Efesiensi Dan Strategi Pemasaran Kopi Arabika Java Ijen Raung
Efesiensi Dan Strategi Pemasaran Kopi Arabika Java Ijen Raung
Efesiensi Dan Strategi Pemasaran Kopi Arabika Java Ijen Raung
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan program studi agribisnis (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pertanian
Oleh :
Novan Kusdianto
NIM. 111510601070
i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERSEMBAHAN
ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
MOTTO
Kesuksesan adalah perjalanan dari satu kegagalan kepada kegagalan yang lain
tanpa kehilangan antusiasme.
(Winston Churchill)
iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PERNYATAAN
Jember,
Yang Menyatakan
Novan Kusdianto
NIM. 111510601070
iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SKRIPSI
Oleh
Novan Kusdianto
NIM 111510601070
Pembimbing :
v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PENGESAHAN
Hari, Tanggal :
Tempat : Fakultas Pertanian Universitas Jember
Aryo Fajar Sunartomo, SP. M.Si Ebban Bagus Kuntadi, SP., M.Sc
NIP. 197401161999031001 NIP.198002202006041002
Mengesahkan
Dekan,
vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
RINGKASAN
Efisiensi dan Strategi Pemasaran Kopi Arabika (Coffea Arabica) Java Ijen
Raung Di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten
Bondowoso. Novan Kusdianto, 111510601070, Program Studi Agribisnis Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember.
ABSTRAK
vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
SUMMARY
ABSTRACT
viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
PRAKATA
ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
7. Kedua Orang tuaku tercinta, Kuswandi, SP dan Ibunda Jamiwani, Kakak dan
Iparku yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang, dan
doanya.
8. Sahabat-sahabatku (Fateh, Bima, Khoir, Diki, Faiz, Bayu) yang selalu
memberikan dukungan, bantuan dan berproses bersama.
9. Teman-teman Agribisnis angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
10. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah tertulis ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Jember, 2015
Penulis
x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ii
HALAMAN MOTO ...................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
HALAMAN PEMBIMBINGAN .................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
SUMMARY .................................................................................................... viii
PRAKATA ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
LAMPIRAN ................................................................................................ 91
xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR TABEL
xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR GAMBAR
xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 2
Lampung Coffe, Java Coffe, Kintamani Coffe, Toraja Coffe, Bajawa Coffe,
Wamena Coffe dan juga Luwak Coffe dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi
geografis yang menjadi keunggulan Indonesia (Yuswiyanto, 2013).
Tabel 1.1 Data luas areal, produksi, dan produktivitas kopi arabika menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012
Produktivitas
Lokasi Luas areal (Ha) Produksi (Ton)
(Kg/Ha/thn)
Kab. Pacitan 957.00 141.00 758.00
Kab. Ponorogo 685.00 166.00 638.00
Kab. Malang 812.00 190.00 655.00
Kab. Lumajang 528.00 45.00 511.00
Kab. Jember 1,418.00 361.00 604.00
Kab. Bondowoso 1,085.00 132.00 493.00
Kab. Situbondo 1,393.00 401.00 683.00
Kab. Probolinggo 1,443.00 467.00 782.00
Kab. Pasuruan 3,053.00 1,192.00 727.00
Kab. Magetan 556.00 182.00 778.00
Kab. Ngawi 724.00 292.00 766.00
Kota Batu 55.00 12.00 1,714.00
Sumber: Kementrian Pertanian, 2012.
Berdasarkan Tabel 1.1 diantara Kabupaten di Jawa Timur, Kabupaten
Bondowoso mempunyai produktivitas kopi arabika yang rendah jika
dibandingkan dengan Kabupaten lain di Jawa Timur, yaitu menghasilkan kopi
sebesar 132 Ton dengan produktivitas 493 kg/ha/tahun. Namun, Kabupaten
Bondowoso mempunyai kopi arabika yang memiliki kualitas yang baik dan sudah
di ekspor ke beberapa negara eropa dan amerika. Kopi arabika Bondowoso lebih
dikenal dengan nama kopi arabika Java Ijen-Raung. Kopi arabika Java Ijen-Raung
merupakan kopi spesial di Indonesia, hasil dari perkebunan kopi rakyat di
Bondowoso yang tumbuh di ketinggian minimal 1.000 mdpl. Kopi arabika Java
Ijen-Raung mendapatkan sertifikat perlindungan indikasi geografis (IG) pada
bulan November 2013 dari Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual kepada
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Petani kopi arabika mengajukan
sendiri hak paten atau sertifikasi perlindungan indikasi geografis kepada
Kementrian Hukum dan HAM RI. Sertifikasi perlindungan Indikasi Geografis
dapat melindungi produk kopi arabika yang dibudidayakan di lereng Gunung Ijen
dan Gunung Raung. Sertifikasi ini akan menambah nilai jual kopi arabika Java
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 3
Ijen-Raung di pasaran, terutama pasar luar negeri. Petani kopi arabika merupakan
binaan program kluster petani kopi dari Bank Indonesia dan Puslit Kopi-Kakao.
Tabel 1.2. Data Luas Areal, Produksi, Produktivitas, Tanaman Kopi Arabika Rakyat
Kabupaten Bondowoso Menurut Kecamatan Tahun 2012
Luas Areal (Ha) Produksi Produktivitas
No Kecamatan
TBM TM TT/TR Jumlah (Ton) (Kg/Ha/thn)
1 Pakem 14,4 9,1 - 23,5 2,96 325
2 Maesan 1,85 16,5 - 18,35 5,36 325
3 Cermee 8 113 - 121 44,42 393
4 Sempol 94,6 175,5 - 270,1 65,81 375
5 Sbr Wringin 43,55 469,6 - 513,15 189,72 404
6 Botolinggo 20 264 - 284 94,88 359
Sumber: Disbun kabupaten Bondowoso tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1.2 sentra produksi kopi arabika Bondowoso tersebar
di enam Kecamatan yaitu Kecamatan Pakem, Maesan, Sempol, Cerme, Sumber
Wringin, dan Botolinggo. Sentra produksi kopi arabika di Kabupaten Bondowoso
yang paling luas adalah Kecamatan Sumber Wringin 513,15 Ha atau 41,72% dari
total luas kopi arabika di Kabupaten Bondowoso. Selain itu, Kecamatan Sumber
Wringin juga memiliki produktivitas kopi yang paling bagus yaitu 404
kg/ha/tahun jika dibandingkan dengan Kecamatan lain di Bondowoso. Sedangkan
wilayah yang memiliki areal paling kecil adalah Kecamatan Maesan dengan luas
areal hanya 18,35 Ha (1,49%), selanjutnya diikuti dengan Kecamatan Pakem 23,5
Ha (1,91%). Sekalipun Kecamatan Pakem dan Kecamatan Maesan termasuk
dalam sentra produksi kopi arabika di Kabupaten Bondowoso, akan tetapi terletak
di luar kawasan sentra produksi kopi arabika dengan jarak berkisar 35 Km.
Menurut Kemenperin 2012, pascapanen kopi adalah suatu kegiatan yang
meliputi sortasi buah, pengupasan, fermentasi, pencucian, pengeringan, sortasi
biji, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil. Buah
kopi gelondong basah (cherry/berry) adalah buah kopi hasil panen dari kebun dan
kadar airnya masih berkisar antara 60 - 65%. Biji kopi masih terlindung oleh kulit
buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit ari. Biji kopi HS (hard
skin) adalah biji kopi berkulit tanduk (cangkang) hasil pascapanen buah kopi yang
diproses secara basah (wet process). Kulit daging buah dan lapisan lendir (pulp)
telah dihilangkan melalui beberapa tahapan proses secara mekanis atau fermentasi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 4
dan pencucian dan kadar air antara 60 – 65 % dan setelah dikeringkan menjadi
12%.
Pemasaran produk pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi
pemasaran. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen dan
konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu
lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya konsumen untuk
memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang
diinginkan konsumen (Sudiyono, 2002).
Menurut Kotler (2000), saluran pemasaran adalah serangkaian lembaga
yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan
status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Produsen memiliki peranan
utama dalam menghasilkan barang-barang dan sering melakukan kegiatan
pemasaran, sementara itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, tempat,
dan bentuk yang diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa saluran pemasaran
yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pula kepada masing-
masing lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran tersebut. Saluran
pemasaran dari suatu komoditas perlu diketahui untuk menentukan jalur mana
yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat ditempuh.
Selain itu, saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari besarnya
margin yang diterima tiap lembaga yang terlibat.
Kalia (2014), menyebutkan harga kopi gelondong arabika 5.000 rupiah –
6.000 rupiah per kg, sedangkan untuk kopi HS 37.000 rupiah sampai 45.000
rupiah per kg. perbedaan harga yang sangat tinggi akan berpengaruh terhadap
pendapatan petani. Semakin tinggi harga kopi maka pendapatan petani semakin
tinggi pula. Pengolah kopi gelondong menjadi kopi HS membutuhkan biaya
seperti tenaga kerja, transportasi, dan pengemasan.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 5
2. Untuk mengetahui Fungsi pemasaran apa saja yang dilaksanakan oleh masing
lembaga pemasaran di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten
Bondowoso.
3. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran kopi arabika pada masing-masing pola
saluran pemasaran di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten
Bondowoso.
4. Untuk mengetahui strategi pemasaran (bauran pemasaran) kopi arabika di Desa
Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso
8
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 9
tumbuh tegak dan bercabang serta mampu mencapai ketinggian 12 meter. Bila
dirawat dengan baik, tanaman kopi sudah mulai berproduksi pada umur 2,5 – 3
tahun, namun demikian tergantung pula dari iklim dan jenisnya. Umumnya kopi
ditanam pada awal pertengahan musim penghujan yakni pada bulan November-
Desember, sehingga pada musim kemarau berikutnya diharapkan dapat menahan
kekeringan. Selain itu tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang
tidak penuh. Oleh karena itu memerlukan pohon pelindung yang dapat mengatur
intensitas sinar matahari sesuai yang dikehendaki. Biasanya pada awal panen buah
yang dihasilkan relatif sedikit namun produk tersebut akan semakin meningkat
dari tahun ke tahun dan akan mencapi puncaknya setelah tanaman berumur 7 – 9
tahun. Pada umur itu produk yang dihasilkan rata-rata mencapai 5 – 15 kwintal
kopi ose/ha/tahun tergantung pada jenisnya (Najiyati dan Danarti, 2001).
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak
berwarna merah. Buah kopi terdiri dari kulit buah dan biji kulit buah yang terdiri
dari kulit luar dan daging buah, sedangkan biji terdiri dari kulit keras (tanduk),
kulit ari dan saluran lekukan tempat tumbuhnya lembaga. Tanaman kopi dapat
tumbuh baik pada kisaran zona 20ºLU dan 20ºLS. Daerah-daerah pengembangan
tanaman kopi di Indonesia terletak antara 0-10º LS dan sebagian terletak 0-5º LU.
Sehingga daerah-daerah potensial untuk penanaman kopi meliputi sumatera
Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, Timor Timur, Aceh dan
Sumatera Utara. Jenis kopi arabika menghendaki temperatur tahunan yang
berkisar antara 17-21º C atau terletak antara pada ketinggian 800-1500 m dpl,
kopi robusta menghendaki suhu rata-rata tahunan sekitar 21-24º C atau pada
daerah yang memiliki ketinggian 0-400 m dpl. Jenis tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi adalah tanah yang memiliki
struktur baus, mengandung bahan organik paling sedikit 3% memiliki aerasi dan
drainase yang baik, derajat keasaman (pH) tanh berkisar antara 5,5-6,5
(Syamsulbahri, 1996).
Faktor-faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tanaman kopi
adalah ketinggian tempat, curah hujan, sinar matahari, angun dan tanah (Najiyati
dan Danarti, 2001).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 12
a. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap
tanaman kopi, tetapi berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya suhu. Faktor
suhu inilah yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi,
terutama terhadap pembentukan bunga dan buah serta kepekaannya terhadap
serangan penyakit. Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat
yang berbeda-beda, misalnya kopi robusta tumbuh optimum pada ketinggian 400
– 700 m dpl, tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis
pada ketinggian 0 – 1000 m dpl.
b. Hujan
Faktor hujan bisa dilihat dari curah hujannya dan waktu turunnya hujan.
Curah hujan akan berpengaruh terhadap ketersediaan air yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman, sedangkan waktu turunnya hujan akan berpengaruh terhadap proses
pembentukan bunga dan buah. Kopi golongan Robusta dan Arabika sangat peka
terhadap pengaruh ini. Kopi pada umumnya tumbuh optimum di daerah dengan
curah hujannya 2000 – 3000 mm/tahun. Namun kopi masih tumbuh baik pada
daerah bercurah hujan 1300 – 2000 mm/tahun.
c. Penyinaran
Kopi umumnya tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah
banyak, tetapi menghendaki sinar matahari yang teratur. Sengatan matahari
langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah maupun
daun, yang pada gilirannya dapat mengganggu keseimbangan proses fotosintesa
terutama pada musim kemarau. Selain itu juga berpengaruh terhadap proses
pembentukan kuncup bunga. Adanya sinar matahari yang cukup banyak akan
merangsang terbentuknya kuncup bunga. Itulah sebabnya apabila sepanjang tahun
tanaman kopi mendapatkan sengatan sinar matahari langsung secara terus
menerus maka tanaman akan membentuk bunga sepanjang tahun pula. Akibatnya
pembungaan menjadi tidak teratur dan tanaman menghasilkan bunga melebihi
kemampuannya, sehingga hanya sedikit bunga yang berhasil menjadi buah. Buah
itu pun mutunya rendah. Tanaman kopi umumnya menghendaki sinar matahari
dalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Pada
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 13
saat itu tanaman sedang besiap-siap menghasilkan kuncup bunga sehingga perlu
dirangsang oleh sinar matahari.
d. Angin
Peranan angin adalah membantu berpindahnya serbuk sari bunga dari
tanaman kopi yang satu ke putik bunga kopi lain yang klon atau jenisnya berbeda
sehingga terjadi penyerbukan yang dapat menghasilkan buah.
e. Tanah
Secara umum tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur, dan
kaya bahan organik. Untuk itu tanah disekitar tanaman harus sering ditambah
dengan pupuk organik agar sistem perakarannya tetap tumbuh baik dan dapat
mengambil unsur hara sebagaimana mestinya. Selain itu, kopi juga menghendaki
tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-6,5 untuk kopi robusta dan pH 5-6,5
untuk kopi arabika.
tangan konsumen. Di antara produsen dan konsumen ada jarak yang bisa diisi
oleh berbagai perantara, yang dikenal sebagai trade channels atau channels of
distribution yang melakukan berbagai fungsi. Produsen tidak mungkin
melaksanakan sendiri penyaluran hasil produknya, karena tidak efisien, modal
investasi besar, pengawasan lebih sulit, banyak personil, dan sebagainya
(Alma, 2007).
Menurut Kotler (2000), saluran pemasaran adalah serangkaian lembaga
yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan
status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Produsen memiliki peranan
utama dalam menghasilkan barang-barang dan sering melakukan kegiatan
pemasaran, sementara itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, tempat,
dan bentuk yang diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa saluran pemasaran
yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pula kepada masing-
masing lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran tersebut. Saluran
pemasaran dari suatu komoditas perlu diketahui untuk menentukan jalur mana
yang lebih effisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat ditempuh.
Selain itu, saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari besarnya
margin yang diterima tiap lembaga yang terlibat.
Saluran pemasaran dapat dikarakteristikkan dengan tingkat saluran. Setiap
perantara yang menjalankan pekerjaan tertentu untuk mengalihkan produk dan
kepemilikannya agar lebih mendekati pembeli akhir bisa disebut sebagai tingkatan
saluran. Karena produsen dan pelanggan akhir melakukan kerja yang sama, maka
keduanya merupakan bagian dari setiap saluran pemasaran. Sebuah saluran
tingkat nol (saluran pemasaran langsung) terdiri dari sebuah produsen yang
menjual langsung ke pelanggan akhir. Sebuah saluran tingkat satu terdiri dari satu
perantara penjualan seperti pengecer (retailer). Sebuah saluran tingkat dua terdiri
dari dua perantara. Dalam pasar konsumen, perantara ini umumnya adalah
pedagang besar (wholesaler) dan pengecer (retailer). Sebuah saluran tingkat tiga
terdiri dari tiga perantara. Misalnya dalam industri kemasan daging, pedagang
besar (wholesaler) menjual kepada grosir yang kemudian menjualnya ke pengecer
(retailer) (Abdullah, 2012).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 16
a. Pemasok
Para pemasok adalah perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan oleh perusahaan para pesaing untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan pemasok dapat memberikan
pengaruh yang amat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan.
b. Perantara pemasaran
Perantara pemasaran adalah perusahaan yang membantu dalam promosi,
penjualan, dan distribusi barang-barangnya kepada pembeli terakhir.
c. Pelanggan
Perusahaan berhubungan dengan para pemasok dan para perantara agar
perusahaan dapat menyediakan barang dan jasa secara efisien kepada pasar
sasaran. Terdapat lima macam pasar pelanggan yaitu pasar konsumen, pasar
industri, pasar penjual kembali, pasar pemerintah, dan pasar internasional.
d. Pesaing
Sistem pemasaran perusahaan yang dikelilingi dan dipengaruhi oleh kelompok
pesaing. Para pesaing perlu diidentifikasi, dimonitor, dan dikalahkan untuk
memperoleh dan mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan.
Menurut Sudiyono (2002), peningkatan nilai guna komoditi pertanian
terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang melaksanakan
fungsi-fungsi pemasaran atas komoditas pertanian tersebut. Fungsi-fungsi
pemasaran yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemasaran tersebut
bermacam-macam, pada prinsipnya terdapat tiga tipe fungsi pemasaran, yaitu 1)
Fungsi Pertukaran (Exchange Function); 2) Fungsi fisik (Physycal Function); 3)
Fungsi penyediaan fasilitas (Facilitating function). Fungsi pertukaran dalam
pemasaran produk-produk pertanian meliputi kegiatan yang menyangkut
pengalihan hal pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri
dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi fisik meliputi kegiatan-
kegiatan secara langsung dilakukan terhadap komoditi pertanian, sehingga
komoditi pertanian tersebut mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu.
Fungsi fisik meliputi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi penyediaan fasilitas
pada hakekatnya adalah untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 18
2) Fungsi penanggungan resiko adalah segala akibat atau resiko yang ditimbulkan
oleh adanya perubahan harga barang, kehilangan, kebakaran, dan lain-lain.
3) Fungsi pembiayaan adalah penggunaan modal selama barang proses pemasaran
untuk membantu pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
4) Fungsi tersebut meliputi pengumpulan dan penilaian fakta dan gejala sekitar
lalu lintas barang dalam masyarakat mengenai harga, jumlah, kualitas suplai
stock, dan permintaan konsumen yang berasal dari tingkat pasar pada waktu
dan tempat tertentu.
yang diperkenalkan tidak ada mempunyai hubungan dengan produk yang sudah
ada, tetapi dijual kepada pelanggann yang sama. Strategi Diversifikasi
Konglomerat merupakan produk-produk baru yang diperkenalkan tidak ada
mempunyai hubungan dengan produk yang sudah ada dan dijual kepada
pelanggann yang berbeda (Tjiptono, 1997).
Pemasar membagi produk menjadi dua kelas besar berdasarkan pada jenis
konsumen yang menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industri.
Produk konsumen adalah apa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumen
pribadi. Produk konsumen mencakup produk sehari-hari, produk shopping,
produk khusus, dan produk yang tidak dicari. Produk industri adalah barang yang
dibeli untuk diproses lebih lanjut untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis.
Terdapat tiga kelompok produk industry yaitu bahan dan suku cadang, barang
modal, serta perlengkapan jasa (Abdullah dan Francis, 2012)
2. Price
Masalah kebijaksanaan harga adalah turut menentukan keberhasilan
pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap tingkatan
distribusi, seperti produsen, grosir, dan retailer (pedagang eceran). Pada
umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh produsen, tergantung
pada keadaan produknya, strateginya yaitu: 1) Skiming price yaitu menetapkan
harga setinggi-tingginya. Strategi ini hanya mungkin apabila produknya diarahkan
kepada konsumen yang berpenghasilan tinggi, dan ini merupakan produk baru
yang sangat istimewa. 2). Penetration price yaitu bertujuan untuk menerobos
produk ke pasar, karena banyak produk yang sejenis yang sudah ada di pasar.
Oleh karena itu produsen mencoba merebut pasar dengan harga rendah. 3) Live
and let live policy walaupun misalnya produsen dapat menghasilkan produk
dengan harga yang rendah, dan mampu menjualnya dengan harga yang lebih
murah. Namun produsen tidak mau menurunkan harganya. Akan lebih baik
dengan mengikuti harga pasar, karena ada kekhawatiran, jika harga diturunkan
akan terjadi perang harga dan ini sangat berbahaya.
Menurut kotler (2003), komponen penetapan harga terdiri dari harga
resmi, potongan harga, potongan harga pengganti, periode pembayaran, dan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 24
ketentuan kredit. Menurut Tiptono (1997), strategi penetapan harga terdiri dari
strategi penetapan harga produk baru, strategi penetapan harga produk yang sudah
mapan, strategi fleksibilitas harga, strategi penetapan harga lini produk, strategi
leasing, strategi buinding-pricing, strategi kepemimpinan harga, strategi
penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.
3. Place
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan
tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Produsen yang mampu membangun
salurannya sendiri justru akan memperoleh tingkat pengembalian atas investasi
yang lebih besar dengan meningkatkan investasinya dalam bisnis utamanya.
Produsen dapat melaksanakan strategi push dan pull. Push strategi berarti
mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen,
karena distributor akan memperoleh hadiah dari dalam toko ke tangan konsumen
dengan mengandalkan promosi ke media masa. Jadi untuk mendorong penjualan
melalui saluran distribusi dapat dapat dilakukan dengan memberi diskon khusus,
bonus, kontes, dan periklanan. Menurut Kotler (2003), dijelaskan lebih rinci
mengenai komponen penentuan tempat. Komponen penentuan tempat terdiri dari
saluran, jangkauan, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.
Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah peyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Strategi distribusi berkenaan dengan penentuan dan manajemen saluran distribusi
yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya. Secara
garis besar terdapat enam macam strategi distribusi yang dapat digunakan yaitu:
strategi struktur saluran distribusi, strategi cakupan distribusi, strategi saluran
distribusi berganda, strategi modifikasi saluran distribusi, strategi pengendalian
saluran distribusi, dan strategi manajemen konflik dalam saluran distribusi.
Strategi Cakupan Distribusi terdiri Distribusi Eksklusif, Distribusi Intensif,
Distribusi Selektif. Distribusi Eksklusif yaitu produsen hanya menunjuk satu
orang perantara khusus untuk menyalurkan produknya, dengan syarat perantara
itu tidak boleh menjual kepada produsen lain. Distribusi Intensif yaitu produsen
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 25
4. Promotion
Promosi pada zaman pemasaran modern sekarang tidak dapat diabaikan.
Promosi ini sangat berkembang pada masa selling concept dimana produsen
mengandalkan, sangat member harapan tinggi akan meningkatnya penjualan
dengan menggunakan promosi. Antara promosi dan produk tidak dapat
dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya
pemasaran. Disini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera
konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu
suksesnya usaha marketing. Marketing mix dalam arti mencapai target penjualan
tertentu kita harus menetapkan marketing mix yang sebaik-baiknya. Hal yang
perlu dipertimbangkan yaitu: marketing mix harus seimbang, marketing mix tidak
boleh statis, marketing mix tidak boleh meniru, marketing mix harus bertujuan
jangka panjang. Menurut Kotler dkk (2003) terdapat beberapa komponen
penentuan promosi yaitu promosi, penjualan, iklan, tenaga penjualan, hubungan
masyarakat, dan penjualan langsung.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran. Strategi promosi
berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
komunikasi persuasive dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya untuk
menentukan proporsi personal selling, iklan, dan promosi penjualan. Ada enam
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 26
strategi pokok dalam strategi promosi yaitu: strategi pengeluaran promosi, strategi
bauran promosi, strategi pemilihan media, strategi copy iklan, strategi penjualan,
strategi motivasi dan penyeliaan tenaga penjual. Strategi Bauran Promosi
ditentukan faktor produk, faktor pasar, dan faktor pelanggan. Push Strategy
merupakan bagian dari faktor pelanggan yaitu aktivitas promosi produsen kepada
perantara dengan tujuan agar perantara itu memesan, kemudian menjual, serta
mempromosikan produk yang dihasilkan produsen. Strategi pemilihan media
terdiri dari Cost Per Thousand Contacts Comparisson dan Matching of Audience
and Media Characterisics. Cost Per Thousand Contacts Comparisson yaitu
pemilihan media dilakukan berdasarkan jumlah kontak yang terjadi tanpa
memperhatikan kualitas kontaknya. Matching of Audience and Media
Characterisics yaitu menentukan target khalayak lalu membandingkan
karakteristiknya dengan karakterisitik berbagai media (Tjiptono, 1997).
Kombinasi
Pemasaran
Pasar Sasaran
Tempat
Produk
Saluran
Variasi
Produk Jangkauan
Penetapan Promosi Pengelompokan
Kualitas Harga Promosi Lokasi
Desain Harga resmi Penjualan Persediaan
Kelengkapan Potongan Iklan Transportasi
Merek harga Tenaga
Kemasan Potongan penjualan
Ukuran harga Hubungan
Layanan pengganti masyarakat
Garansi Periode Pemasaran
penggantian pembayaran langsung
Ketentuan
kredit
Produk yang dipasarkan berupa kopi HS (Hard Skin), Ose, dan kopi
bubuk. Produk yang dipasarkan ke luar negeri adalah jenis kopi HS. Pemasaran
kopi HS, petani menjualnya kepada eksportir yang ada di Sidoarjo (PT Indokom
Citra Persada). Sedangkan kopi bubuk dipasarkan di sekitaran Kabupaten
Bondowoso. Pemasaran kopi arabika Java Ijen-Raung melalui beberapa lembaga
pemasaran untuk sampai kepada konsumen akhir. Terdapat beberapa lembaga
yang ada di Desa Sukorejo seperti: tengkulak, pedagang pengumpul, kelompok
tani, koperasi, dan eksportir. Selain itu terdapat pembeli dari luar provinsi seperti
Bandung dan Medan. Pemasaran kopi akan melalui beberapa lembaga pemasaran
yang membentuk saluran pemasaran.
Saluran pemasaran adalah lembaga yang saling terkait untuk menjadikan
produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Tanpa saluran distribusi yang
efektif, maka sulit bagi masyarakat untuk memperoleh barang yang mereka
konsumsi. Jadi adalah tugas saluran pemasaran untuk memindahkan barang dari
produsen ke konsumen (Alma, 2007). Terdapat tiga saluran pemasaran kopi di
Desa Kemiri Kecamatan Panti yaitu: saluran pemasaran I komoditas kopi olah
basah (HS Labu) dari petani - pedagang pengumpul - pedagang besar -
perusahaan (Sidoarjo) - Amerika, Asia, Eropa. Saluran pemasaran II komoditas
kopi olah Kering (OSE) dari petani – pedagang besar – perusahaan (Malang) –
Amerika, Asia (jepang, Singapura, Hongkong), Eropa. Saluran pemasaran III
komoditas kopi olah kering (OSE) dari petani – pedagang besar – perusahaan
(Surabaya) (Febriyanto, 2011).
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelanggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen
kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lainnya (Sudiyono, 2002). Lembaga pemasaran membantu penyaluran
produk dari petani sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran ini
melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran meliputi fungsi
pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi penyediaan fasilitas. Fungsi pertukaran dalam
pemasaran produk-produk pertanian meliputi kegiatan yang menyangkut
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 29
pengalihan hal pemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri
dari fungsi penjualan dan pembelian.
Fungsi fisik meliputi kegiatan-kegiatan yang secara langsung dilakukan
terhadap komoditi pertanian, sehingga komoditi pertania tersebut mengalami
tambah guna tempat dan tambah guna waktu. Fungsi fisik ini meliputi
pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi pengangkutan meliputi
perencanaan,pemilihan dan pergerakan alat-alat transportasi dalam pemasaran
produk pertanian. Fungsi pengankutan ini pada prinsipnya adalah memindahkan
produk produk-produk pertanian dari daerah surplus, dimana kegunaan produk
pertanian rendah, ke daerah minus atau dari daerah produsen ke daerah konsumen.
Untuk meningkatkan efisiensi transportasi maka harus diperhatikan aspek-aspek:
macam alat angkut, resiko kerusakan selama pengangkutan, kapasitas muatan dan
daerah antara produsen dan konsumen. Fungsi penyimpanan diperlukan karena
produksi komoditi pertanian bersifat musiman, sedangkan pola konsumsi relative
tetap dari waktu ke waktu.
Fungsi penyediaan fasilitas adalah untuk memperlancar fungsi pertukaran
dan fungsi fisik. Fungsi penyediaan fasilitas merupakan usaha-usaha perbaikan
sistem pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi
penetapan harga. Fungsi penyediaan fasilitas ini meliputi standarisasi, penggunaan
resiko, informasi harga, dan penyediaan dana. Standarisasi yaitu penetapan grade
(tingkatan) criteria kualitas komoditi tertentu. Penetapan kualitas produk pertanian
berdasarkan tingkatan tertentu berdasarkan salah satu atau beberapa sifat produk
pertanian (misalnya: ukuran, bentuk, warna, rasa, dan masakan) ini disebut
grading. Selama pergerakan komoditi dari produsen ke pusat konsumen
menghadapi kerusakan, kehilangan dan resiko lain. Resiko pada prinsipnya
diklasifikan menjadi dua yaitu: 1) resiko fisik, seperti penyusutan berat dan
volume komoditi pertanian, dan 2) resiko ekonomi, seperti fluktuasi harga dan
kebijakan moneter.
Pengukuran efisiensi pemasaran pertanian yang menggunakan perbandian
output pemasaran dengan biaya pemasaran pada umumnya dapat digunakan untuk
memperbaiki efisensi pemasaran dapat digunakan untuk memperbaiki efisiensi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 30
Kopi
Fungsi pemasaran
1. Fungsi pertukaran Lembaga Pemasaran
2. Fungsi fisik Kopi Arabika
3. Fungsi penyediaan Java Ijen-Raung
fasilitas
2.3 Hipotesis
Pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran kopi arabika Java Ijen-
Raung di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso
adalah efisien.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
33
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 34
arabika, dan kelompok tani Tani Maju I beranggotakan 24 petani. Jumlah anggota
kelompok tani diatas adalah 69 petani sebagai populasi.
Penentuan besarnya sampel yang akan digunakan untuk penelitian dengan
rumus Slovin sebagai berikut:
N
n= N/N(e)2 +1 atau n=
1+N(e)2
keterangan:
n = besaran sampel
N = besaran populasi
E = nilai kritis (batas ketelitian) yang dinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) 10% (0,1)
(Prasetyo,2012)
Total sampel yang akan diambil untuk penelitian sebanyak 41 petani kopi.
Penentuan sampel dari masing-masing kelompok dilakukan secara purposive
sampling. Sampel yang diambil adalah petani anggota kelompok tani Usaha Tani
VII dan kelompok tani Tani Maju I dipilih yang berpengalaman dalam berusaha
tani kopi arabika. Batasan untuk penelitian ini adalah konsumen akhirnya yaitu
eksportir, dikarenakan petani menjual produk kopi dalam bentuk Hard Skin (HS)
basah.
Penentuan sampel pedagang menggunakan metode snowball sampling
merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel pertama (responden) pertama ini untuk mencari sampel (responden) yang
lainnya apabila informasi yang didapat belum mencukupi. Teknik pengambilan
sampel ini haruslah dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dan dapat
memberikan keterangan sebanyak-banyaknya. Sampel yang kecil mengharuskan
peneliti memiliki latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel yang
dimaksud agar mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Batasan sampel untuk pedagang adalah sampai pedagang dalam Kabupaten
Bondowoso (Martono, 2012).
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dalam
penelitian ini, antara lain: Profil Desa Sukorejo Tahun 2013, Badan Pusat
Statistik (BPS) Tahun 2012, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bondowoso (Data produksi kopi arabika Kabupaten Bondowos Tahun 2012).
Keterangan:
Sbij = Share biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j
Cij = biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j
Pr = harga di tingkat pengecer
Pf = harga di tingkat petani
Hij = harga jual oleh lembaga pemasaran ke-i
Hjj = harga jual oleh lembaga pemasaran ke-j
Πij = keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Skj = bagian (share) keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Kriteria pengambilan keputusan semakin kecil nilai margin pemasaran
maka saluran pemasaran kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin
Kabupaten Bondowoso adalah semakin efisien. Semakin besar nilai margin
pemasaran maka saluran pemasaran kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber
Wringin Kabupaten Bondowoso adalah semakin tidak efisien
Metode yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah keempat
menggunakan metode desktiftif. Langkah pertama melakukan observasi kondisi
pemasaran yang terjadi dan strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh petani
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 38
8. Biji kopi OSE adalah biji kopi yang tidak berkulit tanduk hasil pascapanen
buah kopi yang diproses secara basah (wet process) dan biji kopi OSE siap
untuk disangrai menjadi kopi bubuk.
9. Kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam
bentuk butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan
dikonsumsi.
10. Pengolahan basah adalah pengolahan kopi arabika yang banyak
menggunakan air dalam proses pengolahannya.
11. Pemasaran kopi adalah kegiatan jual beli kopi yang lebih berorientasi kepada
pemenuhan kepuasan konsumen.
12. Pedagang Pengumpul adalah pedagang yang aktif membeli dan
mengumpulkan komoditas kopi arabika dari tengkulak kemudian menjualnya
ke pedagang besar.
13. Eksportir adalah pedagang atau lembaga pemasaran yang menjual komoditas
kopi dalam bentuk biji ose kering ke luar negeri dalam skala yang besar.
14. Lembaga Pemasaran kopi arabika adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa kopi arabika dari petani
produsen ke konsumen akhir.
15. Fungsi pertukaran dalam pemasaran produk-produk pertanian meliputi
kegiatan yang menyangkut pengalihan hal pemilikan dalam sistem
pemasaran.
16. Fungsi fisik meliputti kegiatan-kegiatan secara langsung dilakukan terhadap
komoditi pertanian, sehingga komoditi pertanian tersebut mengalami
tambahan guna tempat dan guna waktu. Fungsi fisik meliputi pengangkutan
dan penyimpanan.
17. Fungsi penyediaan fasilitas merupakan usaha-usaha perbaikan sistem
pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi penetapan
harga. Fungsi penyediaan fasilitas pada hakekatnya adalah untuk
memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember 40
18. Saluran pemasaran kopi adalah serangkaian lembaga yang melakukan semua
fungsi yang digunakan untuk menyalurkan kopi dan status kepemilikannya
dari produsen ke konsumen
19. Margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani, biaya dari jasa-jasa pemasaran
yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa
pemasaran
20. Share biaya pada Margin pemasaran merupakan semua biaya pemasaran
dibagi harga ditingkat konsumen.
21. Share keuntungan pada Margin pemasaran merupakan presentase besarnya
keuntungan dibagi harga ditingkat konsumen.
22. Nilai produk akhir adalah Harga kopi arabika dalam bentuk Hard Skin (HS)
basah.
23. Efisiensi pemasaran adalah semakin kecil nilai margin pemasaran maka
saluran pemasaran tersebut semakin efisien.
24. Strategi Pemasaran adalah pola keputusan dalam pemasaran yang
menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan utama merencanakan untuk mencapai tujuan.
25. Batasan dalam penelitian ini adalah produk yang dipasarkan yaitu kopi dalam
bentuk HS basah.