Alat Bukti CCTV
Alat Bukti CCTV
Alat Bukti CCTV
041634771
SOAL:
Ditemukan sesosok jenazah, yang berdasarkan rekaman Closed Circuit Television (CCTV)
nampak pelaku pembunuhan tersebut.
Diskusikan:
Apakah rekaman Closed Circuit Television (CCTV) dapat dijadikan sebagai alat bukti di
persidangan dan mempunyai kekuatan pembuktian?, mengingat bahwa alat bukti dalam hukum
acara pidana telah ditentukan secara limitatif pada Pasal 184 KUHAP.
JAWABAN:
Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (”KUHAP”) disebutkan bahwa alat
bukti yang sah adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.
Dalam sistem pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel negatief wettelijk, hanya alat-alat
bukti yang sah menurut undang-undang yang dapat dipergunakan untuk pembuktian. Hal ini berarti
bahwa di luar dari ketentuan tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah.
Namun Sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi dan telah diatur dalam Pasal 5 dan juga
Pasal 44 UU No.19 Tahun 2016 CCTV (Closed circuit television )dapat dijadikan sebagai alat
Bukti yang sah apabila, alat bukti tersebut diambil dengan memperoleh izin terlebih dalulu
kepada Ketua Pengadilan Negeri maka didalam persidangan tersebut diperbolehkan
menampilkan alat bukti CCTV (Closed circuit television)di muka persidangan.
Dalam pengambilan alat bukti yang berupa rekaman CCTV mekanismenya sama melalui
tahapan yang sudah ditentukan oleh KUHAP, namun saat memperoleh data haruslah ada
permintaan dari aparat penegak hukum dan juga agar data tetap orisinil haruslah meminta
bantuan kepada Puslabfor (Pusat Laboratorium Foresik) Mabes Polri.
Jadi, CCTV (Closed circuit television) dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila sudah
memenuhi syarat yang sudah dijelaskan pada Pasal 5 dan Pasal 44 UU No. 19 Tahun 2016
SUMBER: