Biokim Karbohidrat Eki
Biokim Karbohidrat Eki
Biokim Karbohidrat Eki
Dosen Pengampu:
Ditulis oleh
Semester : II
2020
Hubungan Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu, Glukosa Darah Puasa,
Glukosa Darah 2 Jam PP, Dan Hba1c Terhadap Diagnosis Diabetes
Melitus Tipe Dua.
I. Pendahuluan
Karbohidrat adalah sumber energi bagi tubuh. Ketika Anda mengonsumsi
karbohidrat, tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa yang merupakan bahan
bakar utama tubuh. Tubuh memerlukan karbohidrat karena zat ini memiliki beberapa
manfaat terpenting, antara lain: Sumber energi, memenuhi kebutuhan kalori secara
sehat, mengurangi risiko penyakit. Gula yang dihasilkan dari karbohidrat akan
disimpan dalam bentuk lemak di tubuh jika tidak segera digunakan. Oleh karena itu,
mengonsumsi karbohidrat berlebihan berarti Anda menimbun lebih banyak lemak di
tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti obesitas,
diabetes, dan penyakit jantung. Menurut International Diabetes Federation (IDF),
terdapat 382 juta orang di dunia yang menderita diabetes pada tahun 2013.
Diperkirakan, di antara 382 juta orang tersebut, sebanyak 175 juta orang belum
terdiagnosis. Hal ini membuat diabetes pada orang tersebut bisa berkembang
menjadi komplikasi secara tidak sadar dan tanpa pencegahan karena mereka tidak
mengetahuinya. Oleh karena itu, pemeriksaan gula darah diperlukan untuk
mengetahui apakah seseorang menderita diabetes atau tidak.
Salah satu pemeriksaan karbohidrat untuk menegakkan diagnosis yaitu dengan
dilakukannya pemeriksaan glukosa sewaktu (GDS), glukosa darah puasa, glukosa 2
jam post prondial, dan HbA1C. Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk
memeriksa diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional, di mana kadar
gula darah seseorang meningkat. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan gula darah
juga dapat digunakan untuk menguji hipoglikemia, ketika kadar gula darah terlalu
rendah.
Hubungan pemeriksaan glukosa sewaktu (GDS), glukosa darah puasa dan
glukosa 2 jam pp serta HbA1C pada penyakit diabetes melitus adalah sebagai
kontrol glikemik yang berkesinambungan untuk menurunkan progresivitas atau
resiko berbagai komplikasi pada penderita diabetes.
II. Sampel
Diagnosis : DM , SNH
Diagnosis : DM
Tanggal Pemeriksaan :
24 Februari 2020
II. Alat
Accu Check
Serum pasien
Darah EDTA (whole blood)
Cup sample
Micropipet 0 – 50 µl
Yellow tip
Tisuue
IV. Metode/Prinsip Pemeriksaan
Glukosa
Metode : Glukometer
Prinsip :
HbA1C
Prinsip : Prinsip dari metode ini adalah glukosa yang terikat pada
asam m-aminofenilboronat
V. Cara Kerja
Glukosa Darah
Pasang strip. Ambil satu strip dari tabung kemudian dipasang ke slot
tempat strip accu check
Pada layar akan muncul tanda darah berkedip tanda alat siap digunakan
Layar akan berkedip tunggu keluar hasil tes gula setelah 5 detik
HbA1C
Nyalakan alat dengan cara menekan tombol “On/Off” pada alat bagian
belakang
ID”
( No.RM)
Isi “Name” pasien
Masukan tanggal lahir dan jenis kelamin kemudian save data pasien
VI. Hasil
Accu Check
Pasien Ny.E.Y
Pasien Tn.M.I
Epithod®6161
HbA1C : - NGSP = 13,4 %
Nilai Rujukan
HbA1C :
- NGSP = Metode yang digunakan :
Ion Exchange HPLC, dan telah terstandarisasi NGSP (National
Glycohemoglobin Standardization Program) Sasaran pengendalian
Diabetes Melitus = < 7 % (Individual)
Cut of Diagnosis : - Diabetes : >= 6.5 %
- Prediabetes : 5.7 – 6.4 %
- Normal : < 5.7 %
Interprestasi Hasil
Dari hasil pemeriksaan glukosa yang merujuk pada nilai rujukan yang ada,
menunjukan adanya peningkatan pada hasil glukosa darah sewaktu dimana hasil
tersebut lebih tinggi dari nilai rujukan pada sample Ny. E.Y Hasil seperti ini dapat
terjadi karena proses pengambilan darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa
persiapan apa-apa sehingga hasil tergantung dari asupan makanan pasien saat
dilakukannya pemeriksaan.
Pada hasil glukosa puasa dan glukosa darah 2 jam pp Sample Tn. M.I juga
menunjukkan hasil yang tinggi
Hasil HbA1C juga menunjukkan bahwa nilai-nilai hasil tersebut menunjukkan
kesesuaian pemeriksaan terhadap pasien Tn. IS yang didiagnosis diabetes melitus
tipe dua, Tes ini mengukur seberapa banyak glukosa (gula) yang menempel pada
sel darah merah. Tes HbA1c biasanya dilakukan pada penderita diabetes untuk
mengetahui seberapa baik ia dapat mengontrol penyakitnya dalam dua sampai tiga
bulan terakhir. Dari hasil tes tersebut, dokter juga dapat menentukan apakah obat
diabetes pasien tersebut perlu diganti.
Dan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang diatas sangat membantu dokter
dalam menegakkan diagnosis dan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.
VIII. Kesimpulan
Charisma, Acivrida Mega. 2017. “Korelasi Kadar Rata-Rata Glukosa Darah Puasa
Dan 2 Jam Post Prondial Tiga Bulan Terakhir Dengan Nilai HbA1C Pada
Pasien Diabetes Mellitus Prolanis BPJS Kabupaten Kediri Periode Mei-
Agustus 2017”. Jurnal Penelitian Kesehatan Masyarakat Indonesia 12(2): 2017
IX. Pertanyaan
X. Lampiran