Biokim Karbohidrat Eki

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu, Glukosa Darah

Puasa, Glukosa Darah 2 Jam PP, Dan Hba1c Terhadap Diagnosis


Diabetes Melitus Tipe Dua

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Biokimia Praktikum

Dosen Pengampu:

1.Dra. Warida, M.Kes.

2.Indra Lesmana R., M.Biotech.

Ditulis oleh

Nama : Eki Cahyoga

Nomor Mahasiswa : P3.73.34.1.19.057

Semester : II

Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Jurusan Teknologi Laboratorium Medik

2020
Hubungan Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu, Glukosa Darah Puasa,
Glukosa Darah 2 Jam PP, Dan Hba1c Terhadap Diagnosis Diabetes
Melitus Tipe Dua.

I. Pendahuluan
Karbohidrat adalah sumber energi bagi tubuh. Ketika Anda mengonsumsi
karbohidrat, tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa yang merupakan bahan
bakar utama tubuh. Tubuh memerlukan karbohidrat karena zat ini memiliki beberapa
manfaat terpenting, antara lain: Sumber energi, memenuhi kebutuhan kalori secara
sehat, mengurangi risiko penyakit. Gula yang dihasilkan dari karbohidrat akan
disimpan dalam bentuk lemak di tubuh jika tidak segera digunakan. Oleh karena itu,
mengonsumsi karbohidrat berlebihan berarti Anda menimbun lebih banyak lemak di
tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti obesitas,
diabetes, dan penyakit jantung. Menurut International Diabetes Federation (IDF),
terdapat 382 juta orang di dunia yang menderita diabetes pada tahun 2013.
Diperkirakan, di antara 382 juta orang tersebut, sebanyak 175 juta orang belum
terdiagnosis. Hal ini membuat diabetes pada orang tersebut bisa berkembang
menjadi komplikasi secara tidak sadar dan tanpa pencegahan karena mereka tidak
mengetahuinya. Oleh karena itu, pemeriksaan gula darah diperlukan untuk
mengetahui apakah seseorang menderita diabetes atau tidak.
Salah satu pemeriksaan karbohidrat untuk menegakkan diagnosis yaitu dengan
dilakukannya pemeriksaan glukosa sewaktu (GDS), glukosa darah puasa, glukosa 2
jam post prondial, dan HbA1C. Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk
memeriksa diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional, di mana kadar
gula darah seseorang meningkat. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan gula darah
juga dapat digunakan untuk menguji hipoglikemia, ketika kadar gula darah terlalu
rendah.
Hubungan pemeriksaan glukosa sewaktu (GDS), glukosa darah puasa dan
glukosa 2 jam pp serta HbA1C pada penyakit diabetes melitus adalah sebagai
kontrol glikemik yang berkesinambungan untuk menurunkan progresivitas atau
resiko berbagai komplikasi pada penderita diabetes.
II. Sampel

Nama : Tn. M.I

No. Rekam Medik : 089

Diagnosis : DM , SNH

Jenis Sampel : Serum, dan Whole blood

Nama : Ny. E.Y

No. Rekam Medik : 089

Diagnosis : DM

Jenis Sampel : Whole blood

Tanggal Pemeriksaan :

 24 Februari 2020

II. Alat

 Accu Check

 Epithod 616 HbA1c Test

 Serum pasien
 Darah EDTA (whole blood)
 Cup sample
 Micropipet 0 – 50 µl
 Yellow tip
 Tisuue
IV. Metode/Prinsip Pemeriksaan

 Glukosa

 Metode : Glukometer

 Prinsip :

 Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan didasarkan


pada teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes
strip mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi
pengambilan / tetesan darah kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase
dalam zona reaksi kemudian akan mengoksidasi glukosa di dalam
darah. Intensitas arus electron terukur oleh alat dan terbaca sebagai
konsentrasi glukosa di dalam sampel darah

 HbA1C

 Metode : Boronate Affinity

 Prinsip : Prinsip dari metode ini adalah glukosa yang terikat pada
asam m-aminofenilboronat
V. Cara Kerja
 Glukosa Darah

 Pasang lancet pada alat pena

 Pasang strip. Ambil satu strip dari tabung kemudian dipasang ke slot
tempat strip accu check

 Pada layar akan muncul tanda darah berkedip tanda alat siap digunakan

 Ambil sample darah dengan menggunakan pena soft click.

 Masukkan darah ke dalam ke strip sampai penuh

 Layar akan berkedip tunggu keluar hasil tes gula setelah 5 detik

 Buang strip dan jarum yang sudah di gunakan

 Baca hasil pemeriksaan

 HbA1C

 Disiapkan sample whole blood 3cc

 Nyalakan alat dengan cara menekan tombol “On/Off” pada alat bagian
belakang

 Tekan “Test” untuk memulai pemeriksaan

 Masukan nama pasien pada “P

 ID”

 ( No.RM)

 Tekan gambar “orang +”sebelah kanan P-ID

 Isi “Name” pasien

 Masukan tanggal lahir dan jenis kelamin kemudian save data pasien

 Pilih WB untuk samole

 Pilih default untuk inkubasi


 Tekan start

 Pipet darah menggunakan pipet kapiler 5 ul,masukan kedalam tabung


R1.homogenkan sebanyak 10 kali

 Inkubasi selama 2 menit,kemudian homogenkan kembali tabung R1 3 kali

 Teteskan 25 ul sample R1 ke cartridge

 Teteskan reagent W1 kedalam catridge 25ul

 Baca hasil lalu Save

VI. Hasil

Hasil Pemeriksaan Alat:

 Accu Check

Pasien Ny.E.Y

 Glukosa sewaktu : 193 mg/dl

Pasien Tn.M.I

 Glukosa Puasa : 190 mg/dl

 Glukosa 2 jam PP : 301 mg/dl

 Epithod®6161
 HbA1C : - NGSP = 13,4 %
Nilai Rujukan

 Glukosa Sewaktu : <180 mg/dl

 Glukosa Puasa : <140 mg/dl

 Glukosa 2 jam PP : <100 mg/dl

 HbA1C :
- NGSP = Metode yang digunakan :
Ion Exchange HPLC, dan telah terstandarisasi NGSP (National
Glycohemoglobin Standardization Program) Sasaran pengendalian
Diabetes Melitus = < 7 % (Individual)
Cut of Diagnosis : - Diabetes : >= 6.5 %
- Prediabetes : 5.7 – 6.4 %
- Normal : < 5.7 %

Interprestasi Hasil

 Glukosa Sewaktu : High


 Glukosa Puasa : High
 Glukosa 2 jam PP : High
 HbA1C : - NGSP = Diabetes
VII. Pembahasan

a. Hubungan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, glukosa darah puasa, glukosa


darah 2 jam PP, dan HbA1C terhadap diagnosis Diabetes Melitus tipe dua.

Dari hasil pemeriksaan glukosa yang merujuk pada nilai rujukan yang ada,
menunjukan adanya peningkatan pada hasil glukosa darah sewaktu dimana hasil
tersebut lebih tinggi dari nilai rujukan pada sample Ny. E.Y Hasil seperti ini dapat
terjadi karena proses pengambilan darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa
persiapan apa-apa sehingga hasil tergantung dari asupan makanan pasien saat
dilakukannya pemeriksaan.
Pada hasil glukosa puasa dan glukosa darah 2 jam pp Sample Tn. M.I juga
menunjukkan hasil yang tinggi
Hasil HbA1C juga menunjukkan bahwa nilai-nilai hasil tersebut menunjukkan
kesesuaian pemeriksaan terhadap pasien Tn. IS yang didiagnosis diabetes melitus
tipe dua, Tes ini mengukur seberapa banyak glukosa (gula) yang menempel pada
sel darah merah. Tes HbA1c biasanya dilakukan pada penderita diabetes untuk
mengetahui seberapa baik ia dapat mengontrol penyakitnya dalam dua sampai tiga
bulan terakhir. Dari hasil tes tersebut, dokter juga dapat menentukan apakah obat
diabetes pasien tersebut perlu diganti.
Dan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang diatas sangat membantu dokter
dalam menegakkan diagnosis dan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.

VIII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan glukosa sewaktu (GDS), glukosa darah


puasa, glukosa darah 2 jam pp, dan HbA1C pada sample Tn. IS di laboratorium RS.
Kartika Pulomas menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian pemeriksaan tersebut
dengan diagnosis yang diberikan oleh dokter. Dengan ditunjukannya hasil glukosa
sewaktu senilai 193 mg/dL pada Ny.EY dan glukosa darah puasa senilai 190 mg/dL,
glukosa darah 2 jam PP senilai 301 mg/dL, dan Hba1C NGSP senilai 13,4 %,. Pasien
dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa, glukosa dua jam
PP serta HbA1C sebagai indikator keberhasilan pasien dalam pengendalian penyakit
diabetes, untuk mencegah terjadinya komplikasi
VIII. Referensi

Bintang M., 2010, Biokimia Teknik Penelitian, Jakarta (ID) : Erlangga

Charisma, Acivrida Mega. 2017. “Korelasi Kadar Rata-Rata Glukosa Darah Puasa

Dan 2 Jam Post Prondial Tiga Bulan Terakhir Dengan Nilai HbA1C Pada
Pasien Diabetes Mellitus Prolanis BPJS Kabupaten Kediri Periode Mei-
Agustus 2017”. Jurnal Penelitian Kesehatan Masyarakat Indonesia 12(2): 2017
IX. Pertanyaan
X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai