SEMISOLID-EMULSI HLB-KELOMPOK 2C, SMT 5-RKB
SEMISOLID-EMULSI HLB-KELOMPOK 2C, SMT 5-RKB
SEMISOLID-EMULSI HLB-KELOMPOK 2C, SMT 5-RKB
Disusun Oleh :
FARMASI 5 B
KELOMPOK 2C
Dosen Pembimbing :
Achmad Marsam D.,M.Farm
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang
mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana satu
diantaranya sebagai bola-bola dalam fase cair lain. Sistem dibuat satabil dengan
adanya suatu zat pengemulsi (1).
Emulsifikasi banyak digunakan dalam pembuatan produk obat dan kosmetik
untuk penggunaan luar, khususnya pada losion dan krim dermatologik dan
kosmetik karena produk yang diinginkan adalah produk yang mudah menyebar
dan benar-benar menutupi area yang dioleskan. Dalam produk aerosol,
emulsifikasi digunakan untuk menghasilkan busa. Propelan yang merupakan fase
cair terdispersi didalam wadah akan menguap jika emulsi dikeluarkan dari wadah.
Hal ini menghasilkan pembentukan busa dengan cepat (2).
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan
antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan
membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase
terdispersi (3).
Dalam bidang farmasi, pengetahuan tentang emulsi sebagai pengamatan tentang
beberapa senyawa yang larut dalam dalam lemak, seperti vitami, diabsorbsi
sempurna jika diemulsikan daripada jika diberi per olarl dalam suatu larutan
berminyak. Penggunaan emulsi intravena telah diteliti sebagai suatu cara untuk
merawat pasien lemah yang tidak bisa menerima obat- obatan yang diberikan
secara oral (1).
Oleh karena itu sebagai calon farmasis, perlunya kita mempelajari tentang
emulsifikasi agar dapat mempermudah kita dalam membuat suatu produk yang
terdiri dari dua zat yang tidak dapat bercampur.
1.2 Dosis
OLEUM RICINI
Anak < 2 tahun : 1,8 ml / 1 x pakai.
Anak 2-11 tahun : 3,6 ml / 1 x pakai.
Anak > 12 tahun : 7,2 ml / 1 x pakai.
PARAFFIN LIQ
Dosis lazim anak : 1h = 0.5 mg/kg
Dosis lazim dewasa : 1h = 15-30 ml
BAB II
ISI
2.1 Monografi Bahan
Parrafin Liquidum (4)
Parrafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoeh dari minyak
mineral sebagai zat pemantap.
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau: hampir tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P:
larut dalam klorofrom P dan dalam eter P
Bobot : Bobot per ml 0,870 g sampai 0,890 g.
Kekentalan : Pada suhu 37,8o tidak kurang dari 55 cP.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terindung dari cahaya
Khasiat : Laksativum.
Oleum Ricini (4)
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin
biji Ricinus communis L. Yang telah dikupas
Pemerian : Cairan kental, jernih kuning pucat atauhampir tidak
berwarna, bau lemah, rasamanis, kemuidan agak pedas,
umumnyamemualkan
Kelarutan : Larut dalam 2,5 etanol 90% ,mudah lartdalam etanol
mutlak dan dalam asetatglacial
Bobot : Bobot per ml:0,953 gram-0,964 gram
Khasiat : Laksativum
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
Gliserin (5)
Pemerian : cairan seperti siperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik jika
disimpan beberapa lama pada suhu
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%)P,
praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan
dalam minyak lemak k.
Khasiat : Sebagai humectant, antimikroba
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Propilen glikol (5)
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berwarna, tidak berbau
Rasa agak manis hidroskopik
Kelarutan : Dapat becampur dengan air dengan etanol dan kloroform
Tidak dapat larut dalam eter dan minyak tanah dan
minyak Lemak
Khasiat : Zat tambahan sebagai pelarut
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
Span 80 (6)
Nama Resmi : SORBOTIN MONOOLEAT
Nama lain : Span 80
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau karakteristik
dari asam lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat
bercampur dengan alkohol, sedikit larut dalam minyak kapas.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe minyak.
Tween 80 (6)
Nama Resmi : POLYSORBATUM
Nama lain : Tween 80
Pemerian : Cairan kentalseperti minyak, jernih kuning, bau
karakteristik dari asam lemak.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95 % P, dalam
etanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe air.
Gliserin 3% 3 gram
Span 80 5% 5 gram
Propilenglikol 3% 3 gram
Pewarna merah cabe qs qs
Gliserin 3% 3 gram
Pewarna orange qs qs
Span 80 5% 5 gram
Propilenglikol 3% 3 gram
Pewarna orange qs qs
5
Tween 80 = 5 % = x 100 ml=5 gram
100
2.5
Span 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gramGliserin =3% =
100
3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 5/100 x 15 = 0.75
Span 80 % = 2.5/100 x 4.3 = 0,1075
HLB campuran = 0.75 + 0,1075 = 0.8575
20
2.3.2 Ol. Ricini = 20 % = x 100 ml=20 gram
100
2.5
Tween 80 = 2.5% = x 100 ml=2.5 gram
100
5
Span 80 = 5% = x 100 ml=5 gramPropilenglikol = 3% =
100
3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 2.5/100 x 15 = 0.375
Span 80 % = 5/100 x 4.3 = 0,215
HLB campuran = 0.375 + 0,215 = 0.59
200 ml
2.3.3 Paraffin Liq = 20 % = x 100 ml=20 gram
5 ml
5
Tween 80 = 5 % = x 100 ml=5 gram
100
2.5
Span 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gramGliserin = 3 % =
100
3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 5/100 x 15 = 0.75
Span 80 % = 2.5/100 x 4.3 = 0,1075
HLB campuran = 0.75 + 0,1075 = 0.8575
20
2.3.4 Paraffin Liq = 20 % = x 100 ml=20 gram
100
2.5
Tween 80 = 2.5 % = x 100 ml=2.5 gram
100
5
Span 80 = 5% = x 100 ml=5 gramPropilenglikol = 3 % =
100
3
x 100 ml=3 gram
100
Aquadest ad 100ml
Perhitungan HLB campuran :
Tween 80 % = 2.5/100 x 15 = 0.375
Span 80 % = 5/100 x 4.3 = 0,215
HLB campuran = 0.375 + 0,215 = 0.59
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi
Dimasukan M2 gerus
Dipanaskan lumpang dan
ad homogen Dipanaskan span 80 dan
alu dengan alkohol 96%
parrafin liq sampai suhu
lalu dibakar
70oC (M2)
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan
tipe emulsi
Tipe Emulsi
Formulasi 1 dan Formulasi 2 (A/M)
Formulasi 3 dan Formulasi 4 (M/A)
Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 10/100 F = 25/100
F = 0,1 F = 0,25
Formulasi 1 Formulasi 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 61/100 F 66/100
F = 0,61 F = 0,66
Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 15/100 F = 51/100
F = 0,15 F = 0,51
Perhitungan volume
sedimentasi hari ke – 7
F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume enapan
Vo = volume total
Formulasi 1 Formulasi 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 71/100 F 76/100
F = 0,71 F = 0,76
Formulasi 2 Formulasi 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 60/100 F = 77/100
F = 0,60 F = 0,77
Formulasi 1
Dial readig x faktor = viskositas in centipoise (mPa’s)
Speed 0,3 = 1000 x 0,5 = 500 mPa’s
Speed 0,6 = 500 x 0,5 = 250 mPa’s
Speed 12 = 25 x 1 = 25 mPa’s
Formulasi 2
Speed 0,3 = 1000 x 1 = 1000 mPa’s
Speed 3 = 100 x 0,5 = 50 mPa’s
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 3 = 30 mPa,s
Speed 60 =5x5 = 25 mPa’s
Formulasi 3
Speed 6 = 50 x 0,5 = 25 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1,5 = 15 mPa’s
Speed 60 =5x4 = 20 mPa’s
Formulasi 4
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 0,5 = 12,5 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1 = 10 mPa’s
Speed 60 = 5 x 1,5 = 7,5 mPa’s
Grafik perbandingan sedimentasi
Perbandingan Tinggi sedimen dengan waktu sedimentasi
300
250
200
Formula 4
150 Formula 3
Formula 2
Formula 1
100
50
0
15 menit 30 menit hari ke-7
BAB III
ISI
3.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, prktikum membuat sediaan obat dalam bentuk emulsi
dengan bahan utama yaitu Oleum ricini dan paraffin liq. Menggunakan emulgator
tween 80 dan span 80 dan bahan pengental gliserin dan propilen glikol. Oleum
ricini dan paraffin liq, berkhasiat sebagai laksativa. Selain itu juga campuran
ditambahkan pewarna, untuk Oleum ricini berwarna merah muda, dan untuk
paraffin liq berwarna orange.
Dari hasil pengamatan organoleptic meliputi warna merah muda, tidak berasa
untuk formula 1 dan 2. Dan berwarna orange tidak berasa untuk formula 3 dan 4
kemudian untuk uji tipe emulsi didapatkan untuk formula 1 dan 2 memiliki tipe
emulsi minyak dalam air, untuk formula 3 dan 4 memiliki tipe emulsi air dalam
minyak.
Dalam praktikum jugga dilakukan uji sedimentasi. Dimana sediaan diukur
sedimentasi nya selama 15 menit, 30 menit dan 7 hari.untuk sedimentasi 15 menit
didapatkan hasil: formula 1= 23ml, formula 2= 10ml, formula 3=54 ml, formula
4=25ml. untuk sedimentasi dengan 30 menit didapatkna, formula 1= 61 ml,
formula 2=15 ml, formula 3= 66ml, formula 4=51ml. dan untuk hasil sedimentasi
7 hari adalah, formula 1=71ml, formula 2=60ml, formula 3=76ml, formula
4=77ml.
Pada praktikum juga dilakukan uji viskositas, dimana sediaan ditentukan
kekentalan absolut cairan dalam volume sampel kecil. Di dalam uji viskositas ini
digunagan spandel no. 2/62. Hasil yang didapat untuk formula 1 pada kecepatan
0.3= 0.5, kecepatan 0.6=0.5, kecepatan 12= 1. Pada formulasi 2, pada kecepatan
0.3=1, kecepatan 3= 0.5, kecepatan 6= 1, kecepatan 12=2, kecepatan 30=3,
kecepatan 60=5. Pada formula 3, pada kecepatan 6=0.5, kecepatan 12=2,
kecepatan 30= 1.5, kecepatan 60= 4, dan pada formula 4 pada kecepatan 6= 1,
kecepatan 12 = 0.5, kecepatan 30 = 1, kecepatan 60 = 1.5.
3.2 Kesimpulan
Emulsi adalah system dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Dalam percobaan ini digunakan
kombinasi emulgator tipe air (Tween 80) dan emulgator tipe minyak (span 80).
Pada percobaan ini sebagai fase minyak digunakan oleum ricini dan paraffin liq
yang dicampur dengan span 80, sedangkan sebagai fase air adalah aquadest yang
dicampur tween 80. Emulsi oleum ricini dan paraffin digunakan sebagai
laksativum.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sediaan emulsi, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Uji organoleptic: sediaan Oleum Ricini berbentuk emulsi minyak dalam air
(M/A) sedangkan sediaan paraffin liq memiliki tipe air dalam minyak (A/M)
Uji sedimentasi, setelah didiamkan selama 15 menit, 30 menit dan 7 hari
terbentuk creaming yaitu lapisan yang memisahkan fase minyak dan fase air.
Uji viskositas: pada uji viskositas dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi
selama penyimpanan, dimana emulsi yang emmpunyai viskositas yang lebih
besar tidak mudah mengalami pemisahan antara fase minyak dan fase air
selama penyimpan.
DAFTAR PUSTAKA