SEMISOLID-EMULSI HLB-KELOMPOK 2C, SMT 5-RKB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAN LIQUD DAN SEMISOLID

EMULSI DENGAN EMULGATOR HLB

Disusun Oleh :

FARMASI 5 B
KELOMPOK 2C

1. M. Jeni Muslim (18010168)


2. M. Egi Ginanjar (18010170)
3. M. Sahrul Hamdi (18010171)
4. M. Zaenal Mutaqien (18010172)
5. Nabila Desnira Heryana (18010173)
6. Nida Alia (18010174)

Dosen Pembimbing :
Achmad Marsam D.,M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana satu
diantaranya sebagai bola-bola dalam fase cair lain. Sistem dibuat satabil dengan
adanya suatu zat pengemulsi (1).
Emulsifikasi banyak digunakan dalam pembuatan produk obat dan kosmetik
untuk penggunaan luar, khususnya pada losion dan krim dermatologik dan
kosmetik karena produk yang diinginkan adalah produk yang mudah menyebar
dan benar-benar menutupi area yang dioleskan. Dalam produk aerosol,
emulsifikasi digunakan untuk menghasilkan busa. Propelan yang merupakan fase
cair terdispersi didalam wadah akan menguap jika emulsi dikeluarkan dari wadah.
Hal ini menghasilkan pembentukan busa dengan cepat (2).
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan
antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan
membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase
terdispersi (3).
Dalam bidang farmasi, pengetahuan tentang emulsi sebagai pengamatan tentang
beberapa senyawa yang larut dalam dalam lemak, seperti vitami, diabsorbsi
sempurna jika diemulsikan daripada jika diberi per olarl dalam suatu larutan
berminyak. Penggunaan emulsi intravena telah diteliti sebagai suatu cara untuk
merawat pasien lemah yang tidak bisa menerima obat- obatan yang diberikan
secara oral (1).
Oleh karena itu sebagai calon farmasis, perlunya kita mempelajari tentang
emulsifikasi agar dapat mempermudah kita dalam membuat suatu produk yang
terdiri dari dua zat yang tidak dapat bercampur.
1.2 Dosis
OLEUM RICINI
Anak < 2 tahun : 1,8 ml / 1 x pakai.
Anak 2-11 tahun : 3,6 ml / 1 x pakai.
Anak > 12 tahun : 7,2 ml / 1 x pakai.
PARAFFIN LIQ
Dosis lazim anak : 1h = 0.5 mg/kg
Dosis lazim dewasa : 1h = 15-30 ml
BAB II
ISI
2.1 Monografi Bahan
Parrafin Liquidum (4)
Parrafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoeh dari minyak
mineral sebagai zat pemantap.
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau: hampir tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P:
larut dalam klorofrom P dan dalam eter P
Bobot : Bobot per ml 0,870 g sampai 0,890 g.
Kekentalan : Pada suhu 37,8o tidak kurang dari 55 cP.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terindung dari cahaya
Khasiat : Laksativum.
Oleum Ricini (4)
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin
biji Ricinus communis L. Yang telah dikupas
Pemerian : Cairan kental, jernih kuning pucat atauhampir tidak
berwarna, bau lemah, rasamanis, kemuidan agak pedas,
umumnyamemualkan
Kelarutan : Larut dalam 2,5 etanol 90% ,mudah lartdalam etanol
mutlak dan dalam asetatglacial
Bobot : Bobot per ml:0,953 gram-0,964 gram
Khasiat : Laksativum
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
Gliserin (5)
Pemerian : cairan seperti siperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik jika
disimpan beberapa lama pada suhu
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%)P,
praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan
dalam minyak lemak k.
Khasiat : Sebagai humectant, antimikroba
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Propilen glikol (5)
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berwarna, tidak berbau
Rasa agak manis hidroskopik
Kelarutan : Dapat becampur dengan air dengan etanol dan kloroform
Tidak dapat larut dalam eter dan minyak tanah dan
minyak Lemak
Khasiat : Zat tambahan sebagai pelarut
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
Span 80 (6)
Nama Resmi : SORBOTIN MONOOLEAT
Nama lain : Span 80
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik
dari asam lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat
bercampur dengan alkohol, sedikit larut dalam minyak kapas.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe minyak.
Tween 80 (6)
Nama Resmi : POLYSORBATUM
Nama lain : Tween 80
Pemerian : Cairan kentalseperti minyak, jernih kuning, bau
karakteristik dari asam lemak.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95 % P, dalam
etanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe air.

2.2 Tabel Formulasi


2.2.1 Formulasi Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Gliserin)

Komposisi Bahan Kadar Skala Lab


Ol. Ricini 20 % 20 gram
Tween 80 5% 5 gram

Span 80 2.5 % 2.5 gram

Gliserin 3% 3 gram

Pewarna merah cabe qs qs

Aqua destilata ad 100 ml ad 100 ml

2.2.2 Formulasi Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)


Komposisi Bahan Kadar Skala Lab
Ol. Ricini 20 % 20 gram
Tween 80 2.5 % 2.5 gram

Span 80 5% 5 gram

Propilenglikol 3% 3 gram
Pewarna merah cabe qs qs

Aqua destilata ad 100 ml ad 100 ml

2.2.3 Formulasi Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Gliserin)

Komposisi Bahan Kadar Skala Lab


Paraffin liq 20 % 20 gram
Tween 80 5% 5 gram

Span 80 2.5 % 2.5 gram

Gliserin 3% 3 gram

Pewarna orange qs qs

Aqua destilata ad 100 ml ad 100 ml

2.2.4 Formulasi Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)


Komposisi Bahan Kadar Skala Lab
Paraffin liq 20 % 20 gram
Tween 80 2.5 % 2.5 gram

Span 80 5% 5 gram

Propilenglikol 3% 3 gram

Pewarna orange qs qs

Aqua destilata ad 100 ml ad 100 ml

2.3 Perhitungan Bahan


20
2.3.1 Ol. Ricini = 20 % = x 100 ml=20 gram
100

5
Tween 80 = 5 % = x 100 ml=5 gram
100

2.5
Span 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gramGliserin =3% =
100

3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 5/100 x 15 = 0.75
Span 80 % = 2.5/100 x 4.3 = 0,1075
HLB campuran = 0.75 + 0,1075 = 0.8575
20
2.3.2 Ol. Ricini = 20 % = x 100 ml=20 gram
100

2.5
Tween 80 = 2.5% = x 100 ml=2.5 gram
100

5
Span 80 = 5% = x 100 ml=5 gramPropilenglikol = 3% =
100

3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 2.5/100 x 15 = 0.375
Span 80 % = 5/100 x 4.3 = 0,215
HLB campuran = 0.375 + 0,215 = 0.59

200 ml
2.3.3 Paraffin Liq = 20 % = x 100 ml=20 gram
5 ml

5
Tween 80 = 5 % = x 100 ml=5 gram
100

2.5
Span 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gramGliserin = 3 % =
100

3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 5/100 x 15 = 0.75
Span 80 % = 2.5/100 x 4.3 = 0,1075
HLB campuran = 0.75 + 0,1075 = 0.8575
20
2.3.4 Paraffin Liq = 20 % = x 100 ml=20 gram
100

2.5
Tween 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gram
100

5
Span 80 = 5% = x 100 ml=5 gramPropilenglikol = 3 % =
100

3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 2.5/100 x 15 = 0.375
Span 80 % = 5/100 x 4.3 = 0,215
HLB campuran = 0.375 + 0,215 = 0.59

2.4 Prosedur Kerja


Uraian Cara Kerja
Formulasi Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Gliserin)
a. Timbang semua bahan
b. Panaskan tween 80 dengan air 30 ml sampai suhu 700C (M1)
c. Panaskan span 80 dengan ol.ricini sampai suhu 700C (M2)
d. Panaskan lumpang dan alu dengan alcohol 96% lalu dibakar
e. Masukkan M1 dan M2 kedalam lumpang, gerus homogen
f. Tambahkan gliserin, gerus homogen
g. Tambahkan pewarna merah cabe 3 tetes, gerus homongen
h. Pindahkan sediaan kedalam beaker glass, lalu tambahkan air sampai tanda
batas 100 ml. masukkan kedalam botol kaca.
i. Lakukan uji evaluasi oraganoleptis, viskositas, sedimentasi serta tentukan
tipe emulsinya.
Formulasi Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)
a. Timbang semua bahan
b. Panaskan tween 80 dengan air 30 ml sampai suhu 700C (M1)
c. Panaskan span 80 dengan ol.ricini sampai suhu 700C (M2)
d. Panaskan lumpang dan alu dengan alcohol 96% lalu dibakar
e. Masukkan M1 dan M2 kedalam lumpang, gerus homogen
f. Tambahkan propilenglikol, gerus homogen
g. Tambahkan pewarna merah cabe 3 tetes, gerus homongen
h. Pindahkan sediaan kedalam beaker glass, lalu tambahkan air sampai tanda
batas 100 ml. masukkan kedalam botol kaca.
i. Lakukan uji evaluasi oraganoleptis, viskositas, sedimentasi serta tentukan
tipe emulsinya.

Formulasi Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Gliserin)

a. Timbang semua bahan


b. Panaskan tween 80 dengan air 30 ml sampai suhu 700C (M1)
c. Panaskan span 80 dengan paraffin liq sampai suhu 700C (M2)
d. Panaskan lumpang dan alu dengan alcohol 96% lalu dibakar
e. Masukkan M1 dan M2 kedalam lumpang, gerus homogen
f. Tambahkan gliserin, gerus homogen
g. Tambahkan pewarna orange 3 tetes, gerus homongen
h. Pindahkan sediaan kedalam beaker glass, lalu tambahkan air sampai tanda
batas 100 ml. masukkan kedalam botol kaca.
i. Lakukan uji evaluasi oraganoleptis, viskositas, sedimentasi serta tentukan
tipe emulsinya.

Formulasi Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)

a. Timbang semua bahan


b. Panaskan tween 80 dengan air 30 ml sampai suhu 700C (M1)
c. Panaskan span 80 dengan paraffin liq sampai suhu 700C (M2)
d. Panaskan lumpang dan alu dengan alcohol 96% lalu dibakar
e. Masukkan M1 dan M2 kedalam lumpang, gerus homogen
f. Tambahkan propilenglikol, gerus homogen
g. Tambahkan pewarna orange 3 tetes, gerus homongen
h. Pindahkan sediaan kedalam beaker glass, lalu tambahkan air sampai tanda
batas 100 ml. masukkan kedalam botol kaca.
i. Lakukan uji evaluasi oraganoleptis, viskositas, sedimentasi serta tentukan
tipe emulsinya.

2.5 Skema Kerja


Formulasi I Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Gliserin)
Disiapkan alat dan bahan
Dipanaskan tween 80 dan air
Ditimbang ol ricini 20 gram, tween 30 ml sampai suhu 70oC (M1)
80 5 gram span 80 2,5 gram dan
gliserin 3 gram

Dipanaskan lumpang dan alu Dipanaskan span 80 dan ol


Dimasukan M1 gerus ad
dengan alkohol 96% lalu ricini sampai suhu 70oC (M2)
homogen
dibakar

Ditambahkan M2 Ditambahkan gliserin


gerus ad homogen gerus ad homogen Ditambahkan pewarna
merah cabe 3tts gerus
ad homogen

Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi

Dipindahkan sediaan Dimasukan sedian kedalam


kedalam beakerglass botol 100 ml lalu tambahkan
aquades sampai tanda batas
100ml
Formulasi II Emulsi Ol. Ricini 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)

Ditimbang ol ricini 20 gram,


Disiapkan alat dan bahan Dipanaskan tween 80 dan air
tween 80 2,5 gram span 80 5
30 ml sampai suhu 70oC (M1)
gram dan PPG 3 gram

Dipanaskan lumpang dan alu


Dimasukan M1 gerus Dipanaskan span 80 dan
dengan alkohol 96% lalu
ad homogen ol ricini sampai suhu 70oC
dibakar
(M2)

Ditambahkan M2 gerus Ditambahkan PPG Ditambahkan pewarna


ad homogen gerus ad homogen merah cabe 3 tts gerus
ad homogen

Ditambahkan M2 gerus ad Ditambahkan gliserin gerus ad Ditambahkan pewarna merah


Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi

Dimasukan sedian kedalam Dipindahkan sediaan


botol 100 ml lalu tambahkan kedalam beakerglass
aquades sampai tanda batas
100ml
Formulasi III Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Gliserin)

Disiapkan alat dan bahan Dipanaskan tween 80 dan air


Ditimbang parafin 20 gram, 30 ml sampai suhu 70oC (M1)
tween 80 5 gram span 80 2,5
gram dan gliserin 3 gram

Dimasukan M2 gerus
Dipanaskan lumpang dan
ad homogen Dipanaskan span 80 dan
alu dengan alkohol 96%
parrafin liq sampai suhu
lalu dibakar
70oC (M2)

Ditambahkan M1 gerus Ditambahkan gliserin


ad homogen Ditambahkan pewarna orange
gerus ad homogen
3 tts gerus ad homogen
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan
tipe emulsi

Dipindahkan sediaan Dimasukan sedian kedalam


kedalam beakerglass botol 100 ml lalu tambahkan
aquades sampai tanda batas
100ml

Formulasi IV Emulsi Paraffin Liq 20% 100 ml (pengental-Propilenglikol)

Disiapkan alat dan bahan Dipanaskan tween 80 dan air


Ditimbang parafin 20 gram,
30 ml sampai suhu 70oC (M1)
tween 80 2,5 gram span 80 5
gram dan PPG 3 gram

Dipanaskan lumpang dan alu Dipanaskan span 80 dan


Dimasukan M2 gerus ad
dengan alkohol 96% lalu parrafin liq sampai suhu 70oC
homogen
dibakar (M2)
Ditambahkan pewarna
Ditambahkan M1 gerus Ditambahkan PPG
orange 3tts gerus ad
ad homogen gerus ad homogen
homogen

Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan
tipe emulsi

Dimasukan sedian kedalam Dipindahkan sediaan


botol 100 ml lalu tambahkan kedalam beakerglass
aquades sampai tanda batas
100ml
2.6 Hasil Evaluasi
Organoleptis
Formulasi 1 dan Formulasi 2
Bentuk : Cair/Emulsi
Aroma :-
Warna : Merah muda
Rasa : Pahit
Formulasi 3 dan Formulasi 4
Bentuk : Cair/Emulsi
Aroma :-
Warna : Orange
Rasa : Pahit

Tipe Emulsi
Formulasi 1 dan Formulasi 2 (A/M)
Formulasi 3 dan Formulasi 4 (M/A)

Sedimentasi hari pertama

Sedimentasi 15 Menit 30 Menit


Formula 1 23 ml 61 ml
Formula 2 10 ml 15 ml
Formula 3 54 ml 66 ml
Formula 4 25 ml 51 ml
Perhitungan volume sedimentasi 15 menit
F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume endapan
Vo = volume total
Formulasi 1 Formulasi 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 23/100 F 54/100
F = 0,23 F = 0,54

Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 10/100 F = 25/100
F = 0,1 F = 0,25

Perhitungan volume sedimentasi 30 menit


F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume enapan
Vo = volume total

Formulasi 1 Formulasi 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 61/100 F 66/100
F = 0,61 F = 0,66

Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 15/100 F = 51/100
F = 0,15 F = 0,51

Sedimentasi Hari Ke-7


Sedimentasi Hari ke-7
Formula 1 71 ml
Formula 2 60 ml
Formula 3 76 ml
Formula 4 77 ml

Perhitungan volume
sedimentasi hari ke – 7
F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume enapan
Vo = volume total

Formulasi 1 Formulasi 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 71/100 F 76/100
F = 0,71 F = 0,76

Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 60/100 F = 77/100
F = 0,60 F = 0,77

Viskositas hari pertama

Spindel Speed F/1 F/2 F/3 F/4


Spindel no 0,3 0,5 1 - -
2/62 0,6 0,5 - - -
1,5 - - - -
3 - 0,5 - -
6 - 1 0,5 1
12 1 2 2 0,5
30 - 3 1,5 1
60 - 5 4 1,5

Perhitungan viskositas hari pertama


Speed Spindel Number 2/62
0,3 1000
0,6 500
1,5 200
3 100
6 50
12 25
30 10
60 5

Formulasi 1
Dial readig x faktor = viskositas in centipoise (mPa’s)
Speed 0,3 = 1000 x 0,5 = 500 mPa’s
Speed 0,6 = 500 x 0,5 = 250 mPa’s
Speed 12 = 25 x 1 = 25 mPa’s
Formulasi 2
Speed 0,3 = 1000 x 1 = 1000 mPa’s
Speed 3 = 100 x 0,5 = 50 mPa’s
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 3 = 30 mPa,s
Speed 60 =5x5 = 25 mPa’s
Formulasi 3
Speed 6 = 50 x 0,5 = 25 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1,5 = 15 mPa’s
Speed 60 =5x4 = 20 mPa’s

Formulasi 4
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 0,5 = 12,5 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1 = 10 mPa’s
Speed 60 = 5 x 1,5 = 7,5 mPa’s
Grafik perbandingan sedimentasi
Perbandingan Tinggi sedimen dengan waktu sedimentasi
300

250

200

Formula 4
150 Formula 3
Formula 2
Formula 1
100

50

0
15 menit 30 menit hari ke-7

BAB III
ISI
3.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, prktikum membuat sediaan obat dalam bentuk emulsi
dengan bahan utama yaitu Oleum ricini dan paraffin liq. Menggunakan emulgator
tween 80 dan span 80 dan bahan pengental gliserin dan propilen glikol. Oleum
ricini dan paraffin liq, berkhasiat sebagai laksativa. Selain itu juga campuran
ditambahkan pewarna, untuk Oleum ricini berwarna merah muda, dan untuk
paraffin liq berwarna orange.
Dari hasil pengamatan organoleptic meliputi warna merah muda, tidak berasa
untuk formula 1 dan 2. Dan berwarna orange tidak berasa untuk formula 3 dan 4
kemudian untuk uji tipe emulsi didapatkan untuk formula 1 dan 2 memiliki tipe
emulsi minyak dalam air, untuk formula 3 dan 4 memiliki tipe emulsi air dalam
minyak.
Dalam praktikum jugga dilakukan uji sedimentasi. Dimana sediaan diukur
sedimentasi nya selama 15 menit, 30 menit dan 7 hari.untuk sedimentasi 15 menit
didapatkan hasil: formula 1= 23ml, formula 2= 10ml, formula 3=54 ml, formula
4=25ml. untuk sedimentasi dengan 30 menit didapatkna, formula 1= 61 ml,
formula 2=15 ml, formula 3= 66ml, formula 4=51ml. dan untuk hasil sedimentasi
7 hari adalah, formula 1=71ml, formula 2=60ml, formula 3=76ml, formula
4=77ml.
Pada praktikum juga dilakukan uji viskositas, dimana sediaan ditentukan
kekentalan absolut cairan dalam volume sampel kecil. Di dalam uji viskositas ini
digunagan spandel no. 2/62. Hasil yang didapat untuk formula 1 pada kecepatan
0.3= 0.5, kecepatan 0.6=0.5, kecepatan 12= 1. Pada formulasi 2, pada kecepatan
0.3=1, kecepatan 3= 0.5, kecepatan 6= 1, kecepatan 12=2, kecepatan 30=3,
kecepatan 60=5. Pada formula 3, pada kecepatan 6=0.5, kecepatan 12=2,
kecepatan 30= 1.5, kecepatan 60= 4, dan pada formula 4 pada kecepatan 6= 1,
kecepatan 12 = 0.5, kecepatan 30 = 1, kecepatan 60 = 1.5.

3.2 Kesimpulan
Emulsi adalah system dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Dalam percobaan ini digunakan
kombinasi emulgator tipe air (Tween 80) dan emulgator tipe minyak (span 80).
Pada percobaan ini sebagai fase minyak digunakan oleum ricini dan paraffin liq
yang dicampur dengan span 80, sedangkan sebagai fase air adalah aquadest yang
dicampur tween 80. Emulsi oleum ricini dan paraffin digunakan sebagai
laksativum.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sediaan emulsi, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
 Uji organoleptic: sediaan Oleum Ricini berbentuk emulsi minyak dalam air
(M/A) sedangkan sediaan paraffin liq memiliki tipe air dalam minyak (A/M)
 Uji sedimentasi, setelah didiamkan selama 15 menit, 30 menit dan 7 hari
terbentuk creaming yaitu lapisan yang memisahkan fase minyak dan fase air.
 Uji viskositas: pada uji viskositas dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi
selama penyimpanan, dimana emulsi yang emmpunyai viskositas yang lebih
besar tidak mudah mengalami pemisahan antara fase minyak dan fase air
selama penyimpan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Martin, Alfred dkk. 2008. “Farmasi Fisik Edisi I”,


https://www.academia.edu/36525277/LAPORAN_EMULSIFIKASI_docx,
diakses pada 1 Februari 2021 pukul 12.09.
2. Sinko, Patrick J. 2015. “Martin Farmasi Fisika dan ilmu Farmasetika”,
https://www.academia.edu/36525277/LAPORAN_EMULSIFIKASI_docx,
diakses pada 1 Februari 2021 pukul 12.09.
3. Parrot, 1970. “Pharmaceutical Technology Burgess Publishing Company”,
https://www.academia.edu/36525277/LAPORAN_EMULSIFIKASI_docx,
diakses pada 1 Februari 2021 pukul 12.09.
4. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
5. Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
6. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
https://www.academia.edu/36525277/LAPORAN_EMULSIFIKASI_docx,
diakses pada 1 Februari 2021 pukul 12.09.
I.      URAIAN TUGAS KELOMPOK
Nama Tugas
M. Jeni Muslim Membuat laporan modul 4 ‘Lotion (emulsi system
HLB)’
M. Egi Ginanjar Melakukan kegiatan praktikum sediaan salep di lab
tanggal 6 Februari 2021, membuat seluruh lampiran jurnal
M. Sahrul Hamdi Membuat laporan modul 6 ‘Suspensi Rekonstitusi’

M. Zaenal Mutaqien Membuat laporan modul 8 ‘Cream’

Nabila Desnira Heryana Membuat laporan modul 3 ‘Emulsi dengan emulgator


HLB’ dan modul 7 ‘salep’
Nida Alia Membuat laporan modul 5 ‘Suspensi’
LAMPIRAN JURNAL
Nama : M. Egi Ginanjar
Nama : M. Jeni Muslim
Nama : M. Sahrul Hamdi
Nama : M. Zaenal Mutaqien
Nama : Nabila Desnira Heryana
Nama : Nida Alia

Anda mungkin juga menyukai