesehatan terdekat.
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat :  Ya  Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: 
Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu pada tenaga kesehatan biasanya di beri penyuluhan dari bu perawat atau bu
kader tentang masalah kesehatan yang dialami oleh Tn. T
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Tidak perlu ditangani karena
akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
 Ya  Tidak, bisa dengan mengatur diit rendah gula, lalu meminum obat secara teatur.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , tidak mengetahui karena keluarga tidak tahu tentang kebutuhan pengobatannya.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak, karena keluarga mengerti cara merawat anggota keluarga yang sakit.
11) Keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, Iya dengan cara mengurangi makanan yang tinggi gula, menganjurkan istirahat pada keluarga
yang sakit.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, karena keluarga kurang mengetahui tentang memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
keluarga.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
 Ya  Tidak, jelaskan: karena keluarga kurang pengetahuan.
5 HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Perkenalan antara perawat Kunjungan Keempat (K-4) : keluarga belum melakukan
dengan keluarga, membina hubungan saling percaya, kunjungan ke Puskesmas selama 3 tahun. Keluarga
menggali mengenai masalah yang ada di keluarga, menunggu sakit baru ke Puskesmas. Perawat
melakukan pengkajian masalah yang ada di keluarga, menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang ke
menggali pemahaman keluarga tentang penyakit yang Puskesmas untuk kontrol secara rutin jangan menunggu
diderita, mampu mengenal tanda dan gejala diabetes serta saat sakit baru datang ke Puskesmas.
melakukan pengukuran tanda-tanda vital.

Perawat : Kiki Citraningrum Perawat : Kiki Citraningrum


Kunjungan Kedua (K-2) : Menanyakan kabar dan status Kunjungan Kelima (K-5) :
kesehatan keluarga, mengukur tanda-tanda vital, keluarga
mampu mengulangi tentang hal-hal yang di berikan pada
pertemuan pertama. Lalu pertemuan ke dua ini membahas
tentang Diit yang pas untuk diabetes / cara pencegahan
diabetes pada Tn. T yaitu dengan memberikan Penkes
tentang diit rendah gula.

Perawat : Kiki Citraningrum Perawat : Kiki Citraningrum


Kunjungan Ketiga (K-3) : Perawat menanyakan kabar Kunjungan Keenam (K-6) :
dan kondisi pasien saat ini, lalu bertanya tentang diit yang
telah dianjurkan oleh petugas kesehatan dan ternyata Tn.
T sudah melakukan apa yang di anjurkan seperti
mengurangi konsumsi gula yang berlebih.

Perawat : Kiki Citraningrum


Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.
Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Tn. T Diagnosis Medik : Hipertensi
Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ Rumah Sakit : Puskesmas
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran : CM  Edema  Bunyi jantung:  Pola BAK 5-6 x/hr,vol  Sianosis
GCS : C4. V5, M6 Reguler 500 ml/hr  Sekret / Slym
TD : 120/85 mm/Hg  Asites  Akral dingin  Hematuri 
R : 22 x/ menit  Tanda Perdarahan: Poliuria  Irama ireguler
S : 36,5 0C purpura/ hematom/  Oliguria   Wheezing
N : 85 x/ menit petekie/ hematemesis/ Disuria  Ronki
 Takikardia melena/ epistaksis*  Inkontinensia   Otot bantu napas
 Bradikardia  Tanda Anemia : Pucat/ Retensi  Alat bantu nafas
 Tubuh teraba hangat Konjungtiva pucat/  Nyeri saat BAK  Dispnea
 Menggigil Lidah  KemampuanBAK :  Sesak
pucat/ Bibir pucat/ Mandiri/  Stridor
Akral pucat* Bantu  Krepirasi
 Tanda Dehidrasi: sebagian/tergantung*
mata cekung/ turgor kulit  Alat bantu: Tidak/Ya*
berkurang/ bibir kering *  Gunakan
 Pusing  Obat :Tidak/Ya*
Kesemutan  Kemampuan BAB
 Berkeringat  Rasa Haus :Mandiri/
 Pengisian kapiler  2 Bantu
detik sebagian/tergantung*
 Alat bantu: Tidak/Ya*

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori


 Mual Muntah  Kembung  Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Nafsu Makan :  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada
Berkurang/Tidak*  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas pada
 Sulit Menelan Nyeri otot/tulang*  Alat bantu  Disorientasi
 Disphagia  Drop Foot Lokasi  Parese
 Bau Nafas  Tremor Jenis  Visus  Halusinasi
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Malaise / fatique  Disartria
geraham/rahang/palatum*  Atropi Fungsi pendengaran :  Amnesia
 Distensi Abdomen  Kekuatan otot 5/5/5/5  Paralisis
 Bising Usus: 12x/ mnit  Postur tidak normal  Kurang jelas  Refleks patologis
 Konstipasi  RPS Atas : bebas/  Tuli  Kejang : sifat lama
 Diare x/hr terbatas/  Alat bantu frekwensi
 Hemoroid, grade kelemahan/ kelumpuhan  Tinnitus Fungsi Penciuman
 Teraba Masa abdomen (kanan / kiri)* Fungsi Perasa  Mampu
 Stomatitis  Warna  RPS Bawah  Mampu  Terganggu
 Riwayat obat pencahar :bebas/terbatas/  Terganggu
 Maag kelemahan/kelumpuhan
 Konsistensi (kanan / kiri)* Kulit
Diet Khusus: Tidak/Ya*: diit  Berdiri : Mandiri/ Bantu  Jaringan parut  Memar  Laserasi 
rendah gula sebagian/tergantung* Ulserasi  Pus
 Kebiasaan makan-minum :  Berjalan : Mandiri/ Bantu  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
Mandiri/ Bantu sebagian/ sebagian/tergantung*  Luka bakar Kulit Derajat  Perubahan warna
Tergantung*  Alat Bantu : Tidak/Ya*  Decubitus: grade Lokasi
 Alergi makanan/minuman :  Nyeri : Tidak/Ya* nyeri Tidur dan Istirahat
Tidak/Ya pada kepala bagian  Susah tidur
 Alat bantu : Tidak/Ya* belakang.
 Waktu tidur: 21.00- 05:00 WIB.
 Bantuan obat

Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-


 Cemas  Denial   Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor hari
Marah Keluarga :  Mata kotor  Kulit  Mandi : Mandiri/ Bantu
 Takut  Putus asa Baik/ tehambat*. kotor sebagian/tergantung*
Depresi  Berkomunikasi :  Perineal/genital kotor  Berpakaian : Mandiri/
 Rendah diri  Menarik Lancar/ terhambat*  Hidung kotor  Kuku Bantu
diri  Kegiatan sosial sehari- kotor sebagian/tergantung*
 Agresif Perilaku hari :  Telinga kotor  Menyisir Rambut :
kekerasan -Mengikuti arisan PKK  Rambut-Kepala kotor Mandiri/
 Respon pasca trauma setiap bulannya. Bantu
 Tidak mau melihat bagian sebagian/tergantung*
tubuh yang rusak
Keterangan Tambahan terkait Individu
1 Tn. T mengatakan memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu
2 Tn. T mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
3 Tn. T mengatakan tidak pernah kontrol selama 3 tahun
4 Tn. T mengetahui bahwa ia harus minum obat dan kontrol secara rutin tetapi ia tidak pernah
melakukannya
5 Tn. T mengatakan badannya kadang tiba-tiba merasa lemas
6 Tn.T mengatakan mudah merasa mengantuk

Diagnosis Keperawatan Individu/ Keluarga


1. Resiko infeksi
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Skoring
a. Resiko Infeksi keluarga Tn T
No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: Resiko 1 2/3x1 = 1,5 Penyakit Covid-19 berisiko
menularkan kepada anggota
keluarga akibat dari pemeliharaan
lingkungan yang tidak sehat dan
kurang bersih
2. Kemungkinan dapat di 2 2/2x2 = 2 Teknologi kesehatan yang sudah
ubah : Mudah berkembang, kemauan keluarga
untuk mencegah penularan,
pendidikan keluarga tertinggi
SMA dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang mudah di
jangkau.
3. Potensi masalah dapat 1 2/3x1 = 1,5 Keluarga hanya mengetahui cara
dicegah : Sedang merawat hanya dengan minum
obat dari dokter.
4. Menonjolanya masalah 1 2/2x1 = 1 Keluarga merasa masalah harus
segera ditangani agar tidak
menyebarkan penularan.
Total 6

b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan

. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah 1 3/3x1=1 Tn. T menderita diabetes mellitus sejak 3
tahun yang lalu, keluarga menyarankan
untuk beristirahat apabila gejala muncul
lagi dan Tn. T tidak pernah kontrol
2. Kemungkinan 2 2/2 x 2= 2 Teknologi kesehatan yang sudah
masalah dapat berkembang, kemampuan keluarga untuk
diubah mengubah pola diet makanan diabetes
mellitus,dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang mudah dijangkau.
3. Potensial masalah 1 2/3 X 1 = Masalah ini sudah lama terjadi dan
untuk dicegah 1,5
keluarga sudah berupaya merawat dan
mengobati anggota keluarga yang sakit
dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.

4. Menonjolnya 2 2/2x1= 1 Keluarga merasa masalah harus segera


masalah ditangani agar kadar gula darah tidak
tinggi dan tidak menimbulkan
komplikasi. .
Prioritas masalah berdasarkan skor

1. Resiko infeksi
2. Ketidakefektifan manajemen keluarga pada Tn. B
( Dengan skor dengan skor 4 1/6 )
MENGETAHUI :
Nama Koordinator Tanggal/
Perkesmas Tandatangan

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Fasilitas Yankes Puskesmas Wedi No. Register


Nama Perawat Kiki Citraningrum Nama Tn. M
Penanggungjawab/
KK
Nama Individu/ Tn. T Alamat Jiwo Kulon,Trotok,Wedi,Klaten
Keluarga/ Kelompok
Penyakit/ Masalah Diabetes Mellitus
Kesehatan

Tgl/ Diagnosa Tujuan Noc (perencanaan) Nic (Intervensi)


No
1. Resiko infeksi Setelah Setelah dilakukan tindakan 1) Bina hubungan saling percaya
dilakukan keperawatan selama 3x30 2) Monitor TTV
kunjungan menit diharapkan keluarga 3) Lakukan pengkajian pada Tn. T
diharapkan dapat mencegah resiko 4) Ajarkan cara mencuci tangan
keluarga infeksi dengan KH : dengan tepat
dapat 1) mengidentifikasi 5) Anjurkan pasien dan keluarga
mencegah faktor resiko untuk meningkatkan intake
terjadinya 2) memodifikasi gaya nutrisi yang tepat
resiko infeksi hidup untuk 6) Anjurkan asupan cairan yang
mengurangi resiko tepat
3) mengenali 7) Anjurkan pasien dan keluarga
perubahan status untuk melakukan pola hidup
kesehatan bersih dan sehat
4) Mengenali 8) Ajarkan pasien dan keluarga
kemampuan untuk mengenal tanda dan gejala
merubah perilaku infeksi
5) Menggunakan
fasilitas kesehatan
yang sesuai dengan
kebutuhan

1.

2. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor TTV


manajemen dilakukan keperawatan selama 3x30 2) Kaji asupan makanan dan kebiasaan
kesehatan kunjungan menit diharapkan keluarga makan pasien
diharapkan dapat meningkatkan 3) Jelaskan pengertian, tujuan
keluarga keefektifan manajemen perawatan diabetes mellitus
dapat kesehatan keluarga dengan 4) Berikan penjelasan pada keluarga
meningkatka KH: tentang diit yang sesuai untuk
n manajemen 1) Peran diit dalam penderita diabetes yaitu diit rendah
kesehatan mengontrol kadar gula
keluarga glukosa darah 5) Anjurkan pasien untuk tetap cek gula
2) Pencegahan darah secara rutin
hiperglikemia 6) Anjurkan pasien untuk
3) Pengetahuan mengontrolkan diri ke puskesmas
regimen terapi secara rutin
pengobatan 7) Anjurkan pasien dan keluarga untuk
selalu memperhatikan diit yang
dilakukan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Fasilitas Yankes Puskemas Wedi No. Register
Nama Perawat Kiki Citraningrum Nama Ny. M
Penanggungjawab/ KK
Nama Individu/ Tn. T Alamat Jiwo Kulon, Trotok, Wedi,
Keluarga/ Kelompok Klaten
Penyakit/ Masalah Diabetes Mellitus
Kesehatan

TGL/N DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TT


O D
09 Juni Resiko infeksi 1) Bina hubungnan saling S : Pasien mengatakan memiliki riwayat
2020 dan percaya diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu.
Jam ketidakefektifa 2) Monitor TTV pasien mengatakan tidak mengkonsumsi
11.00 n manajemen 3) Melakukan pengkajian obat dan tidak pernah kontrol sampai
WIB kesehatan pada Tn. T saat ini. Pasien mengatakan kadang
badan tiba tiba terasa lemas dan pasien
mudah merasa mengantuk.

O : TD: 120/85 mmHg


N: 85x/mnt
S: 36.5 0C
R: 22x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Monitor TTv
2) Ajarkan pasien dan keluarga
mengenal tanda dan gejala
infeksi
3) Jelaskan pengertian, tujuan
perawatan diabetes mellitus
4) Kaji asupan makanan dan
kebiasaan makan pasien

12 Juni Resiko infeksi 1) Monitor TTV S : Pasien mengatakan bersedia


2020 2) Mengajarkan pasien dan diajarkan mengenal tanda dan
Jam 10 keluarga mengenal tanda dan gejala infeksi
WIB gejala infeksi O : Pasien terlihat kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Monitor TTV
2) Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
meningkatkan intake nutrisi
yang tepat
3) Anjurkan asupan cairan
yang tepat

S: Pasien mengatakan bersedia


diberikan penjelasan mengenai
perawatan diabetes mellitus dan
pasien mengatakan pola makan
1) Menjelaskan pengertian, tidak terkontrol
Ketidakefektif tujuan perawatan diabetes O : -pasien terlihat kooperatif
an mellitus -pasien bisa menjawab pertanyaan
Jam manajemen 2) Mengkaji asupan makanan A: Masalah belum teratasi
10.15 kesehatan dan kebiasaan makan pasien P : Lanjutkan intervensi
1) Anjurkan pasien dan
keluarga untuk selalu
memperhatikan diit yang
dilakukan
2) Berikan penjelasan pada keluarga
tentang diit yang sesuai untuk
penderita diabetes yaitu diit
rendah gula

13 Juni Resiko infeksi 1) Monitor TTV S : Pasien mengatakan akan


2020 2) Menganjurkan pasien mematuhi anjuran yang
Jam dan keluarga untuk diberikan tenaga kesehatan
15.00 meningkatkan intake O : Pasien terlihat kooperatif
nutrisi yang tepat
TD : 120/80
3) Menganjurkan asupan
N : 84x/menit
cairan yang tepat
RR : 20x/menit
S: 36,70C
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervemsi
1) Anjurkan pasien dan
keluarga untuk melakukan
pola hidup bersih dan sehat
2) Ajarkan cara mencuci
tangan dengan tepat
S : Pasien mengatakan bersedia
diberi penjelasan mengenai diit
1) Menganjurkan pasien dan diabetes mellitus dan akan
keluarga untuk selalu melakukan diit yang dianjurkan
memperhatikan diit yang tenaga kesehatan
dilakukan O: -Pasien terlihat kooperatif
Ketidakefektif 2) Memberikan penjelasan - Pasien terlihat paham yang
an pada keluarga tentang diit
dijelaskan tenaga kesehatan
Jam manajemen yang sesuai untuk
A : Masalah belum teratasi
15.20 kesehatan penderita diabetes yaitu
diit rendah gula P : Lanjutkan intervensi
1) Anjurkan pasien untuk tetap
cek gula darah secara rutin
2) Anjurkan pasien untuk
mengontrolkan diri ke puskesmas
secara rutin

14 Resiko infeksi 1) Menganjurkan pasien S : Pasien mengatakan bersedia


Juni dan keluarga untuk diajarkan cara mencuci tangan
2020 melakukan pola hidup yang benar
Jam bersih dan sehat O:- Pasien terlihat kooperatif
10.00 2) Menganjurkan cara -Pasien terlihat
WIB mencuci tangan dengan mempraktikkan cara cuci tangan
tepat yang benar
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1) Monitor TTV
2) Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
meningkatkan intake
nutrisi yang tepat
3) Anjurkan asupan
cairan yang tepat

S : Pasien mengatakan tidak mau


cek gula darah secara rutin dan
tidak mau control
O : Pasien terlihat kooperatif
1) Menganjurkan pasien untuk A : Maaalah belum teratasi
tetap cek gula darah secara P : Lanjutkan intervensi
rutin 1) Jelaskan pengertian, tujuan
Ketidakefektif 2) Menganjurkan pasien untuk perawatan diabetes mellitus
an mengontrolkan diri ke
manajemen puskesmas secara rutin
Jam kesehatan
10.15
WIB
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai