KTL - IO02.040.01 - Sistem Pengawatan
KTL - IO02.040.01 - Sistem Pengawatan
KTL - IO02.040.01 - Sistem Pengawatan
SEKTOR LISTRIK
SUB SEKTOR INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
MEMASANG DAN
MENYAMBUNG SISTEM PENGAWATAN
KTL.IO02.040.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
1.4. Pengertian-Pengertian/Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu
yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Penilaian/Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan
mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti
yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat
kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta
memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.
03. Memeriksa dan 3.1 Pemeriksaan akhir dilakukan untuk menjamin bahwa
memberitahukan system pengawatan yang telah dipasang sesuai dengan
penyelesaian pekerjaan. persyaratan
1. Umum.
1.1. Hal - hal yang bersifat umum didalam unit kompetensi ini ditunjukan dalam
huruf miring, misalnya prosedur yang ditetapkan.
1.6. Elektromagnetis:
1.6.1 Kemagnitan: Model medan; induksi magnetis dan penyaringan;
penggunaan.
1.6.2 Medan magnet disekitar konduktor yang beraliran listrik; hukum tangan
kanan Flemming; gaya hantar konduktor yang beraliran listrik.
1.6.3 Kuantitas kemagnetan: Satuan (Mmf, gaya kemagnetan, kepadatan
flux, reluktansi); permeabilitas.
1.6.4 Kurva kemagnitan: Karakterristik kemagnitan dari bahan; kejenuhan
dan histeresis; perbandingan bahan magnetis.
1.6.5 Tegangan induksi: Faktor yang diperlukan untuk menginduksi emf;
gaya yang bekerja pada konduktor.
1.6.6. Induktansi: konsep; satuan; factor yang mempengaruhi induktansi;
induktansi sendiri dan induktansi bersama.
1.6.7. Penggunaan prinsip elektromagnetis: Kerja generator; kerja motor;
penggunaan; efek yang tidak dikehendaki.
1.14. Penerangan:
1.14.1 Pencahayaan: Tipe; pemeliharaan luminasi; penggunaan reflector
dan/atau diffuser
1.14.2 Tipe lampu: lampu pijar, gas luah dan tagangan tinggi, karakteristik,
hubungan sirkit dan fitur khusus, tipe lampu lainnya; alat bantu
pengendali; peredupan cahaya; gangguan RF; kesalahan umum;
pengujian sirkit; pelacakan gangguan.
1.14.3 Situasi penerangan khusus: Persyaratan/ aturan khusus menyangkut
keamanan; penerangan untuk keamanan dan keadaan darurat;
penggunaan standar yang tepat dengan situasi ini.
2. Konteks Penilaian:
Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten
melalui penerapan secara umum dari kegiatan, dan bila perlu mendukung hasil dari
unit lain yang berada dalam suatu kualifikasi.
3. Aspek Penting Penilaian:
Hasil yang dicapai dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap keadaan yang
dipenuhi sebagai berikut :
3.1 Mendemostrasikan unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing
elemendari unit melalui penerapan secara umum;secara mandiri dan
memenuhi persyaratan.
3.2 Memenuhi kriteria unjuk kerja yang berhubungan dengan masing-masing
elemen kompetensi dengan menggunakan cara, prosedur, informasi dan
sumber daya yang tersedia ditempat kerja.
4. Catatan Khusus
4.1 Tidak ada
4.2 Perhatian hendaknya dibeikan kepada evaluasi bekala dari ketrampilan dan
pengetahuan didalam unit ini yang erat terkait dengan keselamatan keja,
instalasi serta peralatan dan semacamnya, terutama bila keterampilan dan
pengetahuan terkait tidak sering digunakan.
4.3 Laporan pengujian tentang kompetensi harus dalam hubungan dari satu unit
yang diuji dengan kualifikasi yang akan dikeluarkan. Persyaratan peraturan
yang berlaku pada daerah tertentu mungkin membutuhkan informasi
tambahan. Pengakuan dari transfer pengetahuan dan ketrampilan mungkin
dapat dimaksimalkan dengan perekaman dan penerbitan transkip yang
mencakup informasi tambahan. Hal ini dapat menjadi pernyataan terperinci
tentang hasil yang telah dicapai dalam pengetahuan dan ketrampilan. Setiap
laporan tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara RTO (recognized
training Organization) dengan klien-nya.
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan
untuk memasang selungkup kabel, sistem penopang kabel, kabel dan kelengkapannya
Listrik merupakan energi yang banyak digunakan di rumah tangga maupun industri.
Didalam penggunaan dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia. OLeh karena itu
perlu di identitikasi secara dini sehingga dapat dilakukan usaha pencegahannya.
Tabung pengaman
Kawat pengahantar
- Prinsip kerja sirkuit breaker (pemutus rangkaian) yaitu apabila daya (Volt Amper)
yang masuk melebihi batas toleransi secara otomatis penghantar arus akan
terputus. Circuit Breaker dapat dipakai berulang kali selama masih bisa berfungsi.
- MCB /CB ( Magnetic circuit breaker / Circuit breaker) Pengaman ini dipakai
sebagai Pengaman untuk kontak antara life – netral
Contoh : Porselin , mika, kaca , ketas, keramik, kain , karet, dan lain-lain.
Pada tegangan tinggi, dipakai isolator jenis ROL, Isolator jenis berbentuk telur
terbuat dan keramik.
Isolator yang dipasang harus tidak cacat ( robek, pecah ), hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kegagalan isolasi yang bisa berakibat fatal. Pemasangannya
harus tepat
C. PEMBUMIAN (EARTHING)
Pembumian dimaksudkan untuk meniadakan beda potensial sehingga bila ada
Kebocoran tegangan maka kebocoran tersebut akan dibuang ke bumi. Hal ini
untuk memberikan perlindungan kepada pekerja listrik selain untuk
mengamankan peralatan.
Selama ini belum ada standar resmi format untuk penandaan. Namun minimal
yang harus ada adalah tanda bahaya, pekerjaan yang dilakukan, penanggung
jawab waktu pengerjaan.
Contoh :
AWAS BAHAYA LISTRIK,
Jangan mendekat!
Sedang ada penyambungan listrik
Dilakukan oleh
PT ROGABE
Waktu : Jam 11.00 13.00 WITA
Penggunaan listrik yang didalamnya juga tercantum standar kabel dan kawat
penghantar diatur oleh suatu badan nasional dan internasional. Tujuannya adalah
untuk memberikan kesamaan persepsi tentang warna, symbol dsb sehingga tidak
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleb ketidaksamaan persepsi tersebut.
STANDAR WARNA
Warna kabel mi diperuntukkan bagi penggunaan untuk sistim tenaga. Untuk kabel
informasi dan data sampai saat ini belum ada standar pemberian warna kabel.
Warna untuk kabel tenaga ini meliputi ( Sesuai standard PUIL)
- Earth /Pentanahan : Warna majemuk hijau, kuning, tak boleh untuk tujuan
lain.
- Kawat Netral /Tengah : warna biru, bila instalasi tanpa hantaran netral,
warna biru boleh digunakan.
- Kawat fase/
Fase 1 (Fase R) : Merah
Fase 2 ( Fase S) : Kuning
Fase 3 ( Fase 1) : Hitam
Standard pemasangan Wire pada 3 pins plug power 220 V & socketnya yang di
approved PUB/SISIR standard dan digunakan oleh keseluruhan Multi National
Company ( MNC ), terutarna di kawasan industri Batamindo ( BIP ) adalah
PERIJINAN
Perijinan penggunaan kawat pada umumnya hanya diterapkan untuk jenis kawat
/penghantar tenaga saja dalam proses instalasi listrik arus kuat. Umumnya meliputi
Penggunaan arus, tegangan, alat pengaman listrik, jenis instalasi yang digunakan.
Untuk penggunaan lain, kabel data, kabel tenaga dengan tegangan rendah, tidak
diperlukan perijinan.
PENGAWASAN DAN TANGGUNG JAWAB,
Untuk pengerjaan suatu proyek listrik arus kuat, pengawasan dan tanggung
jawabnya diatur dalam pasal 910 PUlL. Antara lain ditentukan sebagai berikut:
1. Setiap pemasangan instalasi listrik harus mendapat izin dan instansi yang
berwenang, umumnya dari cabang PLN setempat.
2. Penanggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli, berilmu
pengetahuan, berpengalaman dalam pekerjaan instalasi listrik dan memiliki
izin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas
yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai peraturan perlistikan,
berpengalaman dalam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab
atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang
yang berpengetahuan dan berpengalaman tentang listrik, dan dalam keadaan
sehat.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan, harus dilaporkan secara
tertulis kepada badan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa
dan diuji
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh badan pemeriksa , dan sebelum
diserahkan kepada pemilik atau pemesan, instalasinya harus dicoba dahulu
dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama semua
peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah
dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi listrik bertanggung jawab atas
pekerjaannya selama batas waktu tetentu. Jika terjadi suatu kecelakaan
karena kesalahan pemasangan, ia bertanggung jawab atas kecelakaan
tersebut.
Ada beberapa istilah dalam bidang kelistrikan yang perlu diketahui , antara lain:
1. KONDUKTOR
Yaitu : Bahan yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik, Contoh Tembaga
dan logam.
2. BAHAN /MATERIAL
Yang dimaksud dalam bahasan ini adalah bahan penyusun suatu kawat
penghantar atau kabel.
3. LILITAN (STRANDING)
Yaitu Beberapa untaian kawat tunggal yang dirangkai sejajar sehingga
membentuk suatu kumpulan yang seragam
4 . PENYEKAT LUAR.
Yaitu: bahan pelindung kawat/kabel terbuka yang berfungsi untuk melindungi
fungsi kabel /kawat.
5. TEGANGAN
Yaitu Tegangan maximum-minimum yang bisa digunakan untuk jenis kawat
/kabel tertentu.
6. JARAK TEMPERATUR
Yaitu : Temperatur maximum -minimum yang bisa digunakan/dideteksi oleh
kawat / kabel
7. KODEWARNA
Yaitu : Penentuan warna kabel yang telah diatur oleh perundang-undangan.
8. PEMBUNGKUS PENGHANTAR.
Yaitu : Penyekat bagian kabel yang memiliki fungsi yang lain, seperti membantu
penghantar sinyal.
Kabel memiliki beraneka ragam jenis dan kegunaan. Pada unit ini akan diberikan
jenis kabel - kabel yang sering digunakan di Industri
Jenis yang sering digunakan adalah Armuored kabel. NYA, NGA dan lain-lain.
Penentuan besar kecil dan jumlah serabut /inti yang digunakan dapat diketahul dari
PUIL.
Pelapis
/Pelindung
PENGHANTAR
Pelapis inti
Kabel inti
Kabel serabut
- KABEL SERATOPTIK
Kabel ini dapat menghantarkan ion-ion listrik yang diubah menjadi ion-ion
cahaya. Kabel ni banyak berfungsi di dunia informas.
Kabel ini dapat dipakai untuk 1.2 atau beberapa macam penghantar,misalnya
bagian fase saja, fase dengan netral atau R,S, T dan Netral.
2. KABEL TANAH
- Kabel tanah uratnya dapat berjumlah satu sampai dengan lima, luas penampang
penghantar dapat mencapai 240 mm 2 atau lebih.
- Umumnya tahan terhadap gangguan mekanik, suhu, sifat asam /basa.
- Jenis yang dipakai NYY, NAYY.
Penghantar tembaga
Isolasi PVC
Selubung PVC
3. KABEL GEDUNG
- Jenis kabel yang dibicarakan adalah kabel yang digunakan penyaluran tenaga
didalam gedung.
- Umumnya yang digunakan adalah jenis NYA dan NGA
NGA plastik
NYA
4. KABEL KOMUNIKASI
- Umumnya menggunakan kabel jenis puntir sejajar.
- Ukurannya kecil dengan luas penampang 10 mm2
- intinya merupakan penghantar tembaga berlapis timah putih dengan tingkat
kekerasan cukup tinggi.
- Memiliki pelindung da jenis karet.
Penghantar
PVC
karet
inti
inti
pembungkus
6. KABEL FLEXIBLE.
- Yaitu Kabel yang mudah dibengkokkan / diarahkan tanpa mengakibatkannya
berkurangnya fungsi kabel itu.
- Inti dan pembungkusnya terbuat dan bahan yang lentur.
- Didalam menginstalasi kabel perlu diperhatikan hal-hal sebagai benikut:
- Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang basah kering, asani, basa sangat berpengaruh untuk
menentukan perlu tidaknya pipa pelindung dan isolasi yang digunakan.
- Temperature ruangan.
- Sifat dan ketahanan kabel
- Peletakan jaringan kabel.
Peletakan jaringan kabel untuk kabel tenaga dan kabel data dan inlormasi
memiliki karakteristik yang berbeda. Kabel tenaga harus benar benar
diperhatikan jenis fase, netral, atau pembumiannya.
Kabel dapat di instalasi secara individu atau kelompok Untuk kabel-kabel tenaga
umumnya hanya kabel tunggal , namun berisi banyak urat dan inti
Kabel - kabel yang benfungsi sebagai penghantar arus ( baik tenaga atau data ) harus
dihentikan (diterminalkan ) apabila telah mencapai tempat yang dituju, hal ini
dimaksudkan untuk:
- Melanjuntukan / meneruskan arus ke komponen lain untuk di proses lebih
lanjut.
- Menghindari kebocoran arus yang dapat menyebabkan short circuit.
B. Penyambungan kabel
- Penyambungan kelompok
Pada kabel-kabel data informatika, kabel-kabel yang akan di sambung
dikelompokkan kemudian diterminalkan di satu socket terminal, penyambungan
ini menggunakan alat bantu. Hasil penyambungan kabel ini haruslah kuat, rapi
dan baik ditinjau dari segi teknis maupun estetika.
1. Pegupasan kabel
- Pengupasan kabel harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
- Umumnya pengupasan kabel menggunakan sudut pengupasan 450 untuk
perobekan lapisan pelindung.
450
2. Penyiapan kabel/kawat
- Kabel yang akan disambung harus bersih dan kotoran dan bila diperlukan di beri
lapisan timah putih.
- Untuk kabel-kabel serabut yang akan disambung /diterminalkan harus dilapisi
timah putih untuk menambahkan kekuatan kabel sehingga tidak mudah goyang
/bergerak.
Cara:
- Kedua ujung kabel yang akan disambungkan dijadikan satu, kemudian diputar
dengan tang kombinasi sampal kuat.
- Untuk merapikan hasil sambungan, ujung sambungan tidak perlu dipotong
ujung sambungan yang terbuka di isolasi degan menggunakan lasdop.
Tutup lasdop
2. SAMBUNGAN PUNTIR.
- Adanya isolasi kabel yang cacat yang terpaksa kabel tersebut harus dipotong
untuk kemudian disambung kemba
- Ada penghematan bahan material
Sambungan puntir
Untuk mendapatkan hasil puntiran yang baik, dilakukan dengan menggunakan tang
kombinasi agar hasilnya kuat dan tidak longgar. Hasil penyarnbungan diisolasi
dengan seal tape (isolasi bend).
4. SAMBUNGAN BERCABANG.
- Cara penyambungan harus baik dan benar agar hasil penyambungan terjamin
kekuatannya.
a. langkah awal
Penghubung (Konektor)
Konektor digunakan sebagai penghubung kabel atau kawat penghantar dalam suatu
rangkaian dengan rangkaian lainnya. Namun perlu diperhatikan bahwa :
- Untuk kabel yang memiliki serabut banyak, maka sebelum digabungkan perlu
di solder terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari terjadinya short sirkuit
Kawat penghantar untuk jenis flexible ini umumnya memiliki sifat yang lentur, tidak
mudah patah. Bahan intinya dari tembaga dengan diameter kecil dalam jumlah
banyak dengan lapisan PVC lunak.
Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama dan
seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas nama anda
sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali untuk memeriksa
kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa. Adalah hal yang baik jika orang
lain suruh membaca dan memeriksa. Orang lain biasanya lebih objektif dari pada
penulisnya sendiri.
Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan yakinkan tulisan
anda bersih dan rapih. Anda dapat mengeditnya sendiri pada komputer atau
menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu lember, berilah halaman untuk
setiap halamannya dan distaple bersama-sama. Sebelum menyampaikan laporan
kepada orang yang dituju, buatlah salinan/copi untuk arsip anda sendiri.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
MEMASANG DAN
MENYAMBUNG SISTEM PENGAWATAN
KTL.IO02.040.01
BUKU KERJA
DAFTAR ISI
BAB I
STANDAR KOMPETENSI
KTL.IO02.040.01
Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan
untuk memasang selungkup kabel, sistem penopang kabel, kabel dan kelengkapannya
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan listrik dasar
03. Memeriksa dan 3.1 Pemeriksaan akhir dilakukan untuk menjamin bahwa
memberitahukan system pengawatan yang telah dipasang sesuai
penyelesaian dengan persyaratan
pekerjaan.
3.2 Penyelesaian pekerjaan dilaporkan sesuai prosedur
yang ditetapkan
1.6. Elektromagnetis:
1.6.1 Kemagnitan: Model medan; induksi magnetis dan penyaringan;
penggunaan.
1.6.2 Medan magnet disekitar konduktor yang beraliran listrik; hukum tangan
kanan Flemming; gaya hantar konduktor yang beraliran listrik.
1.6.3 Kuantitas kemagnetan: Satuan (Mmf, gaya kemagnetan, kepadatan
flux, reluktansi); permeabilitas.
1.6.4 Kurva kemagnitan: Karakterristik kemagnitan dari bahan; kejenuhan
dan histeresis; perbandingan bahan magnetis.
1.6.5 Tegangan induksi: Faktor yang diperlukan untuk menginduksi emf; gaya
yang bekerja pada konduktor.
1.14. Penerangan:
1.14.1 Pencahayaan: Tipe; pemeliharaan luminasi; penggunaan reflector
dan/atau diffuser
1.14.2 Tipe lampu: lampu pijar, gas luah dan tagangan tinggi, karakteristik,
hubungan sirkit dan fitur khusus, tipe lampu lainnya; alat bantu
pengendali; peredupan cahaya; gangguan RF; kesalahan umum;
pengujian sirkit; pelacakan gangguan.
1.14.3 Situasi penerangan khusus: Persyaratan/ aturan khusus menyangkut
keamanan; penerangan untuk keamanan dan keadaan darurat;
penggunaan standar yang tepat dengan situasi ini.
2. Konteks Penilaian:
Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten
melalui penerapan secara umum dari kegiatan, dan bila perlu mendukung hasil dari
unit lain yang berada dalam suatu kualifikasi.
3. Aspek Penting Penilaian:
Hasil yang dicapai dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap keadaan yang
dipenuhi sebagai berikut :
3.1 Mendemostrasikan unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing
elemendari unit melalui penerapan secara umum;secara mandiri dan
memenuhi persyaratan.
3.2 Memenuhi kriteria unjuk kerja yang berhubungan dengan masing-masing
elemen kompetensi dengan menggunakan cara, prosedur, informasi dan
sumber daya yang tersedia ditempat kerja.
4. Catatan Khusus
4.1 Tidak ada
4.2 Perhatian hendaknya dibeikan kepada evaluasi bekala dari ketrampilan dan
pengetahuan didalam unit ini yang erat terkait dengan keselamatan keja,
instalasi serta peralatan dan semacamnya, terutama bila keterampilan dan
pengetahuan terkait tidak sering digunakan.
4.3 Laporan pengujian tentang kompetensi harus dalam hubungan dari satu unit
yang diuji dengan kualifikasi yang akan dikeluarkan. Persyaratan peraturan
yang berlaku pada daerah tertentu mungkin membutuhkan informasi
tambahan. Pengakuan dari transfer pengetahuan dan ketrampilan mungkin
dapat dimaksimalkan dengan perekaman dan penerbitan transkip yang
mencakup informasi tambahan. Hal ini dapat menjadi pernyataan terperinci
tentang hasil yang telah dicapai dalam pengetahuan dan ketrampilan. Setiap
laporan tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara RTO (recognized
training Organization) dengan klien-nya.
Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukan dalam menguasai kompetensi ini adalah
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan
tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor
2 Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan
peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara
otonom supervisor melakukan pengecekan
3 Melakuakan aktifitas-aktifitas kompleks dan non rutin, yang diatur
sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
BAB II
TAHAPAN BELAJAR
kan secara
efektif
dengan
pihak lain
yang terkait
ditempat
kerja.
suatu
tindakan
alternatif
diterapkan
BAB III
TUGAS TEORI DAN PRAKTIK
Tugas tertulis dapat digunankan oleh panitia untuk mengidentifikasi kesiapan Anda untuk
melaksanakan penilaian unjuk kerja.
Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen, jika
penilai kurang puas dengan kesiapan Anda dalam melakukan Penilaian Unjuk Kerja,
maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja ulang /remidial akan dibicarakan
antara Anda dengan Penilai.
Tugas
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Pertanyaan 6 : Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam instalasi kabel
Jawaban : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
B. Langkah Kerja
1. Kupas isolasi kira-kira 60 kali diameter
kawat.
2. Silangkan kedua kawat dengan sudut 300
satu dengan yang lainya pada titik 1/3 dari
ujung isolasinya (kawat sebelah kiri
diletakkan pada bagian dalam ( seperti pada
gambar 3.1.1).
3. tekan kawat dengan tang pada titik sebelah
Gambar 3.1.1 kiri dari silangan dan menghadap pada
pekerja
Gambar 3.1.2
Gambar 3.1.4
B. Langkah kerja
1. Luruskan kawat dengan menggunakan tang
jepit.
2. Kupas isolasi kawat utama sekitar 30 kali
diameter kawat cabangnya.
3. Kupas isolasi kawat cabang sekitar 60 kali
diameter kawat utamanya.
4. Sejajarkan kedua kawat lalu jepit penghantar
tepat diujung isolasinya menggunakan tang
Gambar 3.2.1 (gambar 3.2.1)
5. Bentuk lengkungan kawat cabang menyilang
dawat utama dengan sudut sekitar 45° dan
gulungkan dalam satu kali lilitan dengan
tangan kanan (gambar3.2.1).
6. Gulung kawat cabang satu kali dengan
Gambar 3.2.2 menggunakan tangan kanan lalu luruskan
kawat cabang hingga tegak lurus (90°) pada
kawat utama (gambar 3.2.2).
7. Gulung kawat cabang dengan rapat Iebih
dari 5 kali (gambar 3.2.3).
8. Potonglah kelebihan kawat dan jepitlah
potongannya terhadap kawat utama
sehingga tidak berlebih atau rata hasilnya.
9. Selesaikan penyambungan sepenlunya.
Gambar 3.2.3
2. Bahan
2.1. Kawat isolasi PVC
B. Langkah kerja
Gambar 3.3.2
2. Bahan
2.1. Kawat isolasi PVC
2.2. Kawat penyambung
B. Langkah kerja:
Gambar 3.4.6
2. Bahan
2.1. Kawat isolasi PVC
2.2. Kawat penyambung
B. Langkah kerja
Gambar 3.5.3
Gambar 3.5.4
2. Bahan
2.1. Kawat isolasi PVC
2.2. Kawat penyambung
B. Langkah Kerja
Gambar 3.6.3
2. Bahan
2.1. Kawat Vinylite
B. Langkah Kerja :
1. Kupas isolasi kawat utama sekitar 15 kali
diameter kawat cabang.
2. Kupas isolasi kawat cabang sepanjang 30
kali diameter kawat utama.
3. Letakkan kawat cabang sejajar dengan kawat
utama.
Gambar 3.7.1
4. Gulung salah satu kawat inti dari cabang
pada kawat utama sebanyak 3 kali dengan
menggunakan tang agar kuat 10-20 mm dari
ujung potongan isolasi kawat utama
(gambar 3.7.1).
5. Ambil kawat inti lainnya pada ujung potongan
dan gulungkan dengan kuat sebanyak 3 kali
Gambar 3.7.2 serta potong sisanya.
6. Rapikan.
2. Bahan
2.1. Kawat Vinylite
B. Langkah kerja
2. Bahan
2.1. Kawat Vinylite
3.1. Kawat Penyambung
B. Langkah kerja
1. Kupas isolasi kawat sekitar 20 kali diameter
inti kawat penghantar.
2. Lepaskan anyaman kawat yang ada pada
masing-masing kawat agar terbuka dan
lurus.
3. Bentuk kawat seperti rangka payung (gambar
Gambar 3.9.1 3.9.1).
4. Potonglah inti kawat sehingga tinggal 1/3
dari panjangnya.
5. Gabungan kedua jalinan kawat dan
sambungkan kedua ujung potongan.
6. Rapatkan dengan tangan perlahan-lahan.
Gambar 3.9.2 7. Letakkan kawat sambung antara ujung
kawat sebelah kanan ke ujung kawat
sebelah kiri (gambar 3.9.2).
Gambar 3.9.4 12. Jepit kembali yang telah dibelit dengan kuat
(jalinan kawat dapat dipotong bila berlebih
untuk penyambungan selanjutnya).
13. Potonglah lingkaran sambungan pada bagian
sebelah kiri (gambar 3.9.5).
14. Lepaskan belitan sementara, dan belitkan
Gambar 3.9.5 seadanya 2 atau 3 kali pada titik tengah
sambungan.
15. Belitkan dengan kuat kelebihan kawat
sambungya.
16. Selesaikan gulungan kawat sebagaimana
dilakukan pada langkah 8 s/d12.
17. Rapikan.
Gambar 3.9.6
2. Bahan
2.1. Kawat Vinylite
2.2. Kawat Penyambung
B. Langkah kerja
1. Kupas isotasi kawat utama sekitar 25 kali
diameter kawat cabang.
2. Kupas isolasi kawat cabang sepanjang 20
kali diameter kawat utama.
Gambar 3.10.1 3. Lepaskan anyaman kawat cabang dan
luruskan
4. Letakkan kawat cabang sejajar dengan kawat
utama (gambar 3.10.1).
5. Lakukan sebagaimana pada penyambungan
langsung sebelumnya (Tugas 7 dan 8).
6. Gulung kawat sambung sepanjang kawat
Gambar 3.10.2
jalin (gambar 3.10.2).
7. Buka kembali jalinan untuk penggulungan.
8. Potong lingkaran kawat sambung pada
bagian sebelab kiri.
9 Lepaskan gulungan sementara untuk
penggulungan 2 atau 3 kali sepanjang titik
sambung dan selanjutnya gulung dengan
kuat
10. Putarkan kawat jalin dan sambungkan kawat
sambung, potong kelebihan kawat sambung
untuk penyambungan inti kawat ainnya.
Gambar 3.10.3
11. Rapikan.
B. Langkah kerja
1. Luruskan bagian kawat yang akan dikupas
dengan menggunakan tang.
2. Kupaslah isolasi kedua kawat sepanjang 30
kali diameter inti kawat.
3. Luruskan kawat.
4. Sejajarkan kedua kawat lalu jepit kedua
kawat dibagian antara isolasi dan kawat
penghantarnya seperti pada gambar
Gambar 4.1.1 (gambar4.1.1)
5. Bentuk sudut 900 antara kedua ujung
penghantar.
6. Pegang kedua ujung kawat penghantar
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.
7. Pilin kedua kawat secara bersamaan dengan
tenaga yang sama sebanyak lebih dan 2 kali
(gambar 4.1.2).
Gambar 4.1.2
8. Potong kelebihannya dan rapikan ujungnya
dengan tang (gambar4.1.3).
9. Periksa:
a. Jumlah pilinannya cukup/tidak
b. Ujung kawat tidak runcing
c. Pilinan tidak terlalu panjang
Gambar 4.1.3
B. Langkah kerja
B. Langkah kerja
1. Luruskan kedua kawat dengan menggunakan
tang jepit.
2. Kupas isolasi kawat yang besar sepanjang 30
kali diameter penghantarnya.
3. Kupas isolasi kawat yang kecil sepanjang 60
kali diameter kawat yang besar.
4. Luruskan semua kawat lalu pegang erat-erat
secara sejajar.
5. Dimulai dan 10 mm dan betas isolasi, pi!in
Gambar 4.3.1 kawat penghantar yang kecil ke kawat yang
besar ebib dan 5 kali putaran secara rapat
(gambar 4.3.1 & 4.3.2).
6. Potong sisa kawat yang kecil
7. Sisakan 15 mm kawat yang besar dan ujung
pilinan, lalu potong kawat yang besar.
8. Bengkokkan 15 mm kawat tersebut dengan
tang hingga menindih pifinan.
9. Rapikan dan pastikan:
a. Jumlah putarannya
Gambar 4.3.2
b. Kerapatan pilinannya
c. Ada tidaknya luka pada penghantar
B. Langkah kerja
Gambar 5.1.4
Gambar 5.1.3
Contoh yang benar
Gambar 5.2.1
Gambar 5.2.2
Gambar 5.2.3