Makalah Post Op Craniotomy
Makalah Post Op Craniotomy
Makalah Post Op Craniotomy
DISUSUN OLEH :
YUNIYANTI HASAN
G3A019190
Cedera bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai geger otak. Luka
terbuka dari dari tengorokan ditandai kerusakan otak. Luasnya luka bukan
merupakan indikasi berat ringannya gangguan. Pengaruh umum cedera kepala
dari tinggak ringan samapi tingkat berat adalah edema otak, deficit densori dan
motoric, peningkatan intra kranial. Kerusahan selanjutnya timbul hermiasi otak,
isoheni otak dan hypoxia.
Cedera pada otak bisa berasal dari trauma langsung atau tidak langsung
pada kepala. Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya tahanan atau
keluaran yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher. Trauma
langsung bila kepala langsung terluka. Semua ini berakibat terjadinya akselerasi-
deselerasi dan pembentuksn rongga (dilespasnya gas, dari cairan lumbal, darah,
dan jaringan otak). Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan
isinya, rusaknya otak oleh kompresi, goresan atau tekanan.
Cedera akselerasi terjadi bila kepala kena benturan dari objek yang
bergerak dari objek yang bergerak dan menimbulkan gerakan. Akibat dari
kekuatan akselerasi, kikiran atau kontusi pada lobus oksipital dan frontal, batang,
otak dan cerebelum dapat terjadi.
Perdarahan akibat trauma cranio cerebral dapat terjadi pada lokasi-lokasi
tersebut: kulit kepala, epidural, subdural, intracerebral, intraventricular. Hematom
subdural dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1. Conscussion/comosio/memar
Merupakan cedera kepala tertutup yang ditandai oleh hilan
gnya kesadaran, perubahan persepsi sensori, karakteristik gejala:
sakit kepala, pusing, disorientasi.
2. Contusio cerebri.
Termasuk didalamnya adalah luka memar, perdarahan dan
edema. Dapat terlihat pada lobus frontal jika dilakukan lumbal
pungkri maka lumbal berdarah.
3. Lacertio cerebri
Adanya sobekan pada jaringan otak sehingga dapat terjadi
tidak sarah/pingsan, hemiphagia, dilatasi pupil.
e. Manifestasi klinik
1. Perubahan dan kesadran/perubahan perilaku.
2. Gangguan penglihatan dan berbicara.
3. Mual dan muntah.
4. Pusing.
5. Keluar cairan cerebro spinal dari lubang hidung dan telinga.
6. Hemiparesis.
7. Terjadi peningkatan intracranial
f. Pemeriksaan penunjang
1. CT Scan (tanpadengan kontras)
Tujuan : mengidentifikasi adanya syok hemoragik. Menentukan
ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak.
Catatan : pemeriksaan berulang mungkin diperlukan karena pada
iskemia/infark mungkin tidak terdeteksi dalam 24-72 jam pasca
trauma.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaning)
3. Angiopati serebral
Tujuan : menunjukan kelainan sirkulasi cerebral, seperti
pengeseran jaringan otak akibat edema, perderahan, trauma.
g. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
2. Mempercepat penyembuhan
3. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti
sebelumoperasi.
4. Mempertahankan konsep diri pasien
5. Mempersiapkan pasien pulang
Pembedahan “craniotomy”
Luka insisi buruk Trauma jaringan Kerusakan Aliran darah ke otak Penekanan pada Susunan Saraf
neuromuskular menurun Pusat
Aktivasi reseptor nyeri Penurunan
kelembaban luka Paralisis Tonus otot↓ Penurunan Penekanan Penekanan
Melalui saraf asendence suplai O2 pusat system
Infasi Bakteri Kelemahan Perubahan pernafasan cardiovaskular
persepsi
Merangsang thalamus Kontraktur Gangguan
sensori Penurunan Penurunan
Resiko Infeksi metabolisme
kerja organ cardiac output
Muncul sensasi inyeri Gangguan nafas
mobilitas Peningkatan Hiposia Suplai darah
fisik asam laktat jaringan Penurunan berkurang
Gangguan rasa nyaman
nyeri ekspansi paru
Penurunan
Oedem aotak Penurunan RR aliran darah
Suplai O2
tidak adekuat
Gangguan Polanafas Gangguan
perfusi tidak efektif perfusi
jaringan jaringan
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Muda, Aham. 2003. Kamus Lengka Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia Press.
Capenito, Lynda Jull RN.1999. Diagonsa dan Rencana Keperawatan Ed 3. Jakarta : Media
Aesculappius.
Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). KapitanSelekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi
BAB III
RESUME ASKEP
Seorang pasien (19 tahun) di rawat di bangsal bedah saraf dengan diagnose medis post
craniotomy setelah sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan
subdural hematoma pada region temporalis. Saat ini pasien post craniotomy hari ke-4,
dari hasil pengkajian ditemukan pasien semakin sulit untuk dibangunkan, nilai GCS turun
dari 10 ke 5, tanda nuchal rigidity (+), tanda-tanda vital: tekanan darah 110/60 mmHg,
HR 114 x/menit, suhu 39oC. Luka post operasi tertutup balutan, balutan bersih. Therapi
Ceftriaxone 1x2 mg, Tramal 3x100 mg, Transamin 3x1 amp, IVFD NaCl 20 tts/ menit.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Nama :Nn. I
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : siswa
2. KELUHAN UTAMA :
Penurunan kesadaran
4. ANALISA DATA
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan perfusi serebral berhubungan dengan cedera kepala akut
2. intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kesadaran
3. Devicit perawatan diri berhubungan dengan Gangguan neuromuskuler
4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op craniotomy
6. INTERVENSI KEPERAWATAN
2 intoleransi aktivitas Setelah di lakukan tindakan Terapi aktivitas yang akan dilakukan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam adalah :
penurunan kesadaran diharapkan pasien dapat mengatasi 1. Bantu pasien dan keuarga
intoleransi aktivitas yang di alami untuk mengidentifikasi
dengan kriteria hasil : kelemahan dalam level
- Toleransi terhadap aktivitas aktivitas tertentu
- Status perawatan diri 2. Berikan aktivitas motoric
meningkat untuk mengurangi terjadinya
- ADL pasien terpenuhi kejang otot
- Dan tanda-tanda vital 3. Berikan kesempatan keluarga
dalam batas normal terlibat dalam aktivitas
4. Bantu klien dan keluarga
dalam pemenuhan ADL pasien
5. Dan bantu klien dan keluarga
memantau perkembangan
klien terhadap pencapaian
tujuan
3 Devicit perawatan diri Setelah di lakukan tindakan 1. Diskusi dengan keluarga untuk
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam mendukung perawatan diri
Gangguan neuromuskuler diharapkan pasien dapat mengatasi pada pasien
intoleransi aktivitas yang di alami 2. Diskusi dengan keluarga
dengan kriteria hasil : pasien untuk mengambil
- Dukungan perawatan diri keputusan
- Dukungan pengambilan 3. Memberikan lingkungan yang
keputusan nyaman untuk pasien
- Manajemen lingkungan 4. Lakukan pengaturan posisi
- Pengaturan posisi terhadap pasien untuk
- Promosi latihan fisik mengurangi resiko decubitus
4 Resiko infeksi berhubungan Setelah di lakukan tindakan 1. Berikan perawatan dengan
dengan luka post op keperawatan selama 3x24 jam teknik steril
craniotomy diharapkan klien tidak mengalami 2. Observasi daerah yang
infeksi dengan kriteria hasil : mengalami luka, adanya
- Tanda-tanda vital dalam peradangan (tanda-tanda
batas normal infeksi)
- Suhu tubuh tidak 3. Berikan obat antibiotic sesuai
meningkat program
4. Monitor suhu tubuh secara
teratur
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDANCE BASED NURSING RISET
JUDUL
(EFEKTIFITAS ALIH BARING DENGAN MASASE PUNGGUNG TERHADAP RESIKO
DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING)
A. IDENTITAS KLIEN
Nama :Nn. I
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : mahasiswa
B. DATA FOKUS
Ds :
- Penurunan kesadaran
Do :
- tanda-tanda vital: tekanan darah 110/60 mmHg, HR 114 x/menit, suhu 39Oc
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
gangguan perfusi serebral berhubungan dengan cedera kepala
Penurunan
suplai O2
Peningkatan
asam laktat
Odem otak
Berdasarkan hasil dari penerapan ebn, Hal ini menunjukkan bahwa responden
mengalami penurunan tingkat resiko dekubitus dengan dilihat dari penilaian skala Braden
yang menunjukkan terdapat penurunan tingkat kelembaban, gesekan dan peningkatan
mobilitas. Sedangkan untuk intervensi alih baring dengan masase punggung menunjukkan
bahwa sebelum diberikan perlakuan sebagian besar megalami tingkat resiko tinggi sebanyak
14 responden (46,7%) dan paling sedikit mengalami resiko sangat tingggi sebanyak 3
responden (10,0%).
Kelebihan masase punggung dari pada terapi lain dalam EBN ini addalah :
1. masase punggung selama 3-5 menit dapat memberikan efek relaksasi dan mengurangi
tekanan pada tubuh
2. memperbaiki sirkulasi, metabolisme, melepaskan pelekatan dan melancarkan peredaran
darah sebagai cara pengobatan
3. meningkatkan fungsi kulit, meningkatkan fungsi jaringan otot, meningkatkan
pertumbuhan tulang dan gerak persendian, dan meningkatkan fungsi jaringan syaraf
Kekurangan/ hambatan yang ditemukan selama aplikasi EBN
Selama aplikasi EBN tidak terdapat kekurangan/hambatan apa pun.