LP Nok
LP Nok
LP Nok
Pengertian
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
(Wiknjosastro, 2005)
antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovari
Fungsi ovarium dapat terganggu oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit
(Wiknjosastro, 2005). Jadi, dapat disimpulkan ovarektomi dextra atas indikasi kista
Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi eksterna dan organ reproduksi
interna.
Organ reproduksi wanita eksterna sering disebut sebagai vulva yang mencakup
semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang dimulai dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, himen, vestibulum, kelenjar bartholini dan
kemaluan. Setelah pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang
b. Labia Mayora
dibagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar
c. Labia minora
dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan
d. Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.
e. Hymen
Merupakan selaput yang menutupi bagian lubang vagina luar. Pada umumnya
hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan
dalam rahim).
f. Vestibulum
Bagian kelamin yang dibasahi oleh kedua labia kanan – kiri dan bagian atas
oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian
g. Orifisium Uretra
Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1 sampai 1,5
cm di bawah arkus pubis dan dekat bagian atas liang vagina. Meatus uretra
terletak di dua pertiga bagian bawah uretra terletak tepat di atas dinding
anterior vagina.
h. Orifisium Vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
i. Vagina
Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi membran
dari jenis epithelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh darah dan
serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum sampai uterus adalah 7,5 cm.
Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Pada
puncak vagina menonjol leher rahim yang disebut porsio. Bentuk vagina
sebelah dalam berlipat – lipat disebut rugae. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran luar dari uterus yang dilalui secret uterus dan aliran
j. Perinium
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum kurang lebih 4
cm. Jaringan utama yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan
urogenital.
2. Alat Kelamin Dalam (Genetalian Interna)
Genetalia interna adalah alat reproduksi yang berada didalam dan tidak dapat
a. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul
kecil diantara rectum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak
kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh ligament yang kuat,
sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim
berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas. Dari bagian atas rahim
kedudukan rahim menjadi kearah depan. Rahim juga merupakan jalan lahir
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai
tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut
3) Serviks uteri
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral,
dengan panjang sekitar 12cm. Tuba fallopi merupakan bagian yang paling
(infertilitas). Fungsi tuba fallopi sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu
dalam rahim.
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim
infundibulopelvicum.
Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga
mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.
tuba fallopi dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif tehadap
individu wanita mempunyai bentuk dan ukuran rongga panggul (pelvis) yang
berbeda satu sama lain. Bentuk dan ukuran ini mempengaruhi kemudahan suatu
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non
neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu
ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium
1. Non-neoplastik (fungsional)
a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi.
Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum disusul
dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.
Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
b. Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Bila
terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan yang
jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan
fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang pernah
dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau
bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau
putih kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum.
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, tetapi
ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephitelium).
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary bedanya ialah bahwa tumor
ini bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-
selnya pada tumor ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran yang
besar. Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada salah satu
payudara.
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari pertumbuhan, aktivitas
1. Akibat pertumbuhan,
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut.
Tekanan terhadap alat – alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang – kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala – gejala klinik yang minimal.
Akan tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya putaran
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista dermoid
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika
robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas
e. Perubahan keganasan
mencurigakan. (Wiknjosastro,2005)
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari bagian ovum yang
atas sel – sel embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan
kental, berwarna kuning, yang timbul dari lapisan kulit. Kista dermoid hanya
merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe lainnya dapat terjadi
E. Manifestasi Klinis
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun
sudah terkena.
5. Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau diare,
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid,
dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
3. Foto Rontgen
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites. Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemari cavum peritonei dengan isi
G. Penatalaksanaan
a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,
menghilangkan kista.
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan
tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
H. Pengkajiaan fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting dilakukan baik saat klien pertama kali masuk rumah sakit maupun
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku /
2. Riwayat Kesehatan
ketidaknyamanan.
c. Riwayat Kesehatan dahulu : pernahkah menderita penyakit seperti yang
3) Riwayat persalinan
4) Riwayat KB
2. Ukur tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, Respiration Rate.
5. Pengkajian Abdomen
hematokrit, lekosit)
2. Terapi : terapi yang diberikan post operasi baik injeksi maupun peroral sesuai
Data yang diperoleh dalam kasus kista ovarium menurut Doenges (2000) adalah
sebagai berikut :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan jam
2. Makanan / cairan
3. Neurosensori
Gejala : pusing
4. Nyeri / kenyamanan
5. Eliminasi
6. Pernapasan
Gejala : Faktor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan
8. Sirkulasi
9. Keamanan
10.Seksualitas
11.Interaksi Sosial
Pathways Keperawatan
Penyebab
- Degenerasi ovarium
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Post Operasi
Intervensi
a. Kaji posisi lidah, pastikan bahwa lidah tidak ada yang jatuh ke belakang,
b. Jaga bagian kepala tempat tidur tetap tinggi, jika tidak ada kontraindikasi.
d. Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan dengan tisu atau penghisap
dengan perlahan-lahan.
e. Anjurkan pada keluarga untuk tidak memberikan minum saat klien belum sadar
penuh.
Tujuan : individu menyatakan cedera lebih sedikit dan rasa takut cedera berkurang,
bila memungkinkan.
Intervensi :
a. Awasi individu secara ketat selama beberapa malam pertama untuk menjaga
keamanan.
Rasional : memantau aktivitas pasien.
e. Letakkan pispot dekat tempat tidur atau pispot kursi di depan pasien.
kamar mandi.
3. Nyeri (akut) : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen. (Doenges,
1999)
Kriteria Hasil : klien rileks, mampu tidur atau istirahat dengan tepat.
Intervensi
telentang.
ketidaknyamanan.
d. Ajarkan penggunaan manajemen nyeri (teknik relaksasi, distraksi). Misal
(Carpenito, 2006)
Kriteria Hasil : ungkapkan rasa nyaman dan puas, melakukan kegiatan perawatan
Intervensi
c. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan seperti : makan, mandi, personal hygiene.
(Doenges, 1999)
Ra sional : memberikan deteksi dini terjadi proses infeksi, dan /atau pengawasan
penyembuhan.
Kriteria hasil : menunjukan bunyi bising usus / aktivitas peristaltik usus aktif,
Intervensi
b. Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
Rasional : ambulasi dini membantu merangsang fungsi intestinal dan
mengembalikan peristaltik.
dimulai.
badan yang diinginkan dengan normalisasi nilai laboratorium, tak ada tanda – tanda
malnutrisi.
Intervensi
mencerna / makan makanan, missal : status puasa, mual, ileus paralitik setelah
selang dilepaskan.
metabolik.
c. Auskultasi bising usus
d. Berikan cairan 1V, misalnya : albumin, lipid, elektrolit. Suplemen vitamin dengan
informasi.
Intervensi
belajar.
b. Berikan informasi tentang penyakit yang diderita dengan bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti.