Laporan Pendahuluan Ektopik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


( KET )

Disusun Oleh :

Wahyu Hari Dewantoro

(20161660142)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
A. DEFINISI EKTOPIK

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga

uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan

ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada

ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan

divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga

uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan

ektopik (lebih besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal)

Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan

yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim

misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim

di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk

rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD)

Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar

endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)

Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan

dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni

dalam endometrium kavum uteri.

B. ETIOLOGI

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian

besar penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan

beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:


1.Faktor mekanis

Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke

dalam kavum uteri, antara lain: Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan

aglutinasi silia lipatan mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan

kantong-kantong buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga

menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba falopii.

Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis,

atau endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen

Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi.

Namun ini jarang terjadi Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang

kegagalan usaha untuk memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi Tumor yang merubah

bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada adneksia Penggunaan IUD

2. Faktor Fungsional

a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang

abnormal

b. Refluks menstruasi

c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesterone

d. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.

e. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.

C. KLASIFIKASI

Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya


mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain.

1. Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infundibulum
e. Fimbrae
2. Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
7.
D. PATOFISIOLOGI

Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampula tuba (lokasi

tersering, ismust, fimbriae, pars interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen,

serviks dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tuba

maupun secara intercolumnar. Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujungatau

sisi jonjot, endosalping yang relative sedikitmendapat suplai darah, sehingga zigot mati

dan kemudian di reabsorbsi.

Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua jonjot. Zigot yang

telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai desidua,

yang disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus endosalping dan

mencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh darah di tempat

tersebut.
Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan perkembangannya tersebut di

pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan

banyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas.

Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun mengalami

hipertropi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-tanda

kehamilan seperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun berubah

menjadi desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel endometriummenjadi

hipertropik, hiperkromatik, intinya menjadi lobular dan sitoplasmanya bervakuola.

Perubahan selular demikian disebut sebagai reaksi Arias-Stella. Karena tempat pada

implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan, suatu

saat kehamilan akan terkompromi.

Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah :

a. Hasil konsepsi mati dini dan direabsorbsi

b. Abortus kedalam lumen tuba

c. Ruptur dinding tuba.

E.     MANIFESTASI KLINIS

Tanda :

1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan

vaginal.

2. Menstruasi abnormal.

3. Abdomen dan pelvis yang lunak.

4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau

tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.

5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.


6. Kolaps dan kelelahan

7. Pucat

8. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)

9. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.

10. Gangguan kencing

11. Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan peritoneum oleh

darah di dalam rongga perut

12. Pembesaran uterus

Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormon-hormon

kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada

kehamilan intrauterin yang sama umurnya.

13. Nyeri pada toucher

Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi (nyeri

digoyang)

14. Tumor dalam rongga panggul

Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di

tuba dan sekitarnya.

15. Perubahan darah

Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu,

karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.

Gejala:

1. Nyeri:

Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik. Nyeri

dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.

2. Perdarahan:
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan

dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak

dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa.Perdarahan abnormal

uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus

3. Amenorhea:

Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas

perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak menyadari

bahwa mereka hamil

F.    PENATALAKSANAAN

Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam tindakan

demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.

1. Kondisi ibu pada saat itu.

2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.

3. Lokasi kehamilan ektropik.

4. Kondisi anatomis organ pelvis.

5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.

6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.

7. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada

kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu

buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus

kehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani

dengan menggunakan kemoterapi untung menghindari tindakan pembedahan.


8. Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan

pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan

dapat dilakukan melalui:

1. Obat-obatan

Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan

adalah methotrexate (obat anti kanker).

2. Operasi

Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah

tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-

obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.

Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah

pembedahan :

1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau

insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung

kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.

2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi

superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.

3. Operasi Laparoskopik : Salfingostomi

4. Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG

rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan

harapan bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi

methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.

5. Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:

a. Ukuran kantung kehamilan

b. Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)


c. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik

G. Komplikasi

Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis,

diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis

secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung

lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan

kematian.

Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan

organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga

komplikasi terkait tindakan anestesi.

H. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi. Dalam tindakan
demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektropik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk,
misalnya dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan
ektropik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya di tangani dengan menggunakan
kemoterapi untung menghindari tindakan pembedahan.
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran
kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan
melalui:
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan
adalah methotrexate (obat anti kanker).

2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah
tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-
obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau
insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung
kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
3. Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG
rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan
harapan bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi
methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
1. Ukuran kantung kehamilan
2. Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)
3. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :
1. Masa tuba
2. Usia kehamilan
3. Janin mati
4. Kadar β-hCG
Kontraindikasi pemberian Methrotexate :
1. Laktasi
2. Status Imunodefisiensi
3. Alkoholisme
4. Penyakit ginjal dan hepar
5. Diskrasia darah
6. Penyakit paru aktif
7. Ulkus peptikum
Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan pengukuran serum hCG setiap
minggu sampai negatif. Bila perlu lakukan “second look operation”.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang,


sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:

a. Laboratorium
Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite
15.000/mm3.  Laju endap darah meningkat.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG positif.
Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap
dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial
hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG
yang normal. Kadar hormon yang rendah  menunjukkan adanya suatu masalah
seperti kehamilan ektopik.
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi
dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi
kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat
lain.
USG :
a. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b. Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c. Adanya massa komplek di rongga panggul
Laparoskopi ─ peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah
diganti oleh USG
Laparotomi ─ Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu
dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
Kuldosintesis ─ Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal
untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi.
Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan
intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
J. WOC

Pembuahan telur di ovum

Perjalanan ke uterus,telur mengalami hambatan


(endosalfingitis, hipoplasia uteri, tumor, idiopatik, bekas radang pada tube,
infeksi pelvis, dll)

Bernidasi di tuba

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik terganggu

Abortus Rupture pada implantasi


Di tuba dan uterus

Resiko Berduka
Pendarahan abnormal Kekurangan
volume cariran

cemas

Nyeri abdomen Perubahan perfusi


jaraingan
Kurang
pengeahuan
Nyeri akut
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK

A. Pengkajian
a. Identitas Klien

(Nama, Umur ,Jenis Kelamin, Agama , Pendidikan :

1. Pekerjaan :

2. Suku / bangsa :

3. Alamat :

4. Status perkawinan :

b. Anamnesis dan gejala klinis


 Riwayat terlambat haid
 Gejala dan tanda kehamilan muda
 Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan
 Terdapat aminore
 Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen, terutama abdomen
bagian kanan / kiri bawah
 Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum.
c. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
a. Mulut            :           bibir pucat
b. Payudara       :           hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
c. Abdomen      :           terdapat pembesaran abdomen.
d. Genetalia       :           terdapat perdarahan pervaginam
e. Ekstremitas   :           dingin

 Palpasi
a. Abdomen      :     uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan,
perut teraba tegang, messa pada adnexa.
b. Genetalia           : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.

 Auskultasi

Abdomen            : bising usus (+), DJJ (-)


 Perkusi

Ekstremitas : reflek patella + / +


d. Pemeriksaan fisik umum:
 Pasien tampak anemis dan sakit

 Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.

 Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.

 Daerah ujung (ekstremitas) dingin

 Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda-tanda


abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.

 Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok

 Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri saat
perabaan.
e. Pemeriksaan khusus:
 Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks

 Kavum douglas menonjol dan nyeri

 Mungkin tersa tumor di samping uterus

 Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.

 Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan
kiri
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan
untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
a. Laboratorium
 Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
 Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite
15.000/mm3.  Laju endap darah meningkat.
 Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG positif. Pada
kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari,
2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang
abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.
Kadar hormon yang rendah  menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik.
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
 Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

 Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari


rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.
USG :
o Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
o Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
o Adanya massa komplek di rongga panggul

 Laparoskopi

peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti oleh USG

 Laparotomi 

Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan


gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).

 Kuldosintesis  
Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk menentukan ada
atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila
diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara
pemeriksaan lain.

 Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1.Nyeri Akut b.d agen pencederahan fisik d.d mengeluh nyeri
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan trauma

C. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No Diagnosa Luaram Intervensi


. Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen Management Nyeri Manajemen nyeri
pencederahan fisik
d.d mengeluh nyeri Ekspektasi : Membaik Tindakan :
1. Observasi skala nyeri
Kriteria hasil :  Fasilitas tempat tidur
2. Neredahkan nyeri
Utama Terapeutik
Tingkat nyeri  Monitor tindakan
terapi komplamenter
Tambahan  Monitor pemberian
Kontrol nyeri analgesik
Tingkat cedera  jika tidak
Penyembuhan luka kontraindikasi
Status kenyamanan
2.Terapeutik
 Berikan terapi non
farmakologis untuk
meringankan nyeri

3. Edukasi
 Jelaskan penyebab
strategi nyeri,anjurkan
nyeri secara
mandiri,anjurkan
pemberian analgesik
secara tepat
 Kolaborasi
 Pemberiaan analgesik
bila perlu

2. Perubahan perfusi Pencegahan Syok Pencegahan Syok


jaringan
berhubungan dengan Ekspektasi : Membaik Tindakan :
1. Observasi
trauma
Kriteria hasil :  Monitor status
1. Denyut nadi kardiopulmunal
perifer  Monitor tingkat
2. Warna kulit pucat kesadaran
3. Pengisian kapiler  Monitor status cairan
akral  Monitor status
oksigenasi
2. Terapeutik
 Pertahankan jalan
nafas paten
 Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi
 Berikan posisi shock
pasang jalur 4
 Pasang kateter urine
untuk menilai
produksi urine
3. Kolaborasi
 Pemberian infus
cairan kristaloid
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bgus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
BerencanaUntuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Doengoes, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC
Yulianingsih, Maryunanni, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Penerbit :
Trans Info Media, Jakarta

Yuliaikhah, Lily S.Si. T, 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran
ECG, Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Penerbit PT Gramedia.Jakarta

Bandung, Padjajaran, Kedokteran, Universitas. 1974. Ilmu Kebidanan Patologi. Penerbit Elstar
Offset Eleman, Bandung

http://atenvincentskep.blogspot.com/2009/10/askep-kehamilan-ektopik-terganggu.html

http://www.koranplus.com/forum/medical-info/13867.html
FORMAT PENGAKJIAN KEPERAWATAN

Data diambil tanggal : 07 Oktober 2020


Ruang rawat/kelas : ……………………………………………
No. Rekam Medik : ……………………………………………

1. IDENTITAS
Nama : Ny. F
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Tanggal MRS :
Alamat : jl sukapura desa sepuh gembol
Diagnosa medis : Kehamilan ektopik terganggu (KET)
Sumber informasi : Pasien dan keluarga
Tanggal Pengkajian : 07 Oktober 2020

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan sekarang
a. Keluhan utama
Nyeri perut yang dominan di kanan bawah sejak 4 hari SMRS
b. Riwayat penyakit saat ini
Pasien dirujuk dari puskesmas dengan suspek appendisitis. Pasien G2P1A0 mengaku
hamil 1 bulan. HPHT 24 Maret 2016, perkiraan usia kehamilan 4 minggu dan taksiran
lahir berdasarkan HPHT 31 Desember 2018.
Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah sejak 4 hari SMRS, awalnya nyeri
dirasakan di perut kanan bawah hilang timbul, semakin lama nyeri terasa di seluruh
perut. Selain itu terdapat keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 3 hari SMRS, pasien
mengganti pembalut sebanyak 2x/hari, pembalut penuh, darah berwarna merah gelap.
Terdapat juga keluhan pusing, mual muntah, BAB cair 2x/hari dan lemas. Pasien
menyangkal adanya demam, nyeri ulu hati, gangguan BAK, nyeri bahu dan nyeri saat.
Pasien cemas karena sakitnya dan pasien telah melakukan tes kehamilan dan didapatkan
hasilnya positif.
2. Riwayat keperawatan/Penyakit sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu :
Penyakit darah tinggi, diabetes , asma, sakit jantung, alergi, dan

penyakit paru-paru disangkal.

Masalah Keperawatan:

1. Nyeri Akut
2. Ansietas
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
Keluarga pasien mengatakan Ayah dan kakak pasien mempunyai Riwayat Hipertensi
Lingkungan rumah dan komunitas :
Rumah pasien berada di pedesaan yang cukup tenang dan jauh dari keramaian, pasien
juga sering mengikuti kegiatan yang ada di desa
b. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
Keluarga pasien mengatakan pola makannya teratur
c. Persepsi terhadap penyakit
Pasien mengatakan bila sakit langsung berobat ke puskesmas terdekat.

Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah

4. Kesadaran :
Composmentis
5. Tanda- Tanda Vital :
Suhu : 37oC
TD : 160/100 mmHg
RR : 21x/menit
Nadi : 80x/menit

6. Genogram (3 generasi)

X X
X X

X X
X

3.POLA FUNGSI KESEHATAN


X
1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pasien memiliki riwayat hipertensi, tetapi pasien tidak mengontrol pola makannnya dan sering
tidur larut malam karena Pasien tidak mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
penyakitnya. Pasien juga merupakan perokok aktif. Pasien juga jarang kontrol ke rumah sakit
jika merasa tidak enak badan atau pusing pasien memilih untuk minum obat warung
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

2. Pola Nutrisi– Metabolik


Sebelum Sakit :
Pola makan pasien teratur makan 3-4x sehari dan minum kurang lebih 8 gelas sehari. Berat
badan pasien sebelum pasien 45kg
Saat Pengkajian :
Pasien hanya makan seperempat porsi dari porsi makannya, 1 hari disiapkan keluarga makan 3x.
Pasien minum air putih setengah gelas setiap kali pasien makan. Berat badan pasien sekarang
menjadi 42 kg

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

3. Pola Eliminasi
Eliminasi Alvi
Sebelum sakit :
Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak
Saat Pengkajian :
Pasien BAB selama 1x/hari

Eliminasi Uri
Sebelum sakit :
Pasien BAK 4-6x sehari
Saat pengkajian :
Pasien BAK 2-3x sehari, pasien menggunakan pampers
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

4. Pola Istirahat dan tidur


Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sering tidur larut malam dengan intensitas tidur 5-6 jam sehari, pasien
jarang untuk tidur siang
Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan susah tidur dikarenakan merasa tidak nyaman dan merasa nyeri, intenstitas
tidur malam 3-4 jam sehari tetapi sering terbangun, Ketika siang pasien dapat tertidur dengan
intensitas setengah jam terbangun kemudian bisa tidur kembali
Masalah Keperawatan :
Gangguan pola tidur

5. Pola Aktifitas - Latihan


Sebelum sakit :
Pasien lebih sering menghabiskan waktunya di Sawah dan dapat beraktivitas secara mandiri,
pasien tidak pernah olahraga karena bagi pasien pergi ke sawah sama saja sudah melakukan
olahraga
Saat Pengkajian :
Pasien bisa melakukan aktivitas makan minum meski di bantu sebagian oleh keluarga.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah

6. Pola kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori


Pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran maupun kacamata, kesadaran pasien
composmentis jika diajak berbicara masih dapat berinteraksi.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

7. Pola persepsi dan konsep diri

Pola persepsi :
Pasien dapat menerima penyakit yang sedang dideritanya karena pasien sadar bahwa selama ini
tidak melakukan pola hidup yang sehat
Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien ingin menambah berat badannya karena pasien merasa kurus semenjak sakit
b. Harga diri
Pasien yang menjadi ibu dirumah merasa dihargai dan dihormati oleh anggota keluarganya,
setiap ada masalah pasien dapat menyelesaikannya
c. Ideal diri
Pasien mengatakan harus menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi dan
meskipun dalam keadaan sakit pasien tetap harus bisa menyelesaikan masalah yang sedang
terjadi
d. Peran diri
Pasien menjadi seorang ibu dari kedua anaknya, pada saat sakit pasien berharap anaknya
dapat merawat dan membantu pasien
e. Identitas diri
Pasien merupakan seorang petani dan ibu rumah tangga dengan kedua orang anaknya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah Keperawatan
8. Pola Reproduksi Seksual
Pasien memiliki dua orang anak dan Pasien menggunakan KB suntik setiap 3 bulan sejak 4 tahun

yang lalu, terakhir pada bulan Januari.

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

9. Pola hubungan peran

Persepsi klien tantang pola hubungan


Sebelum sakit :
Hubungan dengan anggota keluarga baik baik saja, dengan tetangga dan keluarga besar jugaa
tidak ada masalah.
Saat pengkajian :
keluarga selalu menemani dan membantu klien ketika klien membutuhkan bantuan, dan
tetangga banyak yang datang ke rumah pasie untuk melihat keadaan pasien

Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab


Sebelum sakit :
pasien telah menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga serta ibu dari kedua
anaknya, setiap hari pasien pergi ke sawah dan mencari penghasilan untuk keluarganya
saat pengkajian :
pasien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhanan keluarganya tetapi pasien mengatakan
bahwa nanti ketika pasien sembuh akan berusaha untuk kembali bekerja
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

10. Mekanisme Koping

Kemampuan mengendalian stress


Pasien telah menerima keadaanya sehingga pasien tidak merasa stres

Sumber pendukung
Keluarga pasien menjadi sumber pendukung

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

11. Pola tata nilai dan kepercayaan


Pasien beragama islam, pasien sering melakukan sholat 5 waktu di masjid dekat rumahnya.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

12. Pemeriksaan Refleks


Refleks : Fisilogis

Dextra Sinistra Dextra Sinistra


+ - + +

+ - + +

Biceps Triceps
\ \

Dextra Sinistra Dextra Sinistra


+ +
+ +

+ +
+ +

Knee Achiles
\

Dextra Sinistra Dextra Sinistra


Refleks Patologis + + + +

+ + + +

Babinski Oppenheim
\ \

Dextra Sinistra
+ +

+ +

Chadok
Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah

13. Aspek Sosial

a. Ekspresi efek dan emosi : Senang Sedih


Menangis
Cemas Marah Diam
Takut Tenang
b. Hubungan dengan keluarga :
Akrab Kurang akrab

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

14. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Pemeriksaan Radiologi
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Lain – lain


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

4. Terapi dan Diet.


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut
2. Ansietas
3. Gangguan pola tidur

Surabaya, 07 Oktober 2020

Preceptee

(Wahyu Hari Dewantoro)


ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. F No. Register :

Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : KET

DATA ETIOLOGI PROBLEM


Nyeri Akut
DS : Kehamilan ektopik terganggu
- Pasien mengatakan
mengeluh nyeri pada perut
kanan bawah sejak 4 hari Rupture pada implantasi di tuba
SMRS dan uterus
- Pasien mengatakan nyeri
seluruh perut
DO : Pendarahan abnormal
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lemah
- TTV : Nyeri abdomen
TD : 160/100
N : 70x/menit
RR : 21x/menit Nyeri Akut
S : 37oC

Kehamilan ektopik terganggu Ansietas


DS :
- Pasien mengatakan keluar
darah dari kemaluan sejak Ruputre pada impantasi di tuba
3 hari dan uterus
- Pasien mengatakan
menggati pembalut
sebanyak 2x/hari darah pendarahan abnormal
penuh
DO : cemas
- Pasien menggunakan
pampers
- Pasien darah ada
pembalut penuh dan
berwarna merah gelap

DS : Kehamilan ektopik terganggu Gangguan Pola Tidur


- Pasien mengatakan nyeri
pada perut
- Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul Adanya rupture di tuba
DO :
- Pasien lemas
- Pasien tampak lemah dan Nyeri Abdomen
tidak mempunyai cukup
energi untuk beraktivitas
Sering terbangun

Frekuensi tidur terganggu

Gangguan pola tidur


DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. F No. Register :

Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : KET

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD


1. Nyeri Akut b.d alat pencendera fisologis d.d tampak meringis

2. Ansietas b.d khekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisah

Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur


3.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny, F No. Register :

Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : KET

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d alat Setelah dilakukan asuhan Kontrol Nyeri Manajemen nyeri 1. untuk mengetahui lokasi,
pencendera fisologis d.d keperawatan selama ...x a. Kemampuan O: kharakterisiktik, durasi,
tampak meringis 24 jam dapat kontrol mengenali kontrol 1. identifikasi lokasi kharakteristik, frekuensi,
nyeri meningkat nyeri meningkat (5) durasi, frekuensi, kualitas, kualitas,itensitas nyeri
b. Kemampuan intensitas nyeri 2. untuk mengetahui skala
menggunakan teknik 2. identifikasi skala nyeri nyeri
non farmakologis T: 3. untuk membantu klien
meningkat(5) 1. berikan teknik nonfarmakologis mengurangi rasa nyeri
c. Keluhan nyeri untuk mengurangi rasa nyeri 4. untuk membantu klien
menurutn(5) 2. kontrol lingkungan yang agar tetap tenang
memperberat nyeri 5. agar klien mengetahui
E: penyebab dan pemicu
1. jelaskan penyebab periode dan nyeri
pemicu nyeri 6. agar klien mengetahui
2. ajarkan teknik nonfamakologis cara mengurangi rasa
untuk mengurangi rasa nyeri nyeri bila timbul
Terapi relaksasi
O:
1. identifikasi tehnik relaksasi
2. Ansietas b.d khekhawatiran Setelah dilakukan asuhan Tingkat asietas : yang pernah di gunakan 1. untuk mengetahui teknik
mengalami kegagalan d.d keperawatan selama ...x 1. Verbalisasi kebingungan 2. monitor respons terhadap yang pernah digunakan
tampak gelisah 24 jam tingkat asietas menurun (5) terapi relaksasi oleh klien
menurun 2. Verbalisasi khawatir T: 2. untuk mengetahui respon
akibat kondisi yang 1. berikan informasi tertulis tentang terapi yang dirasakan
dihadapi menurun (5) persiapan dan prosedur teknik klien
3. Perilaku gelisah relaksasi 3. agar pasien mengetahui
menurun (5) E: tindakan yang akan
4. Perilaku tegang menurun 1. jelaskan tujuan, manfaat, diberikan
(5) batasan dan jenis relaksasi yang 4. agar pasien mengetahui
tersedia tujuan dan manfaat
2. anjurkan mengambil posisi relaksasi yang akan di
nyaman berikan
3. anjurkan rileks dan merasakan 5. agar pasien nyaman
sensari relaksasi 6. agar pasien nyaman dan
tenang
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. F No. Register :

Umur : 45Tahun Diagnosa Medis : KET

TANGGAL / JAM IMPLEMENTASI TTD

07 oktober 2020
Nyeri akut
09.00 1. mengidentifikasi lokasi kharakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
09.10 2. mengidentifikasi skala nyeri
09.15 3. memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
09.17 4. mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
09.20 5. menjelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
09.20 6. mengajarkan teknik nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Ansietas
09.35 1.mengidentifikasi tehnik relaksasi yang pernah di
gunakan
09.40 2. memonitor respons terhadap terapi
09.55 relaksasi
3. memberikan informasi tertulis tentang
10.00 persiapan dan prosedur teknik relaksasi

4. menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan


10.20 jenis relaksasi yang tersedia
10.30 5. menganjurkan mengambil posisi nyaman
6. menganjurkan rileks dan merasakan sensari
relaksasi

08 oktober 2020
08.00 Nyeri akut
1. mengidentifikasi lokasi kharakteristik, durasi,
08.30 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
08.40 2. mengidentifikasi skala nyeri
3. memberikan teknik nonfarmakologis untuk
08.50 mengurangi rasa nyeri
09.10 4. mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
09.20 5. menjelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
6. mengajarkan teknik nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Ansietas
09.30 1. mengidentifikasi tehnik relaksasi yang
pernah di gunakan
09.40 2. memonitor respons terhadap terapi
09.50 relaksasi
3. memberikan informasi tertulis tentang
10.00 persiapan dan prosedur teknik relaksasi

10.20 4. menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan


10.30 jenis relaksasi yang tersedia
10.50 5. menganjurkan mengambil posisi nyaman
6. menganjurkan rileks dan merasakan sensari
relaksasi
EVALUASI

Nama Pasien : Ny,F No. Register :

Umur : 45.w Tahun Diagnosa Medis : SNH

TGL / JAM DIAGNOSE KEPERAWATAN EVALUASI


07 Oktober Nyeri Akut S:
2020 - Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada perut
kanan bawah sejak 4 hari SMRS
- Pasien mengatakan nyeri seluruh perut
O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lemah
- TTV :
TD : 160/100
N : 70x/menit
RR : 21x/menit
S : 37oC

P : Intervensi di lanjutkan
1. mengidentifikasi lokasi kharakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. mengidentifikasi skala nyeri
3. mengontrol lingkungan yang memperberat
nyeri

Ansietas

S::
- Pasien mengatakan nyeri pada perut
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
O:
- Pasien lemas
- Pasien tampak lemah dan tidak mempunyai
cukup energi untuk beraktivitas

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
1. memonitor respons terhadap terapi
relaksasi
2. menganjurkan mengambil posisi
nyaman
3. menganjurkan rileks dan merasakan
sensari relaksasi
08 oktober Nyeri Akut S:
2020 - Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada perut
kanan bawah sejak 4 hari SMRS
- Pasien mengatakan nyeri seluruh perut
O:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lemah
- TTV :
TD : 160/100
N : 70x/menit
RR : 21x/menit
S : 37oC

P : Intervensi di lanjutkan
1.mengontrol lingkungan yang memperberat
nyeri

Ansietas
S::
- Pasien mengatakan nyeri pada perut
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
O:
- Pasien lemas
- Pasien tampak lemah dan tidak mempunyai
cukup energi untuk beraktivitas

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
1.memonitor respons terhadap terapi relaksasi

Anda mungkin juga menyukai