1-8. LKM Phylum Athropoda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LKM

PHYLUM ARTHROPODA

disusun oleh :

TIM DOSEN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Judul
Filum Arthropoda

B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Arthropoda
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh Arthropoda
3. Mengelompokkan hewan-hewan Arthropoda ke dalam classis yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis

C. Dasar Teori
Hewan-hewan yang tercakup dalam phylum Arthropoda memiliki anggota badan
atau extremitas yang bersendi-sendi. Berdasarkan hal inilah pemberian nama 
phylum tersebut (arthres = bersendi-sendi, podes = kaki). Jumlah species yang
terdapat di dalam phylum ini ialah paling besar dibandingkan dengan phylum
yang lain, kurang lebih ada 750.000 dari 1.000.000 spcies hewan yang telah
diketahui. Berjenis-jenis udang, ketam, serangga, laba-laba, kala, tercakup dalam
phylumini dan telah banyak dikenal, beberapa jenis jarang dijumpai dan ada pula
yang tinggal berupa fosil (Radiopoetro, 1996: 301).
Dibandingkan dengan filum sebelumnya, Arthropoda menyerupai Annelida dalam
hal ini susunan tubuh yang bersegmen dan posisi alat –alat tubuh utama. Tubuh
menunjukkan simetri bilateral,  keseluruhan susunannya menunjukkan adanya
segmentasi  luar atau yang disebut heteronom. Ini berlainan dengan segmentasi
pada Annelida , yang meliputi seluruh alat-alat tubuh atau yang disebut
homonom. Arthropoda serupa dengan Annelida, yaitu memiliki sistem nervosum
dengan susunan serupa tangga tali  atau disebut susunan saraf tangga tali, dengan
ganglion cerebral dan ganglia abdominalia, satu pembuluh darah punggung yang
berfungsi sebagai jantung atau cor, memompa darah ke arah anterior. Meskipun
dijumpai perbedaan-perbedaan tetapi pola tubuh umumnya menunjukkan
persamaan. Rongga badan seragam, berasal dari persatuan rongga badan primer
(berasal dari endoderm) dan rongga badan sekunder (berasal dari mesoderm),
menempati seluruh panjang tubuh, dilengkapi dengan extremitas yang bersendi-
sendi. Extremitas Arthropoda ialah derivat parapodia pada Annelida tetapi pada
Arthropoda ini menetap pada tingkat differensiasi yang lebih jauh, dapat nyata
dibedakan dari tubuh, persendian dan perlengkapannya dengan muskulatur sendiri
yang istimewa. Sistemavascular ialah terbuka, jantung memompa darah keseluruh
bagian tubuh dan mengisapnya kembali melalui lubang –lubang yang dilengkapi
valva. Alat-alat pengeluaran dan pembiakan selalu berada dalam rongga badan
serupa pada Annelida dan juga pada vertebrata. Pada sebagian Arthropoda
diduga , bahwa alat ekskresi rupa-rupanya berasal dari nephridia  ialah Annelida
yang mengalami modifikasi. Dengan menghilangnya rongga badan, maka
corongnya menghilang pula. Kadang-kadang tampak susunannya masih
menunjukkan sifat “organ yang bersemental”. Sebagian Arthropoda telah
mendapat alat ekresi (Radiopoetro, 1996: 301)
Segmen tubuh pada Arthropoda umumnya tidak sama, hal ini disebut segmentasi
heteronom. Pada ujung muka berbentuk caput. Pada hewan-hewan dewasa batas-
batas segmen tidak tampak, tetapi meskipun demikian ia masih dapat dikenal pada
jumlah extremitates yang berpasangan. Sejumlah segmen bisa menjadi
exoskeleton pada caput. Permukaan tubuh Arthropoda berupa exoskeleton hasil
sekresi sel-sel epidermis dibawahnya, ialah lapisan kutikula, yang tersusun dari
beberapa lapisan kutikula yang tersusun dari beberapa lapisan dan terdiri atas
kitin, atau suatu amino-poliskarrida, dan protein-protein, yaitu sklerotin dan
kutikulin. Pada Arthropoda tertentu lapisan paling luar dari kutikula mengeras
oleh karena adanya pengendapan kapur sehingga menjadikan dinding yang tidak
lentur. Kitin ialah substansi organik kompleks yang tidak larut di dalam air, alkali,
asam encer atau getah pencernaan pada kebanyakan hewan. Kutikula melapisi
bagian-bagian luar tubuh, kedua ujung saluran pencernaan, dan alat-alat
pernapasan. Pada pipa-pipa trakea dan insang, kutikula amat tipis dan permeabel
terhadap gas-gas pernapasan. Pada permukaan tubuh dan extremitas mungkin
kutikula lunak dan lentur (pada kebanyakan larva) atau keras dan kaku (pada
kumbang). Pada persendian-persendian, cuticula ini lentur, sehingga
memungkinkan adanya gerakan. Keseluruhan eksoskeleton melindungi alat-alat
dalam, merupakan tempat melekat otot, dan membentuk struktur yang berfungsi
sebagai pengungkit dan landasan pada bagian-bagian yang dapat bergerak.
Kutikula mencegah kehilangan kebanyakan air dan cairan tubuh pada spesies
terrestrial. Melalui skelet kutikuler ini menjadi mungkin intensifikasi luar biasa
pada persendian dalam hubungannya dengan gerak tubuh dan perkembangan
extremitas. Hal inilah yang membedaknnya dengan Annelida dan dalam
organisasinya lebih kompleks daripada Annelida (Radiopoetro, 1996: 302).
Eksoskeleton, merupakan lapisan pelindung yang kaku, ia menghalangi
pertumbuhan, sehingga untuk menambah ukuran tubuh perlu ia mengalami
pergantian secara periodik, hal itu disebut ekdisis. Proses ini dipengaruhi oleh
hormon tertentu. Kutikula yang baru terbentuk di bawah kutikula yang lama,
sedang kutikula yang lama sementara itu dihancurkan oleh enzim tertentu
(Radiopoetro, 1996: 302).
Diantara kelas yang penting dalam phylum Arthropoda ialah, Crustacea,
Chilopoda, Insecta dan Arachnoidea. Terutama Crustacea dan Insecta mempunyai
arti ekonomi besar, sedang diantara Arachnoidea ada yang menimbulkan dan
menyebarkan penyakit, baik pada manusia dan hewan maupun pada tumbuh-
tumuhan (Radiopoetro, 1996: 302).
Klasifikasi Filum Arthropoda
1. Kelas Crustacea
Tubuh udang terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada dan tubuh bagian
belakang. Namun antara kepala dan dadanya sulit dipisahkan atau menjadi satu
sehinggadisebut kepala-dada (cephalothorax). Udang memiliki 5 pasang kaki
jalan dan kaki renang. Udang memiliki organ panca indra yang lebih
berkembang daripada annelida. Alat pencernaan makanan terdiri dari mulut,
esofagus, perut, usus, dan anus. Makanan mengalami pencernaan secara
mekanik dan kimiawi,sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus. Alat
peredaran darah terletak di jantung terletak di  daerah dada bagian punggung.
Udang bernafas dengan menggunakan insang. disebelah atas oesophagus
terdapat otak ganglion supraesophageal yang memberi persyaratan pada mata,
antena dan antenulla, dilanjutakan ke syaraf subesophageal menuju daerah
perut bawah usus. Udang kelaminnya terpisah (Soemiadji, 1986).
2. Kelas Arachnida
Arachnida diambil dari kata Yunani yaitu Arachne = Laba-laba. Beberapa
jenis yang termasuk Arachnida ialah: kalajengking, laba-laba, caplak, dan
sebagainya. Tubuhnya terbagi dalam 2 bagian yaitu Chepalothorax (kepala
dan dadanya bersatu) atau Prosoma dan Abdomen atau Ophistosoma.
Chepalothorax dan Abdomen digabungkan oleh Pedicel (Gerlach & Yuri,
2010). Kelas ini memiliki 6 pasang tonjolan yang keluar dari chepalothorax,
yaitu sepasang Kalisera (Chelicerae) untuk merobek dan melumpuhkan
mangsa yang di dalamnya terdapat kelenjar racun, sepasang Pedipalpus
(Pedipalp) untuk memegang makanan , dan 4 pasang kaki berjalan. Memilki 8
mata, tidak memiliki antena dan mulut, namun biasanya memiliki mulut
pengisap atau faring sebagai alat pengisap yang kuat untuk menelan
mangsanya dalam bentuk liquid (cairan) (D.L.A, 2014). Pada jenis laba-laba
di bagian ujung abdomen terdapat 3 pasang embelan yang disebut spineret
(Rusyana, 2013)
3. Kelas Chilopoda
Chilopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dorsoventrally (punggung-
perut), memiliki kepala yang pipih pula sebagai adaptasinya yang hidup di
tempat-tempat yang ukurannya terbatas (sempit). Tubuhnya  bersegmen-
segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis spesiesnya
yaitu sekitar 5-17 segmen. Tiap segmen tersebut mempunyai sepasang (15-
191 pasang kaki tiap segmen) kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah
segmen di belakang kepala. Segmen terakhir biasanya termodifikasi, bisa
sebagai saraf sensori, bisa sebagai alat  penyerapan, atau bisa juga sebagai
fungsi pertahanan (WWH, 2014). Respirasinya menggunakan paru-paru, dan
hampir semua sistem reproduksinya berumah dua. Memiliki saluran malpighi
sebagai alat ekskresi. Memiliki alat pencernaan yang komplit, merupakan
saprozoik dan karnivora. Chilopoda ini memiliki jantung yang terletak dalam
rongga perikardium. Sistem sarafnya mirip dengan Crustacea dan Arachnida
yaitu terdiri atas ganglion yang bersatu/bergabung (Sutarno, 2014).
4. Kelas Diplopoda
Tubuh diplopoda ialah subsilindris, dan terdiri dari 25 buah segmen hingga
lebih dari seratus, tergantung pada spesiesnya. Semua segmen memiliki dua
pasang kaki kecuali dibagian thorax. Biasanya terdapat satu pasang antena
pendek dan sekumpulan mata, satu spesies dari diplopoda menyemprotkan
cairan. Cairan tersebut menimbulkan gejala kebutaaan sementara
(Boolootion,1997). Alat mulut terdiri dari sepasang mandibulae dan sepasang
maxillae. Biasanya dimiliki sepasang antenna yang pendek dan mata tunggal
maupun majemuk. Pada antenna terdapat rambut-rambut pembau dan
sepasang kelenjar yang mengeluarkan aroma tertentu untuk melawan
musuhnya pada setiap segmen, dengan saluran-salurannya yang bermuara
pada kedua sisi lateral setiap segmen. Jantung berupa pipa yang terletak
sepanjang tubuh pada sisi dorsal dengan ostia sepanjang sisi lateral jantung
sesuai dengan segment-segment tubuh. Alat ekskresi ialah saluran malphigi,
ada sebanyak dua atau empat buah, yang bermuara ke dalam intestium
(Radiopoetro,1996).
5. Kelas Insecta
Kelas insecta tubuhnya terbagi atas kepala, dada dan perut. Kepala
mempunyai 1 pasang antenna dan dada dengan 3 pasang kaki biasanya
terdapat 1 atau 2 pasang sayap pada tingkat dewasa. Insecta merupakan
hewan yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan hewan-hewan yang
lain. Mereka dapat hidup hampir disemua tempat baik di darat maupun di air.
Pernapasan dilakukan dengan menggunakan tabung udara yang disebut
trakea. Peredaran darahnya terbuka karena tidak terdapat pembuluh-
pembuluh balik dan kapiler. Oksigen terutama diangkut oleh cabang-cabang
trakea ke hampir seluruh bagian sel di dalam tubuhnya (Rusyana: 2013)
Klasifikasi:
1. Sub kelas Apterygota (tidak bersayap, primitif, tidak bermetamorfosa,
pada abdomen terdapat appendage sebelah ventral). Terbagi mennjadi 3
ordo yaitu: Ordo Protura (Contoh: Acerentulus barberi), Ordo Collembola
(Contoh: Entomobrya laguna), Ordo Thysanura (Contoh: Lepisma
saccharina).
2. Subkelas Pterygota. Terbagi menjadi 10 ordo yaitu: Ordo Diptera (Contoh:
Musca domestica), Ordo Orthoptera (Contoh: Valanga nigricornis), Ordo
Lepidoptera (Contoh: Papilio memnon), Ordo Hemiptera (Contoh:
Leptocoryxa acuta), Ordo Homoptera (Contoh: Magicicada septendecim),
Ordo Isoptera (Contoh: Reticulitermes flavipes), Ordo Hymenoptera
(Contoh: Vespa maculata), Ordo Neuroptera (Contoh: Myrmeleon
frontalis), Ordo Coleoptera (Contoh: Calandra orizae), Ordo Odonata
(Contoh: Anax junius).

D. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
Tabel 1.1 Alat yang dibutuhkan dalam praktikum pengamatan awetan basah
dan preparat segar

No Alat Jumlah
1.
2.
2.

Tabel 1.2 Alat yang dibutuhkan dalam praktikum pengamatan anatomi belalang
No Alat Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 1.3 Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum pengamatan awetan basah dan
segar
No Bahan Jumlah
1.
2.
Tabel 1.4 Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum pengamatan anatomi belalang
No Bahan Jumlah
1.
2.

2. Langkah Kerja

a. Diagram 2.1 Langkah kerja pengamatan awetan kering dan preparat segar
b. Diagram 2.2 Langkah kerja pengamatan anatomi belalang

F. Hasil Pengamatan
Tabel F.1 Hewan-Hewan Arthoropoda

Alat Respirasi
Simetri Jumlah Paru-
No Nama Species Bagian Tubuh Classis
Tubuh kaki Insang Trachea paru
Buku
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Tabel F.2 Klasifikasi Arthoropoda


No Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Internet

1.

Gambar 1.a Musca domestica


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

2.

Gambar 2.a Squilla mantis


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

3.

Gambar 3.a Mantis religiosa


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

4.

Gambar 4.a Heterometrus sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)
5.

Gambar 5.a Cambarus sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

6.

Gambar 6.a Macrobachium sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)
7.

Gambar 7.a Pagurus sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

8.

Gambar 8.a Uca pugnax


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

9.

Gambar 9.a Gamarus sp (Dok.


Kelompok 7A, 2018)
10.
Gambar 10.a Spirobolus sp
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

11.

Gambar 11.a Scolopendra sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

12.

Gambar 12.a Limulus


polyphemus
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

13.

Gambar 13.a Argiope


aurantia
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

14.

Gambar 14.a Vespa sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)
15.

Gambar 15.a Xylocopa latipes


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

16.

Gambar 16.a Gryllus sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

17.

Gambar 17.a Valanga sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

18.

Gambar 18.a Valanga sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)
19.

Gambar 19.a Dynastes


neptunus
(Dok. Kelompok 7A, 2018)
20.

Gambar 20.a Crocothemis sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

21.

Gambar 21.a Nephila sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

22.

Gambar 22.a Sesarmoides sp


(Dok. Kelompok 7A, 2018)

23.

Gambar 23.a Calappa


hepatica
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

24.

Gambar 24.a Balanus


balanoides
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

G. Pembahasan

H. Pertanyaan

1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species yang
Anda temukan ? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species
tersebut sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :

Classis Ciri Khas

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Coelenterata yang Anda


temukan!

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang Anda peroleh mengenai Phylum
Coelenterata, lengkapilah tabel berikut :

Phylum Pencernaan Eksresi Pernapasan Sistem Syaraf Reproduksi


Makanan
Atrhropoda

I. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Boolootion. (1997). Zoology An Introduction to the Study of Animals. New york:


Macmillan publishing
Borror et al. (2005). Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
D.L.A.“Overview of the Class Arachnida”.[Online]. Diakses dari:
www.csulb.edu~dlunderwentomology3-OverviewoftheArachnida.pdf. [25
Oktober 2014]
Gerlach, J. & Yuri Marusik. (2010). Arachnida and Myriapoda of the Seychelles
Island. Rusia: Siri Scientific Press
Rusyana, Adun. (2013). Zoologi Invertertebrata. Bandung:: Alfabeta
Radiopoetro. (1996). Zoologi. Jakarta : Erlangga
Soemiadji. (1986). Kapita selekta biologi sekolah II. Jakarta : karunia jakarta
Sutarno,N. Arthropoda. [Online]. Diakses dari:
file.upi.eduDirektoriFPMIPAJUR._PEND_BIOLOGI194808181974121-
NONO_SUTARNOHAND_OUT_ZOOIN_3.pdf. [25 Oktober 2014.]
WWH. Subclass Chilopoda. [Online]. Diakes dari: http://what-when-
how.com/animal-life/subclass-chilopoda/. [25 Oktober 2014]

Anda mungkin juga menyukai