Askep Tumor Tonsil
Askep Tumor Tonsil
Askep Tumor Tonsil
S DENGAN
Oleh
SEMUEL MARANTAN
NIM : NS. 1119045
CI INSTITUSI CI LAHAN
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan). Tonsil berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme lainnya
sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi bakteri
maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
Tonsilektomi adalah suatu tindakan invasif yang dilakukan untuk mengambil tonsil
dengan atau tanpa adenoid (Adam Boeis, 1994: 337).
Pria didiagnosis dengan tumor tonsil tiga sampai empat kali lebih sering daripada
wanita. Orang umumnya didiagnosis pada usia 50 tahun atau lebih tetapi dapat berkembang
pada usia berapa pun. ). Faktor risiko yang paling signifikan untuk tumor tonsil adalah
tembakau dan alkohol, termasuk tembakau tanpa asap (tembakau dan sirih pinang).
B. Anatomi
Tonsila Palatina
Tonsila palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fossa
tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pillar anterior dan pillar posterior .
(Kornblut AD . 1991 ). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 20 – 25 mm, dengan lebar
15- 20 mm, dimana masing – masing tonsil mempunyai 8 – 20 kripta yang terdiri dari
jaringan connective tissue seperti jaringan limpoid dan berisi sel limpoid . Tonsila
palatina kaya akan pembuluh darah yang berasal dari cabang arteri karotis eksterna.
Pendarahan
utama tonsil berakhir pada bagian lateral tonsil, sedangkan arteri karotis interna berada kira
– kira 2 cm posterolateral tonsil. Pendarahan lain pada bagian anterior tonsil yang
merupakan cabang dari arteri lingualis dorsal, sedangkan bagian inferior tonsil merupakan
cabang dari arteri fasialis dan bagian superior tonsil berasal dari arteri palatina desenden.
( Paparela.1991)
Sistem pendarahan vena pada tonsil melalui vena para tonsillar, vena – vena ini
melalui pleksus faringeal atau vena fasial setelah bercabang pada otot konstriktor superior .
( Brodsky L, 2006).
Kripta Tonsil
Kripta tonsil berbentuk saluran yang tidak sama panjang dan masuk kebagian dalam
jaringan tonsil, terdiri dari 8 – 20 buah kripta, biasanya tubular dan hampir selalu memanjang
dari dalam tonsil sampai ke kapsul tonsil pada permukaan luarnya. Permukaan kripta ditutupi
oleh epitel yang sama dengan epitel permukaan medial. Saluran kripta kearah luar biasanya
bertambah luas. Secara klinis terlihat bahwa kripta merupakan sumber infeksi baik secara
lokal maupun umum karena dapat berisi sisa makanan, epitel yang terlepas dan juga bakteri. (
Ballenger JJ. 1994)
Kapsul Tonsil
Merupakan suatu selubung fibros berwarna putih terdiri dari jaringan ikat( fibrosa )
yang disebut fasia faringeal yang menutupi 4/5 tonsil. Kapsul tonsil mempunyai trabekula
yang berjalan ke dalam daerah parenkim. Trabekula ini mengandung pembuluh darah, saraf –
saraf dan pembuluh darah limfe eferen. Pembuluh darah eferen tidak dijumpai ( Ballenger JJ
1994 )
Fossa Tonsilaris
Fossa tonsilaris atau sinus tonsilaris terletak diantara 2 buah plika yaitu plika anterior
dan posterior. Plika anterior dibentuk oleh otot palatoglosus, sedang plika posterior di bentuk
oleh otot palatofaringeus. Bagian luar tonsil dilindungi oleh kapsul yang dibentuk oleh fasia
faringobasilaris dan dilateral oleh fasia bukofaringeal. (Beasley. P 1997. Balasubramanian T,
2009)
Otot palatoglosus mempunyai origo berbentuk kipas dipermukaan otot palatum molle
dan berakhir pada sisi lateral lidah. Dimana otot ini merupakan otot yang tersusun vertikal
dan diatasnya melekat pada palatum durum, tuba eustachius dan pada dasar
C. Manifestasi Klinis
D. Etiologi
E. Patofisiologi
Tumor tonsil bukan satu-satunya penyakit yang menyerang saluran endokrin, tetapi
berbagai enyakit. Tergantung dari daerah yang diserang. Tumor tonsil lebih banyak menyerang
pria dibandingkan wanita, karena laki-laki cenderung dengan alkoholisme dan merokok.
Penyebab potensial lainnya termasuk orang dengan infeksi tertentu atau imunitas menurun,
seperti : - Paparan terhadap virus Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran
nafas bagian atas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil.
Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi
dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi
juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat
berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri
telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.
F. Pemeriksaan Penunjang
Tes darah
Sel-sel yang disedot (disedot) dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan
apakah benjolan tersebut adalah kanker
Studi pencitraan untuk menentukan apakah tumor telah menyerang jaringan di dekatnya atau
organ tubuh lainnya Ini mungkin termasuk:
Orthopantomography (Panorex
Ini adalah X-ray panorama rahang atas dan bawah. Hal ini menunjukkan
pandangan dari telinga-telinga-dan membantu menentukan apakah tumor telah tumbuh
menjadi tulang rahang.
Mesin ini menggunakan magnet, gelombang radio dan komputer untuk membuat
gambar rinci tentang daerah di dalam mulut dan leher. Prosedur ini juga dapat disebut
sebagai pencitraan resonansi magnetik (NMRI).
Selama pemindaian PET, sejumlah kecil glukosa radioaktif (gula) disuntikkan ke
pembuluh darah. Pemindai menciptakan gambar-gambar terkomputerisasi dari daerah di
dalam tubuh. Sel-sel kanker menyerap lebih banyak glukosa radioaktif dari sel normal
sehingga tumor disorot pada gambar.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Aktivitas/istirahat
Tanda : mengantuk
Sirkulasi
Tanda : hipertensi
Integritas ego
Makanan/cairan
Nyeri/ketidaknyamanan
Intervensi keperawatan
2. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya
anoreksia
Tujuan : nutrisi klien terpenuhi dengan criteria :
- Tidak ada mual dan muntah
- Menunjukkan berat badan stabil
Intervensi keperawatan
Interrvensi keperawatan
Rasional : agar klien dapat klien dapat berinteraksi dan melakukan aktivitas sesuai
kemampuan klien
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya tumor pada tonsil
Tujuan : agar klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain dengan criteria : -
metode komunikasi klien dapat dipahami
Intervensi keperawatan
1. Kaji kemanpuan klien untuk berkomunikasi dengan pilihan arti
Rasional : metode komunikasi dengan klien sangat individual
2. Letakkan catatan dekat dengan klien
Rasional : memudahkan bdalam berkomunikasi dengan klien
3. Dorong keluarga/ orang terdekat bicara dengan klien
Rasional : orang terdekat dapat mengarahkan klien dengan komunikasi satu arah
4. Pertahankan komunikasi yang sederhana
Rasional : mengurangi kebutuhan berespon.
Intervensi keperawatan
Rasional : supaya klien mengerti tentang penyakitnya dan mau menerima tindakan
Rasional : agar klien dapat menerima kenyataan yang menimpa dirinya dan semangat
menjalani pengobatan untuk kesembuhannya
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta EGC ;
1997
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
Biodata klien
1. Nama / inisial : Ny “S”
2. Umur : 44 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Solonga, Takalar
5. Suku bangsa : Bugis
6. Status perkawinan : kawin
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : IRT
9. Diagnosa medik : Ca Tonsil
10. No.Rekam Medik : 52 08 64
11. Tanggal masuk rumah sakit: 13-02-2012
12. Tanggal pengkajian : 14-02-2012
Penanggung jawab
1. Nama : Tn. “M”
2. Umur : 35 Tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Alamat : Wiraswasta
5. Hubungan dengan pasien : Suami
B. Keluhan utama :
Benjolan pada mulut
C. Riwayat kesehatan sekarang
Benjolan pada mulut Dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu yang mulanya seperti
sariawan namun makin lama makin membesar. rasa mengganjal, klien merasakan nyeri pada
mulut seperti tertusuk-tusuk dan dengan skala nyeri 5 (0-10).
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
G1:
? ? ? ? ? ?
G2: ? ?
53
G3
44
23 21 19
Keterangan :
= Laki-laki X = Meninggal
= Perempuan = Klien
44
= Garis parkawinan
= Garis keturunan = Tinggal serumah
Kesimpulan :
GI : Nenek & kakek klien baik dari ibu maupun dari bapak klien sudah meninggal
G II : Orang tua dari klien masih hidup
G III : Klien anak kedua dari dua dari lima bersaudara dan klien sedang dirawat di rumah
sakit karena adanya Ca pada tonsil
Jadi, tidak ada keluarga klien yang menderita sakit sama seperti
klien.
F. Riwayat Psikososial
1. Pola Konsep Diri
a. Peran Diri
Pandangan klien terhadap diri sendiri yaitu manusia sebagai makhluk social dan
klien dapat menerima keadaannya yang juga membutuhkan bantuan orang lain
b. Ideal Diri
Keluarga klien berharap bahwa klien cepat sembuh dari penyakitnya sekarang
c. Identitas Diri
Klien sadar sebagai seorang perempua
d. Citra Tubuh
Klien adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
e. Harga Diri
Klien merasa tidak berguna karena tidak mampu menjalankan tugasnya/ perannya
karena masih di rawat di RS
2. Pola Kognitif
Keluarga klien sering memikirkan penyakit klien dan berharap cepat sembuh.
3. Pola Koping
Klien mengambil keputusan bersama dengan keluarganya
4. Pola Interaksi
- Keluaraga klien mengatakan bahwa pasien mampu berinteraksi dengan teman
sebaya disekitar lingkungan rumah klien
- Orang tedekat dengan klien adalah suami dan anaknya
G. RIWAYAT SPIRITUAL
3 Personal hygiene
-klien mandi 2x/hari - belum pernah selama
- sikat gigi 2x/hari dirumah sakit
- cuci rambut 1x/hari -tidak pernah
4 Eliminasi BAB :
- 2X/hari 1x/ hari
-konsistensi lembek
BAK :
-4x/hari 3x/ hari
-jumlah tidak di ukur
-warna kuning,
amoniak - Tidak beraktifitas
- klien adalah kepala
keluaga
5 Aktifitas Bekerja
DATA FOKUS
NAMA : Ny “S”
UMUR : 53 Tahun
No. RM : 52 08 64
Nama : Ny “S”
Umur : 44 Tahun
No. RM : 52 08 64
Edema tonsil
Nyeri
Edema tonsil
sulit makan/minum
Resiko
Resikoperubahan nutrisikurang
perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
dari kebutuhan tubuh
DS :
- Klien mengatakan tidak tahu Invasi kuman patogen (bakteri/virus) Kurang
tentang proses penyakitnya pengetahuan
Penyebaran limfogen tentang proses
DO : penyakit
-Klien tidak tahu penyebab Faring dan tonsil
sakitnya
Proses inflamasi
Ca tonsil
Proses hospitalisasi
kurang informasi
kurang
Kurangpengetahukurangan
pengetahuan tentangtentang
proses
proses penyakit
penyakit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Ny “S”
Umur : 44 Tahun
No. RM : 52 08 64
2
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan 1. Kaji pola makan klien, kaji cara - cara menghidangkan makanan
penyajian makanan dapat mempengaruhi nafsu
kriteria :
makan klien
- nafsu makan
meningkat
- klien mampu - makan banyak sulit untuk
2. Beri makan dalam porsi kecil mengatur bila klien anoreksia.
menghabiskan
dan frekuensi sering sesuai Anoreksia juga paling buruk
porsi makan yang
selera selama siang hari membuat
diberikan
- tidak terjadi masukan makanan sulit pada
penurunan BB sore hari dan menghindari
yang berlebihan kejenuhan serta rangsang mual
muntah
- meningkatkan pengetahuan
3. Jelaskan manfaat makanan / klien dan keluarga tentang
nutrisi bagi klien dan keluarga nutrisi sehingga motivasi untuk
terutama saat klien sakit makan meningkat
Nama : Ny “S”
Umur : 44 Tahun
No. RM : 52 08 64
10.25
3. Menjelaskan manfaat makanan / A : Masalah belum teratasi
nutrisi bagi klien dan keluarga terutama
saat klien sakit P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Klien mengerti
PENYIMPANGAN KDM
Invasi kuman pathogen (bakteri/virus)
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
Ca tonsil
Nyeritelan
Nyeri proses hospitalisasi
Resiko
Resiko perubahan
perubahan nutrisi
nutrisi kurang pengetahuan
Kurang
kurang daridari kebutuhan
kebutuhan tubuh
tubuh tentang proses penyakit