Log - Oo02.005.01 Bi
Log - Oo02.005.01 Bi
Log - Oo02.005.01 Bi
MENGUKUR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT UKUR
LOG.OO02.005.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................... 1
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berkaitan diantaranya :
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
1.1 Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil yang dibutuhkan.
1.2 Digunakan teknik pengukuran yang tepat dan benar
1.3 Mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik.
2.1 Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab
spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur opetasi (kerja) yang terstandar
(SOP).
2.2 Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat
misalnya “menyetel ke titik nol”.
Pekerjaan yang dilakukan secara otonom maupun merupakan bagian dari lingkungan
tim. Pekerjaan yang dilakukan di lapangan, bengkel, tempat kerja. Unit ini meliputi
keterampilan mengukur yang membutuhkan aplikasi langsung dari alat pengukur dan
mungkin memanfaatkan pengujian alat pengukur secara luas. Contoh mungkin termasuk
pengukuran dengan menggunakan seksta, alat pengukur celah, mikrometer, indikator
penunjuk, thermometer, dan alat-alat ukur yang semacamnya. Ukuran yang dilakukan
bisa termasuk: panjang, persegi, bidang datar, sudut, jarak ruangan atau setiap ukuran
lainnya yang dapat di baca dengan analog, digital atau alat ukur teruji lainnya. Alat-alat
elektronik/listrik yang digunakan adalah yang tidak membutuhkan sambungan atau
pemutusan aliran listrik. Ukuran bisa meliputi ukuran metrik dan imperial. Semua ukuran
dilakukan sesuai prosedur kerja baku. Penyetelan alat pengukur adalah melalui cara
eksternal dan termasuk penyetelan angka nol dan linear. Untuk penggunaan langsung
dari alat pembanding atau pengukuran dasar lihat Unit LOG.OO12.001.01 (Menggunakan
peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar) harus dicapai.
1. Konteks Penilaian
Unit ini dimungkinkan untuk dinilai pada pekerjaan, tidak pada pekerjaan atau kombinasi
antara keduanya. Kompetensi-kompetensi yang meliputi unit ini perlu didemonstrasikan
secara individual atau kelompok kecil dari suatu group, lingkungan penilaian perlu
menyenangkan bagi peserta.
2. Kondisi Penilaian
2.4.3 Memberi petunjuk tiap masalah pekerjaan dan bukan pekerjaan yang
berhubungan dengan unit ini, penilai harus yakin bahwa peserta
dapat menguasai dan konsisten melakukan seluruh elemen dalam unit
ini sesuai spesifikasi kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.
3. Aspek kritis
Unit ini dapat dinilai bersamaan dengan setiap unit lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan individu maupun unit lain yang memerlukan latihan keterampilan dan
pengetahuan yang tercakup dalam unit ini. Kompetensi dalam unit ini tidak dapat
diminta hingga semua prasyarat telah dipenuhi.
4. Catatan khusus
Selama penilaian setiap individu akan:
4.1 mendemonstrasikan praktek kerja yang aman di setiap waktu.
4.2 mengkomunikasikan informasi tentang proses, peristiwa maupun tugas-tugas
yang menjadi tanggung jawab untuk memastikan lingkungan kerja yang
aman dan efisien.
4.3 bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan mereka sendiri.
4.4 merencanakan tugas-tugas dalam segala situasi dan meninjau kembali
persyaratan tugas sebagaimana mestinya
4.5 melakukan semua tugas menurut prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP)
4.6 melakukan semua tugas sesuai spesifikasi.
4.7 menggunakan teknik-teknik mesin, praktek, proses dan prosedur di tempat
kerja yang dapat diterima, tugas-tugas terkait akan diselesaikan dalam
kerangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas di tempat kerja
yang khas.
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur
1. SISTEM PENGUKURAN
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya
pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan
produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk
melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik
mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu
produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi Pengukuran
Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan
kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan
berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan
diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus
mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara
menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan
masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi
oleh berbagai hal diantaranya :
- Besar benda yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda yang akan diukur,
- posisi benda yang akan diukur,
- Tingkat ketelitian yang direncanakan
- efesien
- dsb
Dalam praktiknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ;
- Panjang
- Berat
- Temperatur
- Sudut
- Kerataan
Untuk mengukur panjang dapat digunakan beberapa alat ukur, seperti: mistar baja,
meteran gulung, jangka sorong, jangka kaki, jangka bengkok, pengukur ketinggian,
dan alat ukur lainnya. Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil
pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur
tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan
diukur.
Banyak tipe yang digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala
secara digital maupun secara manual. Demikian juaga halnya dalam menghitung
suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi benda yang diukur dan kapasitas
dari alat ukur tersebut.
Gambar 6 : Termometer
Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat
ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.
Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk
mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk
mengukur kerataan.
1.2.1 Panjang
Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik
garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis
lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter
pada adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain
diameter PANJANG
(panjang)
Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur
panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer.
Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur
panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran
panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “)
12” = 1 ft
Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial adalah
yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan
sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan
dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.
Dalam praktiknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya,
hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk
imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm
Konversi 10 mm ke inchi.
10 mm : 25,4 = 0,394”
Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75”
Konversi 2” ke mm
2” X 25,4 = 50,8 mm
Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering
1
menggunakan bilangan pecahan seperti ” jika ukurannya kurang dari satu.
2
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan
berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
3
Konversi inchi ke bilangan desimal
8
3 : 8 = 0,375 “
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 1 1/2 “). Untuk memudahkan
dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan
pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Konversi 111/16” ke dalam mm
Penyelesaian;
11
/16” 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
1,688” X 25,4 = 42,88 mm
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel ( workshop) adalah bengan
cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi
Penyelesaian;
1
/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
1.2.2 Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius
(0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit ( oF). Pada sistim metrik
temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol
yang digunakan sama.
Konversi 0C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
Konversi 0F ke 0C
5 0
(0F – 32) X - C.2.2
9
Contoh;
Konversi 350C ke 0F
9
(0C x ) + 32 = 0F
5
9
(35 x ) + 32 = 0F
5
63 + 32 = 0F
65 = 0F
Konversi 1980F ke 0C
5
(0F – 32) X = 0C
9
5
(189 – 32) X = 0C
9
5
166 X = 0F
9
92,2 = 0F
1.2.3 Berat
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar. Dalam
pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka
bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.
2.1.2. Meteran Lipat
Meteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja. Dilihat dari segi
konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan mistar baja dengan sambungan
engsel pada setiap ujungnya. Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan
ketidaktirusan garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat
tidak akan memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan pengukuran mistar
baja biasa.
2.1.3. Meteran Gulung
Mal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari ada mistar baja. Sifatnya
lemas/lentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang
cembung dan menyudut seperti: mengukur panjang, keliling bidang Iengkung
(bundar). Sepanjang mistar ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik.
Meteran gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai 30 meter. Pada ujungnya
terdapat kait yang gunanya untuk mengait ujung benda kerja sehingga mendapat
ukuran yang tepat. Penggunaan alat ukur ini tidak untuk pengukuran yang tepat
sekali (presisi).
Sendi
Jangka
Mur Penyetel
Jangka Luar
Kaki
Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidangbidang yang diukur,
maka kita perlu banyak berlatih menggunakan jangka ini untuk memperhalus
perasaan jari-jari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.
Bagian-bagiannya
1. Bilah utama
2. Petat dasar
3. Kunci bilah
4. Kunci piringan
5. Skala utama
Tanduk Tetap
Tanduk Geser
Mur Pengikat
Mistar
4 8 1 /1 28 "
1 2 3 4 5 6
0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17
0 2 4 6 8 10
Batang kedalaman
Batang Geser
Skala Nonius
Rahang Geser
Gambar 17 :
Rahang Tetap
1.1.7 Mikrometer
Mikrometer adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi, digunakan pada
pengerjaan-pengerjaan yang mempunyai ketepatan dan keakuratan yang tinggi.
Melihat dari konstruksinya, mikrometer berfungsi untuk megukur dimensi luar dari
suatu benda kerja seperti tebal, diameter dan panjang benda kerja.
Batasan atau kapasitas dari pengukuran pada mikrometer ini tergantung kepada
seberapa besar atau seberapa panjang poros geser yang dimiliki oleh mikrometer
tersebut. Biasanya kapasitas pengukuran alat ini dapat mengukur dengan teliti dalam
satuan metris sampai 1/1000 mm dan dalam satuan inch dapat mengukur dengan
tetiti sampai 1/2560”.
Adapun nama-nama bagian mikrometer ialah sebagai berikut :
1. Landasan (anvil)
2. Poros Geser (spindel)
3. Pengunci (lock nut)
4. Tabung (sleeve)
5. Tabung Putar (thimble)
6. Racet (rechet)
7. Rangka (frame)
Gambar 18 : Bagian-bagian mikrometer
Dilihat dari fungsi atau kegunaannya mikrometer terdiri dari beberapa macam antara
lain;
1). Mikrometer luar (Out Side micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur diameter luar, lebar, tebal dan benda kerja.
2). Mikrometer dalam (In Side Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur diameter dalam suatu benda kerja.
3). Mikrometer kedalaman (Depth Micrometer).
Fungsinya adalah untuk mengukur kedalaman alur atau kedalaman diameter
benda kerja.
Pengukur Tinggi (High Gauge) adalah suatu alat digunakan untuk mengukur
ketinggian atau memeriksa ukuran tinggi benda kerja dan sekaligus dapat difungsikan
sebagai penanda atau pelukis pada bagian benda yang diukur atau garis gambar. Alat
ini merupakan alat khusus hanya digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda
yang kemampuannya lebih teliti dan akurat jika dibandingkan dengan pengukur tinggi
dengan menggunakan mistar, meter gulung. Hanya saja alat ini mempunyai
kemampuan ukur terbatas.
Untuk membaca hasil pengukuran dari suatu alat ukur, terlebih dahulu harus
ditentukan tingkat ketelitian (kecermatannya) dan sifat alat ukur tersebut.
Dalam menentukan ketelitian dari suatu alat ukur sebaiknya terlebih dulu pemakai
alat ukur tersebut mengetahui sifat-sifat dari alat ukur itu.
Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm, yaitu lurus pada setrip ke 9 dari
rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang gerak 10, maka jarak 1 setrip adalah
0,9 mm. Sedang 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga selisihnya =
1-0,9 = 0,1mm. Jadi mistar ingsut tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm.
Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius 20, maka
jarak 1 setrip skala nonius 19/20 mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1
mm. Maka ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 19/20 mm = 1/20 mm atau
0,05 mm. Untuk mistar ingsut yang memiliki panjang skala nonius 40 mm dan
banyak setripnya 49 bagian, dimana ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 -
49/50 mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.
Hal serupa dapat juga dilakukan alat ukur yang lain, biasanya pada alat ukur tersebut
telah tertera/dituliskan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur. Bagi pemakai tidak
perlu lagi untuk mencari atau menemukan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur
tersebut
Berbeda dengan halnya pada alat ukur yang hanya mempunyai sklala utama saja
misalnya, mistar baja, meter gulung, alat ukur ini tidak mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi atau dapat juga disebut pengukuran kasar.
Dilihat dari alat ukur yang digunakan, pembacaan hasil pengukuran akan sangat
ditentukan oleh kebersihan alat ukur, cara penempatan sensor ukur atau mulut ukur,
posisi angka nol dan kesejajaran mulut ukur (jika mempunyai dua mulut ukur), posisi
sewaktu melakukan pengukuran dan sebagainya.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendapatkan pengukuran yang baik
adalah kemampuan dari operator atau sipengukur dalam membaca skala dan
mengerti akan tingkat ketelitian suatu alat ukur. Dimana dengan jenis alat ukur yang
sama belum tentu mempunyai tingkat ketelitian yang sama pula.
Contoh:
Pengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16” dan
skala nonius 1/128”. Pembacaan/penunjukan ukurannya 1 3/128”
Dalam sistim matrik (milimeter), harga satu garis dalam skala nonius adalah 0.1mm,
pembacaan pada skala menunjukkan : 26 + 0,9 mm = 26,9 mm. Tanda panah
menunjukkan batasan ukuran yang diharapkan.
Skala nonius pada mikrometer seharga 0,01 mm dan skala utama seharga 1mm dan
0.5 mm
Ukuran milimeter
setengah milimeter
Mikrometer dengan sistim pengukuran imperial (inchi) dengan tingkat ketelitian 1/1000”,
di mana jarak satu garis ke garis lainnya seharga 1/1000”, atau 0,001” pada skala
nonius. dan skala utama seharga 1/10”. Dengan pembagi skala Pembacaan ukuran
0.300 1/10”,
0.050 1/40”,
0.013 1/1000” x 13,
0.363” Pembacaan
3. APLIKASI PENGUKURAN
Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses pengukuran
semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran seakurat mungkin. Hal
tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk, posisi bahkan temperatur dari
benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan.
Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat ukur pun ada
beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan.
Jika jarak pengukuran kurang besar ketukanlah perlahan-tahan pangkal jangka itu
pada landasan dengan cara ini, kedua kakinya akan meregang. Sebaliknya jika
bukaan kaki jangka terlalu besar ketukkan bagian sisi jangka.
bila kedua kaki jangka itu ditempatkan di tengahtengah mistar sehingga hasil
pengukuran tidak tepat.
Membaca atau menentukan ukuran dengan menggunakan alat ukur lain seperti
mistar, mikrometer dan alat ukur lain dengan cara menempatkan kaki jangka pada
garis ukur atau skala yang ada pada alat ukur
Cara penggunaan
- Bersihkan permukaan baja dan busur baja dan benda ukur. Aturlah kedudukan dari
batang pemegang dengan mur pengencang.
- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur baja dengan bidang dan sudut
yang diukur.
- Jika sudah yakin sudut yang diukur itu berimpit/rapat, maka kunci dikencangkan
mur penguncinya, dan bacalah sudut yang didapat.
Dengan memilih alat ukur dan cara pengukuran yang tetap diharapkan dapat
menghasilkan pengukuran yang baik. Hal ini tergantung pada kondisi benda ukur, alat
ukur, dan ketentuan-ketentuan hasil yang diinginkan.
a. Apabila hendak mengukur tebal benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur
(rahang bawah) di antara objek ukur dengan rapat dan tepat.
b. Apabila hendak mengukur lebar celah benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur
(rahang atas) di antara celah benda kenja dengan rapat dan tepat.
c. Apabila hendak mengukur kedalaman lubang bertingkat atau bagian bertingkat,
tempatkanlah lidah ukur menyentuh dengan rapat dan tepat pada bagian yang
bertingkat.
3. Penekanan hendaknya tidak tenlalu kuat.
4. Pengukuran jangan menggunakan ujung rahang, tetapi diusahakan agar masuk ke
dalam.
5. Setelah posisi pengukuran tepat, kencangkanlah baut pengikat kemudian baca
hasil pengukurann
3.2.2 Mikrometer
Memeriksa ketepatan Ukuran :
Sebelum mikrometer digunakan untuk pengukuran pada benda sebaiknya periksa
dahulu ketepatan ukurannya. Caranya adalah sebagai berikut:
- Rapatkan poros geser pada alasnya (untuk mikrometer 0:25 mm) atau dengan
mal/blok ukur (untuk mikrometer lebih dan 25 mm).
- Kemudian lihatlah ganis ukur pada tabung putar.
- Jika garis 0 pada tabung segaris dengan garis 0 pada tabung putar, berarti keadaan
mikrometer itu baik.
- Jika kedudukannya tidak tepat, maka hal ini harus diperbaiki dengan kunci khusus.
Pada setiap kotak mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci tersebut
dimasukkan ke dalam lubang kecil tabung ukur, lahu putarlah ke kanan atau ke kiri
sesuai dengan kedudukan yang tidak tepat tadi sehingga ke dua garis yang berangka
0 tadi segaris.
Di waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini bisa merubah
hasil pengukuran, karena tekanan tangan yang memutar tidak stabil (harus betul-
betul memakai perasaan).
Jangan menarik mikrometer ke luar dan benda kerja untuk dilihat hasil
pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser (aus).
mempergunakan alat ini, benda pekerjaan diletakkan di atas bantalan yang rata dan
sejajar.
Menarik garis-garis sejajar dan mendatar dengan alat pengukur tinggi, benda kerja
diletakkan di atas bantalan rata dan sejajar yang diletakkan di atas pelat datar.
Tangan kiri menekan benda pekerjaan, sedangkan tangan kanan mendorong alat
pengukur tinggi yang kemudian terlukislah garis-garis yang sejajar pada batas-batas
ukuran yang telah ditentukan.
Perawatan alat ukur harus selalu dilakukukan agar kepresisian alat ukur
terjamin.Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Selesai dipakai alat ukur harus selalu dibersihkan dengan kain yang
lembut atau tissu bila perlu cuci dengan wash bensin
2. Alat ukur harus selalu disetel ketitik nol
3. Sebelum disimpan alat ukur dilapisi anti karat
4. Simpan alat ukur ditempat yang aman dan kondisinya tidak boleh
menumpuk
5. Suhu ruangan 20 ̊ C
BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Sumber-sumber Perpustakaan
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
1 Jangka Bengkok
2. Jangka kaki
3. Bevel protrektor
4.Jangka sorong
5. Mikrometer
7. Kain /tissu
8. Wash bensin
9. Benda ukur