Perbup 66 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pemilihan Pengangkatan Dan Pemberhentian Kepala Desa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 111

BUPATI BOGOR

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI BOGOR


NOMOR 66 TAHUN 2020

TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN


KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOGOR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur pemilihan, pengangkatan dan


pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten Bogor, telah
diundangkan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2019
tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan Kepala Desa
yang lebih berkualitas, maka Peraturan Bupati sebagaimana
dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Bupati tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pemerintahan Daerah dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950
Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);

4. Undang-Undang....
-2-
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6321);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6206);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 972);
12. Peraturan….
-3-
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092) sebagaimana telah
diubah dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1221);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1222);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kecamatan (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2003 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2011
tentang Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 57);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2015
tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2015 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Nomor 84) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2018 Nomor 6);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor
12) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 2);

MEMUTUSKAN:….
-4-
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,


PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Bogor.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bogor.
3. Bupati adalah Bupati Bogor.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Bogor.
5. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bogor.
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang selanjutnya
disingkat DPMD, adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Kabupaten Bogor.
7. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Bogor.
8. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yang
selanjutnya disingkat BPKAD, adalah Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bogor.
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor.
10. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disebut Satpol
PP, adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor.
11. Kecamatan adalah perangkat daerah sebagai unsur
pelaksana kewilayahan pada tingkat kecamatan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, merupakan wilayah
kerja Camat.
12. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang
selanjutnya disebut Kepala DPMD, adalah Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bogor.
13. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan
pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan.
14. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15. Pemerintahan….
-5-
15. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
16. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa.
17. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan
tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
18. Perangkat Desa adalah sekretariat desa, pelaksana
kewilayahan dan pelaksana teknis.
19. Pelaksana Harian Kepala Desa, yang selanjutnya disebut Plh
Kepala Desa, adalah perangkat desa yang diangkat dengan
Keputusan Camat untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
kepala desa, karena kepala desa berhalangan tetap atau
berhalangan sementara.
20. Pemilihan Kepala Desa secara serentak adalah pemilihan
kepala Desa yang dilaksanakan pada hari yang sama dengan
mempertimbangkan jumlah Desa dan kemampuan biaya
pemilihan.
21. Pemilihan Kepala Desa antarwaktu adalah pemilihan kepala
desa yang dilaksanakan akibat adanya pemberhentian Kepala
Desa sebelum berakhir masa jabatan dengan sisa masa
jabatan lebih dari 1 (satu) tahun.
22. Musyawarah Desa, yang selanjutnya disebut Musdes, adalah
musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa dan Unsur
Masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk
melaksanakan pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
23. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) atau
perolehan Hak lainnya yang sah.
24. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat
BPD, adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
25. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten adalah
panitia yang dibentuk Bupati di Daerah dalam mendukung
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.
26. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan adalah
panitia yang dibentuk oleh Camat di tingkat Kecamatan
dalam memfasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala desa.
27. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa adalah panitia
yang dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam
musyawarah Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyelenggarakan proses pemilihan kepala desa.
28. Kelompok….
-6-
28. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Pemilihan
Kepala Desa, yang selanjutnya disebut KPPS, adalah
kelompok yang dibentuk oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa untuk menyelenggarakan pemungutan suara di
Tempat Pemungutan Suara.
29. Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan dan
penghitungan suara.
30. Bakal calon kepala desa adalah Warga Negara Indonesia yang
mengajukan diri untuk dicalonkan menjadi Kepala Desa.
31. Calon kepala desa adalah bakal calon kepala desa yang telah
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagai calon yang berhak dipilih menjadi Kepala Desa.
32. Calon kepala desa terpilih adalah calon kepala desa yang
memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa.
33. Penjabat kepala desa adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban
Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.
34. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah.
35. Pegawai Negeri Sipil adalah warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
36. Lembaga Kemasyarakatan di Desa atau yang disebut dengan
nama lain, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
desa sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
37. Unsur masyarakat d e s a adalah tokoh masyarakat,
perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok pengrajin,
perwakilan kelompok perempuan, dan perwakilan kelompok
lainnya sesuai kondisi desa yang bersangkutan.
38. Tokoh masyarakat desa, yang selanjutnya disebut tokoh
masyarakat, adalah tokoh adat, tokoh keagamaan, tokoh
pendidikan dan tokoh masyarakat lainnya.
39. Pemilih/hak pilih adalah penduduk desa Warga Negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi persyaratan untuk
menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Kepala Desa.
40. Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan adalah data
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah berisikan data
penduduk potensial pemilih baru yang diambil dari database
kependudukan.

41. Daftar….
-7-
41. Daftar Pemilih Sementara, yang selanjutnya disingkat DPS,
adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar
Penduduk Potensial Pemilih terakhir yang telah diperbaharui
dan diteliti kembali atas kebenarannya serta ditambah
dengan pemilih baru.
42. Daftar Pemilih Tambahan, yang selanjutnya disebut DPTam,
adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari
pemilih bersangkutan dan/atau masyarakat desa karena
yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih
Sementara.
43. Daftar Pemilih Tetap, yang selanjutnya disingkat DPT, adalah
daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah
pemilih dalam pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari Daftar
Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tambahan.
44. Pendaftaran bakal calon kepala desa adalah tahapan
kegiatan yang dilakukan oleh panitia pemilihan kepala desa
untuk mendapatkan bakal calon Kepala Desa.
45. Penelitian kelengkapan administrasi bakal calon kepala desa
adalah tahapan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia
Pemilihan untuk mendapatkan calon Kepala Desa.
46. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon
Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka
mendapatkan dukungan sebesar-besarnya dari pemilih.
47. Seleksi tambahan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa atau Panitia pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan terhadap bakal calon kepala
desa apabila jumlah bakal calon kepala desa lebih dari 5
(lima) orang.
48. Metode pemilihan kepala desa secara manual adalah
prosedur atau cara yang dilakukan tanpa menggunakan
perangkat teknologi informatika.
49. Metode pemilihan kepala desa secara elektronik adalah
prosedur atau cara yang dilakukan dengan menggunakan
perangkat teknologi informatika dalam tahapan penyusunan
daftar hak pilih, pemungutan suara dan penghitungan suara
pada pemilihan kepala desa.
50. Teknologi informatika adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis dan atau menyebarkan
informasi.
51. Tim Teknis Inti adalah tim yang ditetapkan oleh Bupati yang
keanggotaannya berasal dari Perangkat Daerah terkait untuk
membantu panitia pemilihan Kepala Desa dalam pelaksanaan
pemilihan kepala desa secara elektronik.

52. Tim….
-8-
52. Tim Teknis Lapangan adalah tim yang ditetapkan oleh
Bupati yang keanggotaannya berasal dari unsur Kecamatan
terkait untuk membantu Panitia Pemilihan K ep a la D e sa
Tingkat Desa dalam menyiapkan dan mengoperasikan
perangkat elektronik dalam pemungutan suara dan
penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara.
53. Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi, yang
selanjutnya disingkat BPPT, adalah lembaga non
kementerian sebagai pihak ketiga yang dikerjasamakan
dengan Pemerintah Daerah.
54. Tim Asistensi adalah tenaga ahli yang mendukung Tim
Teknis Inti dan Tim Teknis lapangan dalam setiap tahapan
pelaksanaan pemilihan kepala desa secara elektronik sebagai
mitra teknologi dan memberikan rekomendasi terbaik dalam
melaksanakan pemilihan kepala desa secara elektronik yang
direkomendasikan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi.
55. Surat suara adalah alat untuk memberikan suara baik
berbentuk kertas maupun elekteronik.
56. Hari adalah hari kalender.
57. Bencana alam adalah adalah suatu peristiwa alam yang
mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia.
Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kekeringan, hujan es,
gelombang panas, badai tropis, dan kebakaran liar.
58. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit.
59. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
60. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya
disebut APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Kepala Desa dengan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
61. Kepala Desa petahana (incumbent) adalah kepala desa yang
masa jabatannya belum berakhir pada saat proses pemilihan
kepala desa dan akan mencalonkan diri kembali sebagai
kepala desa.

BAB II….
-9-
BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2

Jenis pemilihan kepala desa, meliputi:


a. pemilihan kepala desa serentak; dan
b. pemilihan kepala desa antarwaktu.

Bagian Kedua
Pemilihan Kepala Desa Serentak
Pasal 3

(1) Pemilihan kepala desa serentak sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 huruf a, dapat dilaksanakan bergelombang
paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam)
tahun.
(2) Pemilihan kepala desa serentak yang dilaksanakan secara
bergelombang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati dengan
mempertimbangkan:
a. pengelompokan waktu berakhirnya masa jabatan kepala
desa di Daerah;
b. kemampuan keuangan Daerah;
c. ketersediaan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan sebagai
Penjabat Kepala Desa; dan/atau
d. pelaksanaan Pemilihan Umum.

Pasal 4

(1) Pemilihan kepala desa serentak sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3, dipilih langsung oleh penduduk desa yang
memenuhi persyaratan dan bersifat langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
(2) Pemilihan kepala desa serentak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode
secara manual atau elektronik.

Bagian Ketiga
Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.
Pasal 5

(1) Pemilihan kepala desa antarwaktu sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 huruf b, dilaksanakan dalam hal kepala desa
berhenti lebih dari 1 (satu) tahun sebelum masa jabatannya
berakhir, terhitung pada saat tanggal penetapan
pemberhentian berdasarkan Keputusan Bupati.
(2) Pemilihan….
-10-
(2) Pemilihan kepala desa antarwaktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan melalui Musdes.
(3) Musdes sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung
sejak Kepala Desa diberhentikan.

BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6

Tahapan pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak adalah


sebagai berikut:
a. persiapan;
b. pencalonan;
c. pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara;
dan
d. penetapan.

Bagian Kedua
Tahapan Persiapan
Paragraf 1
Umum
Pasal 7

Tahapan persiapan pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri dari:
a. penyusunan pedoman jadwal dan tahapan pemilihan kepala
desa;
b. penyusunan pedoman tata tertib tahapan pemilihan kepala
desa;
c. sosialisasi;
d. penetapan pembagian wilayah pemilihan, TPS dan metode
pemilihan;
e. pembentukan dan pelantikan/pengambilan sumpah/janji
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
f. pendaftaran dan pendataan pemilih.

Paragraf 2
Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak
Pasal 8

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa pada pemilihan kepala desa


serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a,
terdiri dari:
a. Panitia….
-11-
a. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten;
b. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan; dan
c. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak bersifat hierarki.

Paragraf 3
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
Pasal 9

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a
dibentuk oleh Bupati dengan Keputusan Bupati.
(2) Susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Sekretaris Daerah sebagai Ketua;
b. Asisten pada Sekretariat Daerah yang menangani bidang
pemerintahan sebagai Wakil Ketua I;
c. Kepala Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pemerintahan desa sebagai
Wakil Ketua II;
d. Kepala Bidang yang menangani pemerintahan desa pada
Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya meliputi pemerintahan desa sebagai
Sekretaris I;
e. Kepala Seksi yang menangani Aparatur Pemerintahan
Desa pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pemerintahan desa sebagai
Sekretaris II;
f. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pemerintahan desa sebagai
anggota;
g. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengawasan sebagai anggota;
h. Unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan keuangan
daerah sebagai anggota;
i. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan administrasi
kepegawaian daerah sebagai anggota;
j. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi komunikasi dan informatika
sebagai anggota;

k. unsur….
-12-
k. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan administrasi
kependudukan sebagai anggota;
l. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan pendidikan
sebagai anggota;
m. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan kesehatan
sebagai anggota;
n. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pembinaan kesatuan bangsa
dan politik sebagai anggota;
o. unsur pada Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi ketentraman dan ketertiban
umum sebagai anggota;
p. unsur Bagian pada Sekretariat Daerah yang tugas dan
tanggung jawabnya meliputi administrasi pemerintahan
sebagai anggota;
q. unsur Bagian pada Sekretariat Daerah yang tugas dan
tanggung jawabnya meliputi perundang-undangan
sebagai anggota;
r. unsur Bagian pada Sekretariat Daerah yang tugas dan
tanggung jawabnya meliputi bantuan hukum sebagai
anggota;
s. unsur Kepolisian Resor Bogor dan/atau Kepolisian Resor
Depok sebagai anggota;
t. unsur Komando Distrik Militer 0621 Kabupaten Bogor
dan/atau Komando Distrik Militer 0508 Depok sebagai
anggota;
u. unsur Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor sebagai
anggota;
v. unsur Pengadilan Negeri Cibinong sebagai anggota;
w. pejabat fungsional pada Pemerintah Daerah sebagai
anggota; dan
x. unsur Perangkat Daerah/Instansi yang terkait lainnya
sebagai anggota.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. menyusun pedoman jadwal tahapan pemilihan kepala
desa;
b. menyusun pedoman tata tertib tahapan pemilihan kepala
desa;
c. menyusun dan/atau menetapkan kebijakan teknis
pelaksanaan pemilihan kepala desa;
d. melakukan….
-13-
d. melakukan sosialisasi persiapan pemilihan kepala desa
kepada kepala desa, BPD dan kecamatan;
e. melakukan seleksi dan verifikasi usulan pelaksanaan
pemilihan kepala desa secara elektronik serta
menetapkan desa yang melaksanakan pemungutan suara
dengan cara elektronik;
f. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan
kepala desa kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan;
g. memberikan saran/nasihat kepada kecamatan, Panitia
Pemilihan Tingkat Kecamatan, kepala desa, BPD, Panitia
Pemilihan Tingkat Desa tentang penyelenggaraan
pemilihan kepala desa;
h. melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan
pemilihan kepala desa;
i. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan kepala desa;
j. memfasilitasi penyelesaian keberatan/perselisihan
pemilihan kepala desa di tingkat Kabupaten serta
merekomendasikan pengesahan dan pengangkatan kepala
desa terpilih kepada Bupati;
k. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan kepala
desa dan melaporkan serta membuat rekomendasi kepada
Bupati; dan
l. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Bupati.
(5) Masa bakti Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
tidak mengikuti gelombang pelaksanaan Pilkades serentak.

Pasal 10

(1) Pedoman jadwal tahapan pemilihan kepala desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) huruf a, paling sedikit
memuat:
a. rincian kegiatan tahapan pemilihan kepala desa;
b. lamanya kegiatan (dalam hari); dan
c. rentang waktu tanggal pelaksanaan kegiatan.
(2) Pedoman jadwal tahapan pemilihan kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dijadikan pedoman penetapan
tahapan dan jadwal pemilihan kepala desa oleh BPD, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, dan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan.

Pasal 11

(1) Pedoman tata tertib tahapan pemilihan kepala desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) huruf b, terdiri
dari:
a. musyawarah….
-14-
a. musyawarah pembagian wilayah pemilihan, pemilihan
kepala desa secara terpusat atau tersebar, pembentukan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan metode
pemilihan kepala desa secara manual atau secara
elektronik;
b. pendaftaran dan pendataan pemilih/hak pilih;
c. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa;
d. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon kepala desa;
e. penetapan calon kepala desa;
f. pengundian nomor urut tanda gambar;
g. kampanye;
h. masa tenang;
i. musyawarah penetapan waktu pemungutan suara dan
tempat penghitungan suara;
j. pemungutan suara dan penghitungan suara; dan
k. penyelesaian perselisihan.
(2) Pedoman tata tertib tahapan pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan pedoman
untuk penyusunan dan penetapan tata tertib tahapan
pemilihan kepala desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.
(3) Dalam hal terdapat tata tertib yang belum diatur dalam
pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat menyusun dan
menetapkan tata tertib sesuai dengan kondisi desa setempat.
(4) Pedoman tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak diperlukan apabila ketentuan-ketentuan dalam
peraturan ini dan/atau peraturan perundang-undangan
lainnya dianggap cukup.

Pasal 12

(1) Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten


Bogor dapat menerbitkan kebijakan teknis pelaksanaan
pemilihan kepala desa sebagai penjabaran atau mengatur
hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Bupati ini.
(2) Kebijakan teknis pelaksanaan pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan pedoman
pelaksanaan pemilihan kepala desa oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.

Paragraf 4….
-15-
Paragraf 4
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
Pasal 13

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dibentuk oleh
Camat dengan Keputusan Camat.
(2) Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
setelah dibentuknya Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).
(3) Susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Camat sebagai Ketua;
b. Kepala Kepolisian Sektor sebagai Wakil Ketua I;
c. Komandan Rayon Militer sebagai Wakil Ketua II;
d. Sekretaris Kecamatan sebagai Sekretaris;
e. Kepala Seksi yang tugas pokok dan fungsinya
membidangi pemerintahan pada Kecamatan sebagai Wakil
Sekretaris;
f. Kepala Seksi yang tugas pokok dan fungsinya
membidangi perekonomian dan pembangunan pada
Kecamatan sebagai anggota;
g. Kepala Seksi yang tugas pokok dan fungsinya
membidangi kesejahteraan masyarakat pada Kecamatan
sebagai anggota;
h. Kepala Seksi yang tugas pokok dan fungsinya
membidangi pelayanan pada Kecamatan sebagai anggota;
i. Kepala Seksi yang tugas pokok dan fungsinya
membidangi ketenteraman dan ketertiban umum pada
Kecamatan sebagai anggota;
j. unsur pegawai kecamatan sebagai anggota;
k. unsur keanggotaan Kepolisian Sektor sebagai anggota;
l. unsur keanggotaan Komando Rayon Militer sebagai
anggota;
m. unsur Unit Pelaksana Teknis Perangkat Daerah terkait di
kecamatan sebagai anggota; dan
n. unsur instansi lainnya di tingkat kecamatan sebagai
anggota.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
sebagai berikut:

a. melaksanakan….
-16-
a. melaksanakan sosialisasi tahapan pelaksanaan pemilihan
kepala desa kepada kepala desa, BPD, Instansi Tingkat
Kecamatan, Unit Pelaksana Teknis Perangkat Daerah
terkait dan unsur masyarakat;
b. melakukan pembinaan teknis tentang tata cara pemilihan
kepala desa kepada kepala desa, BPD dan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
c. memfasilitasi penyusunan tata tertib pemilihan kepala
desa;
d. memberikan saran/nasihat kepada kepala desa, BPD,
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa tentang
penyelenggaraan pemilihan kepala desa;
e. melaksanakan seleksi tambahan dalam hal diminta oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
f. pemantauan dan monitoring dalam pelaksanaan tahapan
pemilihan kepala desa;
g. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan kepala desa;
h. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja BPD dan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
i. memfasilitasi penyelesaian keberatan/perselisihan hasil
pemilihan kepala desa;
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten; dan
k. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Camat.
(5) Masa bakti Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
tidak mengikuti gelombang pelaksanaan Pilkades serentak.

Paragraf 5
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
Pasal 14

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf c dibentuk, ditetapkan dan
dilantik melalui musyawarah pembentukan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa terdiri
dari:
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang sekertaris merangkap anggota;
d. 1 (satu) orang bendahara merangkap anggota;
e. 5 (lima) orang anggota.

(3) Panitia….
-17-
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut:
a. merencanakan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. menyelenggarakan, mengoordinasikan, mengawasi dan
mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
c. menyusun dan menetapkan rencana kegiatan dan jadwal
tahapan kegiatan pemilihan berdasarkan pedoman yang
diterbitkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten;
d. menyusun dan menetapkan tata tertib setiap tahapan
pelaksanaan pemilihan kepala desa;
e. merencanakan dan menetapkan biaya pemilihan kepala
desa setelah mendapatkan persetujuan camat;
f. melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
rencana pemilihan kepala desa;
g. melaksanakan pendaftaran, penyusunan, penelitian,
penetapan dan pengumuman daftar pemilih/hak pilih;
h. mengadakan pendaftaran/penjaringan bakal calon kepala
desa dan melaksanakan penyaringan yang dilakukan
melalui penelitian, verifikasi dan klarifikasi kelengkapan
persyaratan administrasi bakal calon dan/atau
melakukan seleksi tambahan;
i. melaksanakan seleksi tambahan, dalam hal bakal calon
lebih dari 5 (lima) orang;
j. menetapkan calon kepala desa;
k. melaksanakan pengundian nomor urut calon kepala desa;
l. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
m. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan
tempat pemungutan suara;
n. menetapkan waktu pemungutan suara serta
penghitungan suara;
o. menetapkan tata cara pelaksanaan pemungutan suara
dan penghitungan suara;
p. mengadakan surat undangan, surat suara, kotak suara,
formulir dan perlengkapan pemilihan kepala desa lainnya;
q. membuat TPS;
r. membentuk KPPS, dalam hal pelaksanaan pemungutan
dan penghitungan suara dilakukan pada TPS tersebar;
s. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara;
t. menjaga ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan
pemilihan kepala desa;

u. menyelesaikan....
-18-
u. menyelesaikan penyelesaian keberatan/perselisihan
hasil pemilihan kepala desa bersama BPD;
v. melakukan dan menetapkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara terpusat atau tersebar di wilayah dan
mengumumkan hasil penghitungan suara;
w. menetapkan calon kepala desa terpilih; dan
x. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan kepala desa.

Bagian Ketiga
Penetapan Pembagian Wilayah Pemilihan, Tempat Pemungutan
Suara dan Metode Pemilihan
Paragraf 1
Umum
Penetapan Pembagian Wilayah Pemilihan
Pasal 15

(1) Sebelum Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa


dibentuk dan dilantik, BPD menyelenggarakan musyawarah
yang dihadiri oleh, kepala desa, perangkat desa, pengurus
lembaga kemasyarakatan, unsur tokoh masyarakat desa,
serta Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan,
untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
a. penetapan pembagian wilayah pemilihan;
b. penetapan TPS; dan
c. penetapan metode pemilihan kepala desa.
(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi pedoman Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dalam penetapan
pembagian wilayah pemilihan, TPS, dan metode pemilihan
kepala desa.

Paragraf 2
Penetapan Pembagian Wilayah Pemilihan
Pasal 16

(1) Penetapan pembagian wilayah pemilihan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, ditetapkan dengan
jumlah ganjil paling sedikit terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah
pemilihan.
(2) Penetapan pembagian wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat ditetapkan menurut wilayah dusun, kampung,
Rukun Warga dengan mempertimbangkan perkiraan
pemerataan jumlah hak pilih.

Paragraf 3….
-19-
Paragraf 3
Penetapan TPS
Pasal 17

(1) Penetapan TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat


(1) huruf b, dapat dilakukan secara:
a. terpusat di 1 (satu) TPS; atau
b. tersebar dibeberapa TPS sesuai dengan wilayah
pemilihan.
(2) Penetapan TPS tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. kondisi geografis desa;
b. jumlah penduduk;
c. durasi/waktu pemungutan dan penghitungan suara;
d. ketersediaan lokasi TPS; dan
e. kebutuhan lainnya.
(3) Dalam hal pemungutan dan penghitungan suara dilakukan
pada TPS secara tersebar, musyawarah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) menetapkan TPS utama
untuk tempat acara pembukaan pemungutan dan
penghitungan suara serta penghitungan rekapitulasi suara.

Pasal 18

(1) Dalam hal TPS ditetapkan secara terpusat sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat dibantu oleh
Petugas TPS.
(2) Petugas TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan surat tugas dari Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa berdasarkan musyawarah Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.

Pasal 19

(1) Dalam hal TPS ditetapkan secara tersebar sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, maka Ketua
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menetapkan
Petugas KPPS berdasarkan musyawarah Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Petugas KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.
(3) Petugas KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan jumlah paling sedikit 5 (lima) orang
dengan susunan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu)....
-20-
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(4) Tugas pokok Petugas KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) adalah sebagai berikut:
a. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan
TPS;
b. mendistribusikan surat undangan pemungutan suara;
c. melaksanakan pemungutan dan perhitungan suara di
TPS;
d. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang
disampaikan oleh saksi calon kepala desa dan masyarakat
pada hari pemungutan suara;
e. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan
suara;
f. menjaga keamanan dan keutuhan kotak suara pada saat
pemungutan suara dan pada saat penghitungan suara
serta selanjutnya kotak suara disegel;
g. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
h. menyerahkan kotak suara yang berisi surat suara kepada
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
i. melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemungutan dan
penghitungan suara.

Pasal 20

(1) Untuk menjaga ketentraman, ketertiban dan keamanan di


lokasi TPS, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
menugaskan paling sedikit 2 (dua) orang untuk setiap TPS
dari unsur Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas)
dengan surat tugas dari Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.
(2) Selain petugas keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat
meminta bantuan kepada Kepolisian Resor/Kepolisian
Sektor, Komando Distrik Militer/Komando Rayon Militer, dan
Satpol PP.

Paragraf 4
Penetapan Metode Pemilihan Kepala Desa
Pasal 21

(1) Penetapan metode pemilihan kepala desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c dapat dilakukan
secara:
a. manual; atau
b. elektronik....
-21-
b. elektronik.
(2) Pemilihan kepala desa dengan metode elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b hanya dapat
dilakukan pada pelaksanaan pemilihan kepala desa dengan
TPS terpusat.
(3) Dalam hal metode pemilihan kepala desa akan dilakukan
secara elektronik, maka setelah pelaksanaan penetapan
metode pemilihan yang dituangkan dalam Berita Acara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), BPD
mengajukan usulan penetapan metode elektronik kepada
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten melalui
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
(4) Dalam hal usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
jumlahnya lebih banyak dari jumlah penetapan pemilihan
kepala desa secara elektronik oleh Pemerintah Daerah, maka
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
melaksanakan seleksi sesuai dengan kriteria dan indikator
seleksi.
(5) Dalam pelaksanaan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
mengundang Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan, BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa.
(6) Kriteria dan indikator seleksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), paling sedikit memuat:
a. jumlah penduduk desa;
b. estimasi jumlah pemilih/hak pilih;
c. rentan tingkat kerawanan pemilihan kepala desa;
d. kesiapan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
e. kondisi wilayah desa/kemajemukan; dan
f. kondisi pemilihan kepala desa sebelumnya.
(7) Ketentuan bobot dan nilai kriteria indikator sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tercantum dalam Lampiran I
Peraturan ini.

Pasal 22

(1) Dalam hal hasil seleksi Panitia Pemilihan Kepala Desa


Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (4) menyatakan pelaksanaan pemilihan kepala desa
dapat dilaksanakan secara elektronik, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten menyampaikan
surat kepada BPD melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan untuk melaksanakan pemilihan kepala
desa secara elektronik yang ditetapkan dengan Keputusan
BPD.

(2) Dalam….
-22-
(2) Dalam hal hasil seleksi Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (4) menyatakan pelaksanaan pemilihan kepala desa
tidak dapat dilaksanakan secara elektronik, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten menyampaikan
surat kepada BPD melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan untuk melaksanakan pemilihan kepala
desa secara manual.

Bagian Keempat
Pembentukan, Pelantikan, dan Pengambilan Sumpah/Janji
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
Paragraf 1
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
Pasal 23

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dibentuk,


ditetapkan dan dilantik melalui musyawarah pembentukan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh BPD dan dihadiri oleh kepala desa,
Perangkat Desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, unsur
tokoh masyarakat, serta Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan.
(3) Dalam musyawarah pembentukan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menentukan:
a. pengisian susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa secara langsung; atau
b. personil kepanitiaan.
(4) Dalam hal musyawarah menentukan personil kepanitiaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, maka personil
calon Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa:
a. mengadakan musyawarah secara internal untuk
menentukan pengisian susunan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa; dan
b. menyampaikan hasil musyawarah internal personil
kepanitiaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
kepada Pimpinan Musyawarah pembentukan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(5) Hasil musyawarah Pembentukan Panitia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara
Musyawarah.
(6) Berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) BPD menetapkan Susunan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa dengan Keputusan BPD.

(7) Tugas….
-23-
(7) Tugas dan tanggung jawab panitia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh ketua Panitia berdasarkan
musyawarah panitia dengan mempertimbangkan tahapan
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa serta kebutuhan
personil pada setiap tahapan.

Pasal 24

(1) Penentuan pengisian Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat


Desa dan personil kepanitiaan dalam musyawarah
pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3)
mempertimbangkan keterwakilan wilayah yang bersifat netral
serta tidak memihak pada salah satu bakal calon atau calon
kepala desa.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan personil
kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
unsur perangkat desa, lembaga kemasyarakatan dan unsur
tokoh masyarakat desa.
(3) Unsur Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan
personil kepanitiaan yang berasal dari lembaga
kemasyarakatan dan unsur tokoh masyarakat desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah penduduk desa
setempat.

Pasal 25

(1) Berdasarkan Keputusan BPD tentang Susunan Panitia


Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (6), BPD melaksanakan pelantikan dan
pengambilan sumpah/janji terhadap Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada saat musyawarah
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.
(3) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), dilakukan oleh Ketua BPD, dengan bunyi
sumpah/janji sebagai berikut:
“Demi Allah/Tuhan saya bersumpah/berjanji, bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya sebagai Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat
dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai
dasar Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan
demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa”.
(4) Dalam….
-24-
(4) Dalam pelaksanaan pelantikan dan pengambilan sumpah/
janji sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertakan dengan
penandatanganan surat pernyataan dari Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa akan bersikap netral dan tidak
memihak kepada salah satu bakal calon kepala desa atau
calon kepala desa.
(5) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dituangkan
dalam berita acara dan dilaporkan kepada Camat dan
Sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten.

Pasal 26

Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24, dan
pengambilan sumpah/janji Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Camat.

Pasal 27

(1) Selain membentuk, menetapkan dan melantik Panitia


Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dalam musyawarah,
tugas BPD dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa adalah
sebagai berikut:
a. pemantauan dan monitoring dalam pelaksanaan tahapan
pemilihan kepala desa;
b. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pemilihan kepala desa;
c. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
d. memfasilitasi penyelesaian keberatan/perselisihan hasil
pemilihan kepala desa bersama Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa; dan
e. mengusulkan hasil calon kepala desa terpilih kepala desa
secara tertulis kepada Bupati melalui Camat.
(2) Dalam pelaksanaan pembentukan, penetapan dan pelantikan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dalam
musyawarah dan melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), BPD wajib bersikap netral dan tidak
memihak kepada salah satu bakal calon atau calon kepala
desa yang dituangkan dalam surat pernyataan.
(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditandatangani saat pelaksanaan musyawarah pembentukan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.

Pasal 28….
-25-
Pasal 28

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat berhenti,


karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri; dan
c. diberhentikan.
(2) Pemberhentian Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, dilakukan dalam hal:
a. tidak bersikap netral dan memihak kepada salah satu
bakal calon kepala desa atau calon kepala desa;
b. tidak melaksanakan tugas dan kewajiban secara
berkelanjutan atau berhalangan tetap;
c. terlibat tindak pidana dengan ancaman hukuman paling
kurang 5 (lima) tahun; dan
d. mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa.
(3) Pemberhentian Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan melalui
musyawarah BPD yang hasilnya dituangkan dalam Berita
Acara.
(4) Dalam hal terdapat Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa yang
diberhentikan diganti.
(5) Penggantian Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan berdasarkan hasil musyawarah BPD dengan
pertimbangan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
dan ditetapkan dengan Keputusan BPD.
(6) Berdasarkan Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), Ketua BPD melaksanakan pelantikan dan
pengambilan sumpah/janji sesuai ketentuan Pasal 25.

Pasal 29

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dibubarkan oleh


BPD setelah Bupati atau pejabat yang ditunjuk
melaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
kepala desa terpilih.
(2) Pembubaran Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan BPD dan dilaporkan secara tertulis kepada Bupati
melalui Camat.
(3) Pembubaran Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud ayat (2), dapat dilakukan oleh BPD
bersamaan dengan kegiatan serah terima jabatan kepala
desa.
(4) Panitia….
-26-
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten dinyatakan
selesai melaksanakan tugas bersamaan dengan pelaksanaan
pelantikan dan pengambilan sumpah/janji kepala desa
terpilih oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Bagian Kelima
Pendaftaran dan Pendataan Pemilih
Paragraf 1
Persyaratan Pemilih
Pasal 30

(1) Penduduk desa yang berhak memilih dalam pelaksanaan


pemilihan kepala desa adalah Warga Negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. terdaftar secara sah sebagai warga desa dan bertempat
tinggal di desa setempat paling singkat 6 (enam) bulan
sebelum DPS disahkan menjadi DPT yang dibuktikan
dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan/atau
Kartu Keluarga atau surat keterangan dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil atau Penduduk asli
yang bertempat tinggal di desa setempat yang dibuktikan
dengan surat keterangan domisili dari Kepala Desa
setempat yang dilengkapi pas foto yang bersangkutan,
dengan surat pengantar dari ketua RT/RW setempat;
b. penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah
menikah;
c. nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya;
d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap;
e. bukan anggota TNI dan POLRI aktif; dan
f. tercantum sebagai pemilih dalam DPT.
(2) Seorang pemilih/hak pilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam
daftar pemilih/hak pilih.
(3) Dalam hal terjadi perubahan waktu pelaksanaan
pemungutan suara, maka yang dijadikan dasar penentuan
syarat pemilih/hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah pemilih yang sudah mencapai usia 17 (tujuh
belas) tahun pada saat DPT ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.

Paragraf 2….
-27-
Paragraf 2
DPS
Pasal 31

(1) Dalam menentukan pemilih/hak pilih yang memenuhi


persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1),
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menggunakan
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan yang berasal
dari data base kependudukan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
(2) Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diserahkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui DPMD atas
nama Pemerintah Daerah kepada Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan.
(3) Berdasarkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa melakukan validasi dan
pemutakhiran.
(4) Validasi dan pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), dilakukan karena:
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari
dan tanggal pemungutan suara pemilihan sudah berumur
17 (tujuh belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun tetapi sudah/
pernah menikah yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Ketua Rukun Tetangga setempat;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah ke desa/kelurahan lain dan telah terdaftar secara
sah pada desa/kelurahan tersebut; atau
e. belum terdaftar.
(5) Dalam melakukan validasi dan pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa dibantu oleh petugas yang berasal dari unsur
lembaga kemasyarakatan dan/atau masyarakat desa.
(6) Pelaksanaan validasi dan pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan paling lama 14 (empat
belas) hari dan hasilnya ditetapkan dalam DPS.

Pasal 32

(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (6) disusun


berdasarkan Kartu Keluarga dengan mencantumkan Nomor
Induk Kependudukan sesuai Rukun Tetangga/Rukun Warga.

(2) DPS….
-28-
(2) DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(3) Setelah ditetapkan dan ditandatangani sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), DPS diumumkan di kantor desa dan
di tempat strategis lainnya dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.
(4) Selain pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
petugas melakukan rekapitulasi nama-nama per keluarga
dan selanjutnya dilakukan penempelan di masing-masing
rumah.

Pasal 33

(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32


ayat (3), pemilih/hak pilih atau anggota keluarga dapat
mengajukan perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau
identitas lainnya kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa melalui Ketua Rukun Tetangga dan Ketua
Rukun Warga.
(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pemilih/hak pilih atau anggota keluarga dapat
memberikan informasi yang meliputi:
a. pemilih/hak pilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. pemilih/hak pilih terdaftar ganda;
c. pemilih/hak pilih yang terdaftar tetapi tidak memenuhi
syarat sebagai pemilih/hak pilih; dan/atau
d. pemilih/hak pilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut
atau pindah ke desa/kelurahan lain.
(3) Dalam hal usul perbaikan dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diterima, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa melakukan perbaikan
DPS dan merekapitulasi kembali nama-nama per keluarga
yang telah ditempel di masing-masing rumah.

Paragraf 3
DPTam
Pasal 34

(1) Dalam hal pada jangka waktu pengumuman DPS


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) terdapat
pemilih/hak pilih yang belum terdaftar, maka pemilih yang
belum terdaftar atau anggota keluarga secara aktif
melaporkan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa melalui Ketua Rukun Tetangga dan Ketua Rukun
Warga.
(2) Pemilih/hak pilih yang belum terdaftar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dicatat dan ditetapkan dalam DPTam
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(3) Pencatatan….
-29-
(3) Pencatatan dan penetapan DPTam sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari terhitung
sejak pengumuman DPS berakhir.
(4) DPTam sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa di kantor
desa dan tempat strategis lainnya selama 3 (tiga) hari
terhitung sejak ditetapkan DPTam untuk mendapat
tanggapan dari masyarakat.
(5) Dalam hal tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat diterima, maka dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mengadakan perbaikan DPTam dan rekapitulasi yang telah
ditempel di masing-masing rumah.

Paragraf 4
Penetapan DPT
Pasal 35

(1) Paling lama 1 (satu) hari setelah perbaikan DPTam


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (5), Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menyampaikan DPS dan
DPTam kepada calon kepala desa untuk diteliti.
(2) DPS dan DPTam yang disampaikan kepada calon kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rekapitulasi
berdasarkan Kartu Keluarga dengan mencantumkan Nomor
Induk Kependudukan sesuai Rukun Tetangga/Rukun Warga.
(3) Penelitian DPS dan DPTam sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari.
(4) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan oleh calon kepala desa paling lambat 1 (satu)
hari kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebelum musyawarah penetapan DPT.
(5) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihadiri
oleh para calon kepala desa atau yang diberi kuasa secara
tertulis oleh calon kepala desa yang berasal dari pemilih yang
terdaftar dalam DPS atau DPTam dan dapat disaksikan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan, Kepala
Desa, BPD, Ketua Rukun Warga dan Ketua Rukun Tetangga
yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah.

Pasal 36

(1) Dalam hal pada pelaksanaan musyawarah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) terdapat hak pilih/pemilih
yang terdapat dalam DPS dan DPTam tidak memenuhi
persyaratan, maka calon kepala desa dapat mengusulkan
kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dengan
mencoret hak pilih/pemilih dari DPS dan DPTam dengan
pertimbangan/bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Dalam….
-30-
(2) Dalam hal pada pelaksanaan musyawarah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) terdapat pemilih/hak pilih
yang belum terdaftar dalam DPTam dan dapat dibuktikan
bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat sebagai
pemilih/hak pilih, maka yang bersangkutan dimasukan
dalam DPT.
(3) Dalam hal terdapat usulan pencoretan atau penambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat meminta
keterangan dari Ketua Rukun Tetangga untuk dijadikan
sebagai bahan pertimbangan pencoretan atau penambahan
terhadap pemilih/hak pilih.
(4) Berdasarkan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa melakukan
perbaikan dan merekapitulasi DPS dan DPTam dalam DPT
paling lama 1 (satu) hari.

Pasal 37

(1) Hasil perbaikan dan rekapitulasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 36 ayat (4) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa dalam DPT di hadapan para calon kepala desa
atau yang diberi kuasa secara tertulis oleh calon kepala desa
yang berasal dari pemilih/hak pilih yang terdaftar dalam DPT.
(2) Penetapan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.
(3) Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat DPT yang
masing-masing lembar diparaf oleh para calon kepala desa
dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(4) DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa di kantor desa
dan tempat strategis lainnya selama 3 (tiga) hari terhitung
sejak ditetapkan.
(5) Selain pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
petugas melakukan perbaikan terhadap rekapitulasi nama-
nama keluarga yang ditempel di masing-masing rumah.

Pasal 38

(1) DPT yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 37 ayat (2) digunakan sebagai dasar pembuatan surat
undangan, surat suara dan kelengkapan lainnya, serta dasar
usulan bantuan keuangan biaya pemilihan kepala desa.
(2) DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dilakukan perubahan, kecuali terdapat pemilih/hak pilih
yang meninggal dunia.

(3) Dalam….
-31-
(3) Dalam hal terjadi perubahan karena sebab sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa membubuhkan catatan “Meninggal Dunia” pada
kolom keterangan dalam DPT serta memberitahukan kepada
calon kepala desa.
(4) Untuk pengendalian kehadiran pemilih/hak pilih, dan
pengelompokan pemilih/hak pilih berdasarkan wilayah
pemilihan, Panitia Pemilihan Kepala Desa membuat salinan
DPT.

BAB IV
TAHAPAN PENCALONAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 39

Tahapan pencalonan pemilihan kepala desa serentak terdiri dari


kegiatan:
a. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa;
b. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi, verifikasi
dan klarifikasi serta penetapan dan pengumuman calon
kepala desa;
c. pengundian nomor urut calon kepala desa;
d. pelaksanaan kampanye; dan
e. masa tenang.

Bagian Kedua
Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
Paragraf 1
Pengumuman
Pasal 40

(1) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a dilaksanakan
secara tertulis dalam jangka waktu 9 (sembilan) hari.
(2) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan di
tempat/lokasi yang strategis dan dapat dibaca oleh
masyarakat luas.
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling
sedikit memuat batas waktu pendaftaran, persyaratan bakal
calon kepala desa, persyaratan administrasi bakal calon
kepala desa, dan tahapan jadwal pemilihan.

(4) Batas....
-32-
(4) Batas waktu penyerahan persyaratan administrasi bakal
calon kepala desa kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa paling lambat pada saat penutupan
pendaftaran.
(5) Penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
jatuh pada pukul 24.00 WIB yang dituangkan dalam berita
acara.

Pasal 41

(1) Dalam hal bakal calon kepala desa yang mendaftarkan diri
tidak mencapai jumlah 2 (dua) orang pendaftar pada saat
penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 ayat (5), maka pendaftaran diperpanjang kembali paling
lama 10 (sepuluh) hari yang dituangkan dalam berita acara.
(2) Dalam hal perpanjangan pendaftaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) masih tetap tidak mencapai jumlah 2 (dua)
orang pendaftar pada saat berakhirnya perpanjangan
pendaftaran, maka pendaftaran diperpanjang kembali untuk
kedua kalinya paling lama 10 (sepuluh) hari yang dituangkan
dalam berita acara.
(3) Dalam hal perpanjangan pendaftaran kedua sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) masih tetap tidak mencapai jumlah 2
(dua) orang pendaftar pada saat berakhirnya perpanjangan
pendaftaran, maka pendaftaran dinyatakan ditutup oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa yang dituangkan
dalam berita acara dan selanjutnya ditetapkan dengan
keputusan.
(4) Penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaporkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
kepada BPD paling lambat 3 (tiga) hari setelah penutupan.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selanjutnya
dilaporkan oleh BPD kepada Camat paling lambat 3 (tiga) hari
setelah laporan penutupan pendaftaran diterima.
(6) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) selanjutnya
dilaporkan oleh Camat kepada Bupati paling lambat 3 (tiga)
hari setelah laporan diterima.
(7) Berdasarkan laporan Camat sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), Bupati menunda pelaksanaan pemilihan kepala desa
sampai dengan pemilihan kepala desa serentak berikutnya.
(8) Penundaaan pelaksanaan pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

Paragraf 2
Persyaratan Bakal Calon Kepala Desa
Pasal 42

Persyaratan bakal calon kepala desa adalah sebagai berikut:


a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa….
-33-
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;
g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih,
kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana
penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada
publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta
bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang”;
h. bagi Kepala Desa petahana, mantan Kepala Desa dan mantan
Penjabat Kepala Desa yang mencalonkan Kepala Desa, tidak
pernah menyalahgunakan keuangan dan aset desa;
i. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. sehat jasmani dan rohani serta bebas narkotika dan obat
terlarang (Narkoba);
l. berkelakuan baik, jujur dan adil;
m. Pegawai Negeri Sipil diluar Pegawai Negeri Sipil Tentara
Nasional Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil Kepolisian
Negara Republik Indonesia, harus mendapatkan izin tertulis
dari Pejabat Pembina Kepegawaian;
n. bagi anggota Tentara Nasional Indonesia, Pegawai Negeri Sipil
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil Kepolisian Negara
Republik Indonesia harus mendapatkan izin tertulis/
persetujuan dari Kepala Satuan Induk Organisasi/Kepala
Kepolisian Daerah atau Komandan Satuan Induk Organisasi
Komandan Distrik Militer Daerah;
o. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja harus
mengundurkan diri;
p. Pimpinan atau anggota BPD harus mengundurkan diri;
q. pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Desa, Pengurus
Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
dan Satuan Perlindungan Masyarakat, harus mendapat izin
tertulis dari Kepala Desa;
r. tenaga….
-33-
r. Tenaga Pendamping Program Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Daerah, harus mendapatkan ijin
tertulis dari Pejabat yang mengeluarkan surat perintah/
tugas;
s. belum pernah menjabat sebagai kepala desa dalam 3 (tiga)
kali masa jabatan, baik berturut-turut maupun tidak
berturut turut dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, termasuk masa jabatan kepala desa antarwaktu;
t. telah menyerahkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa Akhir Masa Jabatan bagi kepala desa petahana
(incumbent) dan mantan Kepala Desa yang akan mencalonkan
diri kembali sebagai calon kepala desa periode berikutnya
secara berturut-turut;
u. belum pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai
Kepala Desa, Anggota BPD, Perangkat Desa, Pegawai Negeri
Sipil, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau Pegawai Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;
w. tidak akan mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai
calon kepala desa;
x. wajib bertempat tinggal di desa setempat apabila terpilih
menjadi kepala desa bagi bakal calon kepala desa yang
bertempat tinggal di luar desa yang bersangkutan; dan
y. menyerahkan Aset Desa beserta dokumen asli dan fotokopi
kepemilikan atau penguasaan, bagi bakal calon Kepala Desa
petahana dan mantan Kepala Desa yang akan mencalonkan
diri kembali sebagai Kepala Desa periode berikutnya secara
berturut-turut kepada Ketua BPD atau Penjabat Kepala Desa.

Paragraf 3
Persyaratan Administrasi Bakal Calon Kepala Desa
Pasal 43

(1) Persyaratan administrasi bakal calon kepala desa adalah


sebagai berikut:
a. surat permohonan atau lamaran yang ditulis tangan di
atas kertas bermeterai yang ditujukan kepada Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
b. foto kopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Surat
Keterangan Penduduk dan Kartu Keluarga yang masih
berlaku serta dilegalisir oleh pejabat yang berwenang di
instansi/dinas, dengan menunjukan bukti asli;
c. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
di atas kertas bermeterai;
d. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka
Tunggal Ika di atas kertas bermeterai;
e. fotokopi….
-35-
e. fotokopi ijazah pendidikan dari sekolah dasar atau
sederajat sampai dengan ijazah terakhir, minimal sekolah
menengah pertama atau sederajat yang telah dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang di instansi/dinas, dengan
menunjukan bukti ijazah asli;
f. fotokopi akta kelahiran yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dari instansi/dinas, dengan menunjukan
dokumen aslinya;
g. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala
desa di atas kertas bermeterai;
h. surat pernyataan tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih;
i. surat keterangan dari Ketua Pengadilan yang dikeluarkan
dari Kantor Pengadilan Kabupaten/Kota dimana yang
bersangkutan tinggal/berdomisili bahwa yang
bersangkutan tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih;
j. dalam hal pelamar pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih, maka yang bersangkutan
melampirkan surat pernyataan bahwa 5 (lima) tahun atau
lebih setelah selesai menjalani pidana penjara
membuktikan telah mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah
dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-
ulang;
k. dalam hal pelamar pernah dijatuhi hukuman pidana
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana 5 (lima) tahun atau lebih, maka yang
bersangkutan melampirkan surat keterangan dari Ketua
Pengadilan yang dikeluarkan dari Kantor Pengadilan
Kabupaten/Kota dimana yang bersangkutan tinggal/
berdomisili bahwa:
1) yang bersangkutan pernah dijatuhi hukuman pidana
karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
atau lebih;
2) yang bersangkutan telah membuat kertas
pengumuman dan ditempel di tempat umum dan
terbuka bahwa yang bersangkutan pernah dihukum
pidana; dan
3) yang…
-36-
3) yang bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan
yang berulang.
l. surat pernyataan tidak pernah menyalahgunakan
keuangan dan aset desa bagi Kepala Desa petahana
(incumbent), mantan Kepala Desa dan mantan Penjabat
Kepala Desa yang mencalonkan Kepala Desa;
m. surat pernyataan tidak sedang menjalani hukuman
pidana penjara;
n. surat keterangan dari Ketua Pengadilan yang dikeluarkan
dari Kantor Pengadilan Kabupaten/Kota dimana yang
bersangkutan tinggal/berdomisili bahwa yang
bersangkutan tidak sedang dicabut hak pilihnya;
o. surat keterangan sehat jasmani dan rohani serta bebas
narkoba dari rumah sakit milik Pemerintah Daerah atau
Pemerintah Daerah lain melalui pemeriksaan medical
check up, dengan standarisasi pemeriksaan:
1) Pemeriksaan Fisik oleh Dokter Umum;
2) Thorax foto;
3) EKG + Pembacaan hasil EKG oleh Dr. Spesialis
Penyakit Dalam;
4) Skrining Narkoba;
5) MMPI + Konsultasi Dokter Jiwa; dan
6) Pemeriksaan Laboratorium.
p. surat pernyataan berkelakuan baik, jujur dan adil di atas
kertas bermeterai;
q. surat Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan
dari Kepolisian Resor pada wilayah kabupaten/kota
dimana yang bersangkutan bertempat tinggal;
r. surat izin tertulis bagi Pegawai Negeri Sipil dari Pejabat
Pembina Kepegawaian tempat bersangkutan bekerja;
s. surat izin/persetujuan tertulis bagi anggota Tentara
Nasional Indonesia, Pegawai Negeri Sipil Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia dan
Pegawai Negeri Sipil Kepolisian Republik Indonesia dari
pimpinan/instansi yang berwenang;
t. fotokopi keputusan pemberhentian bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang dilegalisir dari
pejabat yang berwenang dengan menunjukan dokumen
aslinya;
u. keputusan pemberhentian bagi Pimpinan atau anggota
BPD dari Camat;
v. izin tertulis dari Kepala Desa bagi Perangkat Desa,
Pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Desa, Pengurus
BUM Desa/BUM Desa Bersama dan Satuan Perlindungan
Masyarakat;
w. surat….
-37-
w. surat ijin tertulis dari Pejabat yang mengeluarkan surat
perintah/tugas bagi Tenaga Pendamping Program
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah;
x. Surat pernyataan belum pernah menjabat sebagai kepala
desa dalam 3 (tiga) kali masa jabatan, baik berturut-turut
maupun tidak berturut turut dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, termasuk masa jabatan
kepala desa antarwaktu;
y. surat keterangan tidak pernah menjadi kepala desa
selama 3 (tiga) kali masa jabatan, baik berturut-turut
maupun tidak berturut-turut, dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia khusus bagi calon kepala
desa yang sudah pernah atau sedang menjabat kepala
desa, dari Camat dimana yang bersangkutan bertempat
tinggal;
z. surat keterangan penyampaian Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa akhir masa jabatan yang dikeluarkan
oleh Camat dimana yang bersangkutan bertempat tinggal,
bagi bakal calon kepala desa yang berasal dari Kepala
Desa petahana atau mantan Kepala Desa yang akan
mencalonkan diri kembali menjadi Kepala Desa periode
berikutnya secara berturut-turut;
aa. Surat pernyataan belum pernah diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai Kepala Desa, Anggota BPD,
Perangkat Desa, Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan/atau Pegawai Badan Usaha Milik Negara/
Badan Usaha Milik Daerah;
bb. surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri setelah
ditetapkan sebagai calon kepala desa;
cc. surat pernyataan bersedia bertempat tinggal di desa
setempat apabila terpilih menjadi kepala desa bagi bakal
calon kepala desa yang bertempat tinggal di luar desa
yang bersangkutan; dan
dd. Berita Acara serah terima Aset Desa dan dokumennya
dengan Ketua BPD, bagi Bakal Calon yang berasal dari
Kepala Desa petahana (incumbent);
ee. Berita Acara serah terima Aset Desa dan dokumennya
dengan Penjabat Kepala Desa, bagi Bakal Calon yang
berasal dari mantan Kepala Desa yang akan mencalonkan
diri kembali sebagai Kepala Desa periode berikutnya
secara berturut-turut;
ff. pasfoto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 dengan
background Bendera Merah Putih sebanyak 4 (empat)
lembar, yang akan dipergunakan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa dalam pencetakan surat suara; dan

gg. daftar….
-38-
gg. daftar riwayat hidup, dan bagi pelamar yang pernah
mengabdi pada organisasi pemerintahan dan/atau
lembaga kemasyarakatan desa melampirkan fotokopi
bukti penetapan keputusan pernah pengalaman di
organisasi pemerintahan dan/atau lembaga
kemasyarakatan desa dengan menunjukan dokumen
aslinya.
(2) Berkas persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap, masing-
masing untuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa,
BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.
(3) Fotokopi legalisasi ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, merupakan legalisasi ijazah terbaru dengan
waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal
registrasi pada saat mendaftar.
(4) Ijazah pendidikan sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, adalah ijazah Paket A atau ijazah ujian
persamaan Sekolah Dasar atau Satuan Pendidikan Muadalah
Pondok Pesantren sederajat Madrasah Ibtidaiyah, ijazah
Paket B atau ijazah ujian persamaan Sekolah Menengah
Pertama atau Satuan Pendidikan Muadalah Pondok
Pesantren sederajat Madrasah Tsanawiyah, ijazah Paket C
atau ijazah ujian persamaan Sekolah Menengah Atas Satuan
Pendidikan Muadalah Pondok Pesantren sederajat Madrasah
Aliyah.
(5) Ijazah Ujian Persamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diterbitkan sebelum tanggal 3 Juli 2003.

Pasal 44

(1) Pejabat yang berwenang untuk melegalisir ijazah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf e
adalah:
a. Kepala Sekolah atau pejabat yang ditunjuk untuk ijazah
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, Satuan Pendidikan Muadalah
Pondok Pesantren sederajat Madrasah Ibtidaiyah/
Madrasah Tsanawiyah/Madrasah Aliyah;
b. Rektor atau pejabat yang ditunjuk untuk ijazah
Perguruan Tinggi dimana ijazah diterbitkan;
c. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kepala
Dinas Pendidikan provinsi yang menerbitkan atau pejabat
yang ditunjuk untuk ijazah sekolah yang telah bubar/
likuidasi;

d. Kepala...
-39-
d. Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota
untuk ijazah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,
dan Madrasah Aliyah, Satuan Pendidikan Muadalah
Pondok Pesantren sederajat Madrasah
Ibtidaiyah/Madrasah Tsanawiyah/Madrasah Aliyah yang
telah bubar atau likuidasi;
e. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kepala
Dinas Pendidikan provinsi yang menerbitkan ijazah atau
pejabat yang ditunjuk untuk ijazah Paket A, Paket B dan
Paket C; dan
f. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi yang menerbitkan
ijazah atau pejabat yang ditunjuk untuk ijazah ujian
persamaan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
dan Sekolah Menengah Atas.
(2) Pejabat yang berwenang untuk melegalisir akta lahir, Kartu
Tanda Penduduk Elektronik atau Surat Keterangan
Penduduk dan Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 ayat (1) huruf c dan huruf f, adalah pejabat pada
instansi pelaksana yang membidangi administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.
(3) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
43 ayat (1) huruf r adalah Kepala Perangkat Daerah yang
membidangi urusan kepegawaian.

Pasal 45

(1) Dalam hal ijazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat


(1) huruf e hilang, maka yang bersangkutan melampirkan:
a. surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan dari
Kepala sekolah/Rektor yang bersangkutan untuk ijazah
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi;
b. surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kepala
Dinas Pendidikan provinsi yang menerbitkan untuk ijazah
Paket A, ijazah Paket B atau ijazah Paket C; atau
c. surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan provinsi yang menerbitkan
untuk ijazah ujian persamaan Sekolah Dasar, ujian
persamaan Sekolah Menengah Pertama atau ujian
persamaan Sekolah Menengah Atas.
(2) Ketentuan legalisasi surat keterangan hilang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan sebagaimana diatur
dalam Pasal 43 ayat (1).

Pasal 46

(1) Kepala Desa yang mencalonkan diri dan telah ditetapkan


sebagai calon kepala desa harus mengajukan cuti secara
tertulis kepada Camat sejak menjadi calon kepala desa
sampai dengan ditetapkannya calon kepala desa terpilih.
(2) Selama….
-40-
(2) Selama masa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Desa dilarang menggunakan fasilitas Pemerintah Desa
untuk kepentingan sebagai calon kepala desa.
(3) Selama kepala desa menjalankan cuti sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Sekretaris Desa menjadi Plh Kepala Desa yang
ditetapkan dengan Keputusan Camat.
(4) Dalam hal Sekretaris Desa berhalangan dan/atau
mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa, maka
Plh Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan oleh Kepala Seksi atau Kepala Urusan
dan/atau Kepala Dusun.

Pasal 47

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kepala desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (3), Plh Kepala Desa
mempunyai kewenangan yang sama dengan Kepala Desa,
kecuali:
a. mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
b. pelepasan kekayaan milik desa; dan
c. melakukan perubahan anggaran yang alokasinya telah
ditetapkan.

Pasal 48

(1) Pimpinan atau anggota BPD yang akan mencalonkan diri


sebagai bakal calon kepala desa harus mengajukan
pengunduran diri secara tertulis kepada Camat sebelum
dibentuknya Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa oleh
BPD.
(2) Dalam hal terdapat pimpinan atau anggota BPD yang
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud ayat (1), maka
pengisian kekosongan pimpinan atau anggota dilakukan
melalui pergantian antarwaktu.
(3) Dalam pergantian antarwaktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pimpinan dan anggota BPD lainnya setelah
menerima surat pengunduran diri paling lambat 3 (tiga) hari
melaksanakan musyawarah BPD untuk membahas usulan
pemberhentian dan usulan pengganti antarwaktu yang
hasilnya dituangkan dalam berita acara dan dilaporkan
kepada Camat untuk mendapatkan pengesahan.
(4) Setelah diterimanya hasil musyawarah BPD sebagaimana
dimaksud ayat (3), Camat paling lambat 3 (tiga) hari
menetapkan Keputusan Pengesahan Pemberhentian dan
Pengesahan Pengangkatan Pengganti antarwaktu Pimpinan
atau Anggota BPD.

Pasal 49….
-41-
Pasal 49

(1) Perangkat desa yang akan mencalonkan diri sebagai bakal


calon kepala desa harus mengajukan cuti kepada kepala desa
terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal
calon kepala desa sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon kepala desa terpilih oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) Tugas perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dirangkap oleh perangkat desa lainnya yang ditetapkan
dengan surat tugas kepala desa.

Pasal 50

(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Desa, Pengurus BUM


Desa/BUM Desa Bersama dan Satuan Perlindungan
Masyarakat, yang akan mencalonkan diri sebagai bakal calon
kepala desa harus mengajukan izin tertulis kepada kepala
desa pada saat mendaftar.
(2) Kepala desa setelah menerima pengajuan tertulis
sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lambat 3 (tiga) hari
mengeluarkan surat rekomendasi izin tertulis kepada yang
bersangkutan.
(3) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Desa, Pengurus BUM
Desa/BUM Desa Bersama dan Satuan Perlindungan
Masyarakat harus mengajukan cuti kepada Kepala Desa
terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal
calon kepala desa sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon terpilih oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.

Pasal 51

(1) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang akan


mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala desa harus
mengundurkan diri pada saat mendaftarkan diri sebagai
bakal calon kepala desa.
(2) Selain Pegawai Pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1),
bagi Tenaga Pendamping Program Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Daerah dapat mencalonkan diri
sebagai bakal calon kepala desa dengan melampirkan surat
ijin dari Pejabat yang mengeluarkan surat perintah/tugas.

Pasal 52

(1) Pada saat dibukanya penerimaan pendaftaran bakal calon


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa mempersiapkan:
a. format/contoh surat lamaran dan format pernyataan yang
dibutuhkan oleh bakal calon kepala desa sebagai
kelengkapan persyaratan administrasi; dan
b. format….
-42-
b. format tanda terima persyaratan kelengkapan
administrasi bakal calon kepala desa yang wajib
dilampirkan pada saat mendaftar.
(2) Format contoh surat lamaran dan format pernyataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan di Sekretariat
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa kepada bakal
calon kepala desa atau kuasa bakal calon kepala desa.
(3) Pada saat Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
menyerahkan format sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa memberitahukan
batas waktu penutupan pendaftaran dan batas waktu
penyerahan berkas kelengkapan administrasi bakal calon.
(4) Surat lamaran dan pengisian format pernyataan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibuat dan ditandatangani oleh bakal
calon kepala desa.
(5) Surat lamaran dan format pernyataan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) beserta berkas persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
diserahkan kembali oleh bakal calon kepala desa atau kuasa
bakal calon kepala desa kepada Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa.
(6) Batas waktu penyerahan surat lamaran dan format
pernyataan serta kelengkapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan persyaratan administrasi lainnya paling lambat
pada saat penutupan pendaftaran.

Pasal 53

(1) Pada saat Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa


menerima pendaftaran bakal calon kepala desa atau kuasa
bakal calon kepala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
52 ayat (5), maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
secara langsung memeriksa kelengkapan berkas persyaratan
dengan dibuatkan dan menyerahkan tanda terima
pendaftaran sesuai format sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 ayat (1) huruf b.
(2) Dalam hal terdapat kekurangan berkas persyaratan pada saat
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikarenakan sedang/masih dalam proses penyelesaian pada
instansi/pejabat yang berwenang, maka bakal calon kepala
desa/kuasa calon kepala desa dapat melampirkan tanda
terima/bukti pemrosesan berkas persyaratan.
(3) Tanda terima atau bukti pemrosesan berkas persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan termasuk dalam
persyaratan bakal calon kepala desa.
(4) Dalam hal terdapat kekurangan berkas peryaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka bakal calon
kepala desa/kuasa bakal calon kepala desa membuat
pernyataan secara tertulis di atas meterai yang berisi:
a. kesediaan….
-43-
a. kesediaan untuk memenuhi kekurangan berkas,
kelengkapan persyaratan dengan batas waktu yang
ditentukan; dan
b. kesediaan untuk mengundurkan diri dari bakal calon
kepala desa apabila tidak memenuhi kekurangan
persyaratan berdasarkan pernyataan yang telah dibuat
oleh yang bersangkutan.
(5) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) turut
diketahui dan ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(6) Dalam hal bakal calon tidak memenuhi surat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka bakal calon
kepala desa dinyatakan tidak memenuhi persyaratan.
(7) Batas waktu penyerahan kekurangan berkas persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling
lambat 10 (sepuluh) hari sebelum ditutupnya waktu
pelaksanaan tahapan penelitian, verifikasi dan klarifikasi
keabsahan berkas persyaratan.

Bagian Ketiga
Penelitian Kelengkapan Persyaratan Administrasi, dan Penetapan
Calon Kepala Desa
Paragraf 1
Penelitian Kelengkapan Persyaratan Administrasi
Pasal 54

(1) Penelitian persyaratan administrasi bakal calon kepala desa


dilaksanakan dalam jangka waktu selama 20 (dua puluh) hari
sejak ditutupnya pendaftaran.
(2) Penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud
ayat (1) meliputi:
a. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi;
b. verifikasi; dan
c. klarifikasi.
(3) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan
untuk mengetahui kelengkapan persyaratan administrasi.
(4) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
dilakukan untuk memastikan kesesuaian terhadap
keabsahan kelengkapan persyaratan administrasi antara
salinan/fotokopi dengan aslinya.

(5) Dalam….
-44-
(5) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) terdapat persyaratan bakal calon kepala desa yang
meragukan keabsahannya, maka Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa melakukan klarifikasi kepada instansi
dan/atau dinas berwenang yang menerbitkan dan/atau
menandatangani dokumen persyaratan administrasi dengan
meminta surat keterangan secara tertulis yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Pasal 55

(1) Dalam hal hasil penelitian persyaratan administrasi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) terdapat
kekurangan atau keabsahan berkas persyaratan, maka
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa meminta untuk
melengkapi berkas kelengkapan secara tertulis kepada bakal
calon kepala desa.
(2) Permintaan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi
dengan pernyataan kesediaan memenuhi kekurangan berkas
persyaratan dari bakal calon kepala desa pada saat sebelum
berakhirnya waktu penelitian.
(3) Dalam hal permintaan kelengkapaan berkas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dilengkapi oleh bakal calon
kepala desa, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa menyatakan bakal calon kepala desa tersebut tidak lolos
administrasi yang dituangkan dalam berita acara.

Pasal 56

(1) Setelah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 54 ayat (4), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mengadakan pertemuan dengan para bakal calon kepala desa
atau kuasanya untuk membahas dan menyepakati hasil
verifikasi.
(2) Pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh
BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
(3) Hasil pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dituangkan dalam Berita Acara.
(4) Setelah hasil pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mengumumkan hasil penelitian persyaratan administrasi
bakal calon kepala desa kepada masyarakat untuk mendapat
masukan secara tertulis dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
setelah berakhirnya jangka waktu penelitian.
(5) Dalam pengumuman hasil penelitian sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mencantumkan rekapitulasi data setiap Bakal Calon yang
lolos maupun tidak lolos administrasi.

(6) Masukan….
-45-
(6) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diproses dan ditindaklanjuti oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa yang hasilnya dituangkan dalam berita
acara.
(7) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa tidak memproses
dan menindaklanjuti masukan masyarakat yang melewati
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Pasal 57

(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratan


administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2),
jumlah bakal calon kepala desa yang memenuhi persyaratan
administrasi kurang dari 2 (dua) orang, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa tidak melanjutkan
tahapan pemilihan kepala desa yang dituangkan dalam Berita
Acara dan selanjutnya menetapkan keputusan tentang
penghentian tahapan pemilihan kepala desa.
(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan hasil musyawarah antara Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dengan BPD dan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
(3) Penghentian tahapan Pemilihan Kepala Desa dilaporkan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa kepada BPD
paling lambat 3 (tiga) hari setelah musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya
dilaporkan oleh BPD kepada Camat paling lambat 3 (tiga) hari
setelah laporan penghentian dari Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selanjutnya
dilaporkan oleh Camat kepada Bupati paling lambat 3 (tiga)
hari setelah laporan diterima dari BPD.
(6) Berdasarkan laporan Camat sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), Bupati menunda pelaksanaan pemilihan kepala desa
sampai dengan pemilihan kepala desa serentak berikutnya.
(7) Penghentian tahapan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.

Pasal 58

(1) Dalam hal jumlah bakal calon kepala desa berdasarkan hasil
penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54 ayat (2) mencapai jumlah lebih dari 5 (lima)
orang pendaftar yang memenuhi persyaratan, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa melaksanakan seleksi
tambahan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. pengalaman bertugas di organisasi Pemerintahan,
Lembaga Kemasyarakatan di Desa, tingkat pendidikan,
dan usia; dan
b. kemampuan….
-46-
b. kemampuan pengetahuan umum.
(2) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan pada waktu penelitian kelengkapan persyaratan
administrasi bakal calon kepala desa, verifikasi dan
klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2).
(3) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui pembobotan nilai, dengan cara penilaian
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.
(4) Dalam pelaksanaan seleksi tambahan bakal calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan
Kepala Desa menyusun dan menetapkan tata tertib seleksi
tambahan yang ditetapkan dengan keputusan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(5) Dalam melaksanakan seleksi tambahan bakal calon kepala
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Panitia Pemilihan
Kepala Desa dapat membentuk Tim Seleksi Tambahan
dengan keputusan, dan seleksi tambahan dilaksanakan
paling lambat sebelum berakhirnya waktu tahapan penelitian
kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon kepala
desa.
(6) Dalam pelaksanaan penilaian seleksi tambahan bakal calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Panitia
Pemilihan Kepala Desa/Tim Seleksi Tambahan dapat
memberikan penilaian apabila bakal calon kepala desa dapat
membuktikan dengan surat keputusan pengangkatan dari
pejabat tempat yang bersangkutan bekerja/bertugas.
(7) Dalam hal bakal calon memiliki pengalaman sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak dapat membuktikan surat
keputusan pengangkatan dari pejabat/pimpinan tempat yang
bersangkutan bekerja/bertugas karena hilang dan/atau
ketika pengangkatan tidak disertakan dengan keputusan,
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa/Tim Seleksi Tambahan
dapat memberikan penilaian kepada bakal calon kepala desa
tersebut apabila dilampirkan:
a. surat pernyataan tertulis di atas materai dari yang
bersangkutan yang turut ditandatangani paling sedikit
oleh 2 (dua) orang saksi yang merupakan teman kerja/
tugas bakal calon; dan
b. surat Keterangan dari pejabat/pimpinan yang berwenang
ditempat yang bersangkutan bertugas/bekerja.
(8) Seleksi kemampuan pengetahuan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan secara tertulis,
dengan materi sebagai berikut:
a. Pancasila dan UUD 1945;
b. bahasa Indonesia; dan
c. pemerintahan….
-47-
c. pemerintahan dan pembangunan desa.
(9) Dalam hal Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa tidak
dapat melaksanakan seleksi tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka dapat meminta bantuan
kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
untuk melaksanakan seleksi tambahan.
(10) Dalam melaksanakan seleksi pengetahuan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat melibatkan
lembaga independen untuk membuat soal, mengawasi
pelaksanaan ujian dan melakukan penilaian.

Pasal 59

(1) Dalam pelaksanaan seleksi tambahan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 58, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/Tim Seleksi Tambahan atau Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan melaksanakan tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan seleksi
tambahan;
b. menyusun tata tertib seleksi tambahan;
c. menyusun jadwal pelaksanaan seleksi tambahan;
d. melaksanakan pembekalan kepada para bakal calon
kepala desa paling lambat 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan seleksi;
e. mempersiapkan perlengkapan kebutuhan seleksi;
f. melakukan penilaian dan merekapitulasi hasil penilaian
pengalaman organisasi pemerintahan desa dan
pengalaman lembaga kemasyarakatan di desa, tingkat
pendidikan dan usia bakal calon kepala desa;
g. memfasilitasi pelaksanaan seleksi tertulis;
h. memfasilitasi pemeriksaan lembar jawaban oleh bakal
calon kepala desa;
i. melakukan pemeriksaan ulang hasil pemeriksaan lembar
jawaban dari bakal calon kepala desa;
j. merekapitulasi penilaian secara komulatif hasil seleksi;
dan
k. mengumumkan peringkat nilai bakal calon kepala desa.
(2) Dalam pelaksanaan seleksi tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/Tim Seleksi Tambahan atau Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan menghadirkan bakal calon
kepala desa dan anggota BPD.
(3) Pada hari pelaksanaan seleksi, Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan dapat meminta bantuan pengamanan
kepada Kepolisian Sektor dan Koramil setempat dengan
jumlah personil sesuai kebutuhan.
(4) Pemeriksaan….
-48-
(4) Pemeriksaan hasil seleksi tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/Tim Seleksi Tambahan atau Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan dengan melibatkan bakal
calon kepala desa.
(5) Hasil seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dituangkan dalam berita acara yang memuat nilai dan
peringkat atau urutan rangking masing-masing bakal calon
kepala desa.
(6) Dalam hal pelaksanaan seleksi tambahan dilakukan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan, maka
berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa paling lambat 1 (satu) hari setelah pelaksanaan seleksi.

Pasal 60

(1) Bakal calon kepala desa yang memperoleh komulatif nilai


dengan kelulusan peringkat 1 (satu) sampai peringkat ke 5
(lima) sesuai hasil seleksi tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (5), dilarang mengundurkan diri yang
dituangkan dalam surat pernyataan yang dibuat diatas
kertas bermeterai.
(2) Dalam hal terdapat bakal calon kepala desa yang
mengundurkan diri setelah menandatangani surat
pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa atau Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan tidak dapat
mengubah peringkat/urutan peringkat hasil seleksi
tambahan.
(3) Dalam hal hasil seleksi tambahan terdapat beberapa bakal
calon memperoleh nilai kumulatif terendah yang sama dalam
urutan nilai terbesar, untuk menentukan 5 (lima) orang
bakal calon yang dapat ditetapkan sebagai calon kepala desa,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. bakal calon yang bersangkutan mengikuti seleksi
tambahan berupa seleksi tertulis pengetahuan umum;
b. sistem penilaian tidak menggunakan bobot penilaian dan
tidak diakumulasikan dengan nilai yang lain; dan
c. yang dinyatakan lolos adalah bakal calon yang
mendapatkan nilai tertinggi dari hasil penilaian seleksi
tertulis pengetahuan umum sebagaimana dimaksud
dalam huruf a.
(4) Setelah dilakukan seleksi tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) jika terdapat nilai yang sama kembali, maka
dilakukan seleksi tambahan berikutnya dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Paragraf 2….
-49-
Paragraf 2
Penetapan Bakal Calon Kepala Desa Menjadi Calon Kepala Desa
Pasal 61

(1) Bakal calon kepala desa yang memenuhi persyaratan dapat


ditetapkan menjadi calon kepala desa dengan jumlah paling
sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.
(2) Penetapan calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan secara terbuka oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dihadapan para calon kepala desa
atau saksi yang diberi kuasa secara tertulis oleh calon kepala
desa, serta disaksikan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan, Kepala Desa dan BPD paling lambat 3
(tiga) hari setelah berakhir pengumuman hasil penelitian
persyaratan administrasi bakal calon kepala desa.
(3) Calon kepala desa yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dapat mengundurkan diri.
(4) Dalam hal setelah penetapan Calon kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdapat Calon kepala desa yang
mengundurkan diri maka tahapan dilanjutkan.

Bagian Keempat
Pengundian Nomor Urut Calon Kepala Desa
Pasal 62

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa paling lambat 3


(tiga) hari sebelum pelaksanaan kegiatan kampanye
melaksanakan pengundian nomor urut calon kepala desa
secara terbuka di hadapan para calon kepala desa atau saksi
yang diberi kuasa secara tertulis oleh calon kepala desa, serta
disaksikan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan, Kepala Desa, BPD dan masyarakat desa.
(2) Dalam hal waktu penyelesaian pencetakan surat undangan,
surat suara, plano serta dokumen atau baliho/banner yang
mencantumkan foto dan nomor urut calon kepala desa cukup
lama sehingga pengundian dilakukan lebih dari 3 (tiga) hari
sebelum pelaksanaan kampanye, maka:
a. dilaksanakan musyawarah oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa dengan para calon kepala desa yang
dihadiri oleh kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan dan unsur tim sukses/
pendukung dari masing-masing calon kepala desa, yang
hasilnya dituangkan dalam berita acara;
b. apabila perubahan tanggal pengundian diusulkan oleh
calon kepala desa, maka usulan tersebut diajukan secara
tertulis kepada Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa;

c. dibuatkan….
-50-
c. dibuatkan pernyataan kesepakatan dari para calon kepala
desa yang berisikan antara lain tanggal pengundian, dan
tidak melaksanakan kampanye diluar tahapan dan jadwal
yang sudah ditetapkan; dan
d. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menetapkan
keputusan yang berisi perubahan jadwal/tanggal
pengundian.
(3) Pengundian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a. pengundian nomor urut pengambilan; dan
b. pengundian nomor urut calon kepala desa.
(4) Dalam pelaksanaan pengundian sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mempersiapkan perlengkapan antara lain:
a. tempat/kotak pengundian/sejenisnya yang berisikan
kertas dalam kondisi tergulung/dalam amplop yang telah
tertulis nomor urut berdasarkan jumlah calon kepala desa
untuk pengundian nomor urut pengambilan; dan
b. tempat/kotak pengundian/sejenisnya yang berisikan
kertas dalam kondisi tergulung/dalam amplop yang telah
tertulis nomor urut dengan memberikan kesempatan
terlebih dahulu kepada calon kepala desa yang
mendapatkan nomor urut 1, nomor 2 dan seterusnya
hasil pengundian nomor urut pengambilan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a.
(5) Hasil pengundian nomor urut calon kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b, dituangkan dalam berita
acara dan ditetapkan dalam Keputusan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(6) Hasil pengundian nomor urut calon kepala desa sebagaimana
dimaksud pada pada ayat (5) dijadikan sebagai dasar:
a. pengumuman nama calon kepala desa beserta nomor urut
calon kepala desa yang dipasang di tempat umum/
strategis agar dapat diketahui oleh masyarakat;
b. pencetakan surat suara yang akan dipergunakan pada
hari pemungutan suara dan penghitungan suara
berdasarkan jumlah DPT dan ditambah 5 % (lima per
seratus) sebagai surat suara cadangan; dan
c. mencetak baliho/atribut lainnya untuk persiapan
pelaksanaan kampanye oleh calon kepala desa.
(7) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa mengumumkan
nama calon kepala desa beserta nomor urut yang telah
ditetapkan paling lambat 1 (satu) hari setelah pengundian
nomor urut kepala desa dan dipasang di tempat umum agar
dapat diketahui oleh masyarakat.

(8) Setelah….
-51-
(8) Setelah ditetapkannya hasil pengundian nomor urut
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) calon kepala desa,
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, BPD, Tim
Pendukung/Tim Sukses dan unsur keterwakilan masyarakat
untuk menandatangani:
a. pakta integritas; dan
b. deklarasi damai.
(9) Sebelum ditandatangani, pakta integritas dan deklarasi
damai sebagaimana dimaksud pada ayat (8), dibacakan
terlebih dahulu oleh salah seorang calon kepala desa yang
diikuti oleh seluruh calon kepala desa, tim sukses/tim
pendukung, dan masyarakat yang hadir.

Bagian Kelima
Pelaksanaan Kampanye
Pasal 63

(1) Dalam tahapan pengundian nomor urut calon kepala desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa bersama dengan calon kepala
desa/kuasa calon melakukan musyawarah teknis
pelaksanaan kampanye.
(2) Musyawarah pembahasan teknis pelaksanaan kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membahas tentang:
a. penyusunan jadwal kampanye, terdiri dari penentuan
waktu, tata cara, dan tempat pelaksanaan kampanye;
b. kesepakatan kampanye tidak dilakukan dalam bentuk
pawai/konvoi massa;
c. pelaksanaan kampanye damai (kampanye bersama)
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat di hari pertama yang diisi dengan acara/
kegiatan:
1. pemaparan visi dan misi Calon Kepala desa apabila
terpilih menjadi kepala desa; dan
2. pemasangan/penyebaran bahan kampanye di tempat-
tempat umum.
d. pelaksanaan kampanye damai (kampanye bersama) di
hari terakhir yang diisi dengan pembersihan/pencabutan
atribut/alat peraga/foto calon yang terpasang, kecuali
yang terpasang di lokasi rumah calon kepala desa.

Pasal 64

(1) Calon kepala desa melakukan kampanye sesuai dengan


kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
(2) Materi kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi visi dan misi bila terpilih sebagai kepala desa.
(3) Visi....
-52-
(3) Visi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
keinginan yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu masa
jabatan kepala desa.
(4) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi program
yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi.
(5) Dalam melakukan kampanye sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) calon kepala desa membentuk pelaksana kampanye
dan dilaporkan kepada Panitia pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.

Pasal 65

(1) Tahapan kegiatan kampanye pemilihan kepala desa


dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sebelum
hari/masa tenang.
(2) Penentuan waktu, tata cara, dan tempat pelaksanaan
kampanye dilakukan melalui musyawarah antara Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dengan para calon
kepala desa atau yang diberi kuasa secara tertulis oleh calon
kepala desa, dan disaksikan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan, Kepala Desa dan BPD serta
hasilnya dituangkan dalam berita acara.
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta bertanggung
jawab.

Pasal 66

(1) Kampanye calon kepala desa dilaksanakan dalam jangka


waktu 3 (tiga) hari melalui:
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka dan dialog;
c. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
d. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di
tempat lain yang ditentukan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa; dan
e. kegiatan lain yang tidak melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pemasangan alat peraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, dilarang dipasang di tempat-tempat umum, antara
lain:
a. fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas/rumah sakit,
klinik/sejenisnya);
b. sekolah/lembaga pendidikan;
c. kantor-kantor pemerintah; dan
d. tempat peribadatan.

(3) Pelaksanaan….
-53-
(3) Pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dilakukan dalam bentuk pawai/konvoi.

Pasal 67

(1) Calon kepala desa dan pelaksana kampanye dilarang:


a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon
kepala desa yang lain;
d. menghasut dan mengadu-domba perorangan atau
masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang,
sekelompok anggota masyarakat, dan/ atau calon kepala
desa yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
calon kepala desa lainnya;
h. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan;
i. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut
calon kepala desa lain selain dari gambar dan/atau
atribut calon kepala desa yang bersangkutan; dan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya
kepada masyarakat.
(2) Dalam kegiatan kampanye, calon kepala desa dan tim sukses
dilarang mengikutsertakan sebagai peserta maupun
pelaksana kampanye orang atau organisasi sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
c. kepala desa;
d. perangkat desa;
e. anggota BPD;
f. partai politik dan organisasi kemasyarakatan;
g. lembaga kemasyarakatan di desa; dan
h. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.

Pasal 68….
-54-
Pasal 68

(1) Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 66 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 67 berdasarkan
temuan dan/atau pengaduan masyarakat, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa melakukan musyawarah
penyelesaian pelanggaran yang melibatkan para pihak yang
hasilnya dituangkan dalam berita acara.
(2) Dalam hal hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditemukan pelanggaran, maka Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa memberikan sanksi kepada calon
kepala desa dan pelaksana kampanye.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. peringatan tertulis, apabila pelaksana kampanye
melanggar larangan walaupun belum terjadi gangguan;
b. penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya
pelanggaran atau di suatu wilayah yang dapat
mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang
berpotensi menyebar ke wilayah lain; dan/atau
c. calon Kepala Desa yang bersangkutan dilarang
melanjutkan seluruh rangkaian kegiatan kampanye.

Bagian Keenam
Masa Tenang
Pasal 69

(1) Masa tenang dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari


sebelum pemungutan suara.
(2) Dalam masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan kegiatan berupa:
a. pembersihan alat peraga kampanye oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa, calon kepala desa/tim
pendukung/tim sukses dan anggota Satuan Perlindungan
Masyarakat serta masyarakat; dan
b. persiapan pemungutan suara, antara lain:
1) surat kuasa/mandat saksi calon kepala desa;
2) pemeriksaan, pelipatan, penghitungan dan penyegelan
surat suara yang akan dipergunakan;
3) pemusnahan surat suara yang tidak layak
dipergunakan;
4) penyegelan surat suara dan perlengkapan lainnya;
dan
5) TPS

(3) Hasil…
-55-
(3) Hasil pemeriksaan, pelipatan, penghitungan surat suara,
pemusnahan surat suara yang tidak layak dipergunakan (bila
ada) dan penyegelan surat suara yang akan dipergunakan
dituangkan dalam berita acara.
(4) Untuk menjamin keamanan terhadap surat suara yang layak
dipergunakan dan kelengkapan lainnya, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dengan persetujuan BPD
dapat menyerahkan/menitipkan kepada pihak Kepolisian
Sektor/Koramil setempat, dengan dibuatkan tanda terima
penyerahan/penitipan yang ditandatangani oleh para pihak.
(5) Dalam masa tenang Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa memberikan penjelasan calon kepala desa dan/atau
kuasanya mengenai kriteria sah, tidak sah atau blankonya
surat suara yang hasilnya dituangkan dalam berita acara.

Pasal 70

(1) Masyarakat dapat melaporkan calon kepala desa dan/atau


tim sukses yang melakukan kegiatan kampanye dalam masa
tenang kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa,
paling lambat pada hari terakhir masa tenang.
(2) Berdasarkan laporan masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan/atau temuan Panitia Pilkades Tingkat Desa
atau BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
mengadakan musyawarah bersama BPD untuk meneliti
laporan/temuan pelanggaran.
(3) Apabila berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) calon kepala desa dan/atau tim
sukses melakukan pelanggaran masa tenang, maka calon
kepala desa/tim sukses yang bersangkutan dilarang keluar
rumah saat hari pemungutan dan penghitungan suara
kecuali untuk menggunakan hak pilihnya.

BAB V
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Kesatu
Penetapan Waktu Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Pasal 71

(1) Hari dan tanggal pemungutan suara secara serentak


ditetapkan oleh Bupati.
(2) Penetapan waktu pemungutan suara dan penghitungan
suara ditetapkan melalui musyawarah Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa yang dihadiri oleh calon kepala
desa, Panitia pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan,
Kepala Desa dan BPD paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum pelaksanaan pemungutan suara, yang hasilnya
dituangkan dalam berita acara.
(3) Berdasarkan....
-56-
(3) Berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menetapkan
waktu pemungutan suara dan penghitungan suara dengan
keputusan.
(4) Dalam hal terjadi perubahan waktu pelaksanaan
pemungutan suara dan penghitungan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), maka Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa mengadakan musyawarah dengan calon kepala
desa atau saksi calon kepala desa yang diberi kuasa secara
tertulis dan dihadiri oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan yang hasilnya dituangkan dalam berita
acara dan ditetapkan dengan keputusan.
(5) Perubahan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dapat dilakukan sebelum Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa mendistribusikan surat undangan kepada
pemilih/hak pilih.

Bagian Kedua
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Paragraf 1
Umum
Pasal 72

Pemungutan suara dan penghitungan suara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2), dapat dilakukan secara:
a. terpusat di 1 (satu) TPS; atau
b. tersebar di beberapa TPS.

Paragraf 2
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara secara Terpusat
Pasal 73

(1) Dalam hal pemungutan suara dan penghitungan suara


dilakukan secara terpusat di 1 (satu) TPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 huruf a, maka di dalam TPS dibagi
dalam wilayah pemilihan dengan jumlah ganjil paling sedikit
3 (tiga) wilayah pemilihan.
(2) Pembagian wilayah pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat dijadikan sebagai dasar pembagian jumlah
pemilih/hak pilih.
(3) Pembagian jumlah pemilih/hak pilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berdasarkan pertimbangan:
a. pembagian pemilih/hak pilih menurut wilayah dusun
kampung/wilayah rukun warga; atau
b. pembagian pemilih/hak pilih dengan sistem pemerataan
jumlah pemilih/hak pilih per-wilayah menurut jumlah
pemilih/hak pilih yang telah disusun pada DPT
berdasarkan keluarga dengan nomor berkelanjutan.
Pasal 74….
-57-
Pasal 74

Dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara


yang ditetapkan secara terpusat di 1 (satu) TPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 huruf a, setiap wilayah pemilihan
dilengkapi dengan:
a. DPT yang telah dibagi menurut wilayah pemilihan;
b. bilik suara disesuaikan menurut perbandingan dengan
jumlah pemilih/hak pilih, paling sedikit 1 (satu) bilik suara
berbanding 500 (lima ratus) pemilih/hak pilih;
c. setiap wilayah pemilihan terdapat 1 (satu) kotak suara;
d. penyekatan antar wilayah pemilihan; dan
e. kelengkapan lainnya.

Paragraf 3
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara secara Tersebar
Pasal 75

(1) Dalam hal pemungutan suara dilakukan secara tersebar di


beberapa TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72
huruf b, maka TPS tersebar disesuaikan dengan jumlah
pemilih/hak pilih berdasarkan wilayah pemungutan suara
berjumlah ganjil.
(2) Dalam menetapkan wilayah pemungutan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa harus mempertimbangkan:
a. demografis dan geografis desa (jarak tempuh pemilih/hak
pilih);
b. penetapan pembagian wilayah dusun/kampung/rukun
warga;
c. penetapan banyaknya jumlah pemilih/hak pilih per
wilayah di TPS; dan
d. kondisi dan jaminan keamanan dan ketertiban.
(3) Dalam hal pemungutan suara dan penghitungan dilakukan
secara tersebar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72
huruf b, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. penetapan KPPS;
b. penetapan pembagian tugas kepanitiaan; dan
c. penyiapan tempat/lokasi TPS.
(4) Penetapan pembagian tugas kepanitiaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b, dilakukan berdasarkan
perwakilan wilayah dan/atau tempat tinggal/domisili Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.

Paragraf 4….
-58-
Paragraf 4
Persiapan Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 76

Sebelum pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa terlebih dahulu mempersiapkan:
a. surat undangan;
b. surat suara;
c. kotak suara;
d. TPS; dan
e. kelengkapan peralatan lainnya.

Pasal 77

(1) Surat undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76


huruf a berbentuk persegi panjang dengan ukuran 21,5 cm x
11 cm, dengan warna dasar biru muda untuk laki-laki dan
warna merah muda untuk perempuan.
(2) Surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencantumkan kolom antara lain:
a. nama desa dan kecamatan;
b. nomor urut dalam DPT;
c. wilayah pemilihan;
d. nama pemilih/hak pilih;
e. nomor NIK;
f. alamat pemilih/hak pilih;
g. tempat pemungutan suara;
h. hari, tanggal dan waktu pemungutan suara; dan
i. nama dan kolom tanda tangan Ketua Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa.
(3) Surat undangan pemungutan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus sudah diterima oleh pemilih/hak pilih
yang tercantum dalam DPT paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pelaksanaan pemungutan suara dengan dibuktikan
tanda terima.
(4) Dalam hal pemilih/hak pilih meninggal dunia dan/atau
pindah tempat tinggal ke desa lain sebelum pemungutan
suara, maka surat undangan dikembalikan oleh petugas atau
keluarga pemilih/hak pilih yang meninggal dunia kepada
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.

(5) Berdasarkan....
-59-
(5) Berdasarkan surat undangan yang dikembalikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa mencoret nama yang bersangkutan
dalam DPT atau salinan DPT untuk TPS dengan
membubuhkan paraf dan keterangan.
(6) Dalam pengadaan surat undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilengkapi dengan surat pemesanan, tanda
terima pesanan dan perjanjian antara Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dengan pihak percetakan yang
memuat paling sedikit:
a. para pihak;
b. hak dan kewajiban;
c. spesifikasi dan jumlah barang;
d. jangka waktu; dan
e. sanksi.

Pasal 78

(1) Surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf b


dapat berbentuk persegi panjang atau persegi empat dengan
warna dasar putih yang dicetak 2 (dua) sisi (bolak-balik)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. bagian depan/muka memuat logo dan tanda tangan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
b. tampak belakang memuat tanda gambar calon kepala
desa yang terdiri dari nomor urut calon kepala desa, foto
calon kepala desa berwarna dengan background bendera
merah putih, dan nama calon kepala desa dengan posisi
tanda gambar calon kepala desa sejajar kesamping
(horisontal).
(2) Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat
membagi tugas penandatanganan surat suara kepada
sebagian atau seluruh panitia.
(3) Ukuran surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan jumlah calon kepala desa.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa mengadakan
surat suara sebanyak jumlah pemilih/hak pilih yang terdaftar
dalam DPT ditambah 5% (lima per seratus) sebagai cadangan.
(5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa mencetak surat
suara paling lambat 1 (satu) hari setelah pengundian nomor
urut calon kepala desa.
(6) Dalam pencetakan surat suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan surat pemesanan, tanda terima
pesanan dan perjanjian antara Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa dengan pihak percetakan yang memuat paling
sedikit:
a. para pihak;
b. hak....
-60-
b. hak dan kewajiban;
c. spesifikasi dan jumlah barang;
d. jangka waktu; dan
e. sanksi.
(7) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
diperiksa pada masa tenang, paling lambat 1 (satu) hari
sebelum pemungutan suara oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa dengan melibatkan saksi calon kepala
desa yang diberi kuasa dan turut disaksikan oleh BPD dan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
dituangkan dalam berita acara.
(8) Surat suara yang telah diperiksa sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) dimasukan dalam amplop, dalam kondisi
disegel dan dimasukan dalam kotak suara serta dikunci dan
disegel oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa serta
dituangkan dalam berita acara yang disaksikan oleh saksi
calon kepala desa.

Pasal 79

(1) Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf c,


berbentuk kotak persegi panjang terbuat dari bahan yang
tidak transparan dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 40 cm,
tinggi 60 cm, dan memakai kunci gembok dengan jumlah
kotak suara sesuai kebutuhan atau sesuai dengan jumlah
pembagian wilayah pemilihan.
(2) Selama pelaksanaan pemungutan suara, kotak suara harus
dalam keadaan terkunci dan anak kuncinya dipegang oleh
Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.

Pasal 80

(1) TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 huruf d, dapat


berupa tempat terbuka atau tempat tertutup yang ditetapkan
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(2) TPS di tempat terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan pembatas yang aman.
(3) TPS di tempat tertutup dapat menggunakan fasilitas umum,
kecuali tempat ibadah.
(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan
lokasinya di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh
penyandang disabilitas atau yang mempunyai halangan fisik
lain, serta menjamin setiap pemilih/hak pilih dapat
memberikan suaranya secara langsung, bebas dan rahasia.
(5) Di dalam TPS dilengkapi dengan:
a. DPT;
b. kartu suara;
c. bilik suara;
d. kertas….
-61-
d. kertas penghitungan suara;
e. berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara;
f. meja dan kursi petugas Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS;
g. tinta penanda kehadiran pemilih/hak pilih;
h. papan pengumuman yang memuat jumlah pemilih/hak
pilih, tanda gambar masing-masing calon kepala desa,
dan informasi tentang sah/tidak sahnya pencoblosan
surat suara; dan
i. tenda, panggung, kursi untuk calon kepala desa untuk
TPS terpusat di 1 (satu) tempat, dan alat-alat kelengkapan
lainnya.

Pasal 81

(1) Bilik suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (5)


huruf c, dibuat dengan ukuran yang disesuaikan dengan
kondisi TPS.
(2) Jumlah bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan menurut perbandingan dengan jumlah pemilih,
paling sedikit 1 (satu) bilik suara berbanding 500 (lima ratus)
pemilih/hak pilih.
(3) Di dalam bilik suara dilengkapi dengan tanda gambar calon
kepala desa, paku dengan ukuran 12 (dua belas) cm dan
bantalan.

Pasal 82

(1) Kertas penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 80 ayat (5) huruf d, terdiri dari kolom:
a. nomor urut dan nama calon kepala desa;
b. suara sah setiap calon kepala desa;
c. suara tidak sah; dan
d. blanko.
(2) Kertas penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa dan para saksi calon kepala desa.

Paragraf 5
Saksi Calon Kepala Desa
Pasal 83

(1) Setiap calon kepala desa wajib menunjuk dan memberi


kuasa/mandat secara tertulis kepada saksi calon kepala
desa.

(2) Saksi….
-62-
(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. saksi pemeriksaan surat suara, paling sedikit 1 (satu)
orang; dan
b. saksi pemungutan dan penghitungan suara paling sedikit
3 (tiga) orang.
(3) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pemilih/hak pilih yang sudah terdaftar dalam DPT.
(4) Penunjukan dan/atau pemberian kuasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 1 (satu)
hari sebelum dilaksanakan pemeriksaan surat suara,
pemungutan dan penghitungan suara.
(5) Dalam hal saksi yang telah ditunjuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berhalangan, maka calon kepala desa dapat
menunjuk saksi pengganti paling lambat 1 (satu) jam
sebelum pemeriksaan surat suara, pemungutan dan
penghitungan suara dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Paragraf 6
Pengamanan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara
Pasal 84

(1) Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di


TPS, disimpan di kantor desa, di sekretariat Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dan/atau tempat lain yang
terjamin keamanannya, yang dituangkan dalam Berita Acara.
(2) Untuk menjamin keamanan perlengkapan pemungutan suara
dan penghitungan suara sebagaimana dimaksud ayat (1),
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dapat meminta
bantuan pengamanan dari unsur Kepolisian Sektor dan
Komando Rayon Militer setempat.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Paragraf 1
Susunan Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pasal 85

(1) Susunan acara pemungutan dan penghitungan suara


pemilihan kepala desa terdiri dari:
a. susunan acara pemungutan dan penghitungan suara
pemilihan kepala desa secara terpusat di 1 (satu)
TPS, dihadiri oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa, para calon kepala desa dan/atau para saksi calon
kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan, Pejabat dan para pemilih/hak pilih; dan

b.susunan....
-63-
b. susunan acara pemungutan dan penghitungan suara
pemilihan kepala desa secara tersebar di beberapa TPS
dihadiri oleh KPPS, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa, para saksi calon kepala desa, BPD, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan, Pejabat dan
para pemilih/hak pilih.
(2) Susunan acara pemungutan dan penghitungan suara secara
terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
sebagai berikut:
a. pembukaan;
b. laporan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa;
c. pembacaan sambutan Bupati;
d. pemeriksaan bilik suara, surat suara, kotak suara, dan
kelengkapannya, dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa didampingi oleh calon kepala desa
dan/atau saksi calon kepala desa serta disaksikan oleh
Kepala Desa, BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan;
e. penandatanganan berita acara pemeriksaan oleh Ketua
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan ditandatangani
oleh saksi calon kepala desa;
f. penjelasan teknis tentang tata cara pemungutan suara
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
g. peresmian pemungutan suara pemilihan kepala desa oleh
Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
h. pelaksanaan pemungutan suara;
i. penutupan pelaksanaan pemungutan suara oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, dilanjutkan dengan
penghitungan suara serta pembacaan dan
penandatanganan pernyataan para calon kepala desa;
j. penghitungan suara dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa secara terbuka dan disaksikan
oleh para calon kepala desa atau para saksi calon kepala
desa, BPD, Kepala Desa, Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan, dan warga masyarakat;
k. penandatanganan hasil penghitungan suara;
l. pembuatan dan penandatanganan berita acara
pemungutan dan penghitungan suara oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
m. pengumuman hasil penghitungan suara dan penutupan
penghitungan suara oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa; dan
n. pembacaan doa.
(3) Susunan….
-64-
(3) Susunan acara pemungutan dan penghitungan suara secara
tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
sebagai berikut:
a. pembukaan;
b. pembacaan laporan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa;
c. pembacaan sambutan Bupati;
d. pemeriksaan bilik suara, surat suara, kotak suara, dan
kelengkapannya oleh KPPS yang didampingi oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, saksi calon kepala
desa, anggota BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan;
e. penandatanganan berita acara pemeriksaan oleh KPPS
dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan
ditandatangani oleh saksi calon kepala desa;
f. penjelasan teknis tentang tata cara pemungutan suara
oleh KPPS;
g. peresmian pemungutan suara pemilihan kepala desa oleh
KPPS;
h. pelaksanaan pemungutan suara;
i. penutupan pelaksanaan pemungutan suara oleh KPPS,
dilanjutkan dengan pembacaan dan penandatanganan
pernyataan saksi calon kepala desa;
j. penghitungan suara dilaksanakan oleh KPPS secara
terbuka dan disaksikan oleh para saksi calon kepala desa,
BPD, Pejabat/Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan, dan warga masyarakat;
k. penandatanganan hasil penghitungan suara oleh KPPS
yang turut ditandatangani oleh para calon saksi kepala
desa;
l. pembuatan dan penandatanganan berita acara
pemungutan dan penghitungan suara oleh KPPS;
m. pengumuman hasil penghitungan suara dan penutupan
penghitungan suara oleh KPPS; dan
n. pembacaan doa.
(4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d dan ayat (3) huruf d dilakukan dengan cara:
a. membuka kotak suara yang tersegel dan terkunci;
b. mengeluarkan seluruh isi kotak suara dan melakukan
pemeriksaan;
c. mengindentifikasi jenis dokumen dan peralatan; dan
d. menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan.

Paragraf 2….
-65-
Paragraf 2
Pemungutan Suara
Pasal 86

(1) Pelaksanaan pemungutan suara dilakukan dengan tahapan


sebagai berikut:
a. pemilih/hak pilih mendatangi TPS dengan membawa
surat undangan dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
atau Surat Keterangan Penduduk atau keterangan
domisili berfoto;
b. petugas menerima surat undangan dan mencocokan
dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau surat
keterangan perekaman atau keterangan domisili berfoto
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan memeriksa
dalam DPT;
c. dalam hal nama pemilih/hak pilih terdaftar dalam DPT,
maka petugas memberikan tanda  (ceklis) dalam DPT
dan memberikan paraf pada surat undangan di pojok
kanan atas;
d. surat undangan yang telah diberi paraf sebagaimana
dimaksud dalam huruf c diberikan kepada pemilih/hak
pilih untuk ditukar dengan surat suara;
e. surat undangan yang telah diberi paraf sebagaimana
dimaksud dalam huruf c disimpan oleh petugas sebagai
bahan kontrol kehadiran pemilih/hak pilih;
f. setelah menerima surat suara sebagaimana dimaksud
dalam huruf d, pemilih/hak pilih memasuki bilik suara
untuk memberikan suara;
g. sebelum memberikan suara, pemilih/hak pilih wajib
memeriksa dan meneliti surat suara;
h. pemberian suara dilakukan dengan mencoblos salah satu
tanda gambar calon kepala desa dalam surat suara;
i. pemilih/hak pilih yang telah menggunakan hak suara
keluar dari bilik suara dengan membawa surat suara dan
memasukannya ke dalam kotak suara;
j. pemilih/hak pilih menuju pintu keluar yang telah
disediakan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
dan
k. sebelum keluar pemilih/hak pilih wajib mencelupkan
salah satu jari ke bak tinta yang disiapkan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS sebagai tanda
telah menggunakan hak memilih.

(2) Dalam….
-66-
(2) Dalam hal pada saat pemeriksaan dan penelitian surat suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g terdapat surat
suara dalam keadaan cacat, rusak, sudah tercoblos dan
terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, maka
pemilih/hak pilih berhak meminta surat suara pengganti
setelah menyerahkan surat suara kepada Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS.
(3) Berdasarkan permintaan penggantian surat suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS memberikan surat suara
pengganti hanya 1 (satu) kali.

Pasal 87

(1) Pemilih penyandang disabilitas atau yang mempunyai


halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya di TPS
dapat dibantu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS atau orang lain atas permintaan pemilih/hak
pilih sendiri.
(2) Dalam hal pemilih/hak pilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meminta dibantu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS, maka Ketua Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa/Ketua KPPS menugaskan anggota Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/anggota KPPS atau
orang lain untuk memberikan bantuan.
(3) Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/anggota
KPPS atau orang lain yang membantu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), wajib merahasiakan pilihan
pemilih/hak pilih yang bersangkutan.

Pasal 88

(1) Dalam hal terdapat calon kepala desa yang meninggal dunia
atau mengundurkan diri maka tahapan pelaksanaan
pemilihan kepala desa dilanjutkan tanpa penggantian calon
kepala desa.
(2) Dalam hal calon kepala desa meninggal dunia atau
mengundurkan diri sebelum atau pada saat pelaksanaan
pemungutan suara, maka pemungutan suara tetap
dilaksanakan serta tanda gambar calon kepala desa yang
meninggal dunia atau mengundurkan diri diikutsertakan dan
diumumkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS.
(3) Dalam hal calon kepala desa yang meninggal dunia atau
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memperoleh suara terbanyak sedangkan calon kepala desa
lebih dari 2 (dua) orang, maka hasil perolehan suara calon
kepala desa yang meninggal dunia atau mengundurkan diri
tidak diperhitungkan dan yang ditetapkan sebagai calon
kepala desa terpilih adalah calon kepala desa yang
memperoleh suara terbanyak berikutnya.
(4) Dalam….
-67-
(4) Dalam hal calon kepala desa yang meninggal dunia atau
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memperoleh suara terbanyak sedangkan calon kepala desa
hanya 2 (dua) orang, maka hasil perolehan suara calon
kepala desa yang meninggal dunia atau mengundurkan diri,
diperhitungkan dan hasil perolehan suara calon kepala desa
yang memperoleh suara terbanyak berikutnya tidak
ditetapkan sebagai calon kepala desa terpilih.
(5) Dalam hal terjadi perolehan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), maka pemilihan kepala desa diulang dan
menunggu pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak
berikutnya.

Paragraf 3
Perpanjangan Waktu dan Penundaan Sementara Waktu
Pemungutan Suara
Pasal 89

(1) Waktu pemungutan suara dapat diperpanjang dengan


pertimbangan sebagai berikut:
a. masih terdapatnya pemilih/hak pilih di lokasi TPS yang
sedang melaksanakan hak suaranya;
b. diperkirakan pemilih/hak pilih masih dalam perjalanan
menuju TPS untuk memberikan hak suaranya; dan/atau
c. adanya kesepakatan para calon kepala desa atau
saksi/kuasa dari calon Kepala Desa.
(2) Penentuan perpanjangan waktu pemungutan suara dapat
dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS setelah dimusyawarahkan/disetujui oleh para
calon kepala desa atau para saksi calon kepala desa dengan
pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pelaksanaan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dihadiri oleh BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan, yang hasilnya dituangkan dalam berita
acara.
(4) Perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), dapat dilakukan paling lama 60 (enam puluh)
menit dan hanya diberikan waktu perpanjangaan 1 (satu) kali
yang selanjutnya ditutup dengan berita acara.

Pasal 90

(1) Dalam hal pada saat pelaksanaan pemungutan suara terjadi


bencana alam, gangguan keamanan dan ketertiban atau
terjadi penyimpangan dalam pemungutan suara atau sebab
lain yang mengakibatkan terhentinya pelaksanaan
pemungutan suara, maka pemungutan suara ditunda
sementara.

(2) Dalam....
-68-
(2) Dalam hal terdapat pemungutan suara ditunda sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS mengamankan
perlengkapan pemungutan suara yang disaksikan oleh calon
kepala desa/saksi calon kepala desa.
(3) Dalam hal penundaan suara sebagaimana dimaksud ayat (1)
dapat dilanjutkan, maka pemungutan suara lanjutan dapat
dilakukan di TPS dengan sisa waktu pemungutan suara
setelah disepakatinya penundaan sementara berdasarkan
kesepakatan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS dengan para calon kepala desa/saksi calon
kepala desa.
(4) Penundaan pemungutan suara, pengamanan perlengkapan
pemungutan suara dan lanjutan pemungutan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.

Pasal 91

(1) Dalam hal pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 90 tidak dapat dilanjutkan, maka pelaksanaan
pemungutan suara ditunda paling lama 1 (satu) hari untuk
melanjutkan pelaksanaan pemungutan suara.
(2) Dalam hal terdapat pemungutan suara ditunda sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka kotak suara yang
berisi surat suara yang terpakai, anak kunci kotak suara,
surat suara yang belum terpakai, surat undangan yang
sudah masuk dan dokumen administrasi lainnya disegel dan
disimpan di kantor desa atau tempat lain yang terjamin
keamanannya.
(3) Susunan acara pelaksanaan pemungutan suara lanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. pembukaan;
b. laporan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa;
c. pemeriksaan bilik suara, surat suara, kotak suara, dan
kelengkapannya, dilakukan oleh calon kepala desa/saksi
calon kepala desa didampingi oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS dan disaksikan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
Pejabat;
d. penandatanganan berita acara pemeriksaan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS dan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan ditandatangani
oleh saksi calon kepala desa;
e. pelaksanaan pemungutan suara lanjutan;

f. penutupan....
-69-
f. penutupan pelaksanaan lanjutan pemungutan suara oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS,
dilanjutkan dengan pembacaan dan penandatanganan
pernyataan para calon kepala desa/para saksi calon
kepala desa setelah pemungutan suara;
g. penghitungan suara, dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS secara terbuka dan
disaksikan oleh para calon kepala desa/para saksi calon
kepala desa, BPD, Kepala Desa dan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan warga masyarakat;
h. penandatanganan hasil penghitungan suara;
i. pembuatan dan penandatanganan berita acara
pemungutan suara dan penghitungan suara;
j. penutupan penghitungan suara ditandai dengan
pengumuman hasil penghitungan suara; dan
k. pembacaan doa.

Pasal 92

(1) Yang berhak memilih dalam pelaksanaan pemungutan suara


lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (3) dan
Pasal 91 ayat (1) adalah penduduk desa yang terdaftar dalam
DPT dan belum memberikan hak suaranya pada pelaksanaan
pemungutan suara sebelumnya.
(2) Surat undangan pemilih/hak pilih yang dapat dipergunakan
dan diberlakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa pada saat pelaksanaan pemungutan suara lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (3) dan Pasal 91
ayat (1) yaitu:
a. surat undangan bagi pemilih/hak pilih yang telah
diterima dari oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa; dan
b. identitas kependudukan berupa KTP Elektronik dan/atau
Kartu Keluarga atau Surat Keterangan perekaman KTP
Elektronik dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil yang dibawa pemilih/hak pilih.

Pasal 93

(1) Untuk mengetahui jumlah pemilih/hak pilih yang hadir pada


pemungutan suara, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS dapat melakukan perhitungan berdasarkan:
a. jumlah pemilih/hak pilih yang memberikan suara
berdasarkan salinan DPT untuk TPS;
b. jumlah sisa surat suara yang tidak terpakai;
c. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih
karena rusak atau keliru dicoblos;

d. jumlah….
-70-
d. jumlah surat suara cadangan yang tidak dipergunakan;
dan
e. jumlah surat undangan yang hadir.
(2) Setelah dilakukan penghitungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa/KPPS menyimpan dokumen tersebut dengan rapi.

Paragraf 4
Penghitungan Suara
Pasal 94

(1) Penghitungan suara dilakukan di TPS oleh Panitia Pemilihan


Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS yang dihadiri oleh calon
kepala desa/saksi calon kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan, dan warga masyarakat
setelah pemungutan suara ditutup.
(2) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara yang memungkinkan calon kepala
desa/saksi calon kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan, dan penduduk desa yang hadir
menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.
(3) Pada saat akan dilaksanakannya penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS terlebih dahulu memberikan
penjelasan mengenai sah atau tidak sah surat suara kepada
yang hadir.
(4) Surat suara yang dinyatakan sah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), apabila:
a. ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa;
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak tanda
gambar calon kepala desa;
c. tanda coblos lebih dari 1 (satu), tetapi masih di dalam
salah satu kotak tanda gambar;
d. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak tanda
gambar; dan
e. terdapat tanda coblos lain diluar tanda coblos
sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf c atau
huruf d selama tidak mengenai kotak tanda gambar calon
kepala desa lain.
(5) Surat suara yang dinyatakan tidak sah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), apabila:
a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditetapkan;
b. tidak ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa;

c. terdapat....
-71-
c. terdapat tanda gambar dan/atau tulisan selain yang telah
ditetapkan;
d. memuat tanda-tanda lain yang menunjukkan identitas
pemilih;
e. tanda coblos terdapat pada lebih dari 1 (satu) calon
f. tanda coblos di luar kotak tanda gambar;
g. menggunakan alat pencoblos di luar alat yang telah
disediakan; dan/atau
h. sobek/rusak atau tanda gambar hilang.
(6) Dalam hal terdapat surat suara yang tidak terdapat tanda
coblos pada semua tanda gambar calon kepala desa, maka
surat suara dinyatakan blanko.
(7) Pada saat penghitungan suara, surat suara harus diambil
dari kotak suara dan disebutkan satu-persatu serta tidak
ditumpuk di meja atau ditangan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa/KPPS.

Pasal 95

(1) Dalam hal pada saat pelaksanaan penghitungan suara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) terjadi
bencana alam, gangguan keamanan dan ketertiban atau
terjadi penyimpangan dalam pemungutan suara atau sebab
lain yang mengakibatkan terhentinya pelaksanaan
penghitungan suara, maka penghitungan suara ditunda
sementara.
(2) Dalam hal terdapat penundaan penghitungan suara
sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS mengamankan
perlengkapan penghitungan suara yang disaksikan oleh calon
kepala desa/saksi calon kepala desa.
(3) Dalam hal penghitungan suara ditunda sebagaimana
dimaksud ayat (1) dapat dilanjutkan, maka penghitungan
suara lanjutan dapat dilakukan di TPS dan/atau
dipindahkan ke tempat lain berdasarkan kesepakatan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS dengan para calon
kepala desa/saksi calon kepala desa.
(4) Penundaan penghitungan suara, pengamanan perlengkapan
pengitungan suara dan penghitungan suara lanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.

Pasal 96

(1) Saksi calon kepala desa yang hadir sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 94 ayat (2) dan Pasal 95 ayat (3), dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan
suara yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS apabila ternyata terdapat hal-hal yang
tidak sesuai dengan ketentuan.
(2) Dalam….
-72-
(2) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi calon kepala
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima,
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS
seketika itu juga mengadakan pembetulan.
(3) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau
tidak sahnya surat suara di antara para saksi calon kepala
desa, maka keputusan ditentukan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS.

Paragraf 5
Penghitungan Ulang Surat Suara
Pasal 97

(1) Penghitungan ulang surat suara di TPS terpusat atau


tersebar dapat dilakukan, apabila berdasarkan hasil
penelitian dan pemeriksaan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS terdapat penyimpangan sebagai berikut:
a. penghitungan suara tidak dilakukan secara terbuka dan
tidak disaksikan oleh saksi calon kepala desa, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS, BPD, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan penduduk
desa;
b. penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang
penerangan cahaya;
c. saksi calon kepala desa, Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS, BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan dan penduduk desa tidak dapat
menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas;
d. penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar
tempat dan waktu yang telah ditentukan; dan/atau
e. terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan surat
suara yang sah dan surat suara yang tidak sah; dan
f. terjadi ketidaksesuaian penyebutan dengan ketentuan
surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah.
(2) Penghitungan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan oleh saksi calon kepala desa secara tertulis atau
lisan sebelum ditandatanganinya dan diumumkannya hasil
penghitungan suara.
(3) Berdasarkan pengajuan penghitungan ulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa/KPPS bersama dengan para saksi calon kepala
desa melakukan musyawarah dan dihadiri oleh BPD serta
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
hasilnya dituangkan dalam berita acara.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyepakati penghitungan ulang,
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS
melakukan penghitungan ulang kembali.
(5) Dalam….
-73-
(5) Dalam hal terjadinya perbedaan jumlah perolehan suara
setelah hasil penghitungan suara ulang sebagaimana
dimaksud ayat (4), maka hasil penghitungan suara yang sah
adalah hasil penghitungan suara ulang.

Pasal 98

(1) Hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal


94, dituangkan dalam kertas penghitungan suara dan daftar
hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/KPPS dan para saksi
calon kepala desa.
(2) Kertas penghitungan suara dan daftar hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat untuk
setiap wilayah pemilihan.
(3) Dalam hal pelaksanaan perhitungan suara dilakukan di TPS
secara terpusat berdasarkan daftar hasil penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa membuat
rekapitulasi hasil penghitungan suara yang ditandatangani
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan para
saksi calon kepala desa dan diumumkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa serta diberikan
salinannya kepada para saksi calon kepala desa.
(4) Dalam hal pelaksanaan perhitungan suara dilakukan di TPS
secara tersebar berdasarkan daftar hasil perhitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diumumkan
dan diberikan salinannya kepada para saksi calon kepala desa,
maka untuk selanjutnya KPPS memasukkannya dalam sampul
khusus yang pada bagian luar sampul ditempel label atau
segel dan dilaporkan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa.
(5) Daftar hasil perhitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dijadikan dasar oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa untuk melaksanakan rapat rekapitulasi hasil
penghitungan suara yang bertempat di Sekretariat Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa/tempat lain, yang
dihadiri oleh calon kepala desa/saksi calon kepala desa, BPD
dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
(6) Pelaksanaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilaksanakan pada hari yang sama dengan hari pemungutan
suara, dan hasilnya dituangkan dalam rekapitulasi hasil
penghitungan suara yang ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan calon kepala
desa/saksi calon kepala desa dan diumumkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa serta diberikan
salinannya kepada calon kepala desa/saksi calon kepala desa.
(7) Dalam hal rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (6) tidak ditandatangani oleh
saksi calon kepala desa, maka rekapitulasi hasil penghitungan
suara tetap dinyatakan sah.
Paragraf 6….
-74-
Paragraf 6
Pemilihan Kepala Desa secara elektronik
Pasal 99

(1) Dalam rangka membantu Panitia Pemilihan Kepala Desa


Tingkat Desa dan mendukung kelancaran pelaksanaan
pemilihan kepala desa secara elektronik, Bupati membentuk
Tim Teknis Inti dan Tim Teknis Lapangan dengan Keputusan
Bupati.
(2) Tim Teknis Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diisi oleh
Pegawai Negeri Sipil yang berlatar belakang pendidikan
teknologi informasi dan/atau Pegawai Negeri Sipil yang
menguasai teknologi informasi.
(3) Tim Teknis Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling
sedikit berjumlah 3 (tiga) orang dan paling banyak 5 (lima)
orang.
(4) Tim Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang dan paling banyak 3
(tiga) orang.
(5) Tugas Tim Teknis Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
adalah sebagai berikut:
a. memberikan pelatihan kepada Tim Teknis Lapangan
dan/atau Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
untuk dapat mempergunakan perangkat elektronik;
b. melakukan instalasi perangkat elektronik sesuai dengan
aplikasi program yang akan dipergunakan dalam
pemungutan suara;
c. menginstal aplikasi pemungutan dan penghitungan suara
secara elektronik dan DPT elektronik ke perangkat
elektronik;
d. mengunggah/memasukkan tanda gambar calon kepala
desa sesuai dengan nomor urut masing-masing calon
kepala desa pada aplikasi program yang akan
dipergunakan dalam pemungutan suara;
e. menyiapkan sekaligus memastikan berfungsinya perangkat
elektronik sebelum pelaksanaan pemungutan suara dan
melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan perangkat
elektronik untuk pemilihan kepala desa;
f. membantu menyelesaikan permasalahan yang mungkin
timbul yang menyangkut hal-hal teknis perangkat
elektronik pada saat pelaksanaan pemungutan dan
perhitungan suara;
g. melaksanakan penyimpanan semua dokumen elektronik
hasil pemungutan dan penghitungan suara secara
elektronik;
h. melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan
teknologi informasi dalam pemilihan kepala desa; dan
i. melaporkan….
-75-
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis kepada
Bupati melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten.
(6) Tugas Tim Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), adalah sebagai berikut:
a. menyiapkan perangkat elektronik pada setiap TPS untuk
digunakan dalam pemungutan suara;
b. memastikan bahwa perangkat elektronik siap digunakan
pada saat pemungutan suara;
c. melakukan pengosongan data pada perangkat elektronik
untuk keperluan pemungutan suara secara elektronik;
d. mengoperasikan penghitungan suara dengan aplikasi yang
tersedia pada komputer sesuai ketentuan;
e. melakukan penyimpanan hasil pemungutan dan
penghitungan suara secara elektronik;
f. mengamankan perangkat elektronik setelah digunakan
untuk pemungutan suara dan diserahkan kepada Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten; dan
g. melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan
teknologi informasi dalam pemilihan kepala desa.
(7) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) Tim Teknis Lapangan dapat dibantu oleh Tim Asistensi.

Pasal 100

Tim Teknis Inti dan Tim Teknis Lapangan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 99, melaksanakan tugas sampai dengan dilantiknya
kepala desa terpilih.

Pasal 101

(1) Mekanisme pemberian suara dengan menggunakan alat


pemungutan suara secara elektronik, sebagai berikut:
a. pemilih/hak pilih datang ke lokasi TPS;
b. pemilih/hak pilih masuk ke dalam TPS lewat pintu masuk
yang disediakan dengan menunjukkan dan menyerahkan
surat undangan;
c. petugas meneliti surat undangan dan mencocokan dengan
DPT serta memastikan bahwa yang bersangkutan
merupakan pemilih/hak pilih yang sah dan belum
menggunakan hak memilih;
d. apabila pemilih/hak pilih menggunakan Kartu Tanda
Penduduk elektronik, maka petugas meneliti Kartu Tanda
Penduduk Elektronik pemilih/hak pilih dengan bantuan
alat verifikator Kartu Tanda Penduduk untuk memastikan
bahwa Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang dibawa
adalah sah dan miliknya;

d. petugas….
-76-
e. petugas memberi paraf pada undangan dan memberikan
tanda pada nama pemilih/hak pilih dalam DPT yang baru
hadir sebagai keterangan pemilih/hak pilih telah hadir
menggunakan hak memilih;
f. pemilih/hak pilih membawa surat undangan yang telah
diberi tanda paraf untuk ditukar dengan smart card yang
telah digenerik;
g. petugas memberikan smart card kepada pemilih/ hak pilih
untuk digunakan sebagai alat untuk menampilkan kartu
suara elektronik;
h. pemilih/hak pilih menuju ke bilik suara dengan membawa
smart card;
i. pemilih/hak pilih memasukan smart card ke card reader
atau dapat dibantu petugas;
j. setelah smart card dimasukkan ke card reader akan tampil
kartu suara elektronik berupa tanda gambar calon kepala
desa pada layar monitor yang ada di dalam bilik suara;
k. setelah muncul tanda gambar calon kepala desa pada layar
monitor, pemilih/hak pilih menyentuh 1 (satu) kali pada
salah satu tanda gambar calon kepala desa yang menjadi
pilihannya;
l. setelah tanda gambar calon kepala desa disentuh, maka
pada layar monitor muncul lembar konfirmasi berupa
tulisan “YA” dan tanda  (ceklis) warna hijau dalam kotak
dan tulisan “TIDAK” dan tanda “X” (silang) warna merah
dalam kotak, untuk memastikan pilihan sudah benar atau
pilihan belum benar;
m. jika pilihan sudah benar, pemilih/hak pilih menyentuh
tepat pada tulisan “YA” dan tanda  (ceklis) warna hijau
dalam kotak dan jika belum benar menyentuh tepat pada
tulisan “TIDAK” dan tanda “X” (silang) warna merah dalam
kotak;
n. jika pilihan sudah benar, pemilih/hak pilih menyentuh
tepat pada tulisan “YA” dan tanda  (ceklis) warna hijau
dalam kotak dan jika belum benar menyentuh tepat pada
tulisan “TIDAK” dan tanda “X” (silang) warna merah dalam
kotak;
o. jika pemilih/hak pilih menyentuh tulisan “TIDAK” dan
tanda “X” (silang) warna merah dalam kotak, maka layar
akan kembali ke tanda gambar calon kepala desa untuk
memberi kesempatan pemilih/hak pilih menentukan
pilihannya;
p. dalam hal pemilih/hak pilih tidak akan memilih tanda
gambar calon kepala desa, maka setelah muncul tanda
gambar calon kepala desa pada layar monitor, pemilih/hak
pilih menyentuh tulisan “SUARA KOSONG”;

q. pemilih….
-77-
q. pemilih/hak pilih yang telah menggunakan hak memilih
keluar dari bilik suara dengan membawa lembar struk dan
menyerahkan smart card kepada petugas untuk digenerik
ulang;
r. pemilih/hak pilih memasukkan lembar struk ke dalam
kotak audit yang telah disediakan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa;
s. pemilih/hak pilih menuju pintu keluar yang telah
disediakan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
dan
t. sebelum keluar dari dalam TPS, pemilih/hak pilih wajib
mencelupkan salah satu jari ke bak tinta yang disiapkan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa sebagai tanda
telah menggunakan hak memilih.
(2) Dalam hal tidak muncul tanda gambar calon pada layar
monitor, berarti data dalam smart card telah digunakan
sebelumnya atau belum digenerik.
(3) Dalam hal smart card belum digenerik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka pemilih/hak pilih dapat meminta ganti
smart card hanya untuk 1 (satu) kali.
(4) Pemilih/hak pilih menggunakan hak memilih hanya untuk 1
(satu) kali dan smart card yang telah digunakan tidak dapat
digunakan lagi oleh yang bersangkutan.
(5) Pemilih penyandang disabilitas atau yang mempunyai
halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya di TPS
dapat dibantu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa atau orang lain atas permintaan pemilih sendiri.
(6) Dalam hal pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
meminta dibantu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa, maka Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
menugaskan anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa atau orang lain untuk memberikan bantuan.
(7) Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa atau
orang lain yang membantu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), wajib merahasiakan pilihan pemilih/hak pilih yang
bersangkutan.

Pasal 102

(1) Setelah pemungutan suara ditutup, Panitia Pemilihan Kepala


Desa Tingkat Desa mempersilahkan Tim Teknis Lapangan
menutup aplikasi dan menampilkan perolehan suara masing-
masing calon kepala desa pada perangkat elektronik di setiap
bilik dan disaksikan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa, para calon kepala desa/saksi calon kepala desa,
BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.

(2) Setelah….
-78-
(2) Setelah melihat perolehan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Tim Teknis Lapangan mencetak/print out hasil
perolehan suara dari masing-masing bilik suara.
(3) Hasil cetakan/print out perolehan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditandatangani oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa bersama para calon kepala
desa/saksi calon kepala desa.
(4) Setelah hasil cetakan/print out perolehan suara ditandatangani
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa melakukan rekapitulasi jumlah perolehan
suara masing-masing calon kepala desa untuk setiap wilayah
pemilihan dan untuk seluruh wilayah pemilihan.
(5) Rekapitulasi perolehan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditandatangani oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa bersama para calon kepala desa/saksi calon
kepala desa dan diumumkan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa serta salinannya diberikan kepada para
calon kepala desa/saksi calon kepala desa.

Pasal 103

(1) Penghitungan ulang surat suara pada pemilihan kepala desa


secara elektronik dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil
penelitian dan pemeriksaan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa terdapat penyimpangan sebagai berikut:
a. Tim Teknis Lapangan tidak menampilkan perolehan suara
masing-masing calon kepala desa pada perangkat
elektronik di setiap bilik dan tidak disaksikan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, para calon kepala
desa/saksi calon kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kabupaten; dan/atau
b. hasil perolehan suara masing-masing calon kepala desa
pada perangkat elektronik berbeda dengan hasil
cetakan/print out perolehan suara.
(2) Penghitungan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan oleh saksi calon kepala desa secara tertulis atau lisan
sebelum ditandatangani dan diumumkannya rekapitulasi
perolehan suara.
(3) Berdasarkan pengajuan penghitungan ulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa bersama dengan para saksi calon kepala desa
melakukan musyawarah yang dihadiri oleh BPD, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan, dan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.
(4) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara musyawarah.

(5) Dalam….
-79-
(5) Dalam hal berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyepakati penghitungan ulang,
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menghitung
hasil pemungutan suara secara manual dengan cara membuka
kotak audit dan menghitung struk/hasil cetak alat elektronik.
(6) Penghitungan suara secara manual sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), dilakukan di TPS dan disaksikan oleh para calon
kepala desa/saksi calon kepala desa, BPD, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan dan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kabupaten.
(7) Dalam hal hasil penghitungan secara manual sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) terdapat perbedaan dengan hasil cetak
alat elektronik, maka hasil penghitungan suara yang sah
adalah penghitungan suara secara elektronik.

Bagian Keempat
Perolehan Suara
Pasal 104

(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak


berdasarkan hasil penghitungan dan rekapitulasi perolehan
suara secara keseluruhan dinyatakan sebagai calon kepala
desa terpilih.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil perhitungan dan rekapitulasi
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat lebih dari
1 (satu) calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak
dengan jumlah perolehan suara yang sama, maka penetapan
calon kepala desa terpilih didasarkan pada perbandingan
jumlah wilayah pemilihan yang perolehan suaranya lebih
banyak dari masing-masing calon kepala desa yang
memperoleh suara terbanyak dengan jumlah perolehan suara
yang sama.
(3) Dalam hal setelah perbandingan jumlah wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terdapat wilayah pemilihan yang
jumlah perolehan suara yang sama dari masing-masing calon
kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dengan jumlah
perolehan suara yang sama, maka penetapan calon kepala
desa terpilih didasarkan pada perbandingan jumlah perolehan
suara pada wilayah pemilihan dengan perolehan suara sah
terbanyak.

Pasal 105

(1) Setelah pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara,


Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menyusun Berita
Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan
Suara dengan ketentuan sebagai berikut:

a. untuk….
-80-
a. untuk pelaksanaan pemilihan kepala desa pada TPS
terpusat, Berita Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara
dan Penghitungan Suara disusun paling lama 3 (satu) hari
setelah pemungutan suara dan penghitungan suara
selesai; dan
b. untuk pelaksanaan pemilihan kepala desa pada TPS
tersebar dengan ketentuan sebagai berikut:
1. KPPS menyusun Berita Acara Pelaksanaan
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara paling
lama 1 (satu) hari setelah hasil rekapitulasi
penghitungan suara dilaporkan kepada Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
2. Berdasakan Berita Acara Pelaksanaan Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara dari KPPS sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa menyusun Berita Acara Pelaksanaan
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara paling
lama 2 (dua) hari setelah diterimanya Berita Acara
Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan
Suara dari KPPS.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan jumlah pemilih/hak pilih dalam
hasil rekapitulasi surat suara dengan jumlah pemilih/hak
pilih yang hadir pada pemungutan suara, maka pencantuman
jumlah pemilih/hak pilih yang hadir dalam berita acara
berdasarkan jumlah pemilih/hak pilih adalah hasil
rekapitulasi surat suara.
(3) Berita Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat dalam rangkap 4 (empat) masing-masing untuk Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, BPD, Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan, dan Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kabupaten.
(4) Setelah selesai penghitungan suara, surat suara yang sudah
digunakan, kertas rekapitulasi penghitungan suara, berita
acara pemungutan suara, berita acara penghitungan suara
serta berkas/dokumen dan kelengkapan lainnya dimasukan
kedalam kotak suara yang dikunci dan disegel.

BAB VI
PENETAPAN CALON KEPALA DESA TERPILIH
Bagian Kesatu
Tahapan Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih
Pasal 106

Tahapan penetapan calon kepala desa terpilih adalah sebagai


berikut:
a. Panitia….
-81-
a. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa menerbitkan
keputusan mengenai penetapan calon kepala desa terpilih
paling lambat 3 (tiga) hari setelah pemungutan dan
penghitungan suara berdasarkan Berita Acara Pelaksanaan
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 105 ayat (3).
b. setelah penetapan calon kepala desa terpilih sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Desa melaporkan penetapan calon kepala desa terpilih
kepada BPD paling lambat 4 (empat) hari, dengan
menyampaikan:
1. Berita Acara Hasil Pemungutan Suara dan Penghitungan
Suara;
2. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan Calon Kepala Desa terpilih;
3. seluruh dokumen yang berkaitan dengan pemilihan kepala
desa dari mulai tahapan persiapan, tahapan pencalonan,
tahapan pemungutan suara sampai dengan tahapan
penetapan; dan
4. kotak suara;
c. setelah diterimanya laporan dari Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
BPD menyampaikan laporan calon kepala desa terpilih kepada
Bupati melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan paling lambat 7 (tujuh) hari, dengan melampirkan:
1. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih;
2. berkas persyaratan calon kepala desa terpilih;
3. laporan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
kepada BPD;
4. laporan BPD kepada Bupati melalui Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
d. setelah menerima laporan BPD sebagaimana dimaksud dalam
huruf c, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang hasilnya
dituangkan dalam berita acara;
e. dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf d terdapat dokumen tidak/kurang lengkap, maka
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
menyampaikan pemberitahuan kepada BPD untuk melengkapi
dokumen;
f. dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf d dokumen dinyatakan lengkap, maka Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan menyampaikan usulan secara
tertulis kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya
laporan dari BPD, dengan melampirkan:
1. Berita….
-82-
1. Berita Acara hasil Pemungutan Suara dan Penghitungan
Suara;
2. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih;
3. berkas persyaratan calon kepala desa terpilih;
4. laporan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
kepada BPD;
5. laporan BPD kepada Bupati melalui Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan; dan
6. berita acara verifikasi kelengkapan dokumen.
g. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
mengusulkan kepada Bupati melalui DPMD untuk
menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan
pengangkatan kepala desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal diterimanya laporan BPD oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud
dalam huruf c.

Pasal 107

(1) Dalam hal Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa tidak
melaporkan hasil penetapan calon kepala desa terpilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 huruf b, maka BPD
memberikan teguran secara tertulis.
(2) Dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilaksanakan, maka BPD melakukan pemanggilan terhadap
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa untuk meminta
penjelasan atas tidak ditetapkannya calon kepala desa terpilih
dan hasilnya dituangkan dalam berita acara dan
melaporkannya kepada Camat selaku Ketua Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Kecamatan dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 huruf b.
(3) Dalam hal BPD tidak melaporkan calon kepala desa terpilih
kepada Bupati melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 huruf c,
maka Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
memberikan teguran secara tertulis.
(4) Dalam hal diberikan teguran sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak dilaksanakan, maka Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan melakukan pemanggilan terhadap
BPD untuk meminta penjelasan atas tidak dilaporkannya
calon kepala desa terpilih dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 huruf c dan hasilnya dituangkan
dalam berita acara.

(5) Panitia …
-83-
(5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
menyampaikan laporan hasil sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten.
(6) Berdasarkan laporan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten melaksanakan
pemeriksaan yang hasilnya dituangkan dalam berita acara.
(7) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
berupa pertimbangan kepada Bupati untuk pengesahan dan
pengangkatan calon kepala desa terpilih.

Bagian Kedua
Penyelesaian Keberatan/Perselisihan Hasil Pemilihan
Pasal 108

(1) Dalam hal terjadi keberatan/perselisihan hasil pemilihan


kepala desa, paling lambat 7 (tujuh) hari Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dan BPD wajib menyelesaikan
keberatan/perselisihan, dengan melakukan:
a. pertemuan dengan calon kepala desa yang mengajukan
keberatan untuk membahas penyelesaian keberatan/
perselisihan dengan menghadirkan kepala desa, calon
kepala desa yang mengajukan keberatan, saksi calon
kepala desa, Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan, yang hasilnya dituangkan dalam berita acara;
dan
b. melaporkan secara tertulis kepada Camat selaku Ketua
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan oleh calon kepala desa atau kuasanya kepada
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan/atau BPD
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak hari pemungutan dan
penghitungan suara;
(3) Pengajuan keberatan yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud ayat (2), tidak dapat ditindaklanjuti
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, BPD, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan, dan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.
(4) Dalam hal Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan
BPD tidak dapat menyelesaikan perselisihan, maka Ketua
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa dan BPD
melaporkan secara tertulis kepada Camat selaku Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan.

(5) Berdasarkan….
-84-
(5) Berdasarkan laporan tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan
wajib menyelesaikan perselisihan tersebut paling lambat 7
(tujuh) hari setelah diterimanya laporan dari BPD, dengan
melakukan:
a. pertemuan untuk membahas penyelesaian keberatan/
perselisihan dengan menghadirkan calon kepala desa yang
mengajukan keberatan, saksi calon kepala desa, Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa, BPD, kepala desa,
yang hasilnya dituangkan dalam berita acara; dan
b. melaporkan secara tertulis kepada Sekretaris Daerah
selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten dengan tembusan kepada Kepala DPMD.
(6) Dalam hal Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kecamatan tidak dapat menyelesaikan keberatan/perselisihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka Camat selaku
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan melaporkan
hasilnya kepada Sekretaris Daerah selaku Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten dengan tembusan
kepada Kepala DPMD.
(7) Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten wajib
menyelesaikan keberatan/perselisihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) paling lambat 23 (dua puluh tiga) hari setelah
diterimanya laporan dari Camat, dengan melakukan:
a. merekapitulasi jenis pengaduan permasalahan pemilihan
kepala desa dengan menggunakan matrik berupa kolom
yang berisi:
1) dasar surat pengaduan;
2) indikasi permasalahan/isi surat pengaduan;
3) ketentuan peraturan perundang-undangan;
4) penyelesaian tingkat desa/kecamatan;
5) tanggapan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Kabupaten; dan
6) kesimpulan.
b. pembahasan penyelesaian keberatan/perselisihan dengan
menghadirkan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa, Kepala Desa, BPD dan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan yang hasilnya dituangkan dalam berita
acara; dan
c. melaporkan secara tertulis hasil pembahasan penyelesaian
keberatan/perselisihan kepada Bupati untuk dijadikan
bahan lebih lanjut penetapan pengesahan dan
pengangkatan calon kepala desa terpilih.

Pasal 109….
-85-
Pasal 109

Selama Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten


melakukan pembahasan penyelesaian keberatan/perselisihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (7), Pemerintah
Daerah melalui DPMD tetap memproses permohonan usulan
pengesahan pengangkatan dan pelantikan calon kepala desa
terpilih yang disampaikan oleh BPD melalui Camat dengan
memenuhi dokumen kelengkapan persyaratan administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 huruf f.

Pasal 110

Dalam hal terdapat dugaan tindak kecurangan, pemalsuan ijazah,


umur dan dokumen lainnya serta permasalahan lainnya yang
belum dapat dibuktikan secara hukum, maka Bupati tetap
menetapkan keputusan mengenai pengesahan dan pengangkatan
calon kepala desa terpilih.

Bagian Ketiga
Pelantikan Calon Kepala Desa Terpilih
Pasal 111

(1) Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik calon kepala
desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan keputusan mengenai pengesahan dan
pengangkatan kepala desa.
(2) Pejabat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah Wakil Bupati atau Camat.
(3) Dalam hal pelantikan calon kepala desa terpilih dilakukan di
desa yang bersangkutan, maka BPD melakukan koordinasi
dengan Kecamatan dan Pemerintah Daerah.
(4) Dalam hal terdapat dugaan tindak kecurangan, pemalsuan
ijazah, umur dan dokumen lainnya serta permasalahan
lainnya yang belum dapat dibuktikan secara hukum, maka
Bupati tetap melaksanakan pelantikan sesuai dengan
keputusan mengenai pengesahan dan pengangkatan calon
kepala desa terpilih.
(5) Jika setelah pelantikan terdapat laporan/gugatan tindakan
kecurangan, pemalsuan ijazah, umur dan dokumen lainnya
serta permasalahan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) yang dibuktikan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka Bupati atas
usul BPD melalui Camat memberhentikan yang bersangkutan
dan mengangkat Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri
Sipil Pemerintah Daerah.

Bagian Keempat….
-86-
Bagian Keempat
Sumpah/Janji dan Masa Jabatan Kepala Desa
Pasal 112

(1) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa mengucapkan


sumpah/janji.
(2) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut:
”Demi Allah/Tuhan saya bersumpah/berjanji, bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan
sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa
saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa
saya akan menegakan kehidupan demokrasi dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku
bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 113

(1) Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun


terhitung sejak tanggal pelantikan.
(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara
berturut-turut atau tidak secara berturut-turut termasuk
masa jabatan kepala desa antarwaktu dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian Kelima
Biaya Pemilihan
Paragraf 1
Umum
Pasal 114

(1) Biaya pemilihan kepala desa dibebankan pada APBD.


(2) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diberikan dalam bentuk bantuan keuangan kepada
Pemerintah Desa berdasarkan kemampuan keuangan Daerah.
(3) Biaya pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) wajib dimasukan dalam APBDesa/perubahan APBDesa
tahun berkenaan.
(4) Selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah
Daerah mengalokasikan biaya pendukung kegiatan pemilihan
kepala desa pada instansi dan Perangkat Daerah.
(5) Biaya pemilihan kepala desa dipergunakan dengan prinsip
hemat dan wajar.

Pasal 115…
-87-
Pasal 115

Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat (1),


dipergunakan untuk:
a. pengadaan surat suara;
b. pengadaan kotak suara/kotak audit;
c. pengadaan kelengkapan peralatan lainnya;
d. honorarium Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
e. pelantikan.

Pasal 116

(1) Dalam hal biaya pemilihan kepala desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 114 ayat (1) tidak mencukupi untuk
membiayai pelaksanaan pemilihan kepala desa, maka
kekurangan biaya dibebankan pada APBDesa yang dapat
dialokasikan dari Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah.
(2) Kekurangan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dialokasikan dengan cara:
a. mengalokasikan langsung dalam penyusunan rancangan
APBDesa; dan
b. melaksanakan perubahan APBDesa.
(3) Pengalokasian kekurangan biaya pemilihan Kepala Desa pada
perubahan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, dapat dilaksanakan dengan cara melakukan
pergeseran kegiatan pada anggaran yang sudah direncanakan.
(4) Dalam hal terjadi penundaan pemungutan suara, maka biaya
pemungutan suara dibebankan kepada APBDesa.

Pasal 117

Bakal calon kepala desa/calon kepala desa dilarang memberikan


bantuan pemilihan kepala desa berupa uang maupun barang,
baik secara langsung atau tidak langsung.

Paragraf 2
Perencanaan Biaya Pemilihan
Pasal 118

(1) Perencanaan biaya pemilihan disusun oleh Panitia Pemilihan


Kepala Desa Tingkat Desa dan dikonsultasikan dengan kepala
desa dan BPD.
(2) Perencanaan biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa kepada Bupati melalui Camat dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terbentuknya Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa untuk mendapatkan
persetujuan.
(3) Persetujuan….
-88-
(3) Persetujuan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dalam bentuk rekomendasi Camat dalam jangka
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diajukan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah hasil
verifikasi pembiayaan yang diusulkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Desa dengan mempertimbangkan kriteria:
a. efesiensi kebutuhan dalam penggunaan anggaran;
b. prediksi jumlah bakal calon yang mendaftarkan diri;
c. estimasi jumlah bantuan keuangan berdasarkan Daftar
Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan yang berasal dari
data base kependudukan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil ditambah prosentase tertentu;
d. pengalokasian keuangan dalam APBDesa diluar bantuan
keuangan dari Pemerintah Daerah;
e. tempat pemungutan dan penghitungan suara terpusat
atau tersebar; dan
f. pelaksanaan pemilihan dengan menggunakan metode
manual atau metode elektronik.
(5) Dalam memberikan rekomendasi persetujuan sebagaimana
dimaksud ayat (3), Camat dapat mengurangi dan/atau
menyetujui rencana besaran biaya yang diusulkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.
(6) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), sebagai
dasar pertimbangan penetapan biaya pemilihan kepala desa
dengan keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa.
(7) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sebagai dasar
bagi Kepala Desa untuk mengalokasikan ke dalam Perubahan
APBDesa.

Paragraf 3
Pencairan
Pasal 119

(1) Pencairan biaya pemilihan Kepala Desa yang bersumber dari


bantuan keuangan dari Pemerintah Daerah, diajukan oleh
Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat.
(2) Pencairan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diberikan secara bertahap sebanyak 2 (dua) tahap
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tahap I (satu) diberikan kepada Pemerintah Desa melalui
rekening Kas Desa setelah adanya penetapan biaya
pemilihan kepala desa dengan keputusan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa; dan
b. tahap II (dua) diberikan setelah ditetapkannya DPT.
(3) Pencairan….
-89-
(3) Pencairan tahap I (satu) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, disalurkan sebesar 40% (empat puluh perseratus) dari
alokasi bantuan keuangan biaya pemilihan kepala desa untuk
desa yang bersangkutan.
(4) Pencairan tahap II (dua) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, disalurkan sebesar sisa alokasi bantuan keuangan
yang telah disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
setelah ditetapkannya DPT.

Pasal 120

(1) Pencairan tahap I (satu) sebagaimana dimaksud dalam Pasal


119 ayat (2) huruf a, diusulkan secara tertulis oleh Kepala
Desa kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan
persyaratan sebagai berikut:
a. surat permohonan pencairan tahap I (satu) dari kepala
desa;
b. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan Biaya Pemilihan Kepala Desa;
c. fotokopi APBDesa/Perubahan APBDesa tahun berkenaan;
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani
oleh kepala desa di atas meterai secukupnya;
e. fotokopi Buku Rekening Kas Desa;
f. fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik Kepala Desa
dan Kepala Urusan Keuangan Desa/Bendahara Desa
masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
g. kwitansi yang ditandatangani oleh Kepala Urusan
Keuangan Desa/Bendahara Desa sebanyak 3 (tiga) lembar
dengan sebanyak 1 (satu) lembar bermeterai secukupnya
yang turut diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa.
(2) Pencairan tahap II (dua) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
119 ayat (2) huruf b, diusulkan secara tertulis oleh Kepala
Desa kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan
persyaratan sebagai berikut:
a. surat permohonan pencairan tahap II (dua) dari kepala
desa;
b. Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat
Desa tentang Penetapan DPT;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani
oleh kepala desa di atas meterai;
d. fotokopi Buku Rekening Kas Desa;
e. fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik Kepala Desa
dan Kepala Urusan Keuangan Desa/Bendahara Desa
masing-masing sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
f. kwitansi yang ditandatangani oleh Kepala Urusan
Keuangan Desa/Bendahara Desa sebanyak 3 (tiga) lembar
dengan sebanyak 1 (satu) lembar bermeterai secukupnya
yang turut diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa.
(3) Dalam….
-90-
(3) Dalam memfasilitasi usulan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Camat melakukan
verifikasi berkas persyaratan pencairan yang hasilnya
dituangkan dalam berita acara.
(4) Dalam hal hasil verifikasi Camat sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) telah memenuhi persyaratan, maka Camat
memberikan rekomendasi/surat pengantar pencairan dan
disampaikan kepada BPKAD dengan melampirkan
kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dan menyampaikan tembusan kepada DPMD
dengan melampirkan berita acara hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).

Pasal 121

Dalam memverifikasi persetujuan perencanaan biaya pemilihan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (4) dan
memverifikasi berkas persyaratan pencairan Pasal 120 ayat (3),
Camat membentuk Tim Verifikasi dengan Keputusan Camat, yang
terdiri dari:
a. Sekretaris Kecamatan selaku Ketua;
b. Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan selaku sekretaris; dan
c. 1 (satu) orang pegawai kecamatan yang selaku anggota.

BAB VII
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Pemberhentian
Paragraf 1
Umum
Pasal 122

Pemberhentian Kepala Desa terdiri dari:


a. pemberhentian; dan
b. pemberhentian sementara.

Pasal 123

(1) Pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 122 huruf a, karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
(2) Kepala desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, karena:
a. berakhir masa jabatannya;
b. tidak….
-91-
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam)
bulan;
c. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai kepala desa;
d. tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala desa;
e. melanggar larangan sebagai kepala desa;
f. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
atau
g. adanya perubahan status desa menjadi kelurahan,
penggabungan 2 (dua) desa atau lebih menjadi 1 (satu)
desa baru, atau penghapusan desa.
(3) Dalam hal kepala desa berhenti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), maka BPD melaporkan kepada Bupati melalui Camat.
(4) Pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Paragraf 2
Pemberhentian karena Meninggal Dunia
Pasal 124

(1) Dalam hal terdapat kepala desa yang meninggal dunia, maka
BPD melakukan musyawarah paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah kepala desa meninggal dunia yang hasilnya dituangkan
dalam berita acara musyawarah.
(2) Berdasarkan Berita acara musyawarah sebagaimana dimaksud
ayat (1), BPD menyampaikan laporan dan usulan
pemberhentian kepala desa kepada Bupati melalui Camat
paling lambat 3 (tiga) hari setelah musyawarah dilaksanakan.
(3) Camat melaporkan usulan pemberhentian kepala desa kepada
Kepala DPMD atas nama Bupati paling lambat 3 (tiga) hari
setelah diterimanya laporan dan usulan BPD sebagaimana
dimaksud ayat (2).
(4) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), paling lambat 30 (tiga puluh) hari Bupati menerbitkan
pengesahan pemberhentian kepala desa.

Paragraf 3
Pemberhentian karena Permintaan Sendiri
Pasal 125

(1) Dalam hal terdapat kepala desa yang mengajukan


pemberhentian atas permintaan sendiri dari jabatan kepala
desa, maka BPD melakukan musyawarah paling lambat 7
(tujuh) hari setelah diterimanya permohonan pengunduran diri
secara tertulis dari kepala desa yang hasilnya dituangkan
dalam berita acara musyawarah.
(2) Permohonan….
-92-
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditulis
diatas kertas bermeterai disertai dengan alasan pengunduran
diri.
(3) Setelah musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling lama 3 (tiga) hari BPD melaporkan usulan
pemberhentian kepala desa kepada Bupati melalui Camat.
(4) Camat melaporkan usulan pemberhentian kepala desa kepada
Kepala DPMD atas nama Bupati paling lambat 3 (tiga) hari
setelah diterimanya laporan dan usulan BPD sebagaimana
dimaksud ayat (3).
(5) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) paling lambat 30 (tiga puluh) hari, Bupati menerbitkan
pengesahan pemberhentian kepala desa.

Paragraf 4
Pemberhentian karena Diberhentikan
Pasal 126

(1) Dalam hal kepala desa diberhentikan karena berakhir masa


jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (2)
huruf a selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan kepala desa, BPD memberitahukan
secara tertulis kepada kepala Desa akan berakhir masa
jabatan.
(2) BPD paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa
jabatan kepala desa melakukan musyawarah usulan
pemberhentian kepala desa, yang hasilnya dituangkan dalam
berita acara dan melaporkan usulan pemberhentian kepala
desa kepada Bupati melalui Camat.
(3) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Camat menyampaikan laporan usulan pemberhentian
kepala desa kepada Kepala DPMD atas nama Bupati.
(4) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan
pemberhentian kepala desa.

Pasal 127

(1) Dalam hal kepala desa diberhentikan dengan alasan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (2) huruf b
sampai dengan huruf f, maka BPD melaporkan secara tertulis
kepada Bupati melalui Camat.
(2) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Camat menyampaikan laporan usulan pemberhentian
kepala desa kepada Kepala DPMD atas nama Bupati.
(3) Berdasarkan laporan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan
pemberhentian kepala desa.
Pasal 128….
-93-
Pasal 128

Dalam hal kepala desa diberhentikan dengan alasan adanya


perubahan status desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua)
desa atau lebih menjadi 1 (satu) desa baru, atau penghapusan
desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (2) huruf g,
maka bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan
pemberhentian kepala desa setelah diundangkannya Peraturan
Daerah mengenai perubahan status desa menjadi kelurahan,
penggabungan 2 (dua) desa atau lebih menjadi 1 (satu) desa baru.

Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara
Pasal 129

(1) Pemberhentian sementara kepala desa ditetapkan oleh Bupati


setelah kepala desa:
a. dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan register
perkara di pengadilan; dan
b. ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi,
terorisme, makar, dan/atau tindak pidana terhadap
keamanan Negara.
(2) Kepala desa yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diberhentikan oleh Bupati setelah
dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 130

(1) Dalam hal kepala desa yang diberhentikan sementara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 dan telah melalui
proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penetapan
putusan pengadilan diterima oleh kepala desa, maka Bupati
merehabilitasi dan mengaktifkan kembali kepala desa yang
bersangkutan sebagai kepala desa sampai dengan akhir masa
jabatannya dengan Keputusan Bupati.
(2) Dalam hal kepala desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa
jabatannya, maka Bupati merehabilitasi nama baik kepala
desa yang bersangkutan dengan Keputusan Bupati.
(3) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diumumkan kepada masyarakat.

Pasal 131….
-94-
Pasal 131

(1) Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 129, maka Sekretaris Desa
melaksanakan tugas dan kewajiban kepala desa sampai
dengan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris Desa
mempunyai kewenangan yang sama dengan Kepala Desa,
kecuali:
a. mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
b. pelepasan kekayaan milik desa; dan
c. melakukan perubahan anggaran yang alokasinya telah
ditetapkan.

Bagian Ketiga
Pengisian Kekosongan Jabatan Kepala Desa selama Pemrosesan
Pemberhentian
Pasal 132

(1) Dalam hal pemberhentian kepala desa yang disebabkan


karena meninggal, mengundurkan diri atau karena sebab lain
yang menyebabkan kepala desa yang bersangkutan tidak bisa
melaksanakan tugasnya dengan optimal, maka dalam proses
pemberhentian kepala desa, Camat menunjuk Sekretaris Desa
sebagai Plh Kepala Desa dengan Keputusan Camat yang
berlaku sampai dengan ditetapkannya keputusan
pemberhentian kepala desa oleh Bupati.
(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Plh Kepala Desa
mempunyai kewenangan yang sama dengan Kepala Desa,
kecuali:
a. mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
b. pelepasan kekayaan milik desa; dan
c. melakukan perubahan anggaran yang alokasinya telah
ditetapkan.

Pasal 133

Dalam hal sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti tidak lebih
dari 1 (satu) tahun karena meninggal dunia, permintaan sendiri
dan diberhentikan, kecuali berhenti karena berakhir masa
jabatannya, maka Camat atas nama Bupati mengangkat Penjabat
Kepala Desa sampai terpilihnya kepala desa berdasarkan hasil
pemilihan kepala desa serentak.

Pasal 134….
-95-
Pasal 134

Dalam hal sisa masa jabatan kepala desa yang berhenti lebih dari
1 (satu) tahun karena meninggal dunia, permintaan sendiri dan
diberhentikan, kecuali berhenti karena berakhir masa jabatannya,
maka Camat atas nama Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa
sampai terpilihnya kepala desa melalui hasil musyawarah.

Pasal 135

(1) Dalam hal terjadi kebijakan penundaan pelaksanaan


pemilihan kepala desa, maka kepala desa yang habis masa
jabatannya tetap diberhentikan dengan Keputusan Bupati.
(2) Kebijakan penundaan pelaksanaan pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 136

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Kepala Desa karena


penyelenggaraan pemilihan kepala desa serentak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 atau pemilihan kepala
desa melalui Musdes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) atau kebijakan penundaan pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, maka Camat atas
nama Bupati menunjuk Penjabat Kepala Desa yang berasal
dari Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memahami bidang kepemimpinan dan teknis
pemerintahan.
(3) Dalam mengangkat penjabat Kepala Desa, Camat dapat
meminta pertimbangan BPD.
(4) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan paling lama 1 (satu) tahun
berikutnya.
(5) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban serta
memperoleh hak yang sama dengan kepala desa sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKTU
Bagian Kesatu
Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
Pasal 137
(1) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana
dalam Pasal 2 huruf b dan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan melalui Musdes.
(2) Sebelum....
-96-
(2) Sebelum penyelenggaraan Musdes sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) BPD membentuk panitia pemilihan kepala desa
antarwaktu paling lambat dalam jangka waktu 15 (lima belas)
hari terhitung sejak Kepala Desa diberhentikan.
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibentuk berdasarkan musyawarah
BPD yang dihadiri paling sedikit oleh pemerintah desa,
pengurus Lembaga Kemasyarakatan di desa, unsur
masyarakat, dan Pejabat.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terdiri dari unsur Perangkat Desa,
Lembaga Kemasyarakatan dan Unsur Masyarakat Desa,
dengan mempertimbangkan keterwakilan wilayah dan bersifat
netral serta tidak memihak kepada salah satu Bakal Calon
atau Calon.
(5) Susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), terdiri dari:
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota;
c. 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota;
d. 1 (satu) orang bendahara merangkap anggota; dan
e. 5 (lima) orang Anggota
(6) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dengan Keputusan BPD.
(7) Tugas dan tanggung jawab Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan
oleh Ketua Panitia berdasarkan musyawarah panitia dengan
mempertimbangkan antara lain tahapan Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Desa serta kebutuhan setiap tahapan.

Pasal 138

(1) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Panitia Pemilihan


Kepala Desa antarwaktu dilakukan oleh Ketua BPD dihadapan
Pejabat, dengan bunyi sumpah/janji sebagai berikut:
“Demi Allah/Tuhan saya bersumpah/berjanji, bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya sebagai Panitia Pemilihan
Kepala Desa antarwaktu dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya, dan seadil-adilnya. Bahwa saya akan selalu taat
dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai
Dasar Negara, dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan
demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu”.
(2) Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara.
(3) Bagi....
-97-
(3) Bagi Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu yang
mencalonkan diri sebagai Bakal Calon harus mengundurkan
diri dan dilaksanakan penggantian yang ditetapkan dengan
Keputusan BPD.
(4) Dalam hal terdapat anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
perundang-undangan, maka berdasarkan hasil rapat Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu mengusulkan
pemberhentian anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu kepada BPD.

Pasal 139

(1) Tugas Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu, sebagai


berikut:
a. menyusun dan menetapkan rencana kegiatan serta jadwal
tahapan kegiatan pemilihan kepala desa antarwaktu;
b. menyusun rencana biaya dan disampaikan kepada
Penjabat Kepala Desa untuk mendapat persetujuan;
c. melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
rencana pemilihan kepala desa antarwaktu;
d. membuat pengumuman secara tertulis untuk pendaftaran
Bakal Calon, yang ditempel di tempat umum;
e. menerima pendaftaran, seleksi persyaratan administrasi
Bakal Calon dan seleksi tambahan;
f. menetapkan calon kepala desa antarwaktu;
g. mengusulkan rencana tempat dan waktu pemilihan kepala
desa antarwaktu kepada bpd;
h. mengusulkan peserta musyawarah desa kepada BPD;
i. menyiapkan surat suara dan kotak suara serta
perlengkapan lainnya untuk pemungutan suara dan
penghitungan suara;
j. menyusun tata cara pemilihan kepala desa;
k. melaksanakan pemungutan suara, penghitungan suara,
serta membuat berita acara pemungutan suara dan
penghitungan suara;
l. melaksanakan pemilihan dengan jujur, netral dan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan;
m. menjaga ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan
pemilihan;
n. menyelesaikan perselisihan pemilihan kepala desa
antarwaktu bersama BPD;
o. menetapkan calon terpilih dan melaporkan kepada BPD;
dan
p. menyampaikan....
-98-
p. menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan
dan seluruh rangkaian kegiatan pemilihan kepala desa
antarwaktu kepada BPD.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu berkewajiban:
a. melaksanakan tahapan pemilihan Kepala Desa antarwaktu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
b. bersifat mandiri dan tidak memihak.

Bagian Kedua
Pembiayaan
Pasal 140

(1) Biaya pemilihan kepala desa antarwaktu dibebankan pada


APBDesa.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu kepada Penjabat
Kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak panitia terbentuk.
(3) Pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala
Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak diajukan oleh panitia pemilihan kepala desa
antarwaktu.

Bagian Ketiga
Persyaratan Bakal Calon Kepala Desa Antarwaktu
Pasal 141

Bakal calon kepala desa antarwaktu wajib memenuhi persyaratan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43.

Bagian Keempat
Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
Antarwaktu
Pasal 142

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu mengumumkan


jadwal pendaftaran bakal calon kepala desa antarwaktu dalam
jangka waktu 15 (lima belas) hari.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat persyaratan, persyaratan administrasi Bakal
Calon dan batas waktu pendaftaran serta penyerahan
persyaratan administrasi bakal calon kepala desa antarwaktu.
(3) Pengumuman pendaftaran bakal calon kepala desa antarwaktu
ditempatkan pada lokasi yang strategis dan dapat dibaca oleh
masyarakat luas.
(4) Batas….
-99-
(4) Batas waktu pendaftaran dan penyerahan berkas persyaratan
bakal calon kepala desa antarwaktu, paling lambat diserahkan
kepada panitia pemilihan kepala desa antarwaktu pada saat
penutupan pendaftaran.
(5) Penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
paling lambat sampai dengan pukul 24.00 WIB.

Pasal 143

Dalam hal bakal calon kepala desa antarwaktu yang mendaftarkan


diri tidak mencapai jumlah 2 (dua) orang pada saat penutupan
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 ayat (5),
maka pendaftaran diperpanjang paling lama 10 (sepuluh) hari.

Pasal 144

Dalam hal bakal calon kepala desa antarwaktu yang mendaftarkan


diri tetap tidak mencapai jumlah 2 (dua) orang pada saat
berakhirnya perpanjangan pendaftaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 143, maka pendaftaran diperpanjang untuk kedua
kalinya paling lama 10 (sepuluh) hari.

Pasal 145

(1) Dalam hal bakal calon kepala desa antarwaktu yang


mendaftarkan diri tetap tidak mencapai jumlah 2 (dua) orang
setelah perpanjangan kedua kali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 144, maka pendaftaran dinyatakan ditutup.
(2) Dalam hal pendaftaran telah ditutup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka Bupati menunda pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa antarwaktu sampai dengan pemilihan Kepala
Desa serentak berikutnya.

Bagian Kelima
Penelitian Persyaratan Administrasi
Pasal 146

(1) Penelitian persyaratan administrasi bakal calon kepala desa


antarwaktu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak penutupan
pendaftaran bakal calon kepala desa antarwaktu.
(2) Penelitian persyaratan administrasi bakal calon kepala desa
antarwaktu dan klarifikasi dilakukan dengan cara meneliti
kelengkapan dan keabsahan persyaratan administrasi serta
klarifikasi pada instansi yang berwenang memberikan surat
keterangan.
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu mengumumkan
hasil penelitian persyaratan administrasi bakal calon kepala
desa antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
masyarakat, untuk mendapat masukan dalam jangka waktu 3
(tiga) hari setelah berakhirnya jangka waktu penelitian.
(4) Masukan….
-100-
(4) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
wajib diproses dan ditindaklanjuti Panitia Pemilihan Kepala
Desa antarwaktu.
(5) Hasil penelitian kelengkapan persyaratan administrasi dan
tindak lanjut masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) dituangkan dalam berita acara dan ditetapkan
dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.

Bagian Keenam
Penetapan Calon Kepala Desa Antarwaktu
Pasal 147

(1) Penetapan calon kepala desa antarwaktu oleh Panitia


Pemilihan Kepala Desa antarwaktu paling sedikit 2 (dua) orang
calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon.
(2) Dalam hal jumlah calon kepala desa lebih dari 3 (tiga) orang,
maka dilaksanakan seleksi tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58.
(3) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditetapkannya
keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146 ayat (5).
(4) Penetapan calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disahkan dalam Musdes untuk ditetapkan sebagai
calon yang berhak dipilih dalam Musdes.
(5) Calon kepala desa yang sudah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat mengundurkan diri.
(6) Dalam hal calon kepala desa meninggal dunia sebelum
pelaksanaan Musdes, sedangkan jumlah calon hanya 2 (dua)
orang, maka Musdes ditunda dan dilakukan kembali
pendaftaran bakal calon kepala desa antarwaktu.

Bagian Ketujuh
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa antarwaktu
Pasal 148

(1) BPD menyelenggarakan Musdes untuk memilih kepala desa


antarwaktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah penetapan calon
kepala desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(2) Musdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan
cara pemilihan kepala desa antarwaktu melalui musyawarah
mufakat atau pemungutan suara.
(3) Pelaksanaan cara pemilihan kepala desa antarwaktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.

Pasal 149….
-101-
Pasal 149

(1) Musdes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 148 ayat (1),


diikuti oleh anggota BPD, Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu, Ketua Lembaga Kemasyarakatan di Desa, unsur
masyarakat, serta dihadiri calon Kepala Desa, 1 (satu) orang
saksi dari masing-masing calon kepala desa, Penjabat Kepala
Desa dan Pejabat.
(2) Musdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara terbuka.
(3) Dalam Musdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memiliki hak suara terdiri dari anggota BPD, Ketua Lembaga
Kemasyarakatan di Desa dan unsur masyarakat.
(4) Dalam hal Ketua Lembaga Kemasyarakatan di Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berhalangan, maka dapat
menunjuk salah satu anggota pengurus dengan surat kuasa.
(5) Saksi calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi syarat:
a. penduduk warga desa setempat berusia minimal 17 (tujuh
belas) tahun dan/atau sudah menikah;
b. bukan merupakan peserta Musdes yang mempunyai hak
suara; dan
c. mendapatkan kuasa tertulis dari Calon Kepala Desa.
(6) Peserta Musdes yang mempunyai hak suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh BPD paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum dilaksanakan Musdes.
(7) Undangan Musdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum dilaksanakan
Musdes.

Pasal 150

(1) Musdes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1)


dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
peserta Musdes yang memiliki hak suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 149 ayat (3).
(2) Dalam hal pada saat pembukaan Musdes sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum terpenuhi, maka Musdes
ditunda paling lama 1 (satu) jam dan selanjutnya dibuatkan
berita acara.
(3) Dalam hal dalam penundaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) belum terpenuhi, maka Musdes ditunda paling lama 1
(satu) jam lagi dan selanjutnya dibuatkan berita acara.
(4) Dalam hal setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) belum juga terpenuhi dan telah dihadiri oleh lebih dari
50% (lima puluh per seratus) ditambah 1 (satu), maka Musdes
dapat dilaksanakan.
(5) Dalam….
-102-
(5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
belum juga terpenuhi, maka Musdes ditunda paling lama 7
(tujuh) hari sejak penundaan dan selanjutnya dibuatkan berita
acara.

Pasal 151

(1) Setelah penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150


ayat (5) Musdes dilaksanakan kembali sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 dan Pasal
150 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4).
(2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150
ayat (4) tetap tidak terpenuhi, maka Musdes dinyatakan tidak
dapat dilaksanakan dan selanjutnya dibuatkan berita acara.
(3) Dalam hal Musdes tidak dapat terlaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka jabatan kepala desa diisi oleh
Penjabat Kepala Desa.

Pasal 152

(1) Susunan acara Musdes sebagaimana dimaksud dalam Pasal


149 ayat (1) dan ayat (2), sebagai berikut:
a. pembukaan oleh Ketua BPD;
b. sambutan pejabat;
c. laporan panitia mengenai penetapan calon kepala desa
antarwaktu;
d. pengesahan calon kepala desa antarwaktu yang berhak
dipilih oleh Musdes;
e. pengesahan pemilihan kepala desa antarwaktu melalui
musyawarah mufakat atau pemungutan suara;
f. penyerahan pelaksanaan pemilihan kepala desa
antarwaktu dari Ketua BPD kepada Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu;
g. pelaksanaan pemilihan kepala desa antarwaktu oleh
panitia pemilihan kepala desa antarwaktu;
h. peresmian pemilihan kepala desa antarwaktu oleh Ketua
Panitia pemilihan kepala desa antarwaktu;
i. penandatanganan berita acara hasil pemilihan kepala desa
antarwaktu oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu;
j. laporan hasil pemilihan kepala desa antarwaktu oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu kepada Musdes;
k. penyerahan laporan hasil pemilihan kepala desa
antarwaktu dari Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu kepada Ketua BPD;
l. pengesahan calon kepala desa antarwaktu terpilih oleh
Musdes;
n. penandatanganan….
-103-
m. penandatanganan berita acara hasil Musdes; dan
n. do’a dan penutup.
(2) Untuk menjaga ketertiban dan keamanan dalam Musdes
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan Kepala
Desa antarwaktu wajib mengikutsertakan anggota Satuan
Perlindungan Masyarakat, dan dapat meminta bantuan
kepada Kecamatan, Kepolisian Sektor, dan Komando Rayon
Militer.

Bagian Kedelapan
Tata Cara Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
Paragraf 1
Musyawarah Mufakat
Pasal 153

(1) Dalam hal Musdes mengesahkan pemilihan kepala desa


antarwaktu melalui musyawarah mufakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 152 ayat (1) huruf e, maka pemilihan
kepala desa antarwaktu dilaksanakan berdasarkan
kesepakatan atau aklamasi peserta musyawarah yang
mempunyai hak pilih sesuai dengan kebiasaan/adat istiadat
masyarakat setempat.
(2) Hasil pemilihan kepala desa antarwaktu secara musyawarah
mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam berita acara.

Paragraf 2
Pemungutan Suara
Pasal 154

(1) Dalam hal Musdes mengesahkan pemilihan kepala desa


antarwaktu melalui pemungutan suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 152 ayat (1) huruf e, maka pemilihan
kepala desa antarwaktu dilaksanakan secara langsung, bebas,
rahasia, jujur dan adil.
(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan surat suara yang memuat kotak tanda gambar
berupa nomor urut calon yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa.
(3) Susunan acara pemungutan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai berikut :
a. pembukaan oleh Ketua Panitia;
b. penjelasan teknis tentang tata cara pemungutan suara;
c. pengundian nomor urut calon kepala desa antarwaktu;
d. penyampaian visi dan misi calon kepala desa antarwaktu;

e. pemeriksaan….
-104-
e. pemeriksaan surat suara, bilik suara dan alat kelengkapan
lainnya oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu,
calon kepala desa antarwaktu, BPD dan pejabat;
f. pembacaan dan penandatanganan pernyataan para calon
kepala desa antarwaktu;
g. pelaksanaan pemungutan suara;
h. pelaksanaan penghitungan suara; dan
i. penandatanganan berita acara hasil pemungutan dan
penghitungan suara.

Pasal 155

Pengundian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (3)


huruf c, dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a. pengundian nomor urut pengambilan; dan
b. pengundian nomor urut calon.

Pasal 156

(1) Sebelum proses pemungutan suara, terlebih dahulu Panitia


Pemilihan Kepala Desa antarwaktu mempersiapkan
kelengkapan peralatan yang diperlukan yang meliputi bilik
suara, surat suara, karton penghitungan suara dan alat-alat
tulis serta kelengkapan lainnya.
(2) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersimpan
dalam amplop tertutup, dikeluarkan untuk diperiksa dan
dihitung jumlahnya sebanyak peserta musyawarah yang
mempunyai hak suara, ditambah 5% (lima per seratus)
cadangan dan disaksikan oleh saksi calon kepala desa
antarwaktu.
(3) Peserta musyawarah dipanggil oleh panitia pemilihan satu per
satu sesuai urutan daftar hadir dan diberikan surat suara
yang sudah ditandatangani dan dicap oleh Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(4) Pada saat menerima surat suara, pemilih/hak pilih wajib
memeriksa dan meneliti surat suara yang diterimanya dan jika
ditemukan surat suara dalam keadaan cacat atau rusak, maka
pemilih/hak pilih berhak meminta surat suara pengganti
setelah menyerahkan surat suara yang cacat atau rusak dan
kemudian panitia memberikan surat suara pengganti hanya 1
(satu) kali.
(5) Pemberian suara dilakukan dalam bilik suara dengan cara
mencoblos surat suara pada kotak tanda gambar.
(6) Jika surat suara diterima cacat atau terjadi kesalahan dalam
mencoblos kotak tanda gambar, maka pemilih/hak pilih yang
bersangkutan dapat meminta penggantian surat suara pada
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(7) Surat suara yang sudah dicoblos kemudian dilipat dan
dimasukan ke dalam kotak suara.
Pasal 157….
-105-
Pasal 157

(1) Penghitungan suara dilakukan oleh dan disaksikan oleh para


saksi calon kepala desa antarwaktu dan peserta musyawarah.
(2) Pada saat penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
surat suara harus diambil dari kotak suara dan disebutkan
satu-persatu serta tidak ditumpuk di meja atau ditangan
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(3) Surat suara dinyatakan sah, apabila:
a. ditandatangani dan dicap oleh Ketua Panitia Pemilihan
Kepala Desa antarwaktu;
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak tanda
gambar calon;
c. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah
satu kotak tanda gambar; atau
d. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak tanda
gambar.
(4) Surat suara dinyatakan tidak sah, apabila:
a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditetapkan;
b. tidak ditandatangani dan dicap oleh ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu;
c. terdapat tanda gambar dan atau tulisan lain selain yang
telah ditetapkan;
d. memuat tanda-tanda lain yang menunjukkan identitas
pemilih;
e. memberikan pilihan kepada lebih dari 1 (satu) calon;
f. mencoblos di luar kotak tanda gambar;
g. menggunakan alat pencoblos di luar alat yang telah
disediakan; dan/atau
h. sobek/rusak atau kotak tanda gambar hilang.
(5) Surat suara dinyatakan blanko apabila tidak dicoblos pada
semua kotak tanda gambar.
(6) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau
tidak sahnya surat suara di antara para saksi, maka
keputusan ditentukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu.
(7) Hasil pencatatan penghitungan suara ditandatangani oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu dan saksi calon.
(8) Dalam hal saksi tidak menandatangani berita acara hasil
pencatatan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) maka hasil pemilihan dan penghitungan suara tetap
dinyatakan sah.

Pasal 158

(1) Calon kepala desa antarwaktu yang memperoleh suara


terbanyak dinyatakan sebagai calon terpilih.

(2) Dalam….
-106-
(2) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon kepala desa antarwaktu atau
lebih memperoleh jumlah suara terbanyak yang sama, maka
dilaksanakan pemungutan suara ulang.
(3) Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dilakukan terhadap calon kepala desa
antarwaktu yang memperoleh suara terbanyak yang sama.
(4) Sebelum pelaksanaan pemungutan suara ulang sebagaimana
dimaksud ayat (2), maka dilakukan pengundian tanda gambar
ulang.

Pasal 159

Dalam hal hasil perhitungan suara pada pemungutan suara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat (3) memperoleh
suara yang sama, maka pemungutan suara diulang kembali
sampai terpilihnya calon kepala desa antarwaktu.

Paragraf 3
Hasil Pemungutan Suara
Pasal 160

(1) Hasil pemungutan dan penghitungan suara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 157, Pasal 158 dan Pasal 159
dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh
Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(2) Berita acara pemungutan dan penghitungan suara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditandatangani oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(3) Berita acara hasil pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) calon terpilih dilaporkan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa antarwaktu kepada musyawarah desa untuk mendapat
pengesahan.
(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat
dalam 4 (empat) rangkap untuk Panitia Pemilihan Kepala Desa
antarwaktu, BPD, Camat dan Pemerintah Daerah.

Paragraf 4
Berita Acara Musyawarah Desa
Pasal 161

(1) Musdes mengenai pengesahan calon kepala desa antarwaktu


yang berhak dipilih, pelaksanaan pemilihan melalui
mekanisme musyawarah mufakat atau pemungutan suara,
dan pengesahan calon terpilih dituangkan dalam berita acara.
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh paling sedikit 50% (lima puluh per
seratus) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta Musdes yang
mempunyai hak suara.
Paragraf 5….
-107-
Paragraf 5
Pelaporan Calon Kepala Desa antarwaktu Terpilih
Pasal 162

(1) Pelaporan calon kepala desa terpilih hasil Musdes dari panitia
pemilihan kepala desa antarwaktu kepada BPD dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari setelah Musdes.
(2) Pelaporan calon kepala desa antarwaktu terpilih hasil Musdes
oleh Ketua BPD kepada Bupati melalui Camat dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari Panitia
Pemilihan Kepala Desa antarwaktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Berdasarkan laporan dari BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Camat menyampaikan usulan penerbitan Keputusan
Bupati tentang Pengesahan dan Pengangkatan Calon Kepala
Desa Terpilih kepada Bupati melalui DPMD.

Paragraf 6
Pengesahan dan Pengangkatan
Pasal 163

(1) Berdasarkan laporan dari Camat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 162 ayat (3), Bupati menerbitkan keputusan
mengenai pengesahan dan pengangkatan calon kepala desa
terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak laporan dari
BPD diterima oleh Camat.
(2) Pelantikan kepala desa oleh Bupati atau Pejabat dilaksanakan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan keputusan
mengenai pengesahan dan pengangkatan calon kepala desa
terpilih.
(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Wakil
Bupati atau Camat.
(4) Sebelum memangku jabatannya, kepala desa mengucapkan
sumpah/janji, dengan susunan kata-kata sumpah atau janji
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat (2).

BAB IX
KETENTUAN KEPALA DESA DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL,
ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA, KEPOLISIAN
REPUBLIK INDONESIA, TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL,
PENGURUS LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN BADAN USAHA
MILIK DESA SERTA BADAN USAHA MILIK DESA BERSAMA
Bagian Kesatu
Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian
Republik Indonesia
Pasal 164

(1) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat menjadi kepala
desa dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi
kepala desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam….
-108-
(2) Dalam hal kepala desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
berhenti sebagai kepala desa, maka yang bersangkutan
dikembalikan kepada instansi induknya.
(3) Dalam hal Kepala Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
telah mencapai batas usia pensiun sebagai Pegawai Negeri
Sipil, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat
sebagai berstatus Pegawai Negeri Sipil dengan memperoleh hak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 165

Anggota Tentara Nasional Indonesia, Pegawai Negeri Sipil Tentara


Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia dan
Pegawai Negeri Sipil Kepolisian Republik Indonesia yang terpilih
dan diangkat menjadi kepala desa, maka keanggotaannya
diproses lebih lanjut oleh Satuan Induk Organisasi/Kepala
Kepolisian Daerah atau Komandan Satuan Induk
Organisasi/Komandan Distrik Militer Daerah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Tenaga Pendamping Profesional, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan di Desa dan Badan Usaha Milik Desa/ Badan
Usaha Milik Desa Bersama
Pasal 166

Tenaga Pendamping Profesional, Pengurus Lembaga


Kemasyarakatan di Desa, Pelaksana operasional atau Pengawas
Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama yang
terpilih menjadi Kepala Desa wajib mengundurkan diri sebagai
Tenaga Pendamping Profesional, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan di Desa, Pelaksana operasional atau Pengawas
Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama.

BAB X
NETRALITAS
Pasal 167

(1) Dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa sikap netralitas


wajib dijalankan oleh:
a. BPD;
b. Perangkat Desa;
c. Lembaga Kemasyarakatan di Desa;
d. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa;
e. KPPS;
f. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan; dan
g. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.
(2) Sikap….
-109-
(2) Sikap netralitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diantaranya:
a. tidak terlibat dalam kegiatan kampanye;
b. tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan
dalam kegiatan kampanye;
c. tidak membuat keputusan dan/atau tindakan merugikan
salah satu calon Kepala Desa; dan/atau
d. tidak mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap salah satu calon Kepala Desa.
(3) Dalam hal sikap netralitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak dijalankan, maka dikenakan sanksi
administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran
tertulis.
(4) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak dilaksanakan, maka dilakukan pemberhentian
dari kepengurusan/keanggotaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB XI
PEMILIHAN KEPALA DESA DALAM KONDISI BENCANA
Pasal 168

(1) Dalam hal terjadi bencana alam dan/atau nonalam, Bupati


dapat mengatur pedoman pelaksanaan pemilihan kepala
desa selain ketentuan dalam Peraturan ini dalam rangka
menghindari atau mengurangi risiko akibat bencana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diatur oleh Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten.

BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 169

(1) DPMD dan Camat melakukan tugas pembinaan dan


pengawasan berupa fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala
desa.
(2) Selain DPMD dan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa dilakukan
pembinaan dan pengawasan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kabupaten dan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tingkat Kecamatan.
(3) Pembinaan dan pengawasan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sesuai dengan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (4).
(4) Pembinaan….
-110-
(4) Pembinaan dan pengawasan oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sesuai dengan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (4).
(5) BPD mengawasi kinerja dan pelaksanaan tugas Panitia
Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 170
(1) Untuk pencairan bantuan keuangan biaya pemilihan kepala
desa serentak gelombang I Tahun 2020 dilaksanakan dalam
satu tahap dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan Biaya Pemilihan Kepala Desa;
b. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Desa
tentang Penetapan DPT;
c. fotokopi APBDesa/Perubahan APBDesa tahun
berkenaan;
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani
oleh kepala desa di atas meterai;
e. fotokopi Buku Rekening Kas Desa;
f. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) kepala desa dan
kepala urusan keuangan desa/bendahara desa masing-
masing sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
g. kwitansi yang ditandatangani oleh Kepala Urusan
Keuangan Desa/Bendahara Desa sebanyak 3 (tiga)
lembar dengan sebanyak 1 (satu) lembar bermeterai yang
turut diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa.
(2) Mekanisme pencairan bantuan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat (1), Pasal 120
ayat (3) dan ayat (4) serta Pasal 121.

Pasal 171

Segala kebijakan mengenai pemilihan kepala desa yang terbit


sebelum diundangkannya Peraturan ini, dinyatakan masih
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini.

BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 172

Ketentuan mengenai format dokumen administrasi setiap


tahapan pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan tahapan
pelaksanaan pemilihan kepala desa antarwaktu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini.
BAB XV....
-111-
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 173

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka:


a. Peraturan Bupati Bogor Nomor 29 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 29); dan
b. Peraturan Bupati Bogor Nomor 37 Tahun 2019 tentang Tata
Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2019
Nomor 37);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 174

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten Bogor.

Anda mungkin juga menyukai