Ujian Akhir Semester Manajemen BK 2018 B
Ujian Akhir Semester Manajemen BK 2018 B
Ujian Akhir Semester Manajemen BK 2018 B
5. a. Analisis kebutuhan
Program layanan bimbingan dan konseling dirancang sesuai dengan data kebutuhan peserta
didik, sekolah, dan orangtua.Data kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui
tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling.Bimbingan dan konseling telah
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindak lanjuti sesuai dengan prioritas data
kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan dan
konseling.
Kebutuhan dari peserta didik, satuan pendidikan, dan orang tua diidentifikasi dengan berbagai
instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang
diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling (BK) sendiri atau fihak lain
yang mempunyai kredibilitas dalam menjalanan tes tersebut. Hasil identifikasi dianalisis dan
diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan dan konseling.
b. Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah
teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi kebutuhan, dan
mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal
dalam program tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.
Sehingga, sejak awal sudah dirancang secara efisiensi dan keefektivan program dan rencana
pengukuran akuntabilitasnya.Program layanan bimbingan dan konseling direncanakan sebagai
program tahunan dan program semesteran.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data dan
penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi yang
penting dalam pelaksanaan program layanan dan akan diperlukan dalam mengevaluasi program
dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli.
Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan konseling sehubungan dengan
perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau
ditingkatkan.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik.Oleh karena
itu, Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang bimbingan dan
konseling juga harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik,
jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.
Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis
kebutuhan.Persentase dalam setiap distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan
konseling (BK) dalam setiap komponen program layanan bimbingan dan konseling juga harus
memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan pendidikan.
Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk
pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan
administrasi.
Kalender aktivitas bimbingan dan konseling (BK) merupakan sebuah perencanaan program
semua komponen dan bidang layanan bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan kalender
akademik satuan pendidikan.
d. Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan pertimbangan secara
sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling
berdasar pada ukuran (standar) tertentu.
Baca juga:
Contoh Evaluasi Analisis Dan Rencana Tindak Lanjut Layanan Bimbingan dan Konseling
e. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program bertujuan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling.
Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan program selanjutnya.
Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek.
Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan
dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk
menyampaikan informasi secara efektif kepada seluruh pemangku kepentingan.
Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi pengembangan profesionalitas yang
diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.
f. Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling akan
menjadi sebuha alat yang sangat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan
dengan yang sudah direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung
digunakannya materi yang sesuai, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara
rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis
keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu
direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung perubahan
dalam suatu sistem sekolah.
9. MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan manajemen bimbingan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi
program pelayanan Bimbingan Konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh
para peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan konseling, dapat merumuskan
dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan dalam bimbingan konseling.
Makalah ini membahas tentang manajemen bimbingan konseling di sekolah. Semoga makalah
ini dapat membantu kita untuk memahami bagaimana manajemen Bimbingan dan konseling di
sekolah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Manajemen berasal dari bahasa inggris “manajemen”dengan kata kerja “to manage” yang
artinya mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol. Manajemen adalah ilmu
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-
sumber lainnya dalam suatu organisasi yang mencapai tujuan tertentu. Pengertian manajemen
menurut beberapa ahli, diantaranya : Terry menyatakan manajemen adalah suatu proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai yang ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Drft menyatakan bahwa
manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya
organisasi.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen mempunyai
beberapa esensi yaitu : a. Manajemen sebagai suatu proses kegiatan, b. Manajemen untuk untuk
mencapai tujuan, c. Manajemen memanfaatkan sumber daya (manusia, lingkungan, fasilitas,
sarana, prasarana , dll).
Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur
pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan
dan konseling mencapai tujuan.
Gibson menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-aktivitas yang
memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf (Hikmat. Manajemen Pendidikan,
Bandung: Pustaka Setia dan Sugiyo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah,
Semarang : Widya karya, 2010)
Konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan perekaman, perencanaan dan
kontrol anggaran, manajemen fasilitas dan pengaturan sumber daya.Dari pendapat diatas maka
dapat disimpulkan manajemen bimbingan dan konselingadalah kegiatan manajemen yang
dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konselingmulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan
konselingyang efektif dan efisien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada.
Pengertian manajemen bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu melalui pertemuan tatap muka atau
hubungsn timbsl bslik antara keduanya agar individu memiliki kemampuan atau kecakapan
melihat dan menemukan masalah-masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Atau bisa juga pemberian bantuan atau pertolongan yasng sistematis dari pembimbing
(konselor) kepada individu melalui pertenmuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya untuk mengungkap masalah individu sehingga individu mampu melihat masalahnya
sendiri.
Dalam kontek bimbingan dan konseling (BK) manajemen dapat berarti proses perencanaan,
pengorgaisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas yang berlangsung dalam
bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Manajemen BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi serta
tercapainya tujuan. Oleh karena itu, manajemen diperlukan dalam bimbingan dan konseling
dengan tiga alasan, yaitu : a. Untuk mencapai tujuan, b. Untuk menjaga keseimbangan diantara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan (jika ada), c. Untuk mencapai efektivitas dan efisien.
(Robert L Gibson dan Marianne H. Mitchell, 2011. Bimbingan dan konseling, Yogyakarta:
pustaka pelajar 2011, http://www.scribd.com/doc/34987024/Manajemen pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah Sabtu, 2 Juni 2018 jam 05.40)
Tujuan manajemen bimbingan dan konseling dalam aspek akademik (belajar) antara
lain : 1) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar positif, 2) Memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar sepanjang hayat, 3) Memiliki ketrampilan belajar yang efektif, 4) Memiliki
ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, 5) Memiliki
kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Perencanaan (planning) bimbingan dan konseling sebagai suatu proses kegiatan, membutuhkan
perencanaan yang matang dan sistematis dari mulai penyusunan program hingga
pelaksanaannya. Agar pelaksanaan bimbingan dan konseling memperoleh hasil sesuai tujuan
yang dirumuskan.
Penyusunan personalia (satffing) bagaimana para personalia ditetapkan, disusun dan diadakan
pembagian tugas (job discriptio), agar dalam pelaksanaannnya menjadi efektif dan efisien
sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
Pengarahan dan kepemimpinan (leading) berkenaan dengan mengarahkan dan memimpin para
personalia sehingga bekerja sesuai dengan job atau bidang tugasnyamasing-masing, agar
aktivitas pelayanan menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan (controlling) berkenaan dengan melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
kegiatan mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya (nurdin Murty,
implementasi Dasar-dasar manajemen sekolah:
http://www.scribd.com/doc/34987024/Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah Sabtu, 2 Juni 2018 jam 05.40
Yang dimaksud pola manajemen bimbingan dan konseling adalah kerangka hubungan struktural
antara berbagai bidang atau sebagai kedudukan dalam pelaksanaan disekolah dan madrasah
kerangka hubungan tersebut digambar dalam suatu struktur organisasi.Sesuai dengan pola yang
dianut oleh masing-masing sekolah, maka pola manajemen BK ini terbagi menjadi dua bagian,
yakni pola professional dan pola non professional. Yang dimaksud pola professional disini
adalah guru pembimbing di sekolah yang bersangkutan direkrut dari alumni BK baik strata satu
(S1), strata dua (S2) dan strata tiga (S3), sedangkan yang dimaksud pola non professional adalah
guru pembimbing direkrut bukan dari alumni BK. Pola non professional biasanya menetapkan
kepala sekolah, guru mata pelajaran tertentu atau wali kelas sebagai petugs bimbingan.
Dari keterangan tersebut, maka pemakalah menyimpulkan pola manajemen /struktur organisasi
bimbingan dan konseling di sekolah yang menganut pola professional akan berbeda dengan
struktur organisasi sekolah yang menganut pola non professional. Contoh pola manajemen BK
yang professional adalah sebagai berikut : Pola manajemen atau struktur organisasi pelayanan
BK diatas, ditunjuk koordinator manajemen BK dan Koordinator menetapkan tenaga-tenaga
bimbingan konseling (staf BK) yang lain dan tenaga penunjang. Koordinator bertanggung jawab
atas pelayanan bimbingan dan konseling disekolah yang bersangkutan. Contoh pola manajemen
BK yang non-professional adalahb sebagai berikut ; pada pola manajemen atau struktur
organisasi BK diatas, kepala sekolah tidak bertugas sebagai pembimbing utama, namun pola
diatas juga menunjukkan bahwa sekolah yang bersangkutan belum atau tidak memiliki petugas
atau tenaga bimbingan khusus, karena manajemen bimbingan konseling dilaksanakan oleh wakil
kepala Sekolah urusan kesiswaan dan para wali kelas. Dengan pola diatas, wakil kepala sekolah
urusan kesiswaan dan para wali kelas memiliki tugas rangkap.
Penyusunan program bimbingan dan konseling dan pelaksanaannya tidak mungkin sisa
dilaksanakan sendiri oleh kepala sekolah atau oleh petugas bimbingan sekolah, maka program
tersebut akan melibatkan berbagai pihak yang terkait disekolah (stakeholders) agar dapat
mencapai peningkatan muutu pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah.
2. Pelaksanaan dan pengarahan program bimbingan dan konseling sekolah sebagai satuan
pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai integral dari program
sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis program yang perlu dirancang
dan diprogramkan yaitu : a. program tahunan sebagai program sekolah, program tahunan ini
dijabarkan menurut alokasi waktu setiap semester; b. Program bulanan bahkan program
mingguan. Oleh karena itu, perlu dibuat dalam satu matrik atau schedule.Dalam program itu
dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu. Program kegiatan
layanan bagi setiap gur pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan)
bahan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa
berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Penyusunan program pada masing-masing bidang
pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik satuan
pendidikanatau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program kegiatan manajemen
bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin di dicapai maka diperlukan
pengarahan agar terjadi suatu tata kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komunikasi yang
efektif doiantara staf bimbingan dan konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan upaya menilai efisiensi
dan efektifitas manajemen bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya dan
program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada
umumnya. Tujuan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara umum,
yaitu : 1. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang telah
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, 2. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas
strategi pelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus, antara lain : 1. Meneliti secara berkala hasil
pelaksanaan programyang telah dicapai, 2. Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas
dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling yang ada, 3. Mengetahui jenis layanan yang
sudah ataupun belum dilaksanakan dan jenis layanan yang memerlukan perbaikan atau
pengembangan, 4. Mengetahui tingkat partisi[asi staf atau personel sekolah dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan program, 5. Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan
dan konseling terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah, 6.Memperoleh informasi
yang cermat dan memadai untuk kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan
program, 7. Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuiakan dengan kebutuhan
peserta didik
Manfaat pokok dari supervisi ini adalah untuk mengendalikan personel pelaksana bimbingan
dan konseling, memantau kemungkinan adanya kendala yang muncul dan dihadapi oleh personil
dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan delam
pelaksanaan program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar kearah pencapaian tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah (Heru Mugiarso, Bimbingan dan Konseling, Semarang:
Universitas Negeri Semarang)
A. Simpulan
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang dilakukan oleh konselor
untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Dalam konteks bimbingan dan
konseling (BK), manajemen dapat berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarah, dan
pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan bimbingan dan koseling, serta penggunaan daya
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum prinsip-prinsip manajemen
bimbingan dan konseling meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawas
(controlling).Pola manajemen bimbingan dan konseling inin terbagi menjdi dua bagian, yaitu
pola profesional dan pola non-profesional.Program manajemen bimbingan dan konseling dan
pelaksanaannya tidak mungkin bisa dilakukan sendiri oleh kepala sekolahatau oleh petugas
bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan. Aspek yang mendukung dalam
kelancaran manajemen bimbingan dan konseling diantaranya ; perencanaan program bimbingan
dan konseling, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, dan supervisi kegiatan
bimbingan dan konseling.