1644 3749 1 SM PDF
1644 3749 1 SM PDF
1644 3749 1 SM PDF
Ratna M. Hapsari
Abstrak
Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi yang mampu memengaruhi banyak hal pada
diri karyawan. Karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja cenderung akan
bekerja lebih baik dan lebih termotivasi dan cenderung dapat mengatasi konflik dalam
keluarganya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk
melihat seberapa besar kontribusi work-family conflict terhadap kepuasan kerja,
seberapa besar kontribusi motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dan seberapa besar
kontribusi work-family conflict dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
kepuasan kerja. Sampel penelitian ini adalah 40 orang karyawan yang sudah menikah.
Untuk mengukur work-family conflict digunakan skala yang diadaptasi dari Carlson
(dalam Herst, 2003), selanjutnya untuk mengukur motivasi kerja digunakan skala
motivasi kerja yang diadaptasi dari Hasibuan (2001) dan untuk mengukur skala
kepuasan kerja digunakan skala yang diadaptasi dari Herzberg (dalam Rangga, 2011).
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa work-family conflict tidak berkontribusi
pada kepuasan kerja. motivasi kerja memberikan kontribusi sebesar 42,6% dan
kontribusi work-family conflict dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan
kontribusi sebesar 42% terhadap kepuasan kerja.
Abstract
PENDAHULUAN
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Work-family conflict, Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
F Sig Adj. R Square
15,125 0,000 0,420
Hasil analisis dalam penelitian ini selain itu dengan motivasi tinggi yang
menunjukkan bahwa ketiga hipotesis da- dimiliki subjek juga mampu untuk meng-
lam penelitian ini hanya satu yang ditolak atasi work-family conflict yang ada. Hal ini
yaitu work-family conflict terhadap kepuas- terjadi karena work-family conflict diper-
an. Hal ini berarti work-family conflict sepsikan oleh subjek bukan sebagai sesuatu
tidak memiliki kontribusi terhadap ke- yang mampu memengaruhi kepuasan ker-
puasan kerja, motivasi kerja memiliki janya, meskipun pada subjek ada kecen-
kontribusi terhadap kepuasan kerja serta derungan untuk mengalami work-family
work-family conflict dan motivasi kerja conflict, namun hal tersebut menurut
secara bersama-sama memiliki kontribusi mereka bukan sesuatu hal yang meng-
terhadap kepuasan kerja dalam penelitian ganggu, yang perlu ditakuti sehingga pada
ini. akhirnya memengaruhi kepuasan kerjanya.
Work-family conflict tidak memiliki Selanjutnya motivasi kerja memiliki
kontribusi terhadap kepuasan kerja, hal ini kontribusi terhadap kepuasan kerja, yang
disebabkan karena perasaan puas atau tidak mengindikasikan bahwa semakin tinggi
puas dalam bekerja lebih dirasakan indi- motivasi kerja seorang karyawan maka
vidu terkait dengan pekerjaan itu sendiri semakin tinggi pula kepuasan kerja. Hal ini
misalnya dengan situasi yang ada di tempat diperkuat berdasarkan hasil penelitian yang
kerjanya, iklim dari tempat kerjanya dan dilakukan oleh Hayati dan Caniago (2012);
menyukai atau tidak menyukai peker- Karatepe dan Takinkus, (2006); Ahmed,
jaannya. Hal ini didukung dengan hasil Nawaz, Iqbal, Ali, Shaukat dan Usman
penelitian yang dilakukan oleh Lambert, (2010) yang mengatakan bahwa ada hu-
Hogan, dan Barton (2002) yang menya- bungan yang positif antara motivasi kerja
takan bahwa work-family conflict tidak dengan kepuasan kerja.
memiliki hubungan yang signifikan ter- Kepuasan kerja sampel pada peneli-
hadap kepuasan kerja karena permasalahan tian ini masuk ke dalam kategori sedang.
yang terjadi di dalam keluarga bukan me- Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan ker-
rupakan hal penting yang dapat mem- ja pada penelitian ini tidak terlalu tinggi,
pengaruhi dalam kepuasan kerja. juga tidak terlalu rendah. Work-family con-
Dari hasil penelitian yang dilakukan flict sampel pada penelitian ini masuk ke
dapat digambarkan bahwa motivasi yang dalam kategori sedang. Hal ini menun-
tinggi memengaruhi subjek ketika bekerja jukkan bahwa work-family conflict pada
karena dengan dimilikinya motivasi yang penelitian ini tidak terlalu tinggi, juga tidak
tinggi maka hasil pekerjaannya pun akan terlalu rendah. Motivasi kerja sampel pada
maksimal, apabila hasil kerjanya maksimal penelitian ini masuk ke dalam kategori
maka hal tersebut akan memengaruhi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mo-
kepuasan kerja yang dimiliki oleh subjek, tivasi kerja pada penelitian ini tidak terlalu