Ful Text

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

A. Gambaran Umum Panglima Besar Jenderal Soedirman.................................1

B. Nilai-Nilai Kejuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman...........................3

1. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik.......................................................3

2. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh.....................................................4

3. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat.....................................................5

4. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit Pejuang...........................................6

5. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Panglima Besar TKR...................................7

6. Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa....................7

7. Pangsar Jenderal Soedirman Mengatur Siasat Perang Gerilya...........................7

8. Pangsar Jenderal Soedirman Menghindari Perburuan Belanda..........................7

9. Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Langsung Perang Gerilya..................8

10. Pangsar Jenderal Soedirman Kembali Ke Yogyakarta...................................8

C. Aktualisasi Nilai-Nilai Kejuangan Soedirman..................................................9

1. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik.......................................................9

2. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh...................................................10

3. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat...................................................10

4. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit.......................................................11

D. Kata-Kata Mutiara Panglima Besar Jenderal Soedirman.............................11

E. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

F. LAMPIRAN........................................................................................................15

1|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


A. Gambaran Umum Panglima Besar Jenderal Soedirman

Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan pahlawan nasional


yang dikategorikan sebaga tokoh yang memiliki nama besar, namun berasal
dari rakyat kecil. Orang tuanya seorang Mandor Tebu bernama Karsid,
sedangkan ibunya bernama Siyem. Tetapi sejak bayi beliau dijadikan anak
angkat oleh keluarga R. Cokrosunaryo yang menjabat sebagai asisten Wedana
(Camat) di Rembang. Beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Dukuh
Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa
Tengah.

Karena Ayah angkatnya pensiun sebagai asisten Wedana, pindah ke


Cilacap untuk menjadi Penasehat pengadilan Negeri Cilacap. Karena Ayah
angkatnya seorang Priyayi, Soedirman dapat memasuki sekolah Hollandsch
Inlandsche School (HIS) atau Sekolah dasar Belanda, pada tahun 1923 hingga
tahun 1930. Kemudian,pada taun 1923, beliau melanjutkan pendidikannya di
Meer Uitgereid Lage Onderwijs (MULO) Wiworotomo, Cilacap. Beliau
dipercaya untuk memimpin berbagai kegiatan diantaranya, Ikatan Pelajar
Wiworotomo, Ketua Persatuan Sepak Bola Banyumas, Ketua Hisboel Wathan
Muhammadiyah Wilayah Banyumas.

2|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


Menurut Dwi Purwoko dalam (Khamidah, 2008: 4), pada awal
kedudukan Jepang di_Indonesia, Soedirman yang memiliki bakat sebagai
pengajar berusaha mendapatkan izin dari pemerintah Jepang untuk membuka
kembali Sekolah Muhammadiyah yang pernah ditutup oleh Belanda.
Usahanya berhasil setelah mengalami berbagai kesulitan. Beberapa bulan
kemudian, dia meninggalkan profesi sebagai guru dan mengikuti latihan
militer pada saat Jepang membentuk Tentara Pembela Tanah Air (PETA).
Setelah mengikuti latihan, dia diangkat menjadi Daidancho (Komandan
Batalion PETA) di Banyumas. Perhatiannya terhadap kesejahteraan para
prajurit sangat besar.

Banyak sekali darma bakti yang Panglima Besar Jenderal Soedirman


berikan terhadap Negara. Tercatat bahwa beliau pernah memimpin perebutan
senjata Jepang di Purwokerto pada tahun 1945. Kemudian, beliau juga pernah
menjadi komandan dalam pertempuran merebut kota Ambarawa tepatnya
pada tahun 1945. Selain itu, beliau juga memimpin Pemerintah Militer RI dan
memimpin perang gerilya sesudah pecahnya agresi militer Belanda yang ke II
pada tahun 1948-1949, dan masih banyak lagi darma bakti yang beliau
lakukan untuk bangsa ini.

Panglima Besar Jenderal Soedirman tutup usia pada tanggal 29 Januari


tahun 1950 pukul 18.30 WIB di Magelang dalam usia beliau yang pada saat
itu adalah 34 tahun. Sebelum tutup usia, beliau mengidap penyakit TBC,
sehingga ketika memimpin perang pun, beliau memimpin dalam keadaan
sakit-sakitan dengan satu paru-paru yang beliau miliki.

B. Nilai-Nilai Kejuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman


1. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik
Panglima Besar Jenderal Soedirman

Mempunyai sifat cerdas, sebagai pendidik yang mendasarkan pada


kemampuan intelektuallitas.

3|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


Setelah menamatkan pendidikan di Mulo pada tahun 1934, ia
ingin menjadi guru agar dapat mendidik generasi muda bangsa di HIS
Muhammadiyah. Soedirman dinilai oleh pimpinan Muhammadiyah
Cilacap sebagai guru yang baik. Jenderal Soedirman juga dikenal oleh
para murid dan juga masyarakat sebagai guru yang tertib, disiplin, dan
bertanggung jawab (Susilo, 2018). Beliau juga disenangi murid-muridnya
karena kepandaian beliau dalam menyampaikan pelajaran. Hubungan
Soedirman dengan sejawat guru juga terjalin dengan baik serta selalu
bekerja sama. Berkat ketekunan dan kepemimpinannya Pangsar Jenderal
Soedirman terpilih menjadi Kepala Sekolah di HIS Muhammadiyah.

Dalam tayangan Mata Najwa pada tanggal 19 Agustus 2015, salah


seorang narasumber mengatakan bahwa sosok Panglima Besar Jenderal
Soedirman merupakan seorang komandan yang tiap berbicara selalu
lugas, tegas, dan pendek. Dengan hal tersebut, justru mampu membius
para ra rakyat untuk semangat dalam menggapai tujuan, yakni Indonesia
merdeka.

Inilah Soedirman sebagai guru yang teladan. Beliau selalu


memegang prinsip kepemimpinannya yaitu ing ngarso sung tulandha, ing
madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Artinya dari prinsip itu
adalah “Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di
belakang memberi doronangan” (Sardiman, 2008).

2. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh


Panglima Besar Jenderal Soedirman

Mempunyai sifat jujur didasarkan pada keyakinan agamanya, pemimpin


dengan iman dan taqwa yang kuat.

Secara formal Soedirman tidak pernah mengenyam pendidikan di


pesantren, tetapi bakat dan pengalamannya berpidato ia menjadi seorang
Da’i yang terkenal di Cilacap, Banyumas dan sekitarnya Dibesarkan dan

4|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


dididik dari keluarga muslim yang taat menjalankan agamanya. Memiliki
sifat religius yang kuat

Dalam tayangan Mata Najwa, pada tanggal 19 Agustus 2015,


narasumber yang merupakan cucu dari Soedirman, Ganang Priambodo
Soedirman, menyatakan bahwa setiap menghadapi perang, Soedirman
tidak pernah lepas dari keadaan sucinya, yaitu dengan berwudhu. Hal
itulah yang menjadi “jimat” beliau setiap memimpin perang.

Menurut Susilo (2018), Soedirman dikenal sebagai pemimpin


yang saleh, jujur, sederhana dan santun terhadap sesama. Beliau juga
adalah seorang pemimpin yang istiqomah dan menganut doktrin amar
maruf nahi munkar, bersikap tegas, pantang menyerah terhadap musuh,
dan selalu memperjuangkan kepentingan masyarakat. Di samping itu dia
konsisten dalam ajaran Islam meskipun dalam peperangan.

3. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat


Panglima Besar Jenderal Soedirman

Mempunyai sifat peduli, dengan tetap menghormati perbedaan pendapat


tanpa harus memaksakan kehendak, dan berorientasi pada kepentingan
rakyat.

Dalam tayangan Mata Najwa, yang kami tonton pada tanggal 28


September 2018, disampaikan oleh narasumber bahwa Beliau tidak ingin
dihormati siapapun. Sebagai seorang pemimpin, beliau ingin
menghormati rakyatnya, bukan rakyat yang menghormati beliau. Hal ini
menunjukkan bahwa Soedirman sangat`menghargai dan menganggap
rakyat pada posisi tertinggi.

Selain itu, Soedirman tidak pernah membeda-bedakan, tidak


eklusif dan menganggap semua temannya diperlakukan dengan baik. Hal
inilah yang menandakan bahwa Soedirman memiliki sifat yang demokrat.

5|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


Panglima Besar Jenderal Soedirman oleh teman-temannya
diangkat sebagai Ketua Ikatan Pelajar Wiworotomo dan selalu
mengutamakan kerja sama. Pada waktu menjadi Pandu Muhammadiyah
sangat dikenal sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana, sehingga
dipercaya memimpin HW dan memiliki sifat demokratis (Susilo, 2018).

Dengan gaya kepemimpinan demikian mencerminkan sifat yang


demokratis dan akomodatif. Soedirman tetap berpegang pada
prinsip.Soedirman tidak hanya memberikan perintah tapi juga
memberikan teladan.

4. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit Pejuang


Panglima Besar Jenderal Soedirman

Mempunyai sifat tangguh, ikhlas dan rela berkorban, berpegang teguh


pada prinsip dan cita-cita, pantang menyerah dalam berjuang,
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam rangka
menumbuhkan kesadaran bela negara

Panglima Besar Jenderal Sudirman merupakan sosok pejuang


sejati yang tidak mengenal menyerah untuk terus berjuang melawan
kekuatan asing yang berusaha menguasai kembali bumi pertiwi (Susilo,
2018).

Dalam tayangan Mata Najwa yang kami tonton pada tanggal 28


September 2018, salah seorang narasumber menyatakan, seorang
Soedirman beranggapan bahwa, memimpin berarti menderita, tidak
bermewah-mewahan ataupun bergelimang harta. Dalam hal ini dapat
ditunjukkan, seorang Soedirman memimpin dengan hati, tidak mengharap
imbalan, hanya demi membela Negara. Oleh karena itu, tentu dapat
dikatakan bahwa beliau benar-benar seorang prajurit perang yang
mementingkan kepentingan negaranya.

6|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


Sebagai tokoh masyarakat Soedirman terpanggil memasuki “Luch
Bischermen Diens”. Berkat ketekunannya Soedirman terpilih menjadi
Kepala LBD sektor Cilacap. Selain itu Pangsar Jenderal Soedirman
terpilih menjadi anggota “Syu Sangi”. Pangsar Jenderal Soedirman juga
ditunjuk menjadi komandan PETA.

Namun karena beliau sudah nampak bersikap anti Jepang,


Soedirman di tahan di kamp isolasi. Soedirman dan kawan-kawan yang di
isolasi melakukan tindakan meloloskan diri. Setelah lolos dari kamp
isolasi, Soedirman kembali ke Cilacap untuk membentuk Badan
Keamanan Rakyat (BKR). Seiring berjalannya waktu Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) dibentuk dan Soedirman menjadi Komandan Resimen
Purwokerto dengan pangkat Kolonel.

5. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Panglima Besar TKR


Susunan kepemimpinan TKR belum memadai karena belum ada
seorang Panglima Besar. Untuk itu dilakukan pemilihan Panglima Besar
dari para perwira tinggi yang ada. Pemilihan yang dilakukan tiga tahap
dimenangkan oleh Soedirman. Terpilihnya Soedirman sangat
mengejutkan karena usianya masih 29 tahun. Hal ini merupakan prestasi
yang luar biasa dan sampai saat ini belum ada yang menandingi prestasi
Pangsar Jenderal Soedirman

6. Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa


Kedatangan sekutu dan NICA menimbulkan kekacauan serta
situasi tidak aman di Indonesia. Dalam menghadapi pertempuran,
Soedirman melakukan koordinasi dengan para komandan. Hal yang
dilakukan TKR ini mulai menunjukan hasil. Pasukan sekutu terdesak
mundur. Demikianlah keberhasilan Pangsar Jenderal Soedirman dalam
memimpin pertempuran di Ambarawa.

7|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


7. Pangsar Jenderal Soedirman Mengatur Siasat Perang Gerilya
Setelah perintah kilat dikeluarkan, strategi yang digunakan adalah
perang gerilya. Berperang dan bertahan terus menerus tanpa mengenal
waktu dimana saja mereka berada. Strategi inilah yang dapat
mengalahkan Belanda.

8. Pangsar Jenderal Soedirman Menghindari Perburuan Belanda


Markas Soedirman yang dipindahkan  ke Divisi Sungkono, pada
saat yang sama diciptakan Soedirman palsu untuk mengelabuhi Belanda.
Tanpa merasa lelah rombongan bergerak dan pada tanggal 9-1-1949
rombongan sampai di Jambu

9. Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Langsung Perang Gerilya


Sejak berada si Sobo, beliau melanjutkan lagi memimpin langsung
perang gerilya. Sewaktu Soedirman di Sobo banyak hal teknis yang harus
diselesaikan, misalnya perselisihan antar batalyon. Dengan satu surat dari
Soedirman, perselisihan berhenti dan mereka dialihkan perhatiannya
untuk bertempur bersama melawan Belanda.

10. Pangsar Jenderal Soedirman Kembali Ke Yogyakarta


Menurut Pangsar Jenderal Soedirman, untuk lebih mengetahui
situasi yang sebenarnya terhadap perkembangan republik adalah kembali
mendekati kota Yogyakarta.

Bentuk Kejuangan Dan Kebesaran Jiwa Panglima Besar Jenderal


Soedirman

Sikap dan perbuatan Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai


prajurit TNI dan warga negara RI, merupakan pencerminan Jiwa dan
Semangat Juang 45. Bukan keharuman nama pribadi, melainkan nilai
kehormatan bangsanya yang hendak dicapainya. Soedirman termasuk orang
yang rela menerima apa yang sedang dihadapinya dan menggunakan apa
adanya.

8|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


Panglima Besar Jenderal Soedirman menjabat pimpinan berbagai organisasi :

• Menjadi pimpinan WMPM Banyumas,

• Menjadi ketua kepanduan seluruh Banyumas,

• Menjadi kepala sekolah Muhammadiyah,

• Menjadi anggota DPR (Cuo Sangi In),

• Menjadi Ketua Badan Pengumpulan Bahan Makanan, menjadi Daidanco,


diserahi gudang beras dan gudang pakaian

• Kepala BKR Banyumas,

• Menjadi kepala Tertinggi TKR dan menajadi Panglima Besar tetap


menjadi Soedirman dengan sikap hidup, pribadi serta cara hidup yang
sederhana, tekun dan taat terhadap agama.

Semangat dan nilai kejuangan yang ditampilkan oleh Panglima Besar


Jenderal Soedirman yang dapat dicontoh dan diaktualisasikan oleh mahasiswa
antara lain :

sifat religius;
sifat pendidik;
sifat demokrat;
dan sifat prajurit.

C. Aktualisasi Nilai-Nilai Kejuangan Soedirman


Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas
Jenderal Sodirman, tentu kita diharapkan menjadi generasi penerus Panglima
Besar Jenderal Soedirman yang dapat mengimplementasikan nilai-nilai
kejuangan darinya, dan dapat meneruskan perjuangan beliau sesuai dengan
bidang masing-masing. Berikut merupakan aktualisasi dari nilai-nilai
kejuangan beliau yang dapat kita lakukan sehari-hari sebagai seorang
mahasiswa :

9|Aktualisasi Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman


1. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik
Bentuk implementasinya, antara lain sebagai berikut :
Berwawasan luas
Mampu memposisikan diri dalam berkomunikasi, baik dengan dosen,
karyawan, maupun dengan teman sejawat
Mampu bersosialisasi dan berbaur terhadap lingkungan dan orang-
orang baru dengan baik
Bersikap tertib, disiplin, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas
baik tugas kuliah maupun tugas organisasi
Dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain saat sdang berada di
bawah tekanan
Dapat menjadi teladan yang baik bagi teman-teman
Percaya diri saat mengkomunikasikan pendapat
Bersikap sederhana, namun berintegritas
Memiliki tujuan dalam menempuh pendidikan kuliah adalah sebagai
agen perubahan yang mengabdi kepada masyarakat

2. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh


Bentuk implementasinya, antara lain sebagai berikut :
Sesibuk apapun itu, jangan pernah meninggalkan ibadah
Senantiasa mengedepankan kejujuran dalam bertindak
Selalu menerapkan ajaran agama dalam mengambil keputusan
Toleransi terhadap perbedaan
Mau mendengarkan dan menerima masukan baik saran maupun kitik
dari orang lain
Senantiasa bersabar dalam menghadapi masalah
Senantiasa menganggap ujian/masalah adalah cara Tuhan untuk
meningkatkan kualitas diri kita
Senantiasa menganggap bahwa belajar sebagai bentuk ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa

10 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
3. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat
Menghargai tiap pendapat yang disampaikan orang lain
Mementingkan kepentingan kelompok atau organisasi di atas
kepentingan individu
Bersifat peduli terhadap tiap anggota dalam organisasi
Sebagai pemimpin, tidak hanya mementingkan produktivitas
organisasi saja, tetapi harus seimbang juga dengan kesejahteraan
anggotanya
Tidak membeda-bedakan teman
Bersikap adil terhadap anggota dalam memimpin suatu organisasi
Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
pengambilan keputusan

4. Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit


Menghadapi masalah dengan kepala dingin dam mengambil keputusan
secara bijaksana
Apabila hasil tidak sesuai dengan rencana, jangan mudah berputus asa
Bertekad kuat dalam menggapai tujuan tertentu
Memiliki komitmen dalam menjalankan tiap tugas, baik sebagai
mahasiswa, maupun sebagai pengelola organisasi
Memiliki mental yang kuat dan tidak cengeng
Mau bekerja sama demi mencapai tujuan bersama
Bekerja keras dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh demi
mencapai target yang diinginkan
Memiliki sifat yang tangguh

D. Kata-Kata Mutiara Panglima Besar Jenderal Soedirman


Berikut adalah kata-kata mutiara beliau yang selalu menjadi semangat bagi
para rakyat nya :

1. “Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan


kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau

11 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara,
disiplin harus dipegang teguh. tunduk kepada pimpinan atasannya
dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah
pimpinannya itulah yang merupakan kekuatan dari suatu tentara, bahwa
negara indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu
sekali mengadakan kerja sama yang seerat – eratnya dengan golongan
serta badan – badan diluar tentara. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu
golongan atau orang siapapun juga.”

Yogyakarta 12 November 1945

2. “Anak – anakku. Tentara indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan,


tetapi tentara yang beridiologi, yang sanggup berjuang dan menempuh
maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa
kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan
ribuan jiwa, harta, benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat
dilenyapkan oleh manusia siapapun juga. Berjuang terus, saya tetap
memimpin kamu sekalian, tuhan insya allah melindungi perjuangan suci
kita.”

Yogyakarta, Januari 1948

3. “Robek – robeklah badanku, potong – potonglah jasadku ini tetapi jiwaku


dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela,
siapapun lawan yang aku hadapi. Kalimat proklamasi menggugat kita,
menagih janji kita sekalian, menuntut pemenuhannya sumpah yang kita
ikrarkan, hendak mempertahankan habis – habisan isi dan jiwa
proklamasi. Isilah mulai sekarang jiwa kita dengan jiwa proklamasi,
dengan jiwa sang merah putih, maka insya allah akan lebur segala
halangan yang berani merintangi jalannya perjuangan kita, jalan menuju
indonesia raya merdeka dan berdaulat.”

Yogyakarta, 17 Agustus 1948

12 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
4. “Jangan mudah tergelincir dalam saat – saat seperti sekarang ini, segala
tipu muslihat dan provokasi – provokasi yang tampak atau tersembunyi
dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai
patriot. Angkatan perang republik indonesia lahir dimedan perjuangan
kemerdekaan nasional, ditengah – tengah dan dari revolusi rakyat dalam
pergolakan membela kemerdekaan itu, karena itu, angkatan perang
republik indonesia adalah tentara nasional, tentara rakyat, tentara
revolusi.”

Yogyakarta, 17 Agustus 1948

13 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
E. DAFTAR PUSTAKA

Kemhan RI, 2015, Kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Sudirman Saat


Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia, Kemhan RI, Bandung.

Khamidah, 2008, Perjuangan Jenderal Soedirman Pada Masa Revolusi Fisik (1945-
1950), SKI UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Saleh, B.A, 2007, Panglima Besar Jenderal Soedirman, CV. Citra Praya, Bandung.

Sardiman, 2008. Panglima Besar Jenderal Sudirman Kader Muhammadiyah, Adi


Cita Karya Nusa, Yogyakarta

Susilo, Agus, 2018, Sejarah Perjuangan Jenderal Soedirman dalam Mempertahankan


Indonesia, Jurnal HISTORIA, Vol. 6 (1) : 57-68.

14 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
F. LAMPIRAN

Gb. Gambaran sekolah Soedirman pada masa Taman Kanak-Kanak

Gb. Gambaran sekolah Soedirman pada masa Sekolah Lanjutan Pertama

15 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Gambaran Soedirman sedang melakukan inspeksi terhadap anggota TRI yang
bertugas mengawal pemulangan tentara Jepang pada April 1946

Gb. Gambaran Soedirman sedang melakukan inspeksi di kompleks Candi Borobudur

16 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Gambaran Soedirman sedang meletakkan karangan bunga pada Tugu Pahlawan
Kemerdekaan di Blitar, Desember 1946

Gb. Gambaran Soedirman sedang menemui Presiden Soekarno pada tanggal 29 Juni
1949

17 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Gambaran Soedirman sedang dilantik oleh Presiden sebagai pucuk pimpinan
Angkatan Perang pada tanggal 15 Januari 1947

Gb. Gambaran Soedirman bersama para Panglima Divisi sedang menghadap


Presiden

18 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Replika tandu Soedirman dalam memimpin perang gerilya

Gb. Replika senjata yang digunakan pada saat perang melawan penjajah

19 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Gambar Panglima Besar Jenderal Soedirman menghiasi mata uang rupiah

Gb. Gambaran Pangsar Soedirman saat memipin perang gerilya

20 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n
Gb. Gambaran Upacara Militer sebagai penghormatan terakhir kepada Pangsar
Soedirman

Gb. Gambaran Almarhum Soedirman saat hendak dimakamkan

21 | A k t u a l i s a s i N i l a i K e j u a n g a n P a n g s a r S o e d i r m a n

Anda mungkin juga menyukai