Makalah Aliran Aliran Pendidikan
Makalah Aliran Aliran Pendidikan
Makalah Aliran Aliran Pendidikan
Bahran, M.Pd.I
Ilmu Pendidikan
“MAKALAH”
“ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN’’
1. Sadriansyah (19010241)
2. Pitria (19010230)
2
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami aliran-aliran klasik dalam pendidikan.
2. Untuk memahami beberapa gerakan baru dalam pendidikan di Indonesia.
3. Untuk memahami aliran pokok pendidikan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui hubungan antara aliran klasik dalam pendidikan
dengan gerakan baru pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran Klasik dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering
digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang
diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah
John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak
kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua
anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan
menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang
dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
4
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun
faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang
dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di
Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan
tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai
kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di
Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar (Developmentalisme)
Developmentalisme merupakan perkembangan lebih lanjut Naturalisme
Romantik dari Rosseau. Developmentalisme merupakan gerakan pendidikan yang
mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,
perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan Heimatkunde, dan J.
Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna
bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam
pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-
macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
5
d. Pengajaran Proyek (Rekonstruksionalisme)
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode
mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran
unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan
menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara
konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,
utamanya masyarakat maju. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai
lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam
masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan
kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang
dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut.
e. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru
(teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Tujuan pendidikan
dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya
bakat dan minat setiap anak.
f. Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang
memprotes terhadap skeptisisme dan sinisme dari gerakan Progresivisme terhadap
nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya atau sosial. Menurut
Esensialisme, nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya atau sosial adalah
nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui
kerja keras dan susah payah selama berates tahun, dan di dalamnya berakar
gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Tujuan
pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan
6
sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua
orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan
nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah
pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi,
pengembangan intelek atau kecerdasan.
g. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap
gerakan pendidikan Progresivisme yang mengingkari superanatural.
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencaharian
dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Tujuan pendidikan
ini diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya
yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental.
h. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan
jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan
jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap
oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan
yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata
hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh
bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan
yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur,
mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Para
murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-
gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan
(approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat
penting.
2.2 Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam.
Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di
Indonesia.
7
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
1. Asas Taman Siswa
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan
terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
b. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun
batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan (zelfbegrotings-
system).
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin
untuk mengobarkan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
2. Tujuan Taman Siswa
a. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib
dan damai.
b. Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta
manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
Peraturan Dasar Persatuan Taman Siswa menetapkan berbagai upaya yang
dilakukan Taman Siswa, baik di lingkungan perguruan maupun di luar perguruan
itu, antara lain sebagai berikut:
8
1. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat
dasar hingga tingkat tinggi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
kejuruan.
2. Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada
hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan Taman Siswa, untuk
diambil faedah sebaik-baiknya.
3. Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa.
4. Meluaskan kehidupan ke-Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat
perguruan, sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa Taman
Siswa.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata.
Taman siswa pun telah melahirkan alumni-alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera
Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai
berikut:
1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pembawaan anak
5. Menentang intelektualisme
Sejak didirikan, tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
9
b. Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga
guru atau pendidik, dan penerbitan majalah anak-anak Sendi, serta mencetak
buku-buku pelajaran.
c. Hasil-Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang
pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa
ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
2.3 Hubungan antara Aliran Klasik dalam Pendidikan dengan Gerakan
Baru Pendidikan
Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti diskusi yang
berkepanjangan, yaitu pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan
pro dan kontra oleh pemikiran-pemikiran berikutnya. Dari pemikiran-pemikiran
tersebut terbentuk aliran-aliran baru yang merupakan perkembangan dari aliran
sebelumnya yang bertujuan untuk membentuk suatu pola pikir manusia yang lebih
baik, dengan mengikuti aliran-aliran dalam pendidikan.
10
BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Dalam dunia pendidikan terdapat aliran-aliran klasik, aliran-aliran
kalasik itu adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering
digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
2. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan diantaranya pengajaran alam
sekitar (developmentalisme), pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja,
pengajaran proyek (rekonstruksionalisme), progresivisme, esensialisme,
perennialisme, idealisme. Gerakan-gerakan tersebut memiliki pemikiran
yang berbeda-beda dalam suatu tujuan yang sama.
3. Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksudkan adalah
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu
Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran
tentang pendidikan di Indonesia.
4. Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti diskusi
yang berkepanjangan, yaitu pemikiran-pemikiran terdahulu selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikiran-pemikiran berikutnya.
Dari pemikiran-pemikiran tersebut terbentuk aliran-aliran baru yang
merupakan perkembangan dari aliran sebelumnya yang bertujuan untuk
membentuk suatu pola pikir manusia yang lebih baik, dengan mengikuti
aliran-aliran dalam pendidikan. Jadi hubungan dari aliran klasik dan
aliran baru memiliki tujuan yang sama demi mencapai pendidikan yang
sempurna.
4.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, kami sadari makalah yang kami buat ini
jauh dari sempurna, maka dari itu kami sebagai penulis makalah ini mohon saran
yang membangun, agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di masa
yang mendatang. Kami ucapkan terima kasih juga kepada para dosen pembimbing
mata kuliah “Pengantar Pendidikan” yang telah membimbing kami sehingga
terselesainya makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 2009. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hartoto.2008.BabVIAliran-Aliran Pendidikan.Tersedia
pada:http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliran-aliran-
pendidikan/ (Diakses pada 4 November 2014).
Entin.2011.Aliran-aliranPendidikan.Tersediapada:
http://12entinfujirahayu.wordpress.com/2011/05/16/aliran-aliran-
pendidikan/ (Diakses pada 4 November 2014).
12