Modul 3 Emulsi Sistem HLB Prak. Tek - Liq Semisolid-5 (Kel. 3a)
Modul 3 Emulsi Sistem HLB Prak. Tek - Liq Semisolid-5 (Kel. 3a)
Modul 3 Emulsi Sistem HLB Prak. Tek - Liq Semisolid-5 (Kel. 3a)
Disusun Oleh :
FARMASI V
KELOMPOK III A
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS FARMASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
EMULSI
Emulsi, Emulsiones, adalah sistem dispersi kasar dari dua atau lebih cairan yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi diantaranya dari
bahasa latin (Emulgere = memerah) dan berpedoman pada susu sebagai jenis suatu emulsi alam.
Sistem emulsi dijumpai banyak penggunaannnya dalam farmasi. Dibedakan antara emulsi cairan, yang ditentukan untuk kebutuhan dalam
(emulsi minyak ikn, emulsi parafin)dan emulsi untuk penggunaan luar. Yang terakhir dinyatakan sebagai linimenta (latin linire = menggosok).
Dia adalah emulsi kental (dalam peraturannya dari jenis M/A), juga sediaan obat seperti salap dan suppositoria dapat menggambarkan emulsi
dalam pengertian fisika. Ahli fisika kimia menentukan emulsi sebagai suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan
yang pada dasarnya tidak saling bercampur Pada percobaan ini kita akan mempelajari cara pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator
dari golongan surfaktan yaitu Tween 80 dan Span 80. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting
untuk diperlihatkan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan.
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu :
a. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak, terdispersi di dalam fasa air
Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa minyak.
b. Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena memiliki beberapa keuntungan, satu diantaranya yaitu dapat menutupi rasa
dan bau yang tidak enak dari minyak. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat luar misalnya untuk kulit atau bahan kosmetik maupun untuk
penggunaan oral.
BAB II
ISI
Parrafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoeh dari minyak mineral sebagai zat pemantap.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P:larut dalam
Khasiat : Laksativum.
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. Yang telah dikupas
Pemerian : Cairan kental, jernih kuning pucat atauhampir tidak berwarna, bau
Kelarutan : Larut dalam 2,5 etanol 90% ,mudah lartdalam etanol mutlak dan
dalam asetatglacial
Khasiat : Laksativum
c) Tween 80
Pemerian : Memiliki bau yang khas dan hangat, rasanya pahit, bentuk cairan minyak kuning (pada suhu 25°C)
Kelarutan : larut dalam etanol, tidak larut dalam minyak mineral, tidak larut dalam minyak sayur, larut dalam air
Titik Leleh : -
Keasaman/kebasaan
Pka : -
Pkb : -
Sifat Kristal : -
Stabilitas : Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa; saponifikasi bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa. Polisorbat
bersifat higroskopik dan harus diperiksa kandungan airnya sebelum digunakan dan dikeringkan jika perlu. Penyimpanan yang lama dapat
Kegunaan : Agen pengemulsi, surfaktan nonionic, agen kelarutan, pembasah, agen pendispersi/ suspending
Inkompatibel : Perubahan warna dan / atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat, terutama fenol, tanin, ter, dan bahan mirip tar. Aktivitas
Penyimpanan : Polisorbat harus disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. (HOPE ed 5)
d) Span 80
Pemerian : cairan berwarna krem atau berwarna kuning dengan aroma dan rasa yang khas, cairan kental berwarna kuning
Kelarutan : ester sorbitan umumnya larut atau terdispersi dalam minyak; mereka juga larut dalam sebagian besar pelarut organik. Dalam air,
Titik Leleh : -
Keasaman/kebasaan
PH : tidak lebih dari 8 (Pubchem)
Pka : -
Pkb : -
Sifat Kristal :-
Stabilitas : Pembentukan sabun bertahap terjadi dengan asam atau basa kuat, ester sorbitan stabil dalam asam atau basa lemah.
Kegunaan : Agen pengemulsi, surfaktan nonionik, zat pelarutan, membasahi dan pendispersi/ pensuspensi agen.
Konsentrasi : -
Inkompatibel : -
Penyimpanan : Sorbitan ester harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering.
Oleum Ricini 20% Tween 80 (5%) – Span 80 (2.5%) Tween 80 = 10.0 Gliserin
Span 60 = 4.7
Span 40 = 3.7
Aq.Dest ad 100ml
AquaDest ad 100ml
AquaDest ad 100ml
A. Formulasi I:
3. Dimasukkan 20 ml Ol. Ricini kedalam Cawan tambahkan Span 80 2,5gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu 70 ℃
(Fase Minyak).
4. Dimasukkan Tween 80 5gr ke dalam Cawan tambahkan Aquadest secukupnya lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu 70
℃ (Fase Air).
5. Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak lalu aduk konstan.
7. Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
B. Formulasi II:
3. ℃
Dimasukkan 20 ml Ol. Ricini ke dalam Cawan tambahkan Span 80 5gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu 70
(Fase Minyak)
4. Dimasukkan Tween 80 2,5gr kedalam Cawan tambahkan Aquadest secukupnya lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu
7. Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
C. Formulasi III:
3. Dimasukkan 20 ml Parafin Liquidum ke dalam Cawan tambahkan Span 80 2,5gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu
℃ (Fase Air).
5. Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak lalu aduk konstan.
6. Ditambahkan gliserin 10ml lalu aduk ad homogen
7. Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
D. Formulasi IV:
3. Dimasukkan 20 ml Parafin Liquidum ke dalam Cawan tambahkan Span 80 5gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan suhu
7. Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
A. Formula I
Dimasukkan 20 ml Ol. Ricini kedalam Cawan tambahkan Span 80 2,5gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan
Dimasukkan Tween 80 5gr ke dalam Cawan tambahkan Aquadest secukupnya lalu panaskan
Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak
Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
Dilihat hasil praktek, di amati selama 3 hari dan di catat evaluasinya.
B. Formula II
Dimasukkan 20 ml Ol. Ricini kedalam Cawan tambahkan Span 80 5 gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan
Dimasukkan Tween 80 2,5gr ke dalam Cawan tambahkan Aquadest secukupnya lalu panaskan
Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak
Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
C. Formula III
Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak
Masukan ke dalam botol bening 100ml ditambahkan aquadest sampai kalibrasi 100ml.
D. Formula IV
Dimasukkan 20 ml Paraffin liq kedalam Cawan tambahkan Span 80 5 gr lalu panaskan di atas Spiritus dengan
Dimasukkan Tween 80 2,5 gr ke dalam Cawan tambahkan Aquadest secukupnya lalu panaskan
Fase Air dimasukan ke dalam lumpang panas lalu aduk konstan, lalu tambahkan Fase Minyak
a. Formula I
b. Formula II
c. Formula III
Bentuk : Cair
d. Formula IV
Bentuk : Cair
a. Formula I
b. Formula II
c. Formula III
d. Formula IV
3. Uji Sedimentasi
= 3 cm – 1 cm
= 2 cm
= 3,7 cm – 1,6 cm
= 2 ,1 cm
BAB III
ISI
3.1 Pembahasan
3.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Nama Tugas
Mutia Ramadhani Membuat Laporan Modul 3 Latar Belakang, Dosis Bahan Aktif, Monografi Bahan
Alisa Adistia D Membuat Laporan Modul 3 Tabel Formulasi, Perhitungan Bahan, Prosedur Kerja
Desi Kristina P Membuat Laporan Modul 2 Latar Belakang, Pembahasan
LAMPIRAN