BPD Hasil Fasilitasi Dan Konsul Prov

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 60

-1-

BUPATI SUKABUMI
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR TAHUN 2022

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKABUMI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
Pasal 73 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110
Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan
Permusyawaratan Desa.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950, tentang
Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2851);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014,
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah diubah
beberapakali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah di ubah
beberapakali terakhir dengan Undang-Undang
-2-

Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan daerah
, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6757); Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292)
sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245);
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –
Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6841)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321 ;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72
Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1409);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun
2016 tentang Laporan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099);
-3-

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun


2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita
Negera Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Lembaga Adat Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 569);
12. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019
tentang Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
13. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020
tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun
2020 tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
(Berita Negara Repbulik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1496;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 9
Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2015 Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Sukabumi Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sukabumi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
Nomor 6).

Dengan Persetujuan Bersama,


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
dan
BUPATI SUKABUMI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN


PERMUSYAWARATAN DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Sukabumi.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sukabumi.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah
Kabupaten Sukabumi.bagian wilayah Daerah Kabupaten yang
dipimpin oleh Camat
5. Camat adalah Pimpinan Perangkat Daerah Kecamatan yang wilayah
kerjanya meliputi desa yang bersangkutan. Pimpinan dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang
-4-

dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan


dar Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan
menyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
10. Musyawarah Desa adalah Musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
11. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
12. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
Pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari
Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan
menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan.
13. Pengawasan kinerja Kepala Desa adalah proses monitoring dan
evaluasi BPD terhadap pelaksanaan tugas Kepala Desa.
14. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa.BPD
15. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya disingkat LKD
adalah wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa,
ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa.
16. Lembaga Adat Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat
LAD adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan
menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan berkembang
atas prakarsa masyarakat desa.
17. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang
selanjutnya disingkat LKPPD atau yang disebut dengan nama lain
adalah laporan keterangan Kepala Desa kepada BPD atas capaian
pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam satu tahun anggaran.
18. Laporan Kinerja Badan Permusyawaratan Desa adalah laporan atas
pelaksanaan tugas BPD dalam satu tahun anggaran.
19. Monitoring adalah proses penilaian kemajuan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
20. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau
prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang
-5-

telah ditetapkan, dan menentukan faktor yang mempengaruhi


keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
21. Dusun adalah bagian wilayah kerja Pemerintahan Desa yang
merupakan kesatuan wilayah dan penduduk dan dipimpin oleh
Kepala Dusun.
22. Panitia Pengisian Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang
selanjutnya disebut Panitia adalah Kepanitiaan yang dibentuk oleh
Kepala Desa dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.
23. Perwakilan masyarakat adalah penduduk desa yang merupakan wakil
dari wilayah Rukun Tetangga yang berhak menggunakan hak pilih
dalam proses musyawarah perwakilan.
24. Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah
memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam
pemilihan Anggota BPD.

Pasal 2
Maksud Pengaturan BPD dalam Peraturan Daerah ini untuk memberikan
kepastian hukum terhadap BPD sebagai lembaga di Desa yang
melaksanakan fungsi Pemerintahan Desa.

Pasal 3
Tujuan Pengaturan BPD dalam Peraturan Daerah ini untuk:
a. mempertegas peran BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. mendorong BPD agar mampu menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa; dan
c. mendorong BPD dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik di Desa.

Pasal 4
Ruang Lingkup Peraturan Daerah ini meliputi:
a. keanggotaan BPD;
b. kelembagaan BPD;
c. fungsi dan tugas BPD;
d. hak, kewajiban dan wewenang BPD;
e. peraturan tata tertib BPD; dan
f. pendanaan.

BAB II
KEANGGOTAAN BPD

Bagian Kesatu
Pengisian Anggota BPD
Pasal 5
(1) Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis melalui proses pemilihan secara
langsung atau musyawarah perwakilan.
(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak
9 (sembilan) orang.
(3) Penetapan Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memperhatikan jumlah penduduk dan kemampuan Keuangan Desa.
(4) Penentuan jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan sebagai berikut:
-6-

a. jumlah anggota BPD 5 (lima) orang, apabila jumlah penduduk


Desa sampai dengan 3.500 jiwa;
b. jumlah anggota BPD 7 (tujuh) orang, apabila jumlah penduduk
Desa antara 3.501 s.d. 6.000 jiwa; dan
c. jumlah anggota BPD paling banyak 9 (sembilan) orang, apabila
jumlah penduduk Desa lebih dari 6.001 jiwa.
(5) Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan wilayah
dusun.

Pasal 6
Pengisian anggota BPD, dilakukan melalui :
a. Pengisian berdasarkan keterwakilan wilayah; dan
b. Pengisian berdasarkan keterwakilan perempuan.

Pasal 7
(1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan untuk
memilih calon anggota BPD dari unsur wakil wilayah dusun.
(2) Unsur wakil wilayah dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah masyarakat desa dari wilayah dusun.
(3) Wilayah dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah lingkup
wilayah pemilihan dalam desa yang telah ditetapkan memiliki wakil
dengan jumlah tertentu dalam keanggotaan BPD.
(4) Jumlah anggota BPD dari masing-masing wilayah dusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan secara proporsional dengan
memperhatikan jumlah penduduk.
(5) Ketentuan jumlah anggota BPD pada wilayah dusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) setelah dikurangi 1 (satu) orang keterwakilan
perempuan di tingkat desa.
(6) Penetapan jumlah anggota BPD pada wilayah dusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh panitia pengisian.

Pasal 8
(1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan perempuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dilakukan untuk
memilih 1 (satu) orang perempuan sebagai anggota BPD.
(2) Wakil perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
perempuan warga desa yang memenuhi syarat calon anggota BPD
serta memiliki kemampuan dalam menyuarakan dan memperjuangan
kepentingan perempuan.
(3) Pemilihan unsur wakil perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh perempuan warga desa yang memiliki hak pilih
dalam wilayah pemilihan dusun.
(4) Penetapan calon unsur wakil perempuan yang berhak dipilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh panitia
pengisian.

Pasal 9
(1) Pengisian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
dilaksanakan oleh panitia yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak berjumlah
11 (sebelas) orang yang terdiri atas unsur Perangkat Desa paling
banyak 3 (tiga) orang dan unsur Masyarakat paling banyak 8
(delapan) orang.
-7-

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan


wakil dari wilayah pemilihan.
(4) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
(5) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki tugas sebagai
berikut:
a. menetapkan wilayah pemilihan dusun dengan jumlah alokasi
anggota BPD yang diperlukan sesuai dengan ketentuan;
b. menyusun jadwal kegiatan pengisian Anggota BPD;
c. menyusun dan mengusulkan rencana biaya pengisian anggota
BPD kepada Pemerintah Desa;
d. menyusun tata tertib pelaksanaan penjaringan dan penyaringan
anggota BPD;
e. mengadakan penjaringan Bakal Calon anggota BPD;
f. menerima dan meneliti berkas persyaratan Bakal Calon anggota
BPD;
g. menetapkan dan mengumumkan Calon Anggota BPD yang berhak
mengikuti proses pemilihan secara langsung atau musyawarah
perwakilan kepada masyarakat;
h. menyelenggarakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan pemilihan anggota BPD secara
langsung atau musyawarah perwakilan;
i. mengadakan penyaringan Bakal Calon anggota BPD;
j. membuat Berita Acara Penetapan Calon, dan Berita Acara Hasil
Pemilihan Anggota BPD; dan
k. melaporkan hasil penjaringan dan penyaringan anggota BPD
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon anggota
BPD terpilih yang ditetapkan oleh Panitia.
(6) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam melaksanakan
tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Pasal 10
(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) melakukan
penjaringan dan penyaringan bakal calon anggota BPD dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan sebelum masa keanggotaan BPD berakhir.
(2) Bakal calon anggota BPD yang memenuhi syarat di tetapkan sebagai
calon anggota BPD.
(3) Pemilihan calon anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa keanggotaan BPD berakhir.

Pasal 11
(1) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan BPD ditetapkan melalui
proses pemilihan langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1), panitia pengisian menyelenggarakan pemilihan langsung calon
anggota BPD oleh unsur masyarakat yang mempunyai hak pilih.
(2) Dalam hal mekanisme pengisian keanggotaan BPD ditetapkan melalui
proses musyawarah perwakilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
ayat (1), calon anggota BPD dipilih dalam proses musyawarah
perwakilan oleh unsur wakil masyarakat yang mempunyai hak pilih.
(3) Calon anggota BPD terpilih adalah calon anggota BPD dengan suara
terbanyak.

Pasal 12
-8-

(1) Calon anggota BPD terpilih disampaikan oleh panitia kepada Kepala
Desa paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon anggota BPD terpilih
ditetapkan panitia.
(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat paling
lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya hasil pemilihan dari panitia
pengisian untuk diresmikan oleh Bupati.

Pasal 13
Persyaratan calon anggota BPD adalah:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
c. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah
menikah;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
e. bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
f. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
g. wakil penduduk Desa yang dipilih secara demokratis;
h. bertempat tinggal di wilayah pemilihan;
i. tidak rangkap jabatan, baik sebagai Kepala Desa, Perangkat Desa,
Penasihat atau Pelaksana operasional atau pengawas BUM Desa/BUM
Desa Bersama atau Ketua RW/RT atau pengurus LPM/Karang
Taruna/ PKK/Posyandu dan lembaga kemasyarakatan Desa lainnya
yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Desa;
j. sehat jasmani dan rohani, serta bebas narkoba dan zat adiktif
lainnya;
k. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK) dari kepolisian;
l. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
m. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
n. tidak pernah menjabat sebagai anggota BPD selama 3 (tiga) kali masa
jabatan baik secara berturut-turut atau tidak berturut-turut di satu
desa atau di desa berbeda di daerah kabupaten.
o. tidak sedang menjabat sebagai anggota Badan Pengawas Pemilu,
Badan Pengawas Pemilu Provinsi, Badan Pengawas Pemilu
Kabupaten, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan dan Panitia
Pengawas Pemilu Desa serta Pengawas Tempat Pemungutan Suara
dalam pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah;
p. tidak sedang menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten;
q. tidak sedang memangku jabatan lainnya yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan merangkap menjadi anggota BPD.
-9-

Bagian Kedua
Peresmian Anggota BPD
Pasal 14
(1) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan Bupati paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan hasil pemilihan
anggota BPD dari Kepala Desa.
(2) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku
sejak tanggal pengucapan sumpah dan janji anggota BPD.
(3) Pengucapan sumpah janji anggota BPD dipandu oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkannya keputusan Bupati mengenai peresmian anggota BPD.

Pasal 15
(1) Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah/janji.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih
untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-
turut atau tidak secara berturut- turut.

Pasal 16
(1) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya bersumpah/berjanji
secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh
Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Susunan kata sumpah/janji anggota BPD sebagai berikut:
”Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya selaku anggota Badan Permusyawaratan
Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya;
bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya
akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang
berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 17
(1) Pengucapan sumpah/janji jabatan anggota BPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2), didampingi oleh rohaniawan sesuai
dengan agamanya masing-masing;
(2) Dalam pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), anggota BPD yang beragama:
a. Islam, diawali dengan frasa “Demi Allah saya bersumpah”;
b. Kristen Protestan dan Kristen Katolik, diawali dengan frasa
“Demi Tuhan saya berjanji” dan diakhiri dengan frasa “Semoga
Tuhan menolong saya”;
c. Budha, diawali dengan frasa “Demi Hyang Adi Budha”; dan
d. Hindu, diawali dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.
(3) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilanjutkan penandatanganan berita acara pengucapan
sumpah/janji.

Pasal 18
(1) Anggota BPD yang telah melaksanakan sumpah dan janji
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3), mengikuti pelatihan
awal masa tugas yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten.
- 10 -

(2) Program Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi


tugas dan fungsi BPD kepada seluruh anggota BPD.

Bgaian Ketiga
Pemberhentian Anggota BPD
Pasal 19
(1) Anggota BPD berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. diberhentikan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, apabila:
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan
tanpa keterangan apapun;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
d. tidak melaksanakan kewajiban;
e. melanggar larangan sebagai anggota BPD;
f. melanggar sumpah/janji jabatan;
g. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana dengan ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
h. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD lainnya
yang menjadi tugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali
berturut-turut tanpa alasan yang sah;
i. Adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan
2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, pemekaran
atau penghapusan Desa;
j. bertempat tinggal diluar wilayah asal pemilihan; dan/atau
k. ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.

Pasal 20
(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD
berdasarkan hasil musyawarah BPD kepada Bupati melalui Kepala
Desa.
(2) Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD
kepada Bupati melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya usul pemberhentian.
(3) Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada
Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul
pemberhentian.
(4) Bupati meresmikan pemberhentian anggota BPD paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian anggota BPD.
(5) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(6) Dalam hal anggota BPD mengundurkan diri sebelum habis masa
jabatannya atau diberhentikan, anggota BPD dihitung telah menjabat
1 (satu) periode masa jabatan.

Bagian Keempat
Pemberhentian Sementara
Pasal 21
- 11 -

(1) Anggota BPD diberhentikan sementara oleh Bupati setelah ditetapkan


sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar,
dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.
(2) Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan sementara berkedudukan
sebagai pimpinan BPD, diikuti dengan pemberhentian sebagai
pimpinan BPD.
(3) Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), pimpinan BPD lainnya memimpin rapat pemilihan pimpinan
BPD pengganti antarwaktu.

Bagian Kelima
Pengisian Anggota BPD Antarwaktu
Pasal 22
(1) Anggota BPD yang berhenti antarwaktu digantikan oleh calon anggota
BPD nomor urut berikutnya berdasarkan hasil pemilihan anggota
BPD.
(2) Dalam hal calon anggota BPD nomor urut berikutnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meninggal dunia, mengundurkan diri atau
tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota BPD, digantikan
oleh calon anggota BPD nomor urut berikutnya.

Pasal 23
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak anggota BPD yang diberhentikan
antarwaktu ditetapkan, Kepala Desa menyampaikan usulan nama
calon pengganti anggota BPD yang diberhentikan kepada Bupati
melalui Camat.
(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulan anggota BPD yang
diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Camat menyampaikan usulan nama calon pengganti anggota BPD
yang diberhentikan kepada Bupati.
(3) Bupati meresmikan calon pengganti anggota BPD menjadi anggota
BPD dengan keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
disampaikannya usul penggantian anggota BPD dari Kepala Desa.
(4) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) mulai berlaku
sejak pengambilan sumpah/janji dan dipandu oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk.
(5) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilanjutkan penandatanganan berita acara pengucapan
sumpah/janji.

Pasal 24
(1) Masa jabatan anggota BPD antarwaktu melanjutkan sisa masa
jabatan anggota BPD yang digantikannya.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung 1 (satu)
periode.

Pasal 25
(1) Penggantian antarwaktu anggota BPD tidak dilaksanakan apabila sisa
masa jabatan anggota BPD yang digantikan kurang dari 6 (enam)
bulan.
(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kosong
sampai berakhirnya masa jabatan anggota BPD.

Bagian Keenam
Larangan Anggota BPD
- 12 -

Pasal 26
Anggota BPD dilarang:
a. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat
Desa, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat
Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang, barang,
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan
atau tindakan yang akan dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. rangkap jabatan, baik sebagai Kepala Desa, Perangkat Desa,
Penasihat atau Pelaksana operasional atau pengawas BUM Desa/BUM
Desa Bersama atau Ketua RW/RT atau pengurus LPM/Karang
Taruna/ PKK/Posyandu dan lembaga kemasyarakatan Desa lainnya
yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Desa;
f. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten, dan jabatan lain yang ditentukan dalam
peraturan perundangan- undangan;
g. sebagai pelaksana proyek desa dan proyek hasil kerjasama desa
dengan desa lain atau kerjasama desa dengan pihak ketiga;
h. menjadi pengurus partai politik;
i. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
j. ikut serta dan/atau terlibat aktif dalam kampanye pemilihan umum
atau pemilihan kepala daerah atau pemilihan kepala desa;
k. merangkap sebagai anggota Badan Pengawas Pemilu, Badan
Pengawas Pemilu Provinsi, Badan Pengawas Kabupaten, Panitia
Pengawas Pemilu Kecamatan dan Panitia Pengawas Pemilu Desa serta
Pengawas Tempat Pemungutan Suara dalam pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah atau pemilihan kepala desa;
l. merangkap sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten;
dan
m. merangkap jabatan dengan satu jabatan yang dilarang oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku dirangkap oleh anggota BPD.
BAB III
KELEMBAGAAN BPD

Pasal 27
(1) Kelembagaan BPD terdiri atas:
a. pimpinan; dan
b. bidang.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang wakil ketua; dan
c. 1 (satu) orang sekretaris.
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas :
a. Bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan
kemasyarakatan; dan
b. bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh ketua
bidang;
(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai anggota BPD.
- 13 -

Pasal 28
(1) Pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam
rapat BPD yang diadakan secara khusus.
(2) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk pertama kali dipimpin oleh anggota
tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
(3) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah/janji.
(4) Rapat pemilihan pimpinan dan atau ketua bidang berikutnya karena
pimpinan dan atau ketua bidang berhenti, dipimpin oleh ketua atau
pimpinan BPD lainnya berdasarkan kesepakatan pimpinan BPD.

Pasal 29
(1) Pimpinan dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) yang terpilih, ditetapkan dengan keputusan BPD.
(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku
setelah mendapatkan pengesahan Camat atas nama Bupati.

Pasal 30
(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas kelembagaan BPD diangkat 1
(satu) orang tenaga staf administrasi BPD.
(2) Tenaga staf administrasi BPD dipilih oleh BPD melalui Rapat BPD dan
ditetapkan dengan Keputusan BPD.
(3) Masa kerja staf administrasi BPD selama 3 (tiga) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk 3 (tiga) kali masa kerja secara berturut-turut
atau tidak berturut-turut.
(4) Untuk dapat menjadi tenaga staf administrasi BPD harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. warga desa bersangkutan;
b. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas atau
sederajat;
c. memahami bidang pemerintahan dan menguasai tugas dan fungsi
BPD.
(5) Tugas tenaga staf sekretariat BPD adalah:
a. melakukan kegiatan administrasi pembukuan berbagai kegiatan
BPD;
b. membantu sekretaris dalam merencanakan rapat BPD, memberi
dukungan teknis terhadap jalannya rapat BPD;
c. menjaga file-file dokumen-dokumen lembaga BPD dalam bentuk
fisik maupun digital;
d. membuat dan mendistribusikan surat;
e. membantu BPD menyusun Laporan Kinerja BPD; dan
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan BPD.
(6) Tenaga staf sekretariatan tenaga staf administrasi BPD bekerja sesuai
hari kerja.
(7) Tenaga staf administrasi BPD dapat diberikan tunjangan sesuai
dengan kemampuan keuangan desa.

BAB IV
FUNGSI DAN TUGAS BPD

Bagian Kesatu
- 14 -

Fungsi BPD
Pasal 31
BPD mempunyai fungsi:
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Bagian Kedua
Tugas BPD
Paragraf 1
Umum
Pasal 32
BPD mempunyai tugas:
a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;
c. mengelola aspirasi masyarakat;
d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala
Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa
dan lembaga Desa lainnya; dan
m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Paragraf 2
Penggalian Aspirasi Masyarakat
Pasal 33
(1) BPD melakukan penggalian aspirasi masyarakat.
(2) Penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan langsung kepada kelembagaan dan masyarakat Desa
termasuk kelompok masyarakat miskin, masyarakat berkebutuhan
khusus, perempuan, kelompok marjinal dan kelompok masyarakat
lainnya yang tidak menjadi unsur peserta musyawarah desa.
(3) Penggalian aspirasi dilaksanakan berdasarkan keputusan
musyawarah BPD yang dituangkan dalam agenda kerja BPD.
(4) Pelaksanaan penggalian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan panduan kegiatan yang sekurang-kurangnya memuat
maksud, tujuan, sasaran, waktu dan uraian kegiatan.
(5) Anggota BPD yang berasal dari keterwakilan wilayah dusun
melakukan penggalian aspirasi masyarakat di dusunnya.
(6) Anggota BPD dari keterwakilan perempuan melakukan penggalian
aspirasi dari kelompok-kelompok perempuan di desa.
(7) Hasil penggalian aspirasi masyarakat Desa disampaikan dalam
musyawarah BPD.

Paragraf 3
- 15 -

Menampung Aspirasi Masyarakat


Pasal 34
(1) Pelaksanaan kegiatan menampung aspirasi masyarakat dilakukan di
sekretariat BPD.
(2) Kegiatan menampung aspirasi masyarakat dapat dilakukan juga
melalui pembukaan kotak aspirasi, saran dan pengaduan di
sekretariat BPD atau di setiap wilayah dusun dan/atau penyediaan
nomor telepon layanan penerimaan aspirasi.
(3) Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
diadministrasikan dan disampaikan dalam musyawarah BPD.

Paragraf 4
Pengelolaan Aspirasi Masyarakat
Pasal 35
(1) BPD mengelola aspirasi masyarakat Desa melalui pengadministrasian
dan perumusan aspirasi.
(2) Pengadministrasian aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat
berdasarkan pembidangan yang meliputi bidang pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
(3) Perumusan aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara menganalisa dan merumuskan aspirasi masyarakat Desa
untuk disampaikan kepada Kepala Desa dalam rangka mewujudkan
tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
kesejahteraan masyarakat Desa.

Paragraf 5
Penyaluran Aspirasi Masyarakat
Pasal 36
(1) BPD menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan dan atau
tulisan.
(2) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk lisan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian aspirasi masyarakat oleh
BPD dalam musyawarah BPD yang dihadiri Kepala Desa.
(3) Penyaluran aspirasi masyarakat dalam bentuk tulisan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seperti penyampaian aspirasi melalui surat
dalam rangka penyampaian masukan bagi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, permintaan keterangan kepada Kepala Desa,
atau penyampaian rancangan Peraturan Desa yang berasal dari
usulan BPD.

Paragraf 6
Penyelenggaraan Musyawarah BPD
Pasal 37
(1) Musyawarah BPD dilaksanakan dalam rangka menghasilkan
keputusan BPD terhadap hal-hal yang bersifat strategis.
(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
seperti musyawarah pembahasan dan penyepakatan rancangan
Peraturan Desa, evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, menetapkan peraturan tata tertib BPD, dan
usulan pemberhentian anggota BPD.
(3) BPD menyelenggarakan musyawarah BPD dengan mekanisme,
sebagai berikut:
a. musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;
- 16 -

b. musyawarah BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling


sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna
mencapai mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara pemungutan suara;
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d
dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit ½ (satu
perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir;
dan
f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan
dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris BPD.

Paragraf 7
Penyelenggaraan Musyawarah Desa
Pasal 38
(1) Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD yang difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.
(2) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti
oleh BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
(3) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan BUM Desa;
f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
g. kejadian luar biasa.
(4) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1)
dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

Pasal 39
(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 ayat (2)
terdiri atas 2 (dua) jenis:
a. musyawarah Desa terencana; dan
b. musyawarah Desa insidental
(2) Musyawarah Desa terencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dipersiapkan dan dituangkan dalam RKP Desa dan APB Desa
oleh pemerintah desa bersama BPD pada tahun sebelumnya.
(3) Perencanaan Musyawarah Desa terencana sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), meliputi rencana kegiatan dan rencana anggaran biaya
yang disusun dengan mempertimbangkan hal yang bersifat strategis
yang harus dimusyawarahkan dalam 1 (satu) tahun.
(4) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, merupakan Musyawarah Desa yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Desa dan kejadian yang mendesak.
(5) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dipersiapkan sesuai dengan kondisi obyektif yang mendasari
diadakannya Musyawarah Desa.
(6) Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan untuk membahas dan menetapkan:
a. pembahasan kondisi; dan
- 17 -

b. penanganan.
(7) Hasil pembahasan Musyawarah Desa insidental sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dituangkan dalam Berita Acara.
(8) Berita Acara Musyawarah Desa insidental sebagaimana dimaksud
pada ayat (7), ditetapkan oleh Kepala Desa.

Pasal 40
(1) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 ayat (2)
terdiri atas:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan
j. perwakilan kelompok masyarakat tidak mapan.
(2) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
(3) Unsur masyarakat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
meliputi:
a. perwakilan kewilayahan;
b. perwakilan pemerhati/kader kesehatan masyarakat;
c. perwakilan kelompok penyandang disabilitas;
d. perwakilan kelompok lanjut usia;
e. perwakilan kelompok seniman; dan/atau
f. perwakilan kelompok lain yang teridentifikasi di Desa yang
bersangkutan sesuai kearifan lokal masing-masing Desa.
(4) Dalam hal diperlukan, Musyawarah Desa dapat menghadirkan
narasumber yang berasal dari:
a. Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
b. investor;
c. akademisi;
d. praktisi; dan/atau
e. organisasi sosial masyarakat.

Pasal 41
Dalam menyelenggarakan Musyawarah Desa BPD bertugas:
a. mempersiapkan Musyawarah Desa sesuai rencana kegiatan dan
Rencana Anggaran Biaya;
b. melakukan koordinasi teknis penyelenggaraan dengan Kepala Desa;
c. membentuk panitia pelaksana;
d. menyebarluaskan informasi mengenai bahan atau materi hal strategis
yang akan dibahas dan diputuskan;
e. menampung, menganalisis, membahas, dan menyusun skala prioritas
aspirasi masyarakat Desa;
f. menyalurkan aspirasi hal strategis yang akan dibahas dalam
Musyawarah Desa dan mencatatnya dalam buku aspirasi; dan
g. menyampaikan pandangan resmi hal strategis yang dimusyawarahkan
dan dituangkan dalam berita acara.
- 18 -

Pasal 42
BPD bertanggungjawab memfasilitasi dan memimpin proses Musyawarah
Desa yang demokratis dan menghasilkan keputusan yang berkualitas.

Paragraf 8
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak
Pasal 43
(1) BPD memberitahukan kepada kepala desa tentang akhir masa
jabatan, disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan
kepala desa.
(2) BPD membentuk panitia pemilihan kepala desa serentak dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa
jabatan.
(3) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk
dalam rapat pleno BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD yang
selanjutnya disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati
melalui Camat.
(4) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bertanggungjawab kepada BPD.
(5) Dalam hal anggota panitia tidak melaksanakan tugas dan kewajiban
dapat diberhentikan dan diganti dengan keputusan BPD.

Pasal 44
(1) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 terdiri dari
unsur perangkat Desa, lembaga kemasyarakatan dan tokoh
masyarakat Desa.
(2) Jumlah anggota panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berjumlah 11 orang terdiri dari:
a. ketua;
b. wakil Ketua;
c. sekretaris;
d. bendahara; dan
e. anggota sebanyak 7 (tujuh) orang.
(3) Persyaratan anggota panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sebagai berikut:
a. penduduk/masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk
(KTP) desa yang bersangkutan;
b. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas atau
sederajat;
c. berusia minimal 20 tahun; dan/atau
d. memiliki pengalaman pada penyelenggaraan pemilihan umum,
pemilihan Kepala Daerah atau sejenisnya.
(4) Dalam hal di desa tidak ada calon anggota panitia dengan kriteria
pendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas sebagaimana
dimaksud ayat (3) huruf b, maka persyaratan calon anggota panitia
pemilihan dapat berpendidikan sekolah menengah pertama atau
sederajat.
(5) Pengisian komposisi panitia pemilihan kepala desa berdasarkan
kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), diisi lebih banyak yang
berpendidikan sekolah menengah atas atau lebih tinggi.

Pasal 45
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Panitia Pemilihan dibantu oleh Panitia
Pengawas.
- 19 -

(2) Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan


di Desa dan dibentuk oleh BPD.
(3) Susunan keanggotaan Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), sebagai berikut:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris; dan
d. Anggota paling banyak 2 orang.
(4) Keanggotaan Panitia Pengawas terdiri atas unsur masyarakat dari
Desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa.
(5) Persyaratan Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) sebagai berikut:
a. penduduk/masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk
(KTP) desa yang bersangkutan;
b. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas atau
sederajat;
c. berusia minimal 20 tahun; dan/atau
d. memiliki pengalaman pada penyelenggaraan pemilihan umum,
pemilihan Kepala Daerah atau sejenisnya.
(6) Rincian tugas Panitia Pengawas yaitu:
a. mengawasi dan memastikan dilakukannya semua tahapan
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan;
b. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan mengenai Pemilihan Kepala Desa;
c. memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi dalam
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa antara Panitia Pemilihan
dengan Calon Kepala Desa;
d. menyelesaikan temuan atau laporan pelanggaran yang tidak
mengandung unsur tindak pidana;
e. meneruskan laporan dugaan pelanggaran yang tidak dapat
diselesaikan kepada Panitia Pemilihan Kabupaten; dan
f. melaporkan kegiatan pengawasan kepada Panitia Pemilihan
Kabupaten sebagai bahan pembuatan rekomendasi.
(7) Dalam melaksanakan tugas Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) dibantu oleh Unsur Kecamatan, Babinsa dan
Babinkamtibmas.

Paragraf 9
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Antar Waktu
Pasal 46
(1) BPD membentuk panitia pemilihan kepala Desa antar waktu paling
lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak kepala
desa diberhentikan;
(2) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibentuk berdasarkan musyawarah desa yang dihadiri
oleh Camat.
(3) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu terdiri atas perangkat
Desa dan unsur masyarakat, dengan mempertimbangkan
keterwakilan wilayah dan bersifat netral serta tidak memihak kepada
salah satu bakal calon atau salah satu calon.
(4) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu ditetapkan dengan
keputusan pimpinan BPD dan bertanggungjawab kepada BPD.
(5) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud
ayat (4), jumlahnya disesuaikan dengan beban tugas dan kemampuan
anggaran pendapatan belanja Desa.
- 20 -

Pasal 47
(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) melakukan
penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa antarwaktu.
(2) Penyaringan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa,
paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang.
(3) Dalam hal jumlah bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari
3 (tiga), panitia melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan
kriteria memiliki pengetahuan mengenai Pemerintahan Desa, tingkat
pendidikan, usia dan persyaratan lain yang ditetapkan Bupati.
(4) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2
(dua) orang, panitia memperpanjang waktu pendaftaran selama 7
(tujuh) hari.
(5) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari
2 (dua) setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), BPD menunda pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan kemudian.

Paragraf 9
Penyelenggaraan Musyawarah Desa Khusus Untuk Pemilihan Kepala
Desa Antarwaktu
Pasal 48
(1) BPD menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa antarwaktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah penetapan
Calon Kepala Desa oleh panitia.
(2) Penyelenggaraan musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk:
a. mengesahkan calon Kepala Desa yang berhak dipilih yang
diajukan panitia;
b. menetapkan tata cara pemilihan meliputi pelaksanaan pemilihan
melalui mekanisme musyawarah mufakat atau mekanis
pemungutan suara; serta
c. memilih dan pengesahan calon Kepala Desa terpilih.
(3) Forum musyawarah Desa menyampaikan calon Kepala Desa terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada panitia untuk
disampaikan kepada BPD.

Pasal 49
BPD menyampaikan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud
dalam pasal 48 ayat (3) kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya laporan hasil pemilihan Kepala Desa dari panitia pemilihan.

Paragraf 10
Pembahasan dan Penyepakatan
Rancangan Peraturan Desa
Pasal 50
(1) BPD dan Kepala Desa membahas dan menyepakati rancangan
Peraturan Desa yang diajukan BPD dan atau Kepala Desa.
(2) Pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselenggarakan oleh BPD dalam musyawarah BPD.
(3) Rancangan Peraturan Desa yang diusulkan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibahas terlebih dahulu dalam musyawarah
internal BPD paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
rancangan Peraturan Desa diterima oleh BPD.
- 21 -

(4) Pelaksanaan pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) antara BPD dan Kepala Desa untuk pertama
kali dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pelaksanaan
musyawarah internal BPD.
(5) Dalam hal terdapat rancangan Peraturan Desa inisiatif BPD dan
inisiatif Pemerintah Desa mengenai hal yang sama untuk dibahas
dalam waktu pembahasan yang sama, maka didahulukan rancangan
Peraturan Desa inisiatif BPD sedangkan Rancangan Peraturan Desa
inisiatif pemerintah Desa digunakan sebagai bahan untuk
dipersandingkan.
(6) Setiap pembahasan rancangan Peraturan Desa dilakukan pencatatan
proses yang dituangkan dalam notulen musyawarah.

Pasal 51
(1) Dalam hal pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD dan
Kepala Desa tidak mencapai kata sepakat, musyawarah bersama tetap
mengambil keputusan dengan disertai catatan permasalahan yang
tidak disepakati.
(2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diajukan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat
disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati paling lambat 7
(tujuh) hari sejak musyawarah pembahasan terakhir untuk
mendapatkan evaluasi dan pembinaan.
(3) Tindaklanjut evaluasi dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat berbentuk :
a. penghentian pembahasan; atau
b. pembinaan untuk tindaklanjut pembahasandan kesepakatan
rancangan Peraturan Desa.
(4) Tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b dapat dihadiri Camat atau pejabat lain yang
ditunjuk Bupati.

Paragraf 11
Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Kepala Desa
Pasal 52
(1) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintah Desa;
b. pelaksanaan kegiatan;
c. pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
d. laporan pelaksanaan APB Desa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa; dan
e. capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan APB Desa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja
Pemerintahan Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(3) Bentuk pengawasan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
monitoring dan evaluasi.

Pasal 53
Hasil pengawasan kinerja Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam
pasal 52 disampaikan kepada kepala Desa dalam musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa dan juga disampaikan kepada camat dan APIP
daerah kabupaten/kota serta menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.
- 22 -

Paragraf 12
Evaluasi Laporan Keterangan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pasal 54
(1) BPD melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
(2) Evaluasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
evaluasi atas kinerja Kepala Desa selama 1 (satu) tahun anggaran.
(3) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
berdasarkan prinsip demokratis, responsif, transparansi,
akuntabilitas dan objektif.
(4) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan APBDesa;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja
Pemerintahan Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
b. capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten;
c. sapaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
d. prestasi Kepala Desa.
(5) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari laporan kinerja BPD.

Pasal 55
(1) BPD melakukan evaluasi LKPPD paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sejak LKPPD diterima.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BPD
dapat:
a. membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa;
b. meminta keterangan atau informasi;
c. menyatakan pendapat; dan
d. memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi permintaan BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, BPD tetap melanjutkan
proses penyelesaian evaluasi LKPPD dengan memberikan catatan
kinerja Kepala Desa.
(4) Evaluasi LKPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian
dari laporan kinerja BPD.

Paragaraf 13
Menciptakan Hubungan Kerja Yang Harmonis Dengan Pemerintah Desa
dan Lembaga Desa Lainnya
Pasal 56
(1) Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya, BPD dapat mengusulkan
kepada Kepala Desa untuk membentuk Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa atau FKAKD.
(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
Ketua/Kepala kelembagaan Desa yang telah terbentuk.
(3) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa.
(4) Tugas forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyepakati dan
menyelesaikan berbagai permasalahan aktual di desa.
- 23 -

Pasal 57
Hubungan kerja antara BPD dengan lembaga kemasyarakatan desa
bersifat konsultatif.

BAB V
HAK, KEWAJIBAN DAN WEWENANG BPD

Bagian Kesatu
Hak BPD
Paragraf 1
Umum
Pasal 58
BPD berhak:
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Paragraf 2
Pengawasan
Pasal 59
(1) BPD melakukan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tugas Kepala Desa.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagiamana dimaksud pada ayat (1)
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.

Paragraf 3
Pernyataan Pendapat
Pasal 60
(1) BPD menggunakan hak menyatakan pendapat berdasarkan
keputusan BPD.
(2) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penilaian secara cermat dan
objektif atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui
pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan
Pemerintahan Desa yang dilakukan dalam musyawarah BPD.
(4) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
hasil musyawarah BPD.

Paragraf 4
Biaya Operasional
Pasal 61
(1) BPD mendapatkan biaya operasional yang bersumber dari APBDesa.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk dukungan pelaksanaan fungsi dan tugas BPD.
(3) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan memperhatikan komponen kebutuhan-kebutuhan
operasional:
- 24 -

a. kegiatan kesekretariatan, meliputi honor bulanan tenaga Staf


Administrasi BPD, pemeliharaan kantor atau sekretariat, listrik,
air dan penyediaan Alat Tulis Kantor;
b. kegiatan menggali, menampung, mengelola dan menyalurkan
aspirasi masyarakat, meliputi biaya transport kunjungan
lapangan, biaya makan minum dan transportasi kegiatan
Musyawarah BPD;
c. kegiatan pengawasan kinerja Kepala Desa meliputi biaya transport
monitoring kegiatan, biaya makan minum dan transportasi
kegiatan Musyawarah BPD;
d. kegiatan pembahasan dan penyepakatan Rancangan Peraturan
Desa, meliputi biaya penggandaan dokumen, biaya makan minum
dan transportasi kegiatan musyawarah tingkat bidang,
pembahasan di tingkat rapat internal BPD dan musyawarah BPD;
dan
e. kegiatan inisiatif penyusunan Rancangan Peraturan Desa,
meliputi biaya transportasi kunjungan lapangan, biaya rapat-rapat
penyusunan dan pembahasan internal BPD, biaya
penyelenggaraan konsultasi publik dan biaya makan minum
pembahasan di tingkat musyawarah BPD.
(4) Ketentuan mengenai komponen kebutuhan-kebutuhan operasional
BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi pedoman
pemerintah daerah dalam menetapkan besaran alokasi operasional
BPD dalam peraturan bupati.
(5) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dengan memperhatikan kemampuan Keuangan Desa.

Bagian Kedua
Hak Anggota BPD
Pasal 62
(1) Anggota BPD berhak:
a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(2) Hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf d digunakan dalam musyawarah BPD.
(3) Selain hak sebagaiman dimaksud pada ayat (1) BPD berhak:
a. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan
pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis, dan kunjungan
lapangan seperti studi banding yang dilakukan di dalam negeri.
b. penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten bagi pimpinan dan anggota BPD
yang berprestasi.

Pasal 63
(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hak untuk memperoleh
tunjangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 62 ayat (1) huruf e.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan
pelaksanaan tugas dan fungsi dan tunjangan lainnya.
(3) Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan tunjangan kedudukan.
- 25 -

(4) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan


tunjangan kinerja.
(5) Selain mendapatkan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4), pimpinan dan anggota BPD memperoleh jaminan
kesehatan dan/atau jaminan sosial ketenagakerjaan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.

Pasal 64
(1) Tunjangan kedudukan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (3) diberikan berdasarkan kedudukan anggota dalam
kelembagaan BPD.
(2) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (4),
dapat diberikan dalam hal terdapat penambahan beban kerja.
(3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber
dari Pendapatan Asli Desa.
(4) Besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 65
(1) Pengembangan kapasitas anggota BPD melalui pendidikan dan
pelatihan serta pembimbingan teknis sebagaimana dimaksud dalam
pasal 62 ayat (3) huruf a, dilaksanakan berdasarkan hasil penjajakan
kebutuhan materi pelatihan.
(2) Pelaksana pengembangan kapasitas BPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib melakukan penjajakan kebutuhan materi
pelatihan terlebih dahulu sebagai acuan utama pelaksanaan kegiatan.
(3) Pembiayaan pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 62 ayat (3) huruf a dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten dan APBDesa.Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.

Pasal 66
(1) Penghargaan kepada pimpinan dan anggota BPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat (3) huruf b diberikan pada tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten dalam 3 (tiga) kategori:
a. kelembagaan
b. kategori pimpinan; dan
c. kategori anggota.
(2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota BPD
Pasal 67
Anggota BPD wajib:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan/atau golongan;
- 26 -

d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa;


e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
Pemerintah Desa dan lembaga desa lainnya; dan
f. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik.

Bagian Keempat
Laporan Kinerja BPD
Pasal 68
(1) Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas pelaksanaan tugas BPD
dalam 1 (satu) tahun anggaran.
(2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan
sistematika:
a. dasar hukum;
b. pelaksanaan tugas; dan
c. penutup.
(3) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan
secara tertulis kepada Bupati melalui Camat serta disampaikan
kepada Kepala Desa dan forum musyawarah Desa secara tertulis dan
atau lisan.
(4) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lama 4 (empat) bulan setelah selesai tahun
anggaran.
(5) Untuk optimalisasi pelaporan, selain disampaikan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Laporan Kinerja BPD dapat
disampaikan melalui teknologi informasi sesuai perkembangan Sistem
Informasi Desa.

Pasal 69
(1) Laporan kinerja BPD yang disampaikan kepada Bupati sebagaimana
dimaksud dalam pasal 68 ayat (3) digunakan Bupati untuk evaluasi
kinerja BPD serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Laporan kinerja BPD yang disampaikan pada forum musyawarah
Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 ayat (3) merupakan
wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas BPD kepada
masyarakat Desa.

Bagian Kelima
Kewenangan BPD
Pasal 70
BPD berwenang:
a. Mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara
lisan dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi
kewenangannya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Pemerintah Desa;
- 27 -

f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,


pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik;
h. menyusun peraturan tata tertib BPD;
i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil
kepada Bupati melalui Camat;
j. Menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional BPD
secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam RAPB
Desa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
k. mengelola biaya operasional BPD;
l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar Kelembagaan
Desa kepada Kepala Desa; dan
m. Melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

BAB VI
PERATURAN TATA TERTIB BPD
Pasal 71
(1) BPD menyusun peraturan tata tertib BPD.
(2) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibahas dan disepakati dalam musyawarah BPD.
(3) Peraturan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. keanggotaan dan kelembagaan BPD;
b. fungsi, tugas;
c. waktu musyawarah BPD;
d. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD;
e. tata cara musyawarah BPD;
f. tata laksana dan hak menyatakan pendapat BPD dan anggota
BPD; dan
g. pembuatan berita acara musyawarah BPD.
(4) Pengaturan mengenai waktu musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf d meliputi:
a. pelaksanaan jam musyawarah;
b. tempat musyawarah;
c. jenis musyawarah; dan
d. daftar hadir anggota BPD.
(5) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan anggota
hadir lengkap;
b. penetapan pimpinan musyawarah, apabila ketua BPD berhalangan
hadir;
c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan wakil ketua
berhalangan hadir; dan
d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah sesuai dengan
bidang yang ditentukan dan penetapan penggantian anggota BPD
antarwaktu.
(6) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf e meliputi:
a. tata cara pembahasan rancangan Peraturan Desa;
- 28 -

b. konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah Desa;


c. tata cara mengenai pengawasan kinerja Kepala Desa; dan
d. tatacara penampungan atau penyaluran aspirasi masyarakat.
(7) Pengaturan mengenai tata laksana dan hak menyatakan pendapat
BPD sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf f meliputi:
a. Pemberian pandangan terhadap pelaksanaan Pemerintahan Desa;
b. penyampaian jawaban atau pendapat Kepala Desa atas pandangan
BPD;
c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau pendapat Kepala
Desa; dan
d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPD kepada
Bupati.
(8) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf g meliputi:
a. penyusunan notulen rapat;
b. penyusunan berita acara;
c. format berita acara;
d. penandatanganan berita acara; dan
e. penyampaian berita acara.

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 72
(1) Bupati melalui Perangkat Daerah yang menyelenggaran urusn
Pemerintahan dibidang Pemberdayaan masyarakat dan desa
melaksanakan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
peran BPD dalam penyelenggaran Pemerintahan Desa dilaksanakan
oleh Camat dan Perangkat Daerah yang menangani urusan
pemberdayaan masyarakat dan desa.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa meliputi : pemberian pedoman standar kinerja, bimbingan,
konsultasi, supervisi dan monitoring.
a. memfasilitasi dukungan kebijakan;
b. memberikan bimbingan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
supervise pelaksanaan kebijakan;
c. melaksanakan bimbingan teknis serta pelatihan dan Pendidikan
tertentu; dan
d. memberikan penghargaan atas prestasi dan pimpinan anggota BPD
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pengawasan
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan tugas
dan kewajiban BPD dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 73
Pendanan pelaksanaan kegiatan BPD dapat dibebankan pada:
a. APBD Provinsi; Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
b. APBD Kabupaten; Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten;
c. APBDes; dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
d. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan
perundang – undangan.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
- 29 -

Pasal 74
Format jenis buku administrasi BPD, laporan kinerja BPD dan
pengawasan kinerja kepala Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 75
(1) Anggota BPD dari Desa yang mengalami perubahan status Desa
menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1
(satu) Desa, pemekaran atau penghapusan Desa, diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi
penghargaan dan/atau pesangon sesuai dengan kemampuan
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten.sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang -undangan.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 76

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor
15 Tahun 2018 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 Nomor 15), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 77
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Sukabumi.

Ditetapkan di Palabuhanratu
pada tanggal

BUPATI SUKABUMI,

MARWAN HAMAMI

Diundangkan di Palabuhanratu
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKABUMI,

ADE SURYAMAN
- 30 -

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2022 NOMOR


NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA
BARAT .........................

PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR TAHUN 2023
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. UMUM
Badan Permusyawaratan Desa secara normatif yuridis telah
diatur di dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Ketiga
peraturan perundang-undangan tersebut telah ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa.
Untuk pengaturan lebih lanjut atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan PP Nomor 47 Tahun 2015 Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat sebelumnya
telah mengundangkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Desa, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 6 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sukabumi Nomor 9 Tahun 2015 tentang Desa.
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi tentang
Badan Permusyawaratan Desa ini merupakan pelaksanaan dari
perintah Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
- 31 -

tentang Desa yang menyatakan “Ketentuan lebih lanjut mengenai


Badan Permusyawaratan Desa diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota”, dan Pasal 73 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa yang
menyatakan “Ketentuan lebih lanjut mengenai BPD diatur dengan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.” Materi muatan rancangan
Peraturan Daerah ini selain mengatur lebih lanjut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa, juga memuat ketentuan-ketentuan
mengenai fungsi, tugas, kewajiban dan larangan Badan
Permusyawaratan Desa yang tersebar dalam berbagai peraturan
perundang-undangan sebelum atau sesudah Permendagri Nomor
110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan,
serta memuat materi muatan lokal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Regulasi baru ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya
kapasitas anggota Badan Permusyawaratan Desa sekaligus
meningkatkan komitmen pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban-
kewajibannya serta memformulasikan pengaturan mengenai Badan
Permusyawaratan Desa dari berbagai peraturan perundang-
undangan.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas

Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “unsur masyarakat yang
mempunyai hak pilih” adalah tokoh adat, tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan,
perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok
nelayan, perwakilan kelompok perajin, perwakilan
kelompok perempuan, perwakilan kelompok
pemerhati dan pelindungan anak, perwakilan
kelompok masyarakat tidak mapan, perwakilan
pemerhati/kader kesehatan masyarakat,
- 32 -

perwakilan kelompok penyandang disabilitas,


perwakilan kelompok lanjut usia, perwakilan
kelompok seniman; dan/atau perwakilan kelompok
lain yang teridentifikasi di dusun yang
bersangkutan sesuai kearifan lokal masing-masing
Desa yang semua unsur masyarakat ini sudah
genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih,
sudah kawin, atau sudah pemah kawin.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “unsur wakil masyarakat
yang mempunyai hak pilih” adalah perwakilan
tokoh adat, perwakilan tokoh agama, perwakilan
tokoh masyarakat, perwakilan tokoh pendidikan,
perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok
nelayan, perwakilan kelompok perajin,
perwakilan kelompok perempuan, perwakilan
kelompok pemerhati dan pelindungan anak,
perwakilan kelompok masyarakat tidak mapan,
perwakilan pemerhati/kader kesehatan
masyarakat, perwakilan kelompok penyandang
disabilitas, perwakilan kelompok lanjut usia,
perwakilan kelompok seniman; dan/atau
perwakilan kelompok lain yang teridentifikasi di
dusun yang bersangkutan sesuai kearifan lokal
masing-masing Desa yang semua unsur wakil
masyarakat ini sudah genap berumur 17 (tqjuh
belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah
pemah kawin.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
- 33 -

Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Yang dimaksud dengan “selama 3 (tiga) kali masa
jabatan baik secara berturut-turut atau tidak
berturut-turut” adalah dihitung dari masa jabatan
anggota BPD hasil pemilihan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan aturan pelaksanannya sampai dengan masa
jabatan anggota BPD hasil pemilihan berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun
2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa.
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Anggota BPD yang menjadi pengurus Badan
Kerjasama Antar Desa mengikuti ketentuan
- 34 -

tentang pedoman kerjasama antar desa, yaitu


berperan:
e. Menghadiri/menyelenggarakan Musyawarah
antar Desa;
f. Memastikan proses pengambilan keputusan
musyawarah dilaksanakan secara demokratis.
g. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kerjasama antar-Desa.
h. Menjalankan tugas dan wewenang lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Yang dimaksud dengan “terlibat aktif” adalah
tercatat secara resmi di panitia pemilihan sebagai
tim kampanye, menjadi juru kampanye, turut serta
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi,
misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu
atau kandidat/calon presiden dan wakil presiden,
calon gubernur dan wakil gubernur, calon bupati
dan wakil bupati dan calon kepala desa.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “kelompok masyarakat
lainnya yang tidak menjadi unsur peserta
musyawarah desa” adalah kelompok masyarakat
yang tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan
musyawarah desa sehingga aspirasinya tidak
tergali oleh Badan Permusyawaratan Desa.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
- 35 -

Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.

Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
- 36 -

Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAEARAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR .


- 37 -

LAMPIRAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAUMI
NOMOR ........ TAHUN 2022 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA

FORMAT ADMINISTRASI, PEMBUKUAN DAN PENGAWASAN KINERJA


KEPALA DESA OLEH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

III. FORMAT BUKU ADMINISTRASI BPD


1. Buku Agenda Surat Keluar
SURAT KELUAR
TANGGA
NO HAL & ISI KET
L NOMOR TANGGAL TUJUAN
SINGKAT
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


- 38 -

Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan
surat masuk yang diterima
Kolom 2 diisi dengan tanggal surat keluar
Kolom 3 diisi dengan nomor surat keluar
Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat keluar
Kolom 5 diisi dengan hal dan isi singkat surat keluar
Kolom 6 diisi dengan nama instansi yang dituju
Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan

2. Buku Agenda Surat Masuk


SURAT MASUK
NAMA
NO TANGGAL TANGGA INSTANSI HAL & ISI KET
NOMOR
L PENGIRI SINGKAT
M
1 2 3 4 5 6 7

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan urutan
surat masuk yang diterima
Kolom 2 diisi dengan tanggal surat masuk
Kolom 3 diisi dengan nomor surat masuk
Kolom 4 diisi dengan tanggal, bulan, tahun surat masuk
Kolom 5 diisi dengan nama instansi yang mengirikan surat
Kolom 6 diisi dengan hal dan isi singkat surat masuk
Kolom 7 diisi dengan keterangan lain jika diperlukan
- 39 -

3. Buku Ekspedisi
NO. TANGGAL HAL & ISI
TANGGAL DAN TUJUAN
URU PENGIRIM SINGKAT KET
NOMOR SURAT SURAT
T AN SURAT
1 2 3 4 5 6

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan surat yang
dikirim
Kolom 2 diisi dengan tanggal pengiriman surat
Kolom 3 diisi dengan tanggal dan nomor surat yang dikirim
Kolom 4 diisi dengan hal dan isi singkat surat yang dikirim
Kolom 5 diisi dengan instansi yang dituju
Kolom 6 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada
- 40 -

4. Buku Data Inventaris BPD


K
E
A
D
AA
N
B
A
R
A
N KEADAA
G N
JENI / BARANG
S B /
BARA ASAL BARANG/BANGUNAN A
TANGGAL PENGHAPUSAN
BANGUN
KET
NO
NG/ N AN
BANG G AKHIR
UNAN U TAHUN
N
A
N/
A
W
AL
TA
H
U
N
APB BANTUAN TGL.
- 41 -

PKA
PEME SUMB RU PENGH
RB/ BAI RUS DIJ DISUMB BA RUS
Desa RINTA ANGA SA APUSA
OKO K AK UAL ANGKAN IK AK
H N K N
VTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12 1 1 1 16
0 1 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut
Kolom 2 diisi dengan jenis barang/bangunan inventaris
Kolom 3 s.d. 7 diisi dengan pilihan asal barang/bangunan
Kolom 8 s.d.9 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada awal tahun
Kolom 10 s.d.13 diisi dengan pilihan dan tanggal penghapusan
Kolom 14 s.d.15 diisi dengan pilihan keadaan barang/bangunan pada akhir tahun
Kolom 16 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika ada
- 42 -

5. Buku Laporan Keuangan BPD


PENERIMAAN PENGELUARAN
NO TGL URAIAN
(Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5

JUMLAH

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran uang
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran uang
Kolom 4 diisi dengan angka rupiah dari jumlah penerimaan
Kolom 5 diisi dengan angka rupiah dari jumlah pengeluaran

6. Buku Tamu BPD


NO TGL NAMA JABATAN ALAMAT KEPERLUAN TTD
1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor urutan sesuai kedatangan tamu
Kolom 2 diisi dengan tanggal kedatangan tamu
Kolom 3 diisi dengan nama tamu
Kolom 4 diisi dengan jabatan tamu
Kolom 5 diisi dengan alamat tamu/alamat instansi tamu
Kolom 6 diisi dengan keperluan/tujuan tamu
Kolom 7 diisi dengan tanda tangan tamu
- 43 -

7. Buku Data Anggota BPD


NOMOR
NOMOR
TEMP DAN
DAN
NAM JENI AT, PENDI TANGGA
TANGGAL
N A NI S TANG AGA JABA DIKAN L KE
KEPUTUS
O LENG P KELA GAL MA TAN TERAK KEPUTU T
AN
KAP MIN LAHI HIR SAN
PEMBER
R PENGAN
HENTIAN
GKATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
1

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan
pada Badan Permusyawaratan Desa
Kolom 2 diisi dengan nama lengkap anggota
Kolom 3 diisi dengan nomor induk anggota
Kolom 4 diisi dengan jenis kelamin anggota
Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta
tahun kelahiran anggota
Kolom 6 diisi dengan agama yang dianut
Kolom 7 diisi dengan jabatan
Kolom 8 diisi dengan pendidikan formal terakhir
Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan
pengangkatan
Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun
keputusan pemberhentian
Kolom 11 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika diperlukan
8. Buku Data Kegiatan BPD
AGENDA DAN
N HARI/ JENIS
PELAKSANA HASIL KET
O TANGGAL KEGIATAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi berurutan sesuai dengan kegiatan BPD yang dilaksanakan
Kolom 2 diisi hari dan tanggal, bulan, tahun kegiatan
Kolom 3 diisi dengan jenis kegiatan
Kolom 4 diisi dengan personil/anggota BPD yang melaksanakan kegiatan
dimaksud
Kolom 5 diisi dengan agenda yang dilaksanakan dan apa yang dihasilkan
dari pelaksanaan kegiatan
Kolom 6 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

9. Buku Data Aspirasi Masyarakat


NAMA/LEMBAGA ASPIRASI
N HARI/ TINDAK
PIHAK PENYAPAI YANG
O TANGGAL LANJUT
ASPIRASI DISAMPAIKAN
1 2 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 disi nomor urut sesuai waktu penyampaian aspirasi
Kolom 2 diisi dengan hari/tanggal aspirasi disampaikan
Kolom 3 diisi dengan nama individu/lembaga yang menyampaikan
aspirasi
Kolom 4 diisi dengan aspirasi yang disampaikan
Kolom 5 diisi dengan langkah tindak lanjut serta pihak yang diminta
menindaklanjuti aspirasi.
-45-

10. Buku Daftar Hadir Rapat BPD


N NAMA JABATAN TANDA KET
O TANGAN
1 2 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor urut sesuai urutan
Kolom 2 diisi dengan nama peserta rapat
Kolom 3 diisi dengan jabatan peserta rapat
Kolom 4 diisi dengan tanda tangan
Kolom 5 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

11. Buku Notulen Rapat BPD


N HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA RINGKASAN
O PEMBAHASAN
1 2 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi dengan nomor sesuai urutan
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dilaksanakan
Kolom 3 diisi dengan materi rapat
Kolom 4 diisi dengan unsur dan jumlah peserta rapat
Kolom 5 diisi dengan ringkasan pembahasan materi rapat.
-46-

12. Buku Data Peraturan/Keputusan BPD


NOMOR, TANGGAL
N URAIAN
PERATURAN/KEPUTUSAN TENTANG KET
O SINGKAT
BPD
1 2 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor Peraturan/
Keputusan BPD yang ditetapkan
Kolom 2 diisi dengan nomor, tanggal, bulan dan tahun Peraturan/
Keputusan BPD
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan Peraturan/Keputusan BPD
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Peraturan/Keputusan BPD
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan

13. Buku Data Peraturan Desa


NOMOR DAN
NOMOR DAN
N TGL URAIAN
TENTANG TANGGAL KET
O PERATURAN SINGKAT
KESEPAKATAN
DESA
1 2 3 4 5 6

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan nomor urut.
Kolom 2 diisi diisi dengan nomor ,tanggal, bulan dan tahun peraturan
desa ditetapkan.
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan peraturan desa.
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan Keputusan BPD.
Kolom 5 diisi dengan nomor dan tanggal keputusan BPD tentang
kesepakatan atas rancangan peraturan desa.
Kolom 6 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.
-47-

14. Buku Keputusan Musyawarah BPD


N TENTANG/HAL POKOK-POKOK
HARI/TANGGAL KET
O STRATEGIS KEPUTUSAN
1 2 3 4 5

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai pelaksanaan musyawarah desa
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan
musyawarah desa
Kolom 3 diisi dengan judul/penamaan/hal strategis yang
dimusyawarahkan
Kolom 4 diisi secara singkat dengan pokok-pokok keputusan
musyawarah desa
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan.

15. Buku Keputusan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa


N POKOK-POKOK
HARI/TANGGAL KETERANGAN
O USULAN/KEGIATAN
1 2 3 4

Mengetahui, ......Tgl bulan tahun


Ketua BPD ......... Sekretaris BPD .........

_____________________ _____________________

Cara Pengisian :
Kolom 1 diisi secara berurutan sesuai dengan pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan desa
Kolom 2 diisi dengan hari, tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan
musyawarah perencanaan pembangunan desa
Kolom 3 diisi dengan pokok-pokok usulan dan atau kegiatan keputusan
musyawarah perencanaan pembangunan desa
Kolom 4 diisi secara singkat dengan materi pokok yang telah ditetapkan
dengan keputusan musyawarah perencanaan pembangunan
desa
Kolom 5 diisi dengan catatan atau penjelasan lain jika diperlukan
-48-

IV. FORMAT LAPORAN KINERJA BPD

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …….


KECAMATAN ……………………………
KABUPATEN …………........
Alamat:
……………………………………………………..……………………………………….

LAPORAN KINERJA BPD


Tahun anggaran …….

I. Dasar Hukum
1. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor …. Tahun .........
tentang Desa.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor …tahun … tentang Badan
Permusyawaratan Desa.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor …. Tahun .........
tentang Badan Permusyawaratan Desa
4. Surat Keputusan Bupati Sukabumi tentang peresmian anggota
BPD periode ….. sampai ……
5. Keputusan BPD Nomor …….tahun …. tentang Penetapan kinerja
BPD tahun anggaran ……..

II. Pelaksanaan tugas BPD


1. Pengelolaan aspirasi masyarakat desa.
2. Penyusunan dan atau pembahasan peraturan desa.
3. Penciptaan keadaan kondusif dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa.
4. Pelaksanaan tugas lain:
a. pemilihan kepala desa
b. pelaksanaan musyawarah desa
c. pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa
d. pelaksanaan kerjasama antar desa
e. dll.
5. Pelaksanaan pengawasan kinerja kepala desa.
6. Pelaksanaan Evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan desa;

III. Penutup
Demikian laporan kinerja ini dibuat sebagai pertanggungjawaban
BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
....................., ...... ............... ............
Badan Permusyawaratan Desa ........
Ketua,

( ............................. )
-49-

V. FORMAT PENGAWASAN KINERJA KEPALA DESA


A. Perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintahan Desa
1. Pengawasan kegiatan penyusunan RPJM Desa
Langkah kerja Pengawasan kegiatan
penyusunan RPJM Desa, sebagai berikut:
Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
I. Indikator Masukan
1 Desa memiliki salinan
dokumen RPJMD dan
Renstra perangkat
daerah.
2 Desa memiliki dokumen
RPJMD yang diterbitkan
oleh bupati.
3 Desa memiliki jadwal
penyusunan RPJM
Desa.
II. Indikator Proses
1 Kepala Desa memahami
seluruh tahapan proses
penyusunan RPJM
Desa.
2 Membentuk dan
menetapkan tim
penyusu penyusun
dengan keputusan
kepala desa.
3 Melakukan pembinaan
dan pemantauan
kegiatan pengkajian
keadaan Desa (PKD)
oleh tim penyusun.
4 Menghadiri kegiatan
PKD.
5 Memantau dan
atau menghadiri
rapat-rapat penyusunan
rancangan
RPJM Desa oleh tim
penyusun.
6 Memberikan dukungan
fasilitasi
penyelenggaraan
musyawarah Desa.
7 Hadir dan atau
mendampingi kegiatan
musyawarah Desa.
8 Melakukan evaluasi dan
verifikasi rancangan
RPJM Desa.
9 Memimpin
penyelenggaraan
-50-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan Desa.
10 Melakukan verifikasi
rancangan akhir RPJM
Desa.
11 Menyusun dan
menyampaikan
rancangan Perdes
tentang RPJM Desa
kepada Badan
Permusyawaratan Desa.
12 Membahas dan
menyepakati rancangan
peraturan Desa RPJM
Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
13 Menetapkan peraturan
Desa tentang RPJM
Desa.
14 Menyampaikan
peraturan Desa tentang
RPJM Desa kepada
bupati melalui camat.
15 Melakukan sosialisasi
dan publikasi dokumen
RPJM Desa kepada
masyarakat.
III. Indikator Hasil
1 Terdapat visi dan misi
kepala Desa.
2 Terdapat keputusan
kepala Desa tentang tim
penyusun RPJM Desa.
3 Desa memiliki laporan
hasil PKD dari tim
penyusun.
4 Desa memilki Perdes
tentang RPJM Desa
IV. Indikator Kualitas Hasil
dan Proses
1 Aktif mendorong peran
serta warga masyarakat
dan lembaga
kemasyarakatan dan
lembaga adat Desa
dalam proses
penyusunan RPJM Desa.
2 Mendampingi kegiatan
PKD.
3 Terlibat aktif dalam
-51-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
rapat-rapat dengan tim
penyusun.
4 Melakukan kerja-kerja
koordinatif dengan
berbagai pihak untuk
memastikan dokumen
RPJM Desa berkualitas.

2. Pengawasan Kegiatan Penyusunan RKP Desa Langkah


kerja pengawasan kegiatan penyusunan RKP Desa,
sebagai berikut:
Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
I. Indikator Masukan
1 Desa memiliki salinan
Renja perangkat daerah
2 Desa memiliki salinan
pagu Indikatif Desa
3 Desa memiliki salinan
peraturan kepala
daerah tentang
Pengelolaan Keuangan
Desa dan kewenangan
Desa
4 Desa memiliki
peraturan Desa
terkait kewenangan
Desa.
5 Desa memiliki dokumen
Profil Desa.
II. Indikator Proses
1 Kepala Desa memahami
seluruh tahapan proses
penyusunan RKP Desa.
2 Membentuk dan
menetapkan tim
penyusun dengan
keputusan Kepala Desa.
3 Melakukan pembinaan
dan pemantauan
tahapan kegiatan oleh
Tim Penyusun.
4 Memantau rapat-rapat
penyusunan RKP Desa
oleh Tim Penyusun.
5 Memberikan dukungan
fasilitasi
penyelenggaraan
musyawarah Desa.
6 Menghadiri kegiatan
-52-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
musyawarah Desa.
7 Melakukan evaluasi dan
verifikasi rancangan
RKP Desa.
8 Memimpin
penyelenggaraan
musyawarah
perencanaan
pembangunan Desa.
9 Melakukan verifikasi
rancangan akhir RKP
Desa.
10 Menyusun dan
menyampaikan
rancangan Perdes
tentang RKP Desa
kepada Badan
Permusyawaratan Desa.
11 Membahas dan
menyepakati rancangan
peraturan Desa RKP
Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
12 Menetapkan peraturan
Desa tentang RKP Desa
13 Menyampaikan
peraturan Desa tentang
RKP Desa kepada
Bupati melalui Camat.
14 Melakukan sosialisasi
dan publikasi dokumen
RKP Desa kepada
masyarakat.
15 Dalam hal terjadi
perubahan RKP Desa,
dilakukan melalui
musyawarah
perencanaan
pembangunan desa.
16 Membentuk dan
menetapkan Tim
Penyusun dengan
keputusan kepala Desa.
III. Indikator Hasil
1 Terdapat keputusan
kepala Desa tentang tim
penyusun RKP Desa.
2 Desa memiliki
peraturan Desa tentang
RKP Desa.
3 Desa memiliki Daftar
-53-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
Usulan RKP Desa
IV Indikator Kualitas Hasil
dan proses
1 Aktif mendorong peran
serta warga masyarakat
dan lembaga
kemasyarakatan dan
lembaga adat Desa.
2 Terlibat aktif dalam
rapat-rapat dengan Tim
Penyusun.
3 Melakukan kerja-kerja
koordinatif dengan
berbagai pihak untuk
memastikan dokumen
RKP Desa berkualitas.

3. Pengawasan Kegiatan Penyusunan APB Desa


Langkah kerja Pengawasan Kegiatan Penyusunan APB Desa,
sebagai berikut:
Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
I. Indikator Masukan
1 Desa memiliki salinan
perauran kepala daerah
tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
2 Desa memiliki salinan
peraturan kepala
daerah tentang
pengadaan barang/jasa
di Desa.
3 Desa memiliki Perdes
mengenai RKP Desa
II. Indikator Proses
1 Memastikan
penyusunan rancangan
APB Desa sesuai
dengan kegiatan yang
telah ditetapkan dalam
RKP Desa.
2 Melakukan
pencermatan rancangan
APB Desa sesuai
dengan pedoman dan
dokumen acuan.
3 Menyampaikan
rancangan APB Desa
dan rancangan
peraturan Desa tentang
-54-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
APB Desa kepada
Badan
Permusyawaratan Desa.
4 Melakukan
pembahasan dan
penyepakatan
rancangan peraturan
Desa tentang APB Desa
dengan Badan
Permusyawaratan Desa.
5 Menyampaikan
rancangan peraturan
Desa tentang APB Desa
hasil pembahasan dan
penyepakatan dengan
Badan
Permusyawaratan Desa
kepada bupati melalui
camat untuk dievaluasi.
6 Melakukan tindak
lanjut sesuai hasil
evaluasi camat.
7 Melakukan penetapan
peraturan Desa tentang
APB Desa sesuai
dengan hasil evaluasi
camat.
8 Melakukan sosialisasi
dan penyebarluasan
informasi.
III. Indikator Hasil
1 Desa memiliki
peraturan Desa tentang
APB Desa sesuai
dengan hasil
pembahasan dan
penyepakatan bersama
Badan
Permusyawaratan Desa
dan hasil evaluasi
camat.
2 Peraturan Desa tentang
APB Desa diterbitkan
dan diundangkan dalam
lembaran Desa paling
lambat tanggal 31
Desember tahun
berjalan.
3 Desa memiliki proposal
kegiatan dan RAB detil
untuk setiap kegiatan
-55-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
dalam APB Desa.
IV. Indikator Kualitas Hasil
dan Proses
1 Melakukan
pengendalian
penyusunan APB Desa
sesuai dengan target
waktu dan dokumen
sumber.
2 Terbuka terhadap
masukan dari
masyarakat, Badan
Permusyawaratan Desa
dan kelembagaan Desa
lainnya.
3 Melakukan publikasi
APB Desa dalam media-
media informasi Desa.

4. Pengawasan Kegiatan Perencanaan Sumber Pendapatan


Desa.
Langkah kerja Pengawasan Kegiatan Perencanaan Sumber
Pendapatan Desa, sebagai berikut:
Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
I. Indikator Masukan
1 Desa memiliki buku
inventaris dan aset
desa.
2 Melakukan
inventarisasi aset Desa.
3 Melakukan pengawasan
dan mengendalian aset
Desa.
4 Memiliki dokumen
pencatatan atas
penggunaan,
pemanfaatan,
penghapusan dan
pemindahtanganan aset
Desa.
5 Menetapkan kebijakan
pengelolaan aset Desa
melalui peraturan Desa.
6 Menetapkan status
penggunaan aset Desa
dengan keputusan
kepala Desa.
7 Melakukan pengelolaan
atas hasil pemanfaatan
-56-

Pemenuha
No Indikator Kinerja n Catatan
Ya Tidak
aset Desa secara
transparan dan
akuntabel dan dicatat
dalam pendapatan Desa
lainnya.
8 Aktif melakukan upaya-
upaya kerjasama Desa.
9 Memiliki rencana
sumber pendapatan
Desa tahunan yang
aktual berdasarkan
dokumen sumber yang
dapat
dipertanggungjawabkan
.
10 Dalam menetapkan
kebijakan penambahan
dan penghapusan aset
Desa selalu dibahas
dalam musyawarah
Desa.
11 Dalam menetapkan
kebijakan pengelolaan
aset Desa selalu
dibahas dan
dikonsultasikan dengan
Badan
Permusyawaratan Desa.
12 Memiliki penetapan
kebijakan dalam
pengelolaan BUM Desa
sesuai dengan
ketentuan.
13 Memiliki dokumen
analisis kelayakan
penyertaan modal
kepada BUM Desa.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Langkah kerja Pengawasan Kegiatan Pelaksanaan APB Desa, sebagai
berikut:
Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
I. Indikator Masukan
1 Desa memiliki salinan
peraturan kepala daerah
tentang pengadaan barang
-57-

Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
dan jasa di Desa.
2 Desa memiliki instrumen
administrasi Pengelolaan
Keuangan Desa.
II. Indikator Proses
1 Penetapan kebijakan
pelaksanaan kegiatan yang
memanfaatkan sumber
daya alam setempat,
tenaga kerja masyarakat
dan tenaga ahli yang
membidangi.
2 Menetapkan Pelaksana
Pengelolaan Keuangan
Desa (PPKD).
3 Memastikan PPKD
melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai
ketentuan.
4 Menetapkan Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK) yang
diusulkan pada saat
penyusunan RKP Desa.
5 Memastikan TPK memiliki
rencana kerja dan
terpantau.
6 Melakukan sosialisasi
pelaksanaan kegiatan
melalui musyawarah Desa.
7 Melaksanaan koordinasi
pelaksanaan
pembangunan Desa
dengan lembaga
kemasyarakatan Desa
maupun masyarakat Desa.
8 Memberikan dukungan
fasilitasi pembekalan
kepada PPKD dan TPK.
9 Memastikan, memantau
dan mengorganisasian
kesiapan dukungan
administrasi pelaksaaan
kegiatan oleh TPK.
10 Memantau dan memastikan
pengadaan tenaga kerja
oleh TPK menggunakan
sumberdaya masyarakat
Desa
11 Memantau dan
memastikan kegiatan
-58-

Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
pengadaan barang dan jasa
sesuai dengan prosedur
dan ketentuan serta
memanfaatkan sumber
daya yang ada di Desa.
12 Memantau dan
mengendalikan
pelaksanaan swadaya,
gotong royong dan hibah
dari masyarakat yang
tertib administrasi.
13 Melakukan rapat-rapat
kerja dengan TPK.
14 Melakukan pemeriksaan
kegiatan infrastruktur dan
kegiatan lainnya.
15 Melakukan pengelolaan
pengaduan masyarakat.
16 Menyelenggarakan
musyawarah pelaksanaan
kegiatan dalam rangka
pelaporan dan
pertanggungjawaban.
17 Mengorganisasikan dan
mengendalikan laporan
realisasi APB Desa.
18 Mengupayakan
pendampingan teknis dari
perangkat daerah terkait
maupun Tenaga Ahli untuk
kegiatan yang memerlukan
keahlian teknis.
19 Memiliki rencana kerja
pemeliharaan dan
pelestarian kegiatan
bersama masyarakat.
20 Melakukan koordinasi
kepada para pihak bila
terjadi perubahan
kegiatan.
21 Menerbitkan keputusan
kepala Desa tentang
perubahan kegiatan.
III. Indikator Hasil
1 Pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan yang
tercantum dalam APB Desa
dan proposal kegiatan
maupun RAB.
2 Melakukan laporan rutin
-59-

Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
kepada Pemerintah Daerah
untuk kegiatan bersifat
penugasan.
3 Memiliki rencana kerja
pemeliharaan kegiatan.
4 Berita acara dan surat
keputusan kepala Desa
tentang perubahan
kegiatan.
IV. Indikator Kualitas Hasil
dan Proses
1 Pelaksanaan kegiatan
menggunakan tenaga
kerja dan alat bahan
yang ada di Desa
setempat.
2 Pelaksanaan kegiatan
terbuka dan diketahui oleh
masyarakat Desa.
3 Kualitas hasil pekerjaan
memenuhi spek teknis
yang dipersyaratkan.
4 Terdapat bukti hasil
pemeriksaan oleh APIP.
5 Selalu dilakukan rapat
evaluasi pelaksanaan
kegiatan secara rutin dan
berkala.

C. Laporan Pelaksanaan APB Desa


Langkah kerja pengawasan kegiatan pelaksanaan pelaporan, sebagai
berikut:
Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
1 Menyampaikan laporan
sesuai dengan format
standar yang diatur
dengan peraturan
perundangan.
2 Menyampaikan laporan
yang benar di didukung
oleh data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3 Menyampaikan laporan
sesuai dengan target waktu
yang telah ditetapkan oleh
undang-undang.
4 Menyampaikan informasi
-60-

Pemenuha
n
No Indikator Kinerja Catatan
Tida
Ya
k
kepada masyarakat Desa
secara terbuka;
a. APB Desa
b. pelaksanaan kegiatan
anggaran dan tim yang
melaksanakan kegiatan.
c. realisasi APB Desa.
d. realisasi kegiatan.
e. kegiatan yang berlum
selesai dan/atau tidak
terlaksana.
f. sisa anggaran.
5 Melakukan publikasi
laporan pada media-media
yang ada di masyarakat
maupun dengan teknologi
informasi yang ada di desa.
6 Memberikan respon dan
penyelesaian terhadap
pengaduan yang
disampaikan masyarakat.
7 Menyampaikan laporan
realisasi pelaksanaan APB
Desa semester pertama.
8 Menyampaikan laporan
pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APB.
Desa.
9 Menyampaikan laporan
hasil penanganan masalah.

BUPATI SUKABUMI,

MARWAN HAMAMI

Anda mungkin juga menyukai