Mursalin Al Habsy - Fisika - Dasar - Unit1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

0

LAPORAN 1

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JUDUL

“PENGUKURAN BESARAN”

TANGGALPRAKTIKUM : 27 OKTOBER 2020


ASISTEN : ANDI MILA VINZA ARIMBI
NAMA : MURSALIN AL HABSY
NIM :200106502010
JURUSAN/PRODI : KIMIA/SAINS
ANGGOTAKELOMPOK :
1. RESKI MULIANI
2. HAMRIANI
3. MUFLIHA ELMA SAEMBONA
4. FATAHILLAH DWI SYAH LEYING
5. YULIA SHINTA ARIMAMI

LABORATORIUM FISIKA UNIT FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2020
MODUL 1

PengukuranBesaran
Pengukuran merupakan kegiatan yang harus
dilakukan oleh setiap mahasiswa disiplin ilmu
sains sebelum melaksanakan kegiatan
eksperimen di laboratorium. Pada modul ini
akan dibahas mengenai arti dari pengukuran,
cara menggunakan alat-alat ukur, cara
menuliskan hasil pengukuran, cara mengolah
hasil pengukuran, dan beberapa kegiatan
pengukuran dasar yang harus dilakukan oleh
mahasiswa. Dengan menyelesaikan modul ini,
diharapkan mahasiswa dapat memahami
Gambar 1.1.Jangka sorong, salah satu jenis
alat ukur besaran panjang konsep-konsep dasar pengukuran serta
mengaplikasikannya pada kegiatan-kegiatan
praktikum selanjutnya.

A. TUJUANPERCOBAAN
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mampu menunjukan bagian-bagian dan fungsi dari mistar, jangkasorong,
mikrometer sekrup, neraca ohaus, dan stopwatch.
2. Mampu mnentukan NST dari mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca
ohaus dan stopwatch
3. Mampu menentukan hasil pengukuran panjang, massa, dan waktu
menggunakan mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup, neraca ohaus
dan stopwatch
4. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
5. Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Penggaris / Mistar
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer Sekrup
4. Neraca Ohaus 310
5. Neraca Ohaus 2610
6. Stopwatch
7. Kubus Besi
8. Bola Besi
C.TEORISINGKAT

1.PengukuranPanjang
Pengukuran adalah bagian dari Keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.Dengan
melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau
bukti kualitatif. Dalam pembelajaran sains Fisika, seorang pendidik tidak hanya
menyampaikan kumpulan fakta-fakta saja tetapi seharusnya mengajarkan sains
2

sebagai proses (menggunakan pendekatan proses). Oleh karena itu, melakukan


percobaan atau eksperimen dalam Sains Fisika sangat penting.Melakukan percobaan
dalam laboratorium, berarti sengaja membangkitkan gejala-gejala alam kemudian
melakukan pengukuran.

a. MISTAR

Padasetiapalatukurterdapatsuatunilaiskalayangtidakdapatlagidibagi-bagi,
inilah yangdisebut Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alatukur bergantung
padaNST ini.PadaGambar1.2dibawah initampak NST=0,25satuan

0 1 2 3 4 5 6
Gambar 1.2.Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 satuan

Sebagai contoh, sebuah mistar digunakan untuk mengukur panjang sebuah


benda seperti pada gambar 1.3berikut.

2 3 4cm

Gambar 1.3 Penunjukan skala dengan jarum penunjuk cukup tipis

Dari gambar tampak NST Mistar adalah 0,1 cm atau 1 mm, sehingga hasil
pengukuran panjang benda adalah:
l=(3,650,05) cm

b. JANGKASORONG

Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala
nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan
banyaknya skala noniustidakselalusama antarasatujangkasorongdengan
jangkasoronglainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan
bahkan ada yang memiliki skala noniussebanyak50 skala.

Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur besaran panjang yang secara
khusus dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman.Untuk menggunakan jangka sorong terlebih dahulu harus
diketahui Nilai Skala Terkecilnya atau NST. Berikut ini akan diberikan cara
menentukan NST Jangka Sorong.
3

Perhatikan Gambar di sampingini!

20 Skala Nonius = 39

SkalaUtama Karena nilai Skala

Utama 1 mm, maka 20 Skala

Nonius = 39 mm

Sehingga,1SkalaNonius=1,95mm
Gambar 1.4 Salah satu bentuk jangka sorong

Karena1SkalaNoniusbernilai1,95mmmakanilaiskalapadaSkalaUtamayang
paling dekat dengan 1,95mm adalah 2mm. Selisih antarakedua nilai
skala ini merupakanNSTdari jangkasorong.

NSTjangkasorong=2 mm– 0,95 mm=0,05mm

Untuk menentukan Hasil Pengukuran (HP) dengan menggunakan Jangka Sorong


ini digunakan persamaan:

Hasil Pengukuran (HP)


 (PSU× Nilai Skala Utama) + (Penunjukan Skala Nonius × NST Jangka Sorong)

Contoh :
Perhatikan gambar hasil pengukuran diameter dalam sebuah tabung dengan
menggunakan jangka sorong di bawah ini!
Dari gambar terlihat bahwa:
3 4 5 6 7
Penunjukan SkalaUtama(PSU)=30Skala cm

Nilai SkalaUtama(NSU)=1 mm Penunjukan


SkalaNonius (PSN)= 15 Skala 0 2
NilaiSkalaTerkecil (NST)=0,05 mm Gambar 1.5 Salah satu contoh hasil
pengukuran dengan jangka
sorong

Berdasarkan data tersebut, maka hasil pengukuran (HP) yang diperoleh adalah:

HP  (PSU× Nilai Skala Utama) + (Penunjukan Skala Nonius × NST Jangka Sorong)
HP  (30×1mm) + (15 × 0, 05 mm)
 30 mm  0, 75 mm
 30, 75 mm
Kesalahan Mutlak x
x 1NST Jangka Sorong
 0, 05 mm
4

Sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dilaporkan sebagai,


xx x mm
x 30, 75  0, 05 mm

c. MIKROMETERSEKRUP
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala
utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST mikrometer sekrup
dapat ditentukan dengan menggunakanpersamaan,

Nilai Skala Mendatar


NST alat  N
dengan N = jumlah skala putar.

Pada umumnya mikrometer sekrup memiliki Nilai Skala Mendatar (skala


utama) sebesar 0,5mm dan jumlah skala putar sebanyak 50 skala, dengan
demikian maka NSTmikrometersekrupseperti mempunyaiNST sebesar,
0,5mm
NST MikrometerSekrup 
50
0,01mm

Hasil pengukuran dari suatu mikrometer dapat ditentukan dengan cara


membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan
garis horizontal (yang membagi dua skala utama menjadi skala bagian atas
dan bawah) terhadap skala putar. Untuk menentukan Hasil Pengukuran (HP)
dengan menggunakan Mikrometer Sekrup ini digunakan persamaan:

Hasil Pengukuran (HP)


(PSM × Nilai Skala Mendatar) +(Penunjukan Skala Putar ×NST Mikrometer Sekrup)

Contoh:
Perhatikan gambar hasil
pengukuran ketebalan koin dengan 0
menggunakan mikrometer sekrup di 35
bawah ini!

Darigambarterlihatbahwa: 30

Penunjukan
Gambar 1.6 Salah satu bentuk Mirometer
SkalaMendatar=5Skala Nilai sekrup

SkalaMendatar =0,5mm
Penunjukan SkalaPutar=32,5skala
NSTMikrometerSekrup=0,01mm
Dengan demikian maka Hasil Pengukuran yang diperoleh adalah:
5

Hasil Pengukuran
(5× 0,5 mm) +(32,5 × 0,01 mm)
 2, 5 mm  0, 325 mm
2, 825 mm
Kesalahan Mutlak
x
1
x  NST Mikrometer Sekrup
2
 0, 005 mm

Sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dilaporkan sebagai,


xx x mm
x 2, 825  0, 005 mm

9. PENGUKURANMASSA
a. Neraca Ohauss 2610gram
Padaneracainiterdapat 3(tiga)lengandenganbatasukuryangberbeda-beda.
Pada ujung lengan dapatdigandeng 2buah beban yang nilainya masing-
masing 500gramdan1000gram.Sehinggakemampuanataubatasukuralatinimenjadi
2610 gram. Untuk pengukuran di bawah 610 gram, cukup menggunakan
semua lenganneraca dandiatas610gramsampai2610gramditambahdenganbeban
gantung. Hasil pengukurandapat ditentukan dengan menjumlah
penunjukan beban gantungdengansemuapenunjukanlengan-lenganneraca.

b. Neraca Ohauss 311gram


Neraca ini mempunyai 4 (empat) lengan dengan Nilai Skala yang berbeda-
beda, masing-masing lengan mempunyai batas ukur dan Nilai Skala yang
berbeda-beda. Untuk menggunakan neraca ini terlebih dahulu tentukan Nilai
Skala masing- masing lengan NST dari Neraca Ohaus 311 gram, diambil dari
Nilai Skala Terkecil dari empat lengannya. Hasil Pengukuran ditentukan
dengan menjumlahkan penunjukan semua lengan neraca yang digunakan.

c. Neraca Ohauss 310gram

Neraca ini mempunyai 2(empat) lengan dengan Nilai Skala yang berbeda-
beda dandilengkapidengansebuahSkalaPutar(SkalaUtama)danskalanonius.NST
Neraca Ohauss310 dapat ditentukan dengan cara yang
sama dengan pada
JangkaSorong.HasilPengukuranditentukandenganmenjumlahkanpenunjukan
semualenganneracaditambahkandengannilaipengukurandariskalaputardan
noniusnya.

10. PENGUKURAN SUHU DANWAKTU

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur suatu


zat. Ada dua jenis termometer yang umum digunakan dalam laboratorium,
yaitu
6

termometer air raksa dan termometer alkohol. Keduanya adalah termometer


jenisbatanggelasdenganbatasukurminimum–10oCdanbatasukurmaksimum
+110oC. Nilai skala terkecil untuk kedua jenis termometer tersebut dapat
ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah mistar
biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya dengan
jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambiltersebut.

Stopwatch merupakan salah satu alat ukur waktu yang paling sering
digunakan di laboratorium. Alat ukur ini dilengkapi dengan tombol untuk
menjalankan, mematikan, dan mengembalikkan jarum ke posisi nol. Terdapat
beberapa bentuk stopwatch dengan NST yang berbeda beda. Cara
menentukan NST stopwatch sama dengan menentukan NST alat ukur
tanpanonius

C. TUGAS PENDAHULUAN

1. Ketidakpastian yang termasuk ke dalam ketidakpastian bersistem adalah kesalahan


kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, gesekan, dan kesalahan
paralaks. Bagaimana menurut anda cara mengatasi ketidakpastianini?
2. TentukanNSTdari:(a)jamdindingyangsatulingkarannyadibagimenjadi60skala;
(b) penunjuk jarak antara kota yang dipasang di jalan oleh Departemen
Pekerjaan Umum; dan (c) alat timbang duduk yang dipakai bila anda membeli
gula pasir di warung/toko.
3. Jika suatu alat ukur memiliki pembagian 9 skala utama = 10 skala nonius,
gambarkan posisi nonius yang menghasilkan pembacaan36,21.
4. Panjang pensil dilaporkan x = (12,80 ± 0,05)cm, jelaskan apa artinya? Berapakah
NST alat ukur yang digunakan?
5. Hitunglah A ± ∆A, jika nilai A berturut-turut adalah 10,1; 10,2; 10,0; 10,0; 9,8; 10,1;
9,8; 10,3; 9,7 dan 10,0. Berikan interpretasi yang tepat atashasilnya!
6. Tentukan panjang minimumyang dapat diukur dengan menggunakan mistar
biasa, apabila dituntut ketidakpastian relatifnya tidak lebih dari 10% dan 1%
padahasilnya.
7. Diketahuiπ=3,141592.Tuliskannilaiπtersebutdenganketidakpastianrelatif(a)0,1
%; (b) 1 %; (c) 10 % dan (d) 6%.

D. DAFTARRUJUKAN

1. Darmawan Djonoputo. 1984. Teori Ketidakpastian menggunakan satuanSI.


Penerbit ITB. Bandung.
2. LaboratoriumFisikaDasarFMIPAITB.2009.ModulPraktikumFisikaDasar1,
Penerbit ITB. Bandung

E. PELAKSANAANPENGUKURAN

1. Pengukuranpanjang
a. Ambil mistar, jangka sorong dan micrometer tentukanNST
b. Ukurlah masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan tinggi balok
berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur
tersebut. Catat hasil pengukuran anda pada tabel hasil pengamatan dengan
disertai ketidakpastiannya.
7

c. Ukurlah masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukur di tempat


berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut.
Catat hasil pengukuran anda pada tabel hasil pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.

2. Pelaksanaan Pengukuran BesaranMassa


a. Tentukan NST masing-masingneraca
b. Ukur massa benda yang digunakan pada pengukuran panjang,
lakukan pengukuran berulang sebanyak 3kali.
c. Catat hasil pengukuran anda yang dilengkapi dengan
ketidakpastian pengukuran
3. KegiatanPengukuran
a. Siapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuahtermometer.
b. Isi gelas ukur dengan air hingga ½ bagian dan letakkan di atas kaki tiga
tanpa adapembakar.
c. Ukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula(To).
d. Nyalakan bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat hingga
nyalanya terlihatnormal.
e. Letakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas kimia
bersamaan dengan menjalankan alat pengukurwaktu
f. Catat perubahan temperatur yang terbaca pada termometertiap
selang waktu 1 menit sampai diperoleh10.

F. HASILPENGAMATAN
Hasil pengamatan atau pengukuran dapat dicatat/diisikan pada tabel hasil
pengamatan yang telah disediakan dalam modul ini.

HASIL PENGAMATAN

Hari/Tanggal : 27 Oktober 2020

Jurusan/Prodi/ : Kimia/Sains

Kelompok 3

Nama/NIM Praktikan: Mursalin Al Habsy /200106502010

Anggota Kelompok : 1. Hamriani


2. Reski Muliani
3. Mufliha Elma Saembona
4. Fatahillah Dwi Syah Leying
5. Yulia Shinta Arimami
8

1. PengukuranPanjang
NST mistar : 0,1 cm = 1 mm
NST Jangka Sorong : 20 skala nonius = 39 skala utama
Karena nilai skala utama 1mm, maka 1 SN = 39/20 =
1,95 mm mendekati 2 mm, maka selisihnya adalah
NST jangka sorong = 2 mm - 1,95 mm = 0,05 mm

NST Mikrometer Sekrup :untuk nilai skala mendatar= bts/jumlah skala


1
2
mm

=0,5 mm
NST alat = 𝑁.𝑆𝑀= 0,5 𝑚𝑚= 0,01 mm
𝐽.𝑆𝑃 50

Tabel 1.1. Hasil pengukuran panjang

Benda Besaran Hasil Pengukuran (mm)


No yang yang Mistar Jangka Mikrometer
diukur diukur Sorong Sekrup
1 Balok 1. |18,6 ±0,5| |18,30 ±0,05| |18,256 ±0,005|
Panjang 2. |18,5 ±0,5 | |18,40 ±0,05| |18,258 ±0,005|
3. |18,6 ±0,5| |18,30 ± 0,05| |18,257 ±0,005|
2 Bola 1. |14,2±0,5| |14,5 ±0,05| |14,730±0,005|
Diameter
2. |14,4 ±0,5| |14,6 ±0,05 |14,720±0,005|
3. |14,3 ±0,5| |14,4 ±0,05| |14,720±0,005|
2. PengukuranMassa

Neraca Ohauss 2610 gram


500
Nilai Skalalengan1 = batas ukur = = 100 gram
jumlah skala 5

batas ukur 100


NilaiSkalalengan2 = = = 10 gram
jumlah 10
skala
10
Nilai Skalalengan3 = batas ukur = = 0,1 gram
jumlah skala 100

Massabeban gantung =

Tabel 1.2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram

Penun. Penun. Penun. Beban


Benda Massa benda (g)
lengan lengan lengan gantu
1 2 3 ng
Balok 1. 0 1. 10 1. 6,2 1. |16,20 ±0,05 |
Kubus 2. 6,4
2. 0 2. 10
2. |16,40 ±0,05 |
9

Penun. Penun. Penun. Beban


Benda Massa benda (g)
lengan lengan lengan gantu
1 2 3 ng
3. 0 3. 10 3. 4,4 3. |16,40 ±0,05|

Rata-
rata 0 10 5,66 |16,33 0,05|
1. 0 1. 0 1. 6,2 1. |6,20 ±0,05|

Bola 2. 0 2. 0 2. 6,4 2. |6,40 ±0,05|

3. 0 3. 0 3. 6,2 3. |6,20 ±0,05|

Rata-
rata 0 0 6,26 | 6,26 0,05|

Neraca Ohauss 311 gram


Nilai skala lengan 1 = 100 g 10 SN = 19 SP
Nilai skala lengan 2 = 10 g 19 × 0,1 = 1,9
Nilai skala putar = 0,1 g 1 SN = 1,9 / 10
Jumlah skala nonius = 10 NST = 0,2 – 0,19 = 0,01 gram
Tabel 1.3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
Penun. Penun. Penun. Penun.
Benda Massa benda (g)
lengan 1 lengan2 lengan 3 lengan 4

1. 1. 1. 1. 1.
Balok
2. 2. 2. 2. 2.
Kubus
3. 3. 3. 3. 3.

Rata-
rata

1. 1. 1. 1. 1.

Bola 2. 2. 2. 2. 2.

3. 3. 3. 3. 3.

Rata-
rata
10

Neraca Ohauss 310 gram

Nilai Skalalengan1 = 100 gram NST Neraca Ohauss

310gram NilaiSkalalengan2 = 10 gram


10 SN= 19 SP
19 × 0,1= 1,9
NilaiSkalaPutar = 0,1
1 SN =101,9

gram JumlahskalaNonius = 10 NST = 0,2 – 0,19 = 0,01 gram


Tabel 1.4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram

Penun.
Penun. Penun. Penun.
Benda Skala Massa benda (g)
lengan 1 lengan2 Skala
Nonius
Putar
0 1. 10 1. 5,2 1. 0,02 1. |15,22 ±0,01 |
Kubus 0 2. 10 2. 5,2 2. 0,03 2. |15,23 ±0,01 |
0 3. 10 3. 5,3 3. 0,03 3. |15,33±0,01|
0 4. 0 4. 5,2 4. 0.02 4. |5,22 ±0,01|
Bola
0 5. 0 5. 5,3 5. 0,05 5. |5,35 ±0,01|
0 6. 0 6. 5,2 6. 0,04 6. |5,24 ±0,01|

3. Pengukuran Waktu danSuhu

NST stopwatch = 0,1 sekon


Panjang lintasan yang dijalani = |260,00± 0,05| cm

Tabel 1.5. Hasil pengukuran suhu dan waktu

No. Waktu (s)


1. |4,3 ± 0,1|

2. |4,6± 0,1 |

3. |4,2 ± 0,1|

4. |4,5 ±0,1|

5. |4,5 ±0,1|

6. |4,5± 0,1|

Mengetahui,
AsistenPembimbing
ANDI MILA VINZA ARIMBI

NIM.
11

laporkan Hasil Pengukuran Berulang Besaran Panjang


Kubus

1). Mistar
Sisi Kubus S1=|
18,6 ± 0,5|mm S2=|
18,5 ± 0,5|mm S3=|
18, 6 ± 0,5|mm
𝑆1+𝑆2+𝑆3 18,6+18,5+18,6
𝑆= 3 = 3 = 18,6
Ketidakpastian :
δ 1=|𝑠1 − 𝑠⃗| = |18,6 − 18,6| = 0,0 mm
δ 2=|𝑠2 − 𝑠⃗| = |18,5 − 18,6| = 0,1 mm
δ3 =|𝑠3 − 𝑠⃗| = |18,6 − 18,6| = 0,0 mm|
Δs = δmax=0,1 mm
Kesalahan Relatif :
Δs
𝐾𝑅 = × 100%
𝑠
0,1× 100%
= 18,6
= 0,5%
Pelaporan Fisika :
Pf=|s⃗⃗ ± Δs| = |18,6 ± 0,5|mm

Bola

1). Mistar
S1=|14,2±0,5|mm
S2=|14,4 ± 0,5|mm
S3=|14,3 ± 0,5|mm
𝑆1+𝑆2+𝑆3 14,2+14,4+14,3
𝑆= 3 = 3 = 14,3
Ketidakpastian :
δ 1=|𝑠1 − 𝑠⃗| = |14,2 − 14,4| = 0,2
mm δ 2=|𝑠2 − 𝑠⃗| = |14,4 − 14,4| = 0
mm δ3 =|𝑠3 − 𝑠⃗| = |14,3 − 14,4| =
0,1mm| Δs = δmax=0,2 mm
Kesalahan Relatif :
Δs
𝐾𝑅 = × 100%
𝑠
0,2× 100%
= 14,3
= 1,39%
Pelaporan Fisika :
Pf=|s⃗⃗ ± Δs| = |14,3 ± 0,2|mm
Tabel Hasil Perhitungan

NO Objek Alat Ukur 𝑆̅


(mm) ΔS(mm) Pelaporan
Ukur Fisika (mm)
Mistar 19,0 0,1 |19,0 ±0,1|
1
Jangka 18,0 0,1 | 18,0 ±0,1|
Kubus Sorong
2
Mikrometer 18,000 0,001 |18,000±0,001|
3 Sekrup

Objek Alat Ukur 𝑑̅


(mm) Δd(mm) Pelaporan
NO. Ukur Fisika(mm)

1. Mistar 14,0 0,1 | 14,0 ± 0,1 |

2. Jangka 15,0 0,1 | 15,0 ±0,1 |


Bola Sorong

3. Mikrometer 15,0 0,1 | 15,00 ±0,01


Sekrup
1. Menghitung Nilai Volume dari Kubus dan Bola

Kubus

V = S3
𝛿𝑣
du =| 𝛿𝑠
| ds
du =| 𝛿
𝛥𝑉 (𝑆^3) | ΔS
3𝑆^3
𝛥𝑆
=| |V
𝑉 𝑆
𝛥𝑉
KR = x 100 %
𝑉
PF = | V ± ΔS |

1. Mistar

𝑆̅ = | 18,5 ± 0,1 |
V = S3 = ( 18.5 )3 = 6331,6

ΔV = | 3𝑥 (0,1)
18,5 | 6331,6
0,3
= | 18,5 | 6331,6
= 0,02 x 6331,6

ΔV = 126,6 mm

𝛥𝑉
KR x 100 %
𝑉
=
126.6
KR x 100%
6331,6
=
= 2%
PF = | V ± ΔV |
PF = | 6331,6 ± 126,6 |mm
N Alat V3 ΔV KR PF
O Ukur ( mm3) ( mm3 ) (%)
1. Mistar 6331,6 126,6 2% |6331,6±126,6|
2. Jangka Sorong 6158,6 61,6 1% |6158,6 ± 61,6|
3. Micrometer
Sekrup 6085,4 1 0,02 % |6085,4 ± 1 |

2. Bola

1
V = π d3
6
3Δd
ΔV =| |V
𝑑

1. Mistar
d = | 14,3±0,1 |
1
V = π d3
6
1
= 3,14 ( 14,3 )3 = 1530,33
6

ΔV =| 3 ( 0,1
) | 1530,33
14,3
= 32,10%

Δ
V x 100%
KR =
𝑉
32,10
= x 100 %
1530,33
= 2%
PF = V =| 1530,33 ± 32,10 | mm3 = | 1530 ± 32 |
N Alat Ukur V(mm3) ΔV(mm3) KR(%) Pelaporan
O. Fisika

1. Mistar 1530 32 2,1% | 1530 ± 32 |

2. Jangka 1595 32 2% | 1595 ± 32 |


Sorong
3. Mikrometer 1669 3 0,2 % |1669 ± 3,4 |
Sekrup

3). Neraca Ohaus 2610

Kubus

m1= |16,20 ± 0,05 |

g m2= |16,40 ± 0,05

|g m3= |16,40 ±

0,05|g

𝑚1+𝑚2+𝑚3
𝑚̅ = 3

16,20+16,40+16,40
𝑚̅ = 3 = 16,33 g

𝛿1 = |16,20 – 16,33| = 0,13 g


𝛿1 = |16,40 – 16,33| = 0,07 g
𝛿1 = |16,40 – 16,33| = 0,07 g
∆𝑚 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,13

m = | 𝑚̅ ± ∆𝑚 |
m = | 16,33 ± 0,13 | g
Bola

m1= |6,20 ± 0,05 |

g m2= |6,40 ± 0,05

|g m3= |6,20 ±

0,05|g

𝑚1+𝑚2+𝑚3
𝑚̅ = 3

6,20+6,40+6,20
𝑚̅ = 3 = 6,3 g

𝛿1 = |6,20 –6,3 | = 0,1 g


𝛿1 = |6,40 – 6,3 | = 0,1 g
𝛿1 = |6,20 – 6,3 | = 0,1 g
∆𝑚 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,1

m = | 𝑚̅ ± ∆𝑚 |
m = | 6,3 ± 0,1 |
g

Objek Ukur Alat Ukur 𝑚̅ ∆𝑚 Pelaporan Fisika


(g)

Kubus Neraca 16,00 0,13 | 16,00 ± 0,13 |


Ohaus
2610 g

Bola Neraca 6,3 0,1 | 2,00 ± 4,27 |


Ohaus
2610 g
4). Neraca 310
Kubus

m1= |15,22± 0,01 |g

m2= |15,23 ± 0,01 |

g m3= |15,33 ±

0,01|g

𝑚1+𝑚2+𝑚3
𝑚̅ = 3

15,22+15,23+15,33
𝑚̅ = 3 = 15,26 g

𝛿1 = |15,22– 15,26| = 0,04 g


𝛿1 = |15,23 – 15,26| = 0,03 g
𝛿1 = |15,33 – 15,26| = 0,07 g
∆𝑚 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,07

m = | 𝑚̅ ± ∆𝑚 |
m = | 15,26 ± 0,07 | g
Bola

m1= |5,22 ± 0,01 |

g m2= |5,35 ± 0,01

|g m3= |5,24 ±

0,01|g

𝑚1+𝑚2+𝑚3
𝑚̅ = 3

5,22+5,35+ 5,24
𝑚̅ = 3 = 5,27 g

𝛿1 = |5,27 –5,22 | = 0,05 g


𝛿1 = |5,27 – 5,35 | = 0,08 g
𝛿1 = |5,27 – 5,24 | = 4,07 g
∆𝑚 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,08

m = | 𝑚̅ ± ∆𝑚 |
m = | 5,27 ± 0,08 | g

Objek Ukur Alat Ukur 𝑚̅ ∆𝑚 Pelaporan Fisika


(g)

Kubus Neraca 15,26 0,o7 | 15,26 ± 0,07 |


Ohaus
310 g

Bola Neraca 5,27 0,08 | 5,27 ± 0,08 |


Ohaus
310 g
H. ANALISIS DATA
1. Berdasarkan hasil pengukuran panjang tentukan besar volume dari benda yang
anda ukur untuk masing-masing alat ukur panjang. Sertakan analisis
ketidakpastiannya.

 Menentukan Volume

V=S3
𝑑𝑣
𝑑𝑣| |ds
𝑑𝑠

2(33)
𝑑𝑣| |ds
𝑑2𝑠𝑠

Δ𝑣 = 33 Δs

Δv 3S
𝑣 𝑣 ΔS

Δv 3
𝑣 =𝑠 Δs

3Δs
Δv= 𝑠

KR= Δv 𝑥100%
𝑣

AB= 1-log Δv
𝑣

PF= v±Δv
1. Mistar
• Kubus
V = 𝑠3
dV = | ∂v|ds
∂s

dV = 3s2ds
dv
3s2
= ds
𝑣
𝑣
dv 3s2
= ds
𝑣 𝑠3
dv
3ds
=
𝑣 𝑠

∆v 3∆s
=
𝑣 𝑠

∆𝑉 ={ 3 ∆s
}V
𝑠

V = 𝑠3
V = (18,56)3
V =6393,4cm3
3 ∆s
∆𝑉 ={ }V
𝑠
3 x 0,04
={ } 6393,4
18,56
= 41,33 cm3

Kr = ∆v x 100%
𝑣

41,33
= 6393,4 x 100%
= 0,64 %

𝑉 = |𝑉 ± ∆𝑉|
= |6393,4± 41,3| cm3
• Bola
V = 1𝜋𝑑3
6
∂V
dV = | | dd
∂d
dV = 3d2 dd
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑉
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑑3
𝑑𝑉
3𝑑𝑑
𝑉
= 𝑑
𝑑𝑉
= 3∆𝑑
𝑉 𝑑
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑

V = 1𝜋𝑑3
6

= x 3,14 x 14,33
1
6

=1530,3
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑
3x0,1
={ }1530,3 cm3
14,3

= 32,10 cm3
Kr = ∆v x 100%
𝑣

32,10
= 1530,33 x 10
= 2,09 %
V =|𝑉 ± ∆𝑉 |
= |1530,3 ± 32,1| cm3
2. Jangka Sorong
• Kubus
V = 𝑠3
∂v
dV = | |ds
∂s
2
dV = 3s ds
dv 3s2
= ds
𝑣 𝑣
dv 3s2
= ds
𝑣 𝑠3
dv
3ds
=
𝑣 𝑠
∆v 3∆s
=
𝑣 𝑠
3 ∆s
∆𝑉 }V
𝑠
={ V =

𝑠3
V = (14,5)3
V =3048,6cm3
3 ∆s
∆𝑉 ={ }V
𝑠
3 x 0.07
3
={ } 3048,6cm
18,33
= 34,92 Cm3

Kr = ∆v x 100%
𝑣

34,92
= 3048,6 x 10
= 1,14 %
𝑉 = |𝑉 ± ∆𝑉|
= |3048,6± 34,9| cm3
• Bola
V = 1𝜋𝑑3
6
∂V
dV = | | dd
∂d
dV = 3d2 dd
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑉
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑑3
𝑑𝑉
3𝑑𝑑
=
𝑉
𝑑
𝑑𝑉
= 3∆𝑑
𝑉 𝑑
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑

V = 1𝜋𝑑3
6

=1x 3,14 x 14,53


6

=1595,4 cm3
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑
3x0,1
={ }1595,4 cm3
14,5

= 33,008 cm3
Kr = ∆v x 100%
𝑣

33,008
= 1595,4 x 10
= 2,06 %
V =|𝑉 ± ∆𝑉 |
= |1595,4± 33 | cm3
3. MikrometerSekrup
• Kubus
V = 𝑠3
∂v
dV = | |ds
∂s
2
dV = 3s ds
dv 3s2
= ds
𝑣 𝑣
dv 3s2
= ds
𝑣 𝑠3
dv
3ds
=
𝑣 𝑠
∆v 3∆s
=
𝑣 𝑠
3 ∆s
∆𝑉 }V
𝑠
={ V =

𝑠3
V = (14,5)3
V =3048,6cm3
3 ∆s
∆𝑉 ={ }V
𝑠
3 x 0.07
3
={ } 3048,6cm
18,33
= 34,9 cm3

Kr = ∆v x 100%
𝑣

34,9
= 3048,6 x 10
= 1,14 %

𝑉 = |𝑉 ± ∆𝑉|
= |3048,6± 34,9| cm3
• Bola
V = 1𝜋𝑑3
6

V
dV = | | dd

d

dV = 3d2 dd
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑉
𝑑𝑉 3d2
= dd
𝑉 𝑑3
𝑑𝑉
3𝑑𝑑
=
𝑉
𝑑
𝑑𝑉
= 3∆𝑑
𝑉 𝑑
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑

V = 1𝜋𝑑3
6

= x 3,14 x 14,53
1
6

=1595,4 cm3
3∆𝑑
∆v = { }v
𝑑
3x0,1
={ }1595,4 cm3
14,5

= 33,009 cm3
Kr = ∆v x 100%
𝑣

33,009
= 1595,4 x 10
= 2,06 %
V =|𝑉 ± ∆𝑉 |
= |1595,4± 33,009| cm3
2. Dari hasil analisis menentukan volume benda, alat ukur mana yang paling
teliti dan tepat digunakan untuk mengukur panjang, berikan penjelasan!

Dari hasil analisis menentukan volume benda, alat ukur yang paling
teliti dan tepat digunakan untuk mengukur panjang, yaitu ketiga alat ukur
diatas yang paling teliti adalah micrometer sekrup. Mengapa? karena
memiliki nilai ketidakpastian yang paling kecil. Sebagaimana kita ketahui,
jika nilai ketidakpastian kecil maka alat itu bisa dikatakan teliti.
3. Berdasarkan analisis nomor 1, dan hasil pengukuran massa dengan
menggunakan 3 jenis neraca ohaus, hitung besar massa jenis setiapbenda!
Catatan: Untuk volume yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan mistar, akan
ada tiga nilai massa jenis karena terdapat tiga alat ukur massa. Dengan demikian
maka akan ada sembilan nilai massa jenis yang akan diperoleh.

1. Neraca Ohaus 2610


1. Mistar

Kubu
s 16,33 𝑔 𝑔
𝑚
ρ=
6 𝑐𝑚 =2,7216 ⁄ 𝑐𝑚³
= 3
𝑣

ρ=m x Vˉ¹
𝛿𝑝
𝛿𝑝
dρ= | | dm |dV
𝛿𝑚 𝛿𝑚
+|
Dρ = Vˉ¹dm + m x
Vˉ²dV
𝑉ˉ¹ 𝑚 𝑥 𝑉ˉ²
𝑑𝜌 = 𝑑𝑚 𝑑𝑉
𝜌 + 𝜌
𝜌
𝑑𝜌 𝑉ˉ1 𝑚 𝑥 𝑉ˉ2
= 𝑑𝑚 + 𝑑𝑉
𝜌 𝑚 𝑥 𝑉ˉ1 𝑚 𝑥 𝑉ˉ1
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
= +
𝜌 𝑚 𝑉
∆𝜌 ∆𝑚 ∆𝑉
=
𝜌 𝑉
+
𝑚
∆𝜌 = {∆𝑚 ∆𝑉
+ }𝜌
𝑚 0,0413
0,07
𝑉
∆𝜌 = { + } 𝑥2,7216 g/cm3
16,33 6
= 0,0300
𝐾𝑅 = ∆ 0,0300
𝜌 𝑥 100% 2,7216 𝑥100% = 1,10%
=
𝜌
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |3,0000 ± 0,0300| ⁄
𝑐𝑚³
Bola

𝑚
ρ=
𝑣6,3
𝑔
= =3,13 ⁄
2 𝑐𝑚³
ρ=m x
Vˉ¹ 𝛿𝑝
𝛿𝑝
dρ= | | dm 𝛿𝑚|dV
𝛿𝑚
+|
Dρ = Vˉ¹dm + m x
Vˉ²dV 𝑉ˉ¹ 𝑚 𝑥 𝑉ˉ²
𝑑𝜌 = 𝜌 𝑑𝑚 𝜌
𝑑𝑉
+
𝜌
𝑑𝜌 𝑉ˉ1 𝑚 𝑥 𝑉ˉ2
= 𝑑𝑚 + 𝑑𝑉
𝜌 𝑚 𝑥 𝑉ˉ1 𝑚 𝑥 𝑉ˉ1
𝑑𝜌 𝑑𝑚 𝑑𝑉
= +
𝜌 𝑚 𝑉
∆𝜌 ∆𝑚 ∆𝑉
=
𝜌 𝑉
+
𝑚
∆𝜌 = {∆𝑚 ∆𝑉
+ }𝜌
𝑚
0,1 0,0321 𝑉
𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥3,13

6,3 2 𝑐𝑚³
= 0,0995
∆ 0,0995
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 3,17%
3,13
𝜌
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |3,13 ± 0,0995| ⁄
𝑐𝑚³

𝒈 𝒈
Objek Ukur Alat Ukur ρ ( ⁄ ) ∆ρ (

) KR (%) Pelaporan
𝒈
Fisika
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³ ( )

𝒄𝒎³
Kubus Neraca .2,7216 0,0300 1,10% |3,0000±0,0300|
Ohaus
2610 g

Bola Neraca 3,13 0,0995 3,17% |31,000±0,01|


Ohaus
2610 g
1. Neraca Ohaus 2610 g

2. Jangka Sorong

Kubus

𝑚
ρ=
𝑣
16,33 𝑔
= =5,4433 ⁄
3 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
{ 0,0319 𝑉
0,07 + 𝑔
∆𝜌 = { } 𝑥5,4433 ⁄
16,33 3 𝑐𝑚³
= 0,0860
∆ 0,0860
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 1,57%
5,4433
𝜌 | 𝑘𝑔
|
𝜌 = 𝜌 ± ∆𝜌 = |5,4433 ± 0,0860| ⁄
𝑚³
Bola
𝑚
ρ=
𝑣
6,3 𝑔
= =2,0669 ⁄
3,048 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
0,1{ 0,0349 𝑉
𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥2,0669
⁄ 3
6,3 3,048 𝑐𝑚
= 0,0562
∆ 0,0562
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 2,71%
2,0669
𝜌
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |2,0669 ± 0,0562| ⁄
𝑐𝑚³

𝒈 𝒈
Objek Ukur Alat Ukur ρ ( ⁄ ) ∆ρ (

) KR (%) Pelaporan
𝒈
Fisika
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³ ( )

𝒄𝒎³

Kubus Neraca 5,4433 0,0860 1,57% |5,0000±0,1000|


Ohaus
2610 g
2,0669 0,0562
Bola Neraca 2,17% |2,0000±0,1000|
Ohaus
2610 g
1. Neraca Ohaus 2610 g

3. micrometer sekrup

Kubus

𝑚
ρ=
𝑣
16,33 𝑔
= =5,4433 ⁄
3 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
{ 0,0349 𝑉
0,07 + 𝑔
∆𝜌 = { } 𝑥5,4433 ⁄
16,33 3 𝑐𝑚³
= 0,0860
∆ 0,0860
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 1,57%
5,4433
𝜌 | 𝑘𝑔
|
𝜌 = 𝜌 ± ∆𝜌 = |5,4433 ± 0,0860| ⁄
𝑚³
Bola
𝑚
ρ=
𝑣
6,3 𝑔
= =3,9488 ⁄
1,5954 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
0,1{ 0,0330𝑚 𝑉
𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥3,9488
⁄ 3
6,3 1,5954 𝑐𝑚
= 0,1437
∆ 0,1437
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 3,63%
3,9488
𝜌
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |3,9488 ± 0,1437| ⁄
𝑐𝑚³

𝒈 𝒈
Objek Ukur Alat Ukur ρ ( ⁄ ) ∆ρ (

) KR (%) Pelaporan
𝒈
Fisika
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³ ( )

𝒄𝒎³
Kubus Neraca 5,4433 0,0860 1,57% |5,0000±0,1000|
Ohaus
2610 g

Bola Neraca 3,9488 0,1437 3,63% |4,0000±0,1000|


Ohaus
2610 g
2. Neraca Ohaus 310 g

1. Mistar

Kubus

𝑚
ρ=
𝑣
15,26 𝑔
= =2,5433 ⁄
6 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
{ 0,0413 𝑉
5,27 𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥2,5433

2 6 𝑐𝑚³
= 0,0287
∆ 0,0287
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 1,12%
2,5433
𝜌 | 𝑘𝑔
|
𝜌 = 𝜌 ± ∆𝜌 = |2,5433 ± 0,0287| ⁄
𝑚³
Bola
𝑚
ρ=
𝑣
5,27 𝑔
= =2,635 ⁄
2 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
0,08
{ 𝑚
0,0413 𝑉
𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥2,635
⁄ 3
5,27 2 𝑐𝑚
= 0,0942
∆ 0,0942
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 3,57%
2,635
𝜌
𝑔
𝜌 = 𝜌 ± ∆𝜌 | = |2,6350,0,0942
| | ⁄
𝑐𝑚³

𝒈
Objek Alat ρ𝒈 ∆ρ ( ) KR (%) Pelaporan Fisika

( ) 𝒄𝒎³ 𝒈
Ukur Ukur ⁄ ( ⁄ )
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³

Kubus Neraca 2,5433 0,0287 1,12% |3,0000±0,0200|


Ohaus
310 g

Bola Neraca 2,635 0,0942 3,57% |4,0000±0,1000|


Ohaus
310 g
2. Neraca Ohaus 310 g

2. Jangka Sorong

Kubus

𝑚
ρ=
𝑣
15,26 𝑔
= =5,0866 ⁄
63 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
{ 0,0349 𝑉
0,07 + 𝑔 𝑔
∆𝜌 = { } 𝑥5,0866
⁄ ⁄
215,26 3 𝑐𝑚³ 𝑐𝑚³
= 0,6144
∆𝜌 0,6144
𝐾𝑅 = 𝑥 100% = 𝑥100% = 12%
𝜌 5,0866
| | 𝑔 𝑘𝑔
𝜌 𝜌± = |5,0866 ⁄ ± 0,0287| ⁄
= ∆𝜌 𝑐𝑚³ 𝑚³
Bola
𝑚
ρ=
𝑣
5,27 𝑔
= =3,3032 ⁄
1,5954 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
0,08
{ 𝑚
0,033 𝑉
𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥3,3032
⁄ 3
5,27 1,5954 𝑐𝑚
= 0,0942
∆ 0,0942
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 3,57%
3,3032
𝜌
𝑔
𝜌 = 𝜌 ± ∆𝜌 | = |3,3032 ± 0,0942 | ⁄
|
𝑐𝑚

𝒈 𝒈
Objek Alat ρ( ) ∆ρ ( ) KR (%) Pelaporan Fisika
⁄ ⁄
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³ 𝒈
Ukur Ukur ( ⁄ )
𝒄𝒎³

Kubus Neraca 5,0866 0,0287 12% |5,1000±0,0200|


Ohaus
310 g
3,3032
Bola Neraca 0,0942 3,57% |3,0000±0,1000|
Ohaus
310 g
2. Neraca Ohaus 310 g
2. Mikrometer Sekrup

Kubus

𝑚
ρ=
𝑣
15,26 𝑔
= =5,0866 ⁄
3 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
{ 𝑚 𝑉
0,0349 𝑔
0,07 + } 5,0866
∆𝜌 = { ⁄
15,26 3 𝑐𝑚³
= 0,0818
𝐾𝑅 = ∆𝜌 0,0818
𝑥 100% 𝑥100% = 1,60%
𝜌= 5,0866
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |5,0866 ± 0,0818 | ⁄
𝑐𝑚³
Bola
𝑚
ρ=
𝑣
5,27 𝑔
= =3,3032 ⁄
1,5954 𝑐𝑚³
∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + }𝜌
𝑚
{ 0,033 𝑉
0,08 𝑔
∆𝜌 = { + } 𝑥3,3032
⁄ 3
5,27 1,5954 𝑐𝑚
= 0,0942
∆ 0,0942
𝐾𝑅 = 𝜌 𝑥 100% = 𝑥100% = 3,56%
3,3032
𝜌
𝑔
𝜌 = |𝜌 ± ∆𝜌 | = |3,3032 ± 0,0942 | ⁄
𝑐𝑚³

𝒈 𝒈
Objek Alat ρ( ) ∆ρ ( ) KR (%) Pelaporan Fisika
⁄ ⁄ 𝒈
𝒄𝒎³ 𝒄𝒎³ ( ⁄ )
Ukur Ukur
𝒄𝒎³
Kubus Neraca 5,0866 0,0818 12% |5,1000±0,0200|
Ohaus
310 g
0,0942
Bola Neraca 3,3032 3,56% |3,0000±0,1000|
Ohaus
310 g
4. Berdasarkan hasil analisis no.3, tentukan pasangan alat ukur mana yang paling
teliti dan tepat digunakan untuk mendapatkan massa jenis benda, berikan penjelasan?

Pasangan yang paling teliti dan tepat yang digunakan dari hasil analisis pada
no.3, diperoleh yaitu :
a . Pada Kubus
Sesuai dengan teori bahwa alat ukur yang tepat adalah apabila memiliki hasil
nilai Δ𝑃 (Δ𝑋) yang kecil dan alat ukur yang teliti apabila nilai KR yang kecil
pula, jadi hasil analisis pada pengukuran kubus dari pecobaan yang kami
lakukan diperoleh persaingan alat paling tepat dan teliti adalah mikrometer
sekrup dan neraca ohaus 310, karena hasil pengukuran di peroleh KR danΔ𝑋
yang paling kecil.
b. Pada Bola
Mikrometer sekrup menurut analisis saya, karena ketelitian mikrometer
sekrup bisa mencapai 0,01 mm jadi analisis pada pengukuran bola diperoleh
persaingan alat paling tepat dan teliti yaitu mikrometer sekrup.

5. Dari hasil analisis anda, tentukan jenis bahan dari balok dan bola yang anda gunakan!
Pada analisis data kubus memiliki massa jenis 2,52 – 3,2 gr / 𝑐𝑚3. sedangkan
rentang massa jenis adalah 2,7 – 2,8 gr / 𝑐𝑚3. Berdasarkan pada rentang massa jenis
yang didapatkan, maka bahan dari kubus dan bola tersebut adalah aluminium karena
massa jenis dari aluminium adalah 2,7 gr / c𝑚3.

6. Dari hasil pengukuran waktu dan suhu, jelaskan pengukuran mana yang paling tepat
dan teliti? Berikan penjelasan mengapa demikian!

Menghitung hasil pengukuran berulang besaran waktu


Waktu tempuh
t1 = 4,3 s
t2 = 4,6 s
t3 = 4,2 s
t4 = 4,5s
t5 = 4,5s
t6 = 4,5s
t1 + t2 + t3+ t4 + t5 + t6
𝑡̅ = 6

4,3 + 4,6 + 4,2 + 4,5 + 4,5 + 4,5


𝑡̅ = 6 =4,43s
𝛿1 = |𝑡1 − 𝑡̅|
= |4,3 – 4,43 |
= -0,13 s
𝛿2 = |𝑡2 − 𝑡̅|
= |4,6 – 4,43 |
= 0,17 s
𝛿3 = |𝑡3 − 𝑡̅|
= |4,2 – 4,43 |
= -0,23 s
𝛿4 = |𝑡4 − 𝑡̅|
= |4,5 – 4,43 |
= 0,07 s

𝛿5 = |𝑡5 − 𝑡̅|
= |4,5 – 4,43 |

= 0,07 s
𝛿6= |𝑡6 − 𝑡̅|
= |4,5 – 4,43 |
= 0,07 s

∆𝑡 = 𝛿𝑚𝑎𝑥 = 0,17
Kr = ∆t x 100%
𝑡
0,17
= x 100%
4,43

= 3,83 %
PF = | 𝑡̅ - ∆𝑡 |
= |4,43 ± 0,17| s

Δ𝑡 pada semua hasil pengukuran memiliki nilai yang sama yaitu 0,1 s, sehingga
hasil pengukuran waktu memiliki ketetapan yang sama, namun yang
membedakannya adalah ketelitian. Pada
hasil pengukuran diperoleh nilai KR yang terkecil terdapat pada
= | 4,6 ± 0,1 | 𝑠, yaitu 2,1 % sehingga = |4,6 ±0,1 | 𝑠 merupakan pengukuran
yang paling teliti.
l. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikan kesimpulan dan saran anda berdasarkan analisis dan pembahasan yang
telah diperoleh!

Kesimpulan:
1. Dalam praktikum ini ada beberapa alat ukur yang digunakan seperti :
Neraca ohauss 2610 gram, 331 gram, dan 310 gram dalam mengukur
massa , serta ada pula yang digunakan dalam mengukur waktu dan
suhu yaitu stopwatch dan termometer. Dan mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur panjang benda.
Saran
: Saya berharap, praktikan harus teliti dalam mengaplikasikan hasil
pengamatan data agar tidak kebingungan dalam pengisian analisis datanya.

Anda mungkin juga menyukai