Pembelajaran IPA Di SD

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : FITRI PAWAE

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 838557803

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK.4202/ Pembelajaran IPA di SD

Kode/Nama UPBJJ : 86/AMBON

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. JAWABAN
a. Berdasarkan tabel yang ada maka dari 10 orang siswa 2 diantaranya tujuan penguasaan
pembelajarannya banyak yang tidak tercapai sementara untuk 8 orang siswa 1 dianataranya
tecapai semua tujuan pembelajaran. Untuk itu kita sebagai guru harus lebih jelih agar dapat
melihat sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sihengga tidak menjadi kenadala untuk
kita dalam melakukan proses pembelajaran.
b. Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri (self
evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam hal ini dapat diterapkan
kajian lingkungan internal untuk memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau
kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang
dan threats atau tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal
sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32):
Visi, misi, dan tujuan sekolahIdentifikasi SI dan SKLKajian internal atau kondisi sekolah
(kekuatan dan kelemahan) yang meliputi:
(1) peserta didik,
(2) pendidik dan tenaga kependidikan,
(3) sarana dan prasarana,
(4) biaya,
program-program Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat
dari masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi:
(a) komite sekolah,
(b) dewan pendidikan,
(c) dinas pendidikan,
(d) asosiasi profesi,
(e) dunia industri dan dunia kerja,
(f) sumber daya alam dan sosial budaya.
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing
1. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah akan sangat berperan bagi pengembangan
sekolah di masa depan. Visi dan misi saling berkaitan. Visi (vision) merupakan
gambaran (wawasan) tentang sekoah yang diinginkan di masa jauh ke depan. Misi
(mission) ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan
tuntutan tugas “dari luar”) dan keinginan “dari dalam” (yang antara lain berkaitan dengan
visi ke masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Misi sebuah sekolah perlu
mempertimbangkan misi induknya (dinas pendidikan kabupaten/kota). Misi diperjelas
dan dijabarkan dengan tujuan sekolah (goals).
Tujuan sekolah seharusnya tidak betentangan dengan visi dan misi sekolah yang
sudah ditetapkan. Perumusan tujuan harus nyata dan terukur. Deskripsi visi, misi, tujuan
seharusnya
a. tidak bertentangan dengan visi, misi, tujuan dinas pendidikan dan koheren dengan
renstra depdiknas,
b. mencerminkan dengan jelas kebutuhan lokal dan nasional atau bahkan internasional
berkaitan dengan kemampuan lulusan,
c. jelas bagi pihak-pihak yang berminat, ketercapaian tujuan dapat diamati, ditunjukkan
dan dapat diuji secara objektif, dipersepsi sebagai sesuatu yang berharga oleh seluruh
pihak yang berminat, realistis,
d. secara tersurat ada prioritas menghasilkan peserta didik yang bermutu.
2. JAWABAN
Menurut Wulan tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk
mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Lalu pengukuran
(measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru
menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera
mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Kemudian asesmen
(assessment) merupakan penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Dan
evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui asesmen dan pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : evaluasi belajar baru dapat
dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya
merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar
tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti
observasi, skala rating, dan lain-lain. Guru mengukur berbagai kemampuan siswa, apabila guru
melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan
menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka
kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi,
Jadi tes merupakan suatu awalan yang di jadikan pengukuran tingkat sesuatu,setelah
diukur tentu mempunyai nilai yang diberikan,dan kemudian dengan nilai yang diberikan tentu
akan di evaluasi nantiny untuk menyimpulkan mana sebenarnya yang benar apa yang salah.

3. JAWABAN
Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan
suatu proses pembelajaran dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur tertentu,
sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat sebagai dasar dari pembuatan suatu kesimpulan
atau keputusan. Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi utama untuk menelaah sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran pada siswa yang telah dijalani dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan
suatu proses pembelajaran dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur tertentu,
sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat sebagai dasar dari pembuatan suatu kesimpulan
atau keputusan. Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi utama untuk menelaah sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran pada siswa yang telah dijalani dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
Dalam Evaluasi pembelajaran ada pula syarat – syarat dan jenis alat penilaian yang di
gunakan dalam menilaian peserta didik Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan
terencana untuk mengetahui keadaan suatu proses pembelajaran dan hasilnya dibandingkan
dengan suatu tolak ukur tertentu, sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat sebagai dasar
dari pembuatan suatu kesimpulan atau keputusan. Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi
utama untuk menelaah sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran pada siswa yang telah
dijalani dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. JAWABAN
Berikut ini beberapa landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara sekolah/madrasah.

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional
Dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 35 dikemukakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan. Pengembangan SNP serta pemantauan dan pelaporan pencapaiaannya secara
nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu
pendidikan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerinatah Nomor. 19 Tahun 2005 merupakan peraturan tentang Standar
Nasional Pendidikan. SNP merupakan kriteria mininal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia. Dalam PP tersebut dikemukakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap
semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI
ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok
mata pelajaran dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 mengatur tentang
pelaksanaan standar kompetensi lulusan dan standart isi. Dalam peraturan ini
dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada: Undang-Undang No
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 36 sampai pasal 38, PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5 sampai pasal 18, dan pasal 25 sampai pasal
27, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah, Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah.

5. JAWABAN
untuk menilai proses pembelajaran yang berkenaan dengan ranah kognitif
digunakan alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes bentuk uraian objektif. Dengan
menggunakan kedua bentuk ini dapat diketahui materi yang telah dan belum dikuasai
begitu juga dapat diketahui, jenjang berpikir yang sudah atau belum dikuasai.
Yang menjadi masalah adalah bagaiman membuktikannya bahwa kemampuan
kognitif, psikomotor, dan afektif di atas ada peningkatanya? Di bawah ini akan diberi
beberapa contoh upaya pengukuran yang menunjukan bahwa dengan pembelajaran
tersebut telah terjadi perubahan.
a. Ranah Kognitif
Sebagaimana telah diuraikan peserta didik paling tidak tetap menguasai 6 (enam)
kemampuan kognitif satu di antaranya dapat mengetahui nama-nama gas yang ada di
udara. Untuk mengetahui bahwa kemampuan ini benar-benar telah dikuasai oleh
peserta didik, guru dapat bertanya secara lisan maupun dalam bentuk tertulis misalya
dengan menggunakan tes objektif misalnya pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.
Contoh soal:
Gas yang paling banyak volumenya di udara adalah:
a) Hidrogen
b) Helium
c) Oksigen
d) Nitrogen

b. Ranah Psikomotor
Percobaan di atas mencantumkan 5 kemampuan psikomotor yang dapat dikembangkan
melalui kegiatan ini. Kemampuan pertama, sebagaimana tertulis di atas, adalah:
menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di atas air.
Kemampuan keterampilan pertama ini dapat dirinci menjadi berbagai keterampilan
misalnya:1) Memilih alat dan bahan yang diperlukan (seperti memilih lilin yang cocok
untuk ditutup dengan gelas, memilih bejana tempat air memilih tempat tumpuan untuk
gelas yang ditelungkupkan, memiliki tempat lilin yang harus terapung di atas air).
2) Cara menyalakan lilin.
3) Cara meletakkan batang penyangga gelas.
4) Cara menuangkan air ke dalam bejana.
5) Cara menelungkupkan gelas kosong di atas lilin.
6) Cara memberi tanda permukaan air pada gelas sebelum dan sesudah percobaan.
7) Membersihkan kembali alat dan bahan yang digunakan.
8) Menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan.
c. Ranah Afektif
Di anatar kualitas kepribadian yang dapat dikembangkan melalui percobaan ini,
sebagaimana dicontohkan di atas seperti:
Sifat tenggang rasa (menghargai pendapat orang lain) akan dapat dibina dan
dikembangkan terus.
Bahwa dengan adanya kerja kelompok pada waktu melakukan percobaan telah
membuahkan sifat tenggang rasa yang makin tinggi dapat dicatat melalui pengamatan
atau observasi mengenali sikap setiap peserta didik.
Indikator tenggang rasa misalnya:
1) Tidak memaksakan kehendak sendiri;
2) Mau menerima pendapat orang lain;
3) Tidak mudah tersinggung.

Anda mungkin juga menyukai