Paper Pembangunan Dan Kebijakan Agribisnis
Paper Pembangunan Dan Kebijakan Agribisnis
Paper Pembangunan Dan Kebijakan Agribisnis
OLEH :
GOMGOM SOLEHUDDIN (A.1811032)
INDRA IRAWAN (A.1810523)
MOCH. AKBAR RAFIANDI (A.1810662)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas terlaksana-
Akhirnya penulis menyadari bahwa isi paper ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, saran yang konstruktif dari pembaca, demi penyempurnaan paper ini
sangat dinantikan.
Penulis
2
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Pertanian.......................................................................................................22
dan Pengolahan...............................................................................................23
ii3
Kebijakan Pertanian Meningkatkan Pangsa Pasar Baik diPasar Domestik
Maupun Internasional....................................................................................25
III. PENUTUP........................................................................................................27
Kesimpulan................................................................................................................27
Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
4
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
namun sektor pertanian belum cukup mampu menjadikan petani itu sendiri
Ironisnya lagi perkembangan fungsi dan peran sektor ini tidak berdampak
berjalan sedemikian rupa, sehingga tanpa terasa telah terjadi ketimpangan yang
nasional.
unggulan baik nasional, regional maupun daerah. Kelambanan tidak hanya dalam
peningkatan kuantiitas produksi saja tetapi juga dalam peningkatan kualitas dan
kontinuitas. Ketiga hal ini merupakan faktor kunci untuk dapat bersaing dalam
pasar global. Saat ini, jangankan untuk bersaing di pasar global, untuk memenuhi
sebagai pasar yang sangat empuk dan potensial bagi negara-negara maju.
Ketiga faktor tersebut bisa disebut sebagai "tiga pilar" atau tiga dasar
pembimbingan serta pengawasan secara serius dan berkelanjutan ini tidak bisa
dilakukan oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu Tenaga atau badan ini akan
berada antara petani dan pemerintah, akan menjadi jembatan antara petani dan pe-
merintah. Tenaga atau badan ini harus bertanggung jawab atas keberhasilan petani
sebagai binaannya dan juga harus bertanggung jawab kepada pemerintah yang
membiayainya.
diyakini akan mampu merubah keadaan, dan akan mampu menggali dan mem-
bangkit potensi petani dan wilayahnya untuk menggapai "keluarga petani yang
sejahtera".
kebijakan pembangunan.
alam baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka pemanfaatan sumber daya
alam tersebut harus dilakukan secara bijaksana dan terencana dengan baik
pembangunan.
Setiap warga negara berhak atas kecukupan pangan, hak atas rasa aman, hak atas
penghidupan dan pekerjaan, hak atas hidup yang sehat, hak atas kebebasan
Asasi Manusia Tahun 1948. Kesemuanya tersebut tidak hanya merupakan tugas
pemerintah saja tetapi juga selurah warga negara untuk memastikan bahwa hak
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, sedangkan pasal
miskin dengan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan, yang masih tradisional
Tujuan
Berdasarkan permalahan pokok diatas, maka penulisan paper ini adalah untuk
Manfaat
petani.
I. PEMBAHASAN
kebijakan pertanian dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu di dalam pasar
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan
lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan-kebijakan yang b-ersifat
pengatur (regulating policies) dan pembagian pendapatan yang lebih adil merata
karakteristik negara berkembang (seperti Indonesia) berupa sumber daya yang ada
dualisme ekonomi ekonomi antara sektor modern yang mengikuti ekonomi pasar
pertumbuhan yang tinggi dengan kualitas sumber daya manusianya yang masih
relative rendah.
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut
sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat
pemerintah untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan
yang lebih tinggi secara bertahap dan kontinu melalui pemilihan Komoditi yang
structural, politik luar negeri, pemberian fasilitas dan pendidikan. Widodo (1983)
mengemukakan bahwa politik pertanian adalah bagian dari politik ekonomi di
sektor pertanian, sebagai salah satu sektor dalam kehidupan ekonomi suaru
masyarakat.
produksi dan efesien produksi naik, tingkat hidup petani lebih tinggi, dan
kesejahteraan menjadi merata. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sarma
Indonesia adalah untuk memajukan sektor pertanian, yang dalam pengertian lebih
lanjut meliputi:
pendapatan.
serangkaian peraturan-peraturan.
Menurut Monke dan Pearson (1989), politik pertanian dalah campur tangan
menyangkut alokasi sumber daya untuk dapat menghasilkan output nasional yang
Dalam hal ini, kebijakan pertanian dibagi menjadi 3 kebijakan dasar, antara lain:
dan subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan
pembangunan pertanian, yang tidak saja menyangkut kegiatan petani, tetapi juga
politik, dan ?«jdaya dari penduduk pedesaan. Sejalan dengan pendapat Schuh
usaha tani. Oleh karena itu, memungkinkan adanya pengertian yang lebih
yang sangat mendasar, dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yang
bersifat emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan
kualitas merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang
Konversi lahan sangat sulit dihindari karena faktor faktor ekonomi yang tercermin
dari rendahnya land rent lahan untuk pertanian dibandingkan dengan kegiatan
sektor lain . rasio land rent adalah 1:500 untuk kawasan industri dan 1:600 untuk
Di jaman sekarang ini terlalu banyak orang yang memikirkan kepentingan pribadi
dibanding dengan kepentingan bersama , seperti hal nya mereka yang seenaknya
mengambil lahan pertanian yang menggantinya dengan tempat tempat industri dan
perumahan . padahal secara tidak langsung dengan cara seperti itu mereka akan
dalam negeri semakin terjepit, selain itu Indonesia lebih banyak mengimpor
menjadi menurun, maka dari itu kebijakan pertanian di bidang lahan pertanian
bebasnya mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor
industri, pariwisata maupun perumahan. Kebijakan ini harus di tindak tegas, kalau
tidak lahan pertanian di Indonesia akan semakin terdesak karena tidak adanya
kebijakan yang tegas dalam alih fungsi lahan ini. Terlebih lagi para investor yang
kerap kali mendesak dan membodohi para petani untuk alih fungsi lahan demi
dan juga petani semakin terhimpit yang lama-kelamaan akan beralih ke profesi
yang lain.
Kebijakan ini tentu sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan yang
pertanian beralih kesektor lain sehingga negara sangat banyak kehilangan sektor
pertanian. Petani kerap kali tercekik dengan pajak lahan yang disamakan dengan
sektor lainnya seperti pariwisata, industri yang penghasilan sektor tersebut tidak
menjual lahan mereka karena tidak bisa membayar pajak yang tinggi yang tidak
sebanding dengan produktivitas pertanian itu sendiri. Sehingga kalau pajak untuk
lahan disektor pertanian dihapuskan, para petani tidak akan menjual lahan mereka
Indonesia tetap miskin. Kebijakan ini dibuat untuk tidak adanya alih fungsi lahan
lagi dan petani tidak akan beralih ke profesi lainnya. Dengan diberikan
produktivitasnya.
dan mampu memberikan input yang murah bagi petani karena biaya angkut yang
membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha
harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke
usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga
di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha
tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu
mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian
tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka
sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya
jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai
Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk
diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut
dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat
produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa,
melainkan juga sampai ke usaha tani iru sendiri. Sehingga dengan diperlancar
segala akses nya semua yang dibutuh kan para petani didesa desa kecil dapat
dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas pekerja. Yang utama dalam
dalam praktik pertanian Jepang sesuai dengan produksi kecil yang efisien. Selain
yang rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil dalam proses produksi
yang maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara
biaya yang diperlukan sangat tinggi. Contoh paling sederhana adalah dalam
memanen padi. Untuk 9 kg gabah haras dibayar 1 kg gabah. Jika total hasil panen
padi (dalam satu musim tanam) dalam 1 ha adalah 9 ton gabah, maka biaya
di Indonesia sangat besar. Tidak jelas lahirnya tenaga kerja semu ini karena
efektivitas kerja rendah yang menyerap banyak tenaga manusia atau memang
bukan lagi agraris, artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi
tergantung sepenuhnya kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini
sumber daya. Keempat, efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam
alokasi sumber daya agar penggunaan sumber daya tersebut hemat. Kelima,
mekanisme pasar merupakan media utama transaksi barang dan jasa. Keenam,
peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah dan
penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah terjadinya
Penggunaan alat dan mesin pertanian saat ini memang sudah merupakan suatu
kebutuhan. Efisiensi tinggi saat ini harus mulai diperkenalkan kepada petani. Hal
ini tentu beralasan karena tenaga kerja yang digunakan saat ini tidak mempunyai
kesinambungan (kontinuitas).
Seorang buruh tani hanya akan dibutuhkan pada saat pengolahan tanah dan panen.
Pada proses lain mereka kurang dibutuhkan, akhirnya terjadi pengangguran yang
tidak kentara (disguised unemployment). Pembuangan waktu yang lama dan sia-
Pemakaian traktor di Indonesia hanya 0,005 Kw/ha. Amerika Serikat 1,7 Kw/ha,
Belanda 3,6 Kw/ha dan Jepang 5,6 Kw/ha. Rendannya pemakaian traktor ini
harga yang layak sehingga produktivitas juga semakin rendah. Tenaga manusia
adalah tenaga riskan, hanya digunakan paling cepat 4 bulan sekali menjadi buruh
tani.
Pertanian.
tanah air adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia dan
pemasaran hasil.
Hal tersebut disebabkan oleh karena pembinaan SDM pertanian selama ini lebih
produktivitas dan daya saing usaha agribisnis sangat ditentukan oleh kemampuan
pelaku usaha yang bersangkutan dalam mengelola produk yang dihasilkan (pasca
dan pemasaran hasil pertanian yang langsung dikelola oleh petani/kelompok tani.
Hal tersebut mengakibatkan lemahnya daya saing dan kecilnya nilai tambah yang
dapat dinikmati oleh petani, sehingga kesejahteraan tidak meningkat dari tahun ke
tahun. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian maka
tampilan terhadap produk olahan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.
Pemasaran Hasil
Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian baik
produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu produk yang baik dan
Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap
dan GMP;
Pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha agribisnis; oleh
karena itu maka pengembangan pemasaran haras selalu dilakukan sejalan dengan
Seperti usaha industri pada umumnya, sistem usaha produksi pertanian atau
agribisnis dimulai dengan salah satu kegiatan pemasaran yaitu Riset Pasar. Dari
kegiatan riset pasar dihasilkan informasi pasar yaitu antara lain berapa potensi
tersebut lazim disebut sebagai penentuan pola tanam atau penentuan luas tanam
Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas harga produk yang
infrastruktur pemasaran.
II. PENUTUP
Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut
sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang
dibidang lahan, perangkutan, teknologi dan invormasi, dan usaha pasca panen dan
pemasaran.
Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih
dimengerti dan memahami lebih dalam tentang kebijakan pertanian seperti yang
27