Pertemuan 4 Struktur Baja 2 2022
Pertemuan 4 Struktur Baja 2 2022
Pertemuan 4 Struktur Baja 2 2022
PERTEMUAN 4
BATANG TARIK
BATANG TARIK
Batang Tarik adalah batang-batang dari struktur yang
dapat menahan pembebanan tarik yang bekerja searah
dengan sumbunya.
Tu Tn
Bila Kondisi Leleh yang menentukan , maka tahanan nominal, Tn dari batang
tarik memenuhi persamaan :
Tn = Ag fy
Tn = Ae fu
Luas netto penampang batang tarik tidak boleh diambil lebih besar daripada
85% luas brotonya,
An 0,85 Ag
Contoh :
Hitung luas netto, An dari batang tarik berikut ini, baut yang digunakan berdiameter
19 mm, lubang dibuat dengan metode punching
Lubang baut 19 mm
T T
Pelat 6 x 100 mm
Solusi :
Luas Kotor, Ag = 6 x 100 = 600 mm2
Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm
T U T
JAWAB :
JAWAB :
Ukuran lubang = 16 + 2 = 18 mm
Potongan 1 : An = 3220 – 2(18)(11,5) – 8,5(18) = 2653 mm2
Potongan 2 : An = 3220 – 2(18)11,5) – 2(18)(8,5)+ ((502)(11,5+8,5)/2))/(4x
71,5) + ((502)(8,5)/2))/(4x100) = 2640,54 mm2
Periksa terhadap syarat An 0,85 Ag
0,85 Ag = 0,85 x (3220) = 2737 mm2
Jadi Ag minimum adalah 2640,54 mm2
Kinerja batang tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi yang
penting di cermati adalah sambungan karena sambungan akan
memperlemah batang tersebut. Efisiensi sambungan merupakan fungsi dari
daktilitas material, jarak antar alat pengencang, konsentrasi tegangan pada
lubang baut serta shear lag.
Shear lag terjadi bila komponen batang tarik hanya disambung sebagian saja.
Salah satu mengatasi shear lag adalah dengan memperpanjang sambungan,
Shear lag diistilahkan menjadi luas netto efektif yang dinyatakan sebagai
berikut :
Ae = U. An
1. Bila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan pelat atau oleh
kombinasi las memanjang dan melintang, maka Ae = Ag
2. Bila gaya tarik disalurkan oleh las melintang saja :
Ae = luas penampang yang disambung las ( u = 1 )
3. Bila gaya tarik disalurkan ke elemen pelat oleh las memanjang sepanjang kedua sisi bagian
ujung elemen : Ae = u Ag
Dengan : u = 1 untuk L 2 w, u = 0,87 untuk 2w > L 1,5 w, u = 0,75 untuk 1,5w > L
w, L = panjang las, w = jarak antar las memanjang (lebar pelat )
Selain ketentuan diatas, koefisien reduksi u untuk beberapa penampang menurut
manual dari ASTM adalah :
1. Penampang 1 dgn b/h = 2/3 atau penampang T yang dipotong dari penapang I dan
sambungan pada pelat sayap dengan jumlah baut lebih atau sama dengan 3 buah
perbaris u = 0,9
2. Untuk penampang yang lain dengan jumlah alat pengencang minimal 3 buah per
baris u = 0,85
3. Semua penampang dengan banyak baut = 2 buah u = 0,75
Contoh :
Plat dengan ukuran 10 x 150 mm dihubungkan dengan pelat berukuran 10 x
250 mm menggunakan sambungan las seperti pada gambar. Hitunglah
tahanan tarik rencana dari struktur tersebut, jika mutu baja adalah BJ 41 ( fy =
250 Mpa, fu = 410 Mpa )
JAWAB :
Kondisi leleh : Tn = Ag. fy = 0,9 (150)(250) = 33,75 ton
Kondisi fraktur :
1,5w = 225 mm > L = 200 mm > w = 150 mm u = 0,75
Ae = u. An = 0,75 (10)(150) = 1125 mm2
Tn = Ae fu = 0,75 (1125)(410) = 34,6 ton
Jadi tahanan tarik rencana dari komponen struktur adalah = 33,75 ton
Elemen plat tipis menerima beban tarik, dan disambungkan dengan alat
pengencang, tahanan dari komponen tarik tersebut kadang ditentukan oleh
kondisi batas sobek atau sering disebut geser block. Pada gambar dibawah
profil siku yang mengalami sobek pada potongan a-b-c, bagian ini sobek .
Geser blok merupakan penjumlahan tarik leleh pada irisan dengan geser
fraktur pada irisan lainnya yang saling tegak lurus. Dan tahanan nominal tarik
dalam keruntuhan geser blok pada persamaan :
2. Geser fraktur – Tarik Leleh ( fu. Ant < 0,6. fu. Anv )
Tn = 0,6 fu. Anv + fy. Agt
JAWAB :
Kondisi leleh : Tn = Ag fy = 0,9(1920)240) = 41,472 ton
Kondisi Fraktur :
An1 = 1920 – 10(16+2) = 1740 mm2 ( 90,6%Ag)
An2 = 1920 – 2(10)(16+2) + (502x10) / 4x40= 1716,25 mm2 ( 89,4%Ag)
An menentukan = 85% Ag = 0,85 x 1920 = 1632 mm2
U = 1 – x/L = 1 – 28,2 / 4x50 = 0,86
Ae = u. An = 0,86 x 1632 = 1403,52 mm2
Tn = Ae fu = 0,75 (1403,52)370 = 38,95 ton jadi tahanan rencana , Td=38,95 ton
Td > Tu = 1,2D+1,6L 38,95 = 1,2D + 1,6 (3D) = 6D diperoleh D=6,49 ton dan L = 19,47 ton.
Beban kerja, D + L = 6,49 + 19,47 = 25,96 ton
Untuk Mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi,
maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kekakuan. Syarat ini
berdasarkan pada rasio kelangsingan, = L/r, dengan, nilai diambil
maksimum 240 untuk batang tarik utama, dan 300 untuk batang tarik sekunder
Pada umumnya lubang pada batang tarik digunakan oleh alat pengecang,
baut atau paku keling untuk mentranfer gaya dari suatu batang ke batang tarik
yang lainnya. Anggapan dasar alat pengencang dengan ukuran yang sama
akan menyalurkan gaya yang sama besarnya bila diletakan secara simetri
terhadap garis netral komponen struktur tarik.
PERENCANAAN BATANG TARIK
Jika diketahui
1. Besarnya gaya tarik
2. Panjang batang
3. Mutu Baja
→untuk ditentukan profilnya
Langkah-langkah :
PERENCANAAN
1. Berdasarkan BATANG
mutu baja, TARIK
tentukan (SAMB)
σtarik = 0,75 σ
N
2. Anetto = tarik
Anetto
3. Abruto = 85%
L
4. Lalu Check i min apakah ≤ 240
Jika ya → pilih profil N
5. Lalu check terhadap σtarik = Anetto< 0,75 σ
jika lebih besar → ubah profil
Contoh :
Hitunglah luas netto minimum dari gambar di bawah ini
baut = 7/8” = 22 mm, dan ukuran pelat 6 x 300
Menurut PPBBI : 65 50
lubang = baut + 1 mm
60
= 22 + 1 = 23 mm A = 6 mm
Menurut AISC : 60
100
D C
80
Potongan AD = 30 - 2(2,3) x 0,6 = 15,24 cm 2
6,52 6,52
Potongan ABD = 30 − 3(2,3) + + x 0,6
4(6 ) 4(10 )
= 15,55 cm 2
6,52 52
Potongan ABC = 30 − 3(2,3) + + x 0,6
4(6 ) 4(10 )
= 15,29 cm 2
Luas netto yang lebih efektif ialah potongan AD = 15,24 cm 2
Cek : 85% gross area = 0,85 x 0,6 x 30 = 15,3 cm 2
( 15,24 cm )2
(OK )
Luas lubang = 2,3 x 0,6 x 2 = 2,76 cm 2
Luas bruto = 30 x 0,6 = 18 cm 2
15% x 18 = 0,15 x 18 = 2,7 cm 2 2,76 cm 2
(dianggap sama ) (OK )
Catatan :
Berdasarkan AISC sudah memenuhi, tetapi berdasarkan
garis tengah
L1
garis tengah
L2
PERTEMUAN 2
t = 12
45 45
55 55
50 50
50 75 75 75
100
45
55
lubang = d1
t = tebal baja L= 10 mm
238
50-6=44
50
S 22 t
I A net = A - nd1t +
4u
7,52 x 1 7,52 x 1
Pot I - I : A I-I = 238 x 1 - 3d1 x 1 + + (cm)
4 x 5,5 4 x 8,5