Perkerasan Jalan
Perkerasan Jalan
Perkerasan Jalan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Survei Jenis Kerusakan Jalan di
Jalan Tukad Pekerisan Panjer. Selain itu tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. I
Wayan Muliawan, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Perkerasan Jalan yang
membimbing kami.
Adapun tujuan pelaksanaan survei ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui jenis
kerusakan jalan dan lingkungan disekitar jalan yang berdampak langsung terhadap kerusakan
jalan. Akhir kata kami harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 9
Penulis
1.1 Latar Belakang
Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan dua tempat atau lebih. Jalan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperlancar perekonomian, mendukung
perkembangan sosial dan memperlancar pembangunan suatu daerah sehingga taraf hidup
masyarakat akan meningkat. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel,bagian terpenting dari perencanaan jalan adalah perencanaan perkerasan untuk jalan
tersebut.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah atau
batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah
liat.Bangunan jalan atau lebih dikenal dengan konstruksi perkerasan jalan lentur biasanya terbuat
dari material dasar aggregat dan aspal. Aspal adalah material yang berwarna hitam dengan aroma
khas, yang akan berbentuk cair pada suhu yang tinggi dan berbentuk padat pada suhu rendah.
Aspal yang sering digunakan untuk membuat perkerasan jalan dikenal dengan nama hot mix atau
aspal panas. Sedangkan aggregat adalah batuan yang terdiri dari batu besar hingga kecil. Dapat
digunakan sesuai kebutuhan konstruksi.
Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis bertujuan untuk menerima beban kendaraan
yang melaluinya dan meneruskan kelapisan dibawahnya. Biasanya material yang digunakan pada
lapisan-lapisan perkerasan jalan semakin kebawah akan semakin berkurang kualitasnya. Karena
lapisan yang berada dibawah lebih sedikit menahan beban, atau menahan beban lebih ringan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang sangat penting untuk yang akan kita dapat dalam survey ini adalah:
1. Dapat mengetahui mengetahui jenis-jenis kerusakan Jalan,
2. Dapat mengetahui cara meminimalisir kerusakan yang terjadi di jalan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Seringkali, kita masih menjumpai rusaknya prasarana jalan di sekitar kita, seperti jalan
lingkungan perumahan, jalan dan gang kampung, jalan lingkungan perkantoran dan
hotel/apartemen, jalan yang dilalui kendaraan dengan beban gardan ringan ataupun berat. Hal ini
biasanya diperparah lagi pada musim penghujan seperti pada saat ini. Pada berbagai tingkat
kerusakannya, kerusakan jalan terkadang menyebabkan kubangan-kubangan, jalan longsor dan
sebagainya.
Secara teknis, kerusakan jalan menunjukkan suatu kondisi dimana struktural dan
fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang
melintasi jalan tersebut. Kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan yang akan melintasi suatu jalan
sangat berpengaruh pada desain perencanaan konstruksi dan perkerasan jalan yang dibuat.Sama
dengan bangunan gedung, dimana konstruksinya direncanakan berdasarkan dengan beban-beban
yang nantinya bekerja sesuai pada fungsi bangunan gedung itu sendiri. Konstruksi jalan harus
direncanakan mampu menahan beban lalu lintas di atasnya tanpa mengalami kegagalan.
Berikut ini jenis-jenis kerusakan jalan aspal, penyebab dan solusinya.
Jenis kerusakan jalan aspal yang berupa retak lelah dan deformasi di hampir semua
lapisan jalan ini terutama bisa ditemui di jalan-jalan antar provinsi. Penyebabnya tak lain
banyaknya kendaraan berat yang lalu lalang seperti bus dan truk. Beban kendaraan yang
berat mengakibatkan di setiap lapisan perkerasan terjadi regangan dan tegangan. Beban
kendaraan yang terus melintas pada akhirnya membuat munculnya retak lelah serta
deformasi.Jika retak lelah dan deformasi dibiarkan saja, maka ketika musim hujan bisa
dipastikan air akan masuk ke dalam retakan dan mengubah retakan menjadi lubang yang
semakin lama semakin besar. Karena itu sebaiknya begitu terjadi retak lelah dan deformasi,
perbaikan harus segera dilakukan dengan penambalan-penambalan.Jalan-jalan dengan
perkerasan aspal sesungguhnya tidak cocok dilalui oleh jenis-jenis kendaraan berat.
Kendaraan berat sebaiknya diarahkan untuk melintasi jalan-jalan beton yang memiliki
struktur lebih kuat dibandingkan jalan-jalan dengan perkerasan aspal,
2. Retak
Ada berbagai jenis retak yang bisa terjadi pada jalan perkerasan aspal, antara lain retak
kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu, retak refleksi, retak susut, dan retak slip.
Salah satu faktor terbesar penyebab retak tersebut adalah buruknya sistem drainase jalan.
Karena itu, solusinya tak cukup hanya dengan menambal retakan-retakan yang ada. Sistem
drainase perlu dibangun sehingga jenis kerusakan yang sama tidak terjadi lagi.Sistem
drainase yang baik untuk perkerasan jalan aspal harus bisa membuang atau mengalirkan air
dengan cepat ke saluran drainase buatan ataupun ke sungai. Sistem drainase ini juga harus
mampu membuang air hujan atau air dari sumber-sumber lainnya dan mengendalikan air
bawah tanah yang bisa menyebabkan erosi atau kelongsoran. Sistem drainase yang sudah
dibangun harus benar-benar terawat dan berfungsi. Sistem drainase perlu dibersihkan secara
berkala dari sampah dan rumput agar tetap bisa mengalirkan air dengan lancar.Idealnya,
pembangunan jalan dengan perkerasan jalan aspal harus disertai pula dengan pembangunan
sistem drainase. Jika tidak, bisa dipastikan kerusakan jalan aspal tak bisa dihindari. Dalam
membangun sistem drainase jalan, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan antara
lain, kondisi topografi sepanjang jalan untuk menentukan bentuk dan kemiringan yang
mempengaruhi aliran air, analisa curah hujan maksimum dalam satu tahun pada daerah di
area jalan aspal, dan perencanaan sistem drainase agar tidak mengganggu drainase yang telah
ada.
3. Distorsi
Distorsi atau perubahan bentuk pada perkerasan jalan aspal bisa terjadi dikarenakan tanah
dasar yang lemah dan pemadatan yang kurang optimal di lapisan pondasi. Distorsi yang
terjadi pada jalan aspal bisa berupa amblas, jembul, keriting dan alur.Kerusakan jalan aspal
berupa distorsi tidak cukup diperbaiki hanya dengan melakukan penambalan saja. Perbaikan
kerusakan distorsi terbilang cukup rumit dan memakan waktu yang tak sebentar. Distorsi
pada jalan perkerasan aspal sebaiknya diperbaiki dengan menggaruk kembali, dipadatkan
kembali, lalu dilakukan penambahan lapisan permukaan baru.Tahap pemadatan pada proses
pembangunan jalan memang harus dilakukan dengan cermat. Pemadatan wajib dilakukan
untuk meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil pengaruh air terhadap tanah dan
memperkecil daya rembesan air pada tanah. Tahap pemadatan ini dilakukan lapisan demi
lapisan sehingga diperoleh kepadatan yang ideal.Tahap pemadatan ini umumnya
menggunakan alat bantu. Contohnya saja penggilas three wheel roller atau penggilas Mac
Adam dengan bobot antara 6 ton hingga 12 ton yang digunakan untuk memadatkan material
berbutir kasar, tandem roller dengan bobot antara 8 ton sampai dengan 14 ton yang berfungsi
untuk mendapatkan permukaan lapisan yang agak halus, dan pneumatik tired roller yang
cocok dipakai untuk penggilasan tanah lempung, pasir dan bahan yang granular.
4. Kegemukan
Kerusakan kegemukan yang dimaksudkan berupa permukaan jalan aspal yang menjadi
licin. Kerusakan ini terjadi saat temperatur naik sehingga aspal menjadi lunak dan jejak roda
kendaraan akan membekas pada permukaan lapisan jalan. Kerusakan yang disebut
kegemukan ini biasanya terjadi pada jalan aspal yang menggunakan kadar aspal tinggi pada
campuran aspal atau dikarenakan pemakaian aspal yang terlalu banyak pada tahapan prime
coat. Kerusakan jenis ini biasanya dapat diatasi dengan menghamparkan atau menaburkan
agregat panas yan kemudian dipadatkan. Atau bisa juga dilakukan pengangkatan lapisan
aspal dan lantas diberi lapisan penutup.
5. Lubang-lubang
6. Pengausan
Kerusakan pengausan ditandai dengan permukaan jalan aspal yang menjadi licin.
Kerusakan ini sepertinya terlihat sepele, padahal kenyataannya kerusakan ini bisa
membahayakan pengguna jalan. Kendaraan yang melintas menjadi lebih mudah tergelincir
pada kondisi jalan seperti ini.Pengausan dapat terjadi dikarenakan penggunaan agregat yang
tidak tahan aus terhadap roda-roda kendaraan atau agregat yang tidak berbentuk cubical,
misalnya agregat berbentuk bulat dan licin. Kerusakan semacam ini bisa diatasi dengan
menutup area permukaan jalan aspal yang rusak dengan buras, latasir atau latasbun.
7. Stripping
Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan di Jalan Tukad Pakerisan Panjer,kami
menemukan beberapa kerusakan jalan maupun bangunan penunjang lainnya seperti trotoar dan
saluran drainase jalan tersebut,namun kerusakan jalan di jalan tersebut masih dalam kondisi yang
layak.
Berikut adalah beberapa foto dan penjelasan tentang kerusakan jalan yang terjadi di jalan
Tukad Pakerisan Panjer :
Lebar celah retak ≥ 3 mm dan saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil
yang menyerupai kulit buaya atau kawat untuk kandang ayam. Umumnya daerah dimana terjadi
retak kuliat buaya tidak luas. Jika daerah terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini
disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan
permukaan tersebut.
Yang dimaksud retak halus adalah retak yang terjadi mempunyai lebar celah ≤ 3 mm.
Sifat penyebarannya dapat setempat atau luas pada permukaan jalan.
Kemungkinan penyebab:
1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.
2. Pelapukan permukaan.
3. Air tanah pada badan perkerasan jalan.
4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.
Penyebab:
1. Sokongan bahu samping kurang baik,seperti gambar dibawah tanah longsor ke daerah
aliran drainase akibat pengikisan.
2. Drainase kurang baik,salurannya terdapat banyak sampah dan sedimen yang
menumpuk.
3. Akar tanaman yang tumbuh ditepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya
retak tepi