Buku Informasi
Buku Informasi
Buku Informasi
``DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual / mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan
dengan bantuan dari pelatih.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.4.Pengertian-Pengertian / Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Judul Modul: Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga
Praktik Pengolahan yang Baik (GMP) Halaman: 4 dari 29
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Pertanian Sub Sektor T.H.P THP.OO01.006.01
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Kompetensi
Untuk mempelajari modul ini perlu dibaca dan dipahami modul-modul lain yang
berkaitan diantaranya :
Kode Unit :
THP.OO01.006.01
Judul Unit :
Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga Praktik Pengolahan yang Baik (GMP)
Uraian Unit :
Unit ini merupakan unit kompetensi umum menyangkut keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan Good Manufacturing Practice (GMP) terkait
dan standar mutu kerja setempat.
2. Mengamati higien pribadi dan 2.1. Higien pribadi memenuhi persyaratan GMP.
kelakuan untuk memenuhi 2.2. Pakaian kerja dipersiapkan, digunakan, disimpan,
persyaratan GMP dan dibuang sesuai dengan prosedur GMP dan
tempat kerja.
2.3. Gerakan personil sekeliling tempat kerja sesuai
dengan prosedur keluar masuk tempat kerja.
2. Kebijakan/Prosedur Tersedia
Kebijakan dan/atau prosedur yang berkaitan dengan unit ini antara lain meliputi
:
a. KKB (Kesepakatan Kerja Bersama)
b. Perundangan/peraturan K3
c. Peraturan / perundangan terkait dengan GMP
d. SOP masing – masing kegiatan terkait
e. Tata tertib kerja, laporan, usulan/saran, pengaduan, dll yang relevan
Acuan Penilaian
1. Prosedur penilaian
Pengetahuan :
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1
BAB III
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab
terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar
Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan / perencanaan
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari
tempat kerja.
Belajar tersetruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
A. SUMBER BAHAYA DALAM PANGAN DAN CARA MENGHINDARINYA.
2. Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya sayuran dan buah – buahan
3. Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya kacang – kacangan yang kering
1. Bahaya Biologis
= Jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran mikroba
= Pilih bahan pangan yang bermutu baik
2. Bahan Kimia
= Jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran kimia seperti tempat
penyimpanan pupuk, insektisida, oli, dsb.
= Pilih bahan tambahan pangan yang diizinkan penggunaanya untuk pangan.
3. Bahan Fisik
= Gunakan bahan pangan yang bersih dari benda asing seperti kerikil, potongan
logam dan cemaran fisik lainnya.
C. HIGIEN KARYAWAN
Higien karyawan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan industri pangan agar produk pangannya bermutu dan aman
dikonsumsi. Karyawan yang memakai perhiasan pada saat bekerja mungkin saja
dengan tidak sengaja perhiasannya jatuh ke dalam pangan. Karyawan yang
sedang mengidap penyakit menular (tifus, disentri, penyakit kuning,
tenggorokan, batuk dan flu, penyakit kulit dsb.) yang bekerja langsung dengan
pangan dapat menularkan penyakitnya melalui pangan. Karyawan yang baru
sembuh dari penyakit menular mungkin saja masih dapat menularkan
penyakitnya melalui pangan. Mikroba pembusuk atau penyebab penyakit yang
mencemari pangan dapat berasal dari tubuh karyawan terutama tangan, kuku,
rambut, mulut , hidung dan bagian lainnya.
Cara higien karyawan yang baik adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah
tercemarnya makanan oleh cemaran fisik, kimia, maupun biologis dari tubuh
karyawan. Upaya yang dapat dilakukan adalah memupuk kebiasaan karyawan
yang baik dan melatih karyawan untuk meninggalkan kebiasaan karyawan yang
buruk
Kebiasaan karyawan yang baik diantaranya antara lain :
= Selalu membersihkan diri (mencukur rambut, kumis atau jenggot, mandi,
gosok gigi) sebelum bekerja)
= Selalu bekerja dengan penuh perhatian (tidak bicara dan tidak mengunyah
makanan atau merokok sambil bekerja)
= Selalu menjaga lingkungan kerjanya supaya tetap bersih
= Selalu memakai pakaian kerja termasuk penutup kepala, penutup hidung dan
mulut serta sarung tangan (jika perlu) dan memakai alas kaki yang bersih
Meludah di mana saja (ludah merupakan sumber mikroba yang dapat mencemari
pangan
= Berbicara sambil bekerja (disamping dapat mengganggu pekerjaan, berbicara
juga dapat mencemari pangan)
= Bersin atau batuk di depan pangan mikroba dari bersin atau batuk dapat
mencemari pangan.
= Mengunyah makanan atau merokok sambil bekerja
= Memakai perhiasan saat sedang bekerja
Judul Modul: Mengikuti Prosedur Kerja Menjaga
Praktik Pengolahan yang Baik (GMP) Halaman: 17 dari 29
Buku Informasi
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Pertanian Sub Sektor T.H.P THP.OO01.006.01
= Peliharalah rambut dan kumis atau jenggot agar tetap pendek dan bersih
= Rawatlah kuku jari tangan agar selalu pendek dan bersih
= Lepas semua perhiasan dari tubuh sebelum memulai pekerjaan
= Cucilah tangan sebersih–bersihnya dengan air dan sabun sebelum memulai
pekerjaan, sesudah memegang benda – benda yang kotor, atau sesudah kembali
dari toilet atau WC.
= Pakailah baju kerja dan penutup kepala yang bersih
= Gunakan sarung tangan atau cukup kantong plastik yang bersih saat memegang
pangan terutama pangan yang sudah diolah
= Jangan bekerja menangani pangan jika sedang sakit atau baru sembuh dari suatu
penyakit
= Bekerjalah serius, tidak berbicara, tidak mengunyah makanan, dan tidak merokok
pada saat sedang bekerja
= Jauhi pangan jika mau bersin atau batuk
5. Ruang Pengolahan
K ondisi ruang pengolahan sangat menentukan mutu dan keamanan produk pangan
yang dihasilkan suatu industri pangan. Kondisi ruang pengolahan yang nyaman akan
menyebabkan karyawan dapat bekerja dengan tenang.
= Upayakan agar tata ruang pengolahan diatur sedemikian rupa sehingga setiap
karyawan yang sedang bekerja dapat leluasa bergerak. Dengan demikian,
kegiatan pengolahan akan berjalan dengan lancar
= Tempatkan lampu penerangan secukupnya sehingga karyawan dapat mengerjakan
tugas dengan baik, teliti, serta nyaman
= Buat ventilasi secukupnya agar udara panas dan lembab di dalam ruang
pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar
= Pelihara ruang pengolahan agar selalu dalam keadaan bersih
= Sediakan tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan lap yang
bersih serta kering.
6. Peralatan Pengolahan
Peralatan pengolahan pangan khususnya yang langsung kontak dengan pangan dapat
mencemari pangan jika kotor. Oleh karena itu peralatan pengolahan pangan harus
dijaga agar selalau tetap bersih .
= Gunakan peralatan yuang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari baja
tahan karat umumnya mudah dibersihkan. Ingat! karat dari peralatan logam
dapat menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat
menjadikan bahaya fisik jika masuk ke dalam makanan
= Bersihkan segera, peralatan yang telah digunakan. Mesin–mesin seperti pengaduk
dan penggiling hendaknya dapat dibongkar agar bagian–bagiannya mudah
dibersihkan
= Bersihkan peralatan dengan sabun atau deterjen
= Tentukan jenis, jumlah, dan persyaratan dari bahan mentah, bahan penolong,
sumber air bersih, dan bahan tambahan pangan (BTP) yang digunakan untuk
suatu proses pengolahan tertentu.
= Periksa bahan mentah, bahan penolong, BTP dengan teliti sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan sebelum pengolahan pangan dimulai.
Singkirkan bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat
= Tentukan komposisi bahan yang digunakan atau komposisi formulasi untuk satu
jenis produk pangan tertentu.
= Catat komposisi ini dan gunakan komposisi yang telah ditentukan secara baku
ini setiap saat.
= Tentukan jenis, ukuran dan persyaratan kemasan yang digunakan. Catat dan
gunakan informasi ini untuk pemantauan.
= Tentukan proses pengolahan pangan yang baku, kemudian buat bagan alirnya
secara jelas
= Tentukan kondisi baku dari setiap tahap pengolahan, misalnya berapa menit
lama pengadukan, berapa suhu pemanasan dan berapa lama bahan
dipanaskan, berapa kecepatan putaran pengadukkan, dan sebagainya.
= Tentukan karakteristik produk pangan yang dihasilkan
Di dalam pengolahan pangan ada tahap–tahap yang dianggap sangat penting yang
menentukan keamanan produk pangan yang dihasilkan. Tahap–tahap ini disebut
tahap pengolahana kritis. Tahap ini disebut tahap kritis karena jika tidak dilakukan
dengan benar produk pangan tidak dapat terjamin keamanannya. Jadi yang
termasuk tahap kritis adalah tahap pengolahan yang dapat menurunkan dan
menjamin bahaya sampai batas aman.
= Pemanasan dengan suhu dan waktu yang tepat, misalnya pada proses
pasteurisasi atau sterilisasi, untuk memusnahkan bakteri pembusuk atau
patogen
= Mempertahankan suhu penyimpanan dingin dengan tepat untuk menjaga
agar tidak terjadi pertumbuhan mikroba
= Mempertahankan suhu penyimpanan hangat (sekitar 65° C) untuk
menjaga agar mikroba tidak tumbuh.
C. RANGKUMAN
• Bahan pangan jika tidak dipilih secara hati-hati atau tidak diolah dengan
cara-cara yang benar dapat membahayakan kesehatan konsumen yang
menyantapnya, karena tercemar oleh bahan-bahan berbahaya
• Bahaya dalam pangan dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu: bahaya
biologis, bahaya kimia, bahaya fisik.
• Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit
(patogen), virus, dan parasit yang menyebabkan keracunan atau penyakit jika
termakan oleh manusia.
• Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-
tempat lainnya yang kotor.
• Mikroba tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungannya lembab dan
hangat, mengandung zat gizi, baik seperti pada bahan pangan, dan pada
lingkungan yang kotor.
• Bahaya kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun,
seperti residu pestida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat
dalam bahan pangan.
• Upaya yang dapat dilakukan adalah menumpuk kebiasaan karyawan yang baik
dan melatih karyawan untuk meninggalkan kebiasaan karyawan yang buruk,
menjaga lingkungan, peralatan dan ruangan pengolahan agar selalu tetap
bersih.
• Pencemaran atau kontaminasi silang adalah pencemaran kembali produk
pangan yang sudah bermutu dan aman oleh cemaran-cemaran fisik, kimia
atau biologis, baik melalui air atau udara yang kotor, dengan karyawan atau
peralatan yang kotor.
• Pada prinsipnya pengendalian proses pengolahan pangan adalah untuk
menghindari atau menghilangkan sumber bahaya termasuk bahaya biologis
baik mikroba pembusuk atau patogen, bahaya kimia dan bahaya fisik.
• Tahap pengolahan kritis adalah tahap-tahap yang dianggap sangat penting
yang menentukan keamanan produk pangan yangb dihasilkan.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Anonymous, 2002. Panduan Pengolahan Pangan Yang Baik Bagi Industri Rumah
Tangga. Badan Pengawas Obat dan Makanan Deputi Bidang Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan. Jakarta.
Diknas RI. 2003. Standar Kompetensi Bidang Keahlian THP. Dit Dikmenjur, Ditjen
Ditdasmen, Diknas, Jakarta.
Rizal Syarief, DESS, 1996. Sanitasi dan Higiene Industri Tempe. Kantor Negara
Urusan Pangan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Pangan IPB Bogor.
Suma’mur P.K , 1980. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, PT. Gunung Agung
Jakarta.
1. Judul/Nama Pelatihan :