Kimia Kelompok 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH RELASI KIMIA DAN GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Teknik

OLEH :
1. BAGAS SATRIYA PRAYOGA (1941230036)
2. MUHAMMAD FATKHUR ROHMAN (1941230041)
3. STEFFANIE EMERALIZTY AZURA (1941230026)

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Eng. HARIS PUSPITO BUWONO, S.T., M.T.

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
SEPTEMBER 2020
A. RELASI KIMIA DAN GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari
kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat
pengendali, emisi bahan bakar, suhu operasi, dan factor lain yang semuanya ini membuat
pola emisi menjadi rumit (Kusuma et al., 2017). Jenis bahan bakar pencemar yang
dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya
sama saja, hanya berbeda proposinya, karena perbedaan cara operasi mesin (Muziansyah et
al., 2015). Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan
bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar
bensin.
B. MINYAK BUMI dan PENGOLAHANNYA
Sebelum membahas lebih lanjut tentang gas buang kendaraan bermotor, lebih dahulu
harus diketahui proses pembentukan bensin yang merupakan bahan bakar dari kendaraan
bermotor. Bahan bakar bensin sendiri diperoleh dari pemrosesan minyak bumi dalam
beberapa tahap. Minyak bumi merupakan hasi akhir penguraian bahan-bahan organic yang
berasal dari jaringan tumbuhan dan hewan baik yang terdapat di darat maupun di laut. Sisa-
sisa tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan
mendapat tekanan serta panas bumi secara alami dan bakteri pengurai merombak senyawa-
senyawa kompleks dalam jasad organic menjadi senyawa hidrokarbon.
Beberapa bagian jasad renik tersebut mengandung minyak dan lilin yang bertahan
lama diperut bumi, sehingga membentuk bitnik-bintik. Bitnik-bintik itu akan tersimpan di
dalam lumpur dan mengeras karena tekanan bumi, sehingga secara alami bitnik-bintik yang
terkubur dan terkena panas bumi tersebut mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat.
Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang
bersifat encer dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam yang sebagian besar
berupa metana.
Penampakan fisik minyak bumi sangat beragam, tergantung dari komposisinya. Pada
umumnya minyak bumi yang baru dihasilkan dari sumur pengeboran berupa lumpur
berwarna hitam atau cokelat gelap, meskipun ada juga yang berwarna kekuningan,
kemerahan, atau kehijauan. Minyak hasil pengeboran disebut minyak mentah (crude oil).
Minyak bumi terdiri atas senyawa hidrokarbon yang berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung
dari factor umur, suhu, pembentukan, dan cara pembentukan. Berdasarkan hasil analisis,
minyak bumi terdapat bermacam-macam senyawa hidrokarbon, seperti alkana, sikloalkana,
dan hidrokarbon aromatic.
a. Alkana
Golongan alkana yang banyak terdapat dalam minyak bumi yaitu n-alkana dan
isoalkana. N-alkana merupakan alkana jenuh berantai lurus dan tidak bercabang. Contoh n-
alkana. Alkana disebut paraffin yang merupakan senyawa hidrokarbon tersaturasi (berikatan
jenuh) yang mengandung rantai lurus atau bercabang atau molekulnya hanya terdiri dari atom
karbon dan hydrogen.
b. Sikloalkana
Sikloalkana merupakan senyawa hidrokarbon berantai tunggal dan berbentuk cincin.
Golongan sikloalkana dalam minyak bumi adalah siklopetana. Sikloalkana disebut naptena,
senyawa ini mirip alkana namun memiliki titik didih yang lebih tinggi.
c. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon Aromatik merupakan hidrokarbon yang tidak tersaturasi, memiliki satu
atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin benzene. Jika hidrokarbon aromatic dibakar
akan menimbulkan asap hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen. Senyawa yang
terdapat pada minyak bumi adalah senyawa benzene, contoh etil benzena.
Secara umum, komponen minyak bumi terdiri atas 5 unsur kimia yaitu, 83-87%
karbon, 10-14% hydrogen, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2% nitrogen, dan <0,1% unsur-unsur
logam. Komposisi molekul hidrokarbon dalam minyak bumi.

Berdasarkan komponen terbanyak, minyak bumi dibedakan menjadi 3 golongan,


yaitu:
a. Minyak Bumi Golongan Parafin
Dalam minyak bumi golongan paraffin berupa senyawa hidrokarbon rantai
terbuka. Minyak bumi golongan ini dimanfaatkan untuk bahan bakar karena
merupakan sumber penghasil gasoline.
b. Minyak Bumi Golongan Naftalena
Golongan naftalena berupa senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai
tertutup. Minyak bumi golongan ini untuk pengeras jalan dan pelumas.
c. Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa
hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.

Minyak mentah hasil pengeboran sumur eksplorasi belum dapat dimanfaatkan karena
masih berupa campuran. Oleh karena itu, harus dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap
minyak, bukan hidrokarbon harus dipisahkan terlebih dahulu dari minyak mentah. Untuk
melakukan proses pada minyak bumi menjadi produk seperti LPG, bensin, minyak tanah,
solar, minyak pelumas, dan residu, memerlukan kilang minyak. Secara umum, proses
pengolahan minyak mentah dilakukan melalui dua tahap, yaitu :
1. Desalting
Desalting merupakan proses pengolahan untuk menghilangkan kotoran atau
garam yang tercampur dalam minyak mentah,. Pada proses ini, minyak mentah
dicampur dengan air agar mineral-mineral yang ada di dalam minyak larut. Selain itu,
pada proses ini juga ditambahkan senyawa asam dan basa ke dalam minyak mentah
untuk menghilangkan senyawa-senyawa nonhidrokarbon.
Proses desalting dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi di pipa-pipa
minyak dan mencegah tersumbatnya lubang-lubang di Menara fraksinasi. Selanjutnya,
minyak mentah yang telah mengalami proses desalting dialirkan ke tangka pemanas
untuk diuapkan, uap minyak mentah ini selanjutnya dialirkan ke Menara distilasi atau
Menara fraksinasi untuk diproses lebih lanjut.
2. Distilasi Bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis
komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
 Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan
tinggi sampai suhu -600℃. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian
dialirkan ke bagian bawah Menara atau tanur distilasi.
 Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-
pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan
tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
 Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian
uap akan mencapai ketinggian dimana uap tersebut akan terkondensasi
membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu
ini disebut fraksi.
 Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah Menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-
senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas Menara.
Sebagian fraksi dari Menara distilasi selanjutnya dialirkan kebagian kilang
minyak lainnya untuk proses konversi.
C. FRAKSI MINYAK BUMI DAN MANFAAT MINYAK BUMI
Berikut ini fraksi hidrokarbon dari minyak bumi dan manfaat minyak bumi untuk
setiap fraksinya.
Fraksi Minyak Bumi Jumlah atom C Titik didih (oC) Manfaat Minyak Bumi
Bahan bakar gas (LPG) dan bahan baku
Gas C1-C4 < 20 sintesis senyawa organic
Eter petroleum C5-C7 30 – 90 Pelarut dan cairan pembersih
Bensin (Gasolin) C5-C10 40 – 180 Bahan bakar kendaraan bermotor
Nafta C6-C10 70 – 180 Bahan baku sintesis senyawa organic
Bahan bakar jet dan bahan bakar kompor
Kerosin C11-C14 180 – 250 paraffin
Minyak solar dan Bahan bakar kendaraan bermesin diesel dan
diesel C15-C17 250 – 300 bahan bakar tungku di industry
Minyak pelumas C18-C20 300 – 350 Oil dan pelumas
Petroleum jelly dan lilin paraffin untuk
membuat lilin, kertas berlapis lilin, lilin batik,
Lilin C20+ > 350 dan bahan pengkilan seperti semir
Bahan bakar kapal, pemanas industri (boiler
Minyak bakar C20+ > 350 plant), dan pembangkit listrik
Bitumen C40+ > 350 Material aspal jalan dan atap bangunan

Distilasi dilakukan dalam ruang hampa udara. Hal ini untuk menghindari suhu tinggi
pada saat berlangsung proses distilasi pada tekanan atmosfer. Suhu tinggi cenderung merusak
senyawa hidrokarbon. Proses distilasi di ruang hampa udara meninggalkan padatan yang
tidak mudah menguap yang disebut aspal.
D. BENSIN DAN DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
Bahan bakar diperlukan untuk menunjang kelangsungan hidup sehari-hari. Kompor
dan kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar dalam penggunaannya. Salah satu bahan
bakar yang sering digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari adalah bensin.
Pembakaran bensin di dalam mesin dipengaruhi oleh jenis bensin yang digunakan. Bensin
(gasoline) merupakan fraksi minyak bumi yang bersifar paling komersial, dan bayak
diproduksi. Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi sehari-hari membutuhkan
bahan bakar terutama bahan bakar bensin.
1. Bensin (Gasolin)
Bensin merupakan campuran isomer-isomer heptana (C 8 H 16) dan oktana (C 8 H 18).
Sebanyak 10% produk distilasi minyak mentak mentah adalah bensin dengan rantai tidak
bercabang. Bensin (gasoline) merupakan fraksi minyak bumi yang jumlahnya relative sedikit.
Bensin juga diperoleh melalui proses kertakan (cracking) atau pemutusan hidrokarbon yang
mempunyai rantai Panjang menjadi hidrokarbon berantai pendek. Proses kertakan dilakukan
pada wadah tertentu dengan suhu yang sangat tinggi. Proses ini membutuhkan katalis berupa
silicon atau aliuminium.
Peningkatan jumlah fraksi bensin juga dapat dilakukan dengan cara memecah
hidrokarbon rantai Panjang menjadi fraksi dengan jumlah atom karbon antara C 5−C10 . Proses
ini disebut perengkahan termal. Proses ini dilakukan pada suhu 500℃ dan tekanan 25 atm.
Misal hidrokarbon jenuh rantai lurus seperti kerosin (C 12 H 26) dapat direngkahkan kedalam
dua fragmen yang lebih pendek menjadi senyawa heksana (C 6 H 14 ) dan heksena (C 6 H 12).
500℃
C 12 H 26 (ƒ) C H (ƒ) + C 6 H 12 (ƒ)
25 atm 6 14
Akan tetapi, hasil dari proses perengkahan ini umumnya kurang stabil jika disimpan
terlalu lama. Oleh karena itu, proses ini kemudian diganti dengan proses perengkahan katalik.
Proses perengkahan katalik dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis tertentu,
missal alkana rantai Panjang direaksikan dengan alumina ( Al2 O 3 ¿ dan silika(SiO ¿¿ 2)¿
ditambah gas hydrogen.
2. Kualitas Bensin
Mesin kendaraan bermotor dapat bekerja karena adanya energi hasil pembakaran
bensin dengan gas oksigen dari udara. Bensin mengandung campuran hidrokarbon rantai
lurus maupun rantai bercabang. Hidrokarbon penyusun bensin akan menentukan ketepatan
waktu pembakaran. Semakin Panjang rantai karbon, pembakaran bensin berlangsung semakin
cepat. Pembakaran bensin yang terlalu cepat akan mengurangi efisiensi energi yang
dihasilkan. Pada mesin bertekanan tinggi, pembakaran bensin rantai lurus tidak merata dan
menimbulkan gelombang kejut yang mengakibatkan terjadinya ketukan pada mesin, ketukan
itu mengakibatkan mesin bergetar sangat hebat dan panas sehinnga dapat merusak mesin.
Suara ketukan dapat dikurangi dengan membuat bensin seefisien mungkin. Ketukan
keras ditimbulkan oleh komponen rantai karbon lurus dari bensin. Rantai karbon bercabang
menimbulkan ketukan lebih lemah. Ukuran pemerataan pembakaran bensin agar tidak terjadi
ketukan digunakan bilangan oktan, bilangan oktan itu sendiri adalah bilangan hasil
perbandingan antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari campuran hidrokarbon
standar, yaitu n-heptana dan isooktana. Nilai bilangan oktan ditetapkan nol untuk n-heptana
karena mudah terbakar dan 100 untuk isooktana karena tidak mudah terbakar. Misal, suatu
bensin mengandung campuran 20% n-heptana dan 80% isooktana. Bilangan oktan bensin
20 80
tersebut adalah ( x 0) + ( x 100) = 80. Sementara itu, bensin dengan campuran 5% n-
100 100
heptana dan 95% isooktana mempunyai bilangan oktan sebesar 95.

Isooktana seperti pada struktur tersebut merupakan komponen bensin yang


mempunyai cabang paling banyak. Namun, pembuatan bensin dengan 100% isooktana
membutuhkan biaya sangat mahal. Oleh karena itu, bensi dibuat dengan mencampur
isooktana dengan alkana yang mempunyai atom C 6 hingga C12. Metode pengukuran bilangan
oktan :
a. Pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya dinyatakan sebagai bilangan
oktan mesin.
b. Pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya dinamakan bilangan oktan
penelitian.
c. Pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan oktan road index.
Beberapa bilangan oktan hidrokarbon murni disajikan sebagai berikut.
Hidrokarbon Bilangan Oktan (Road-Index)
n-heptana 0
2-metilheptana 23
n-heksana 25
2-metilheksana 44
1-heptana 60
Pentana 62
Butana 91
Sikloheksana 97
2,2,4-trimetilpentana (isooktana) 100
Benzene 101
Toluene 112
MTBE 116

Perlu Anda Tahu


JENIS ZAT ADITIF DALAM BENSIN
Jenis Zat Aditif Keterangan
Antiketukan Untuk memperlambat pembakaran bahan
TEL sekarang diganti dengan etanol.
Antioksidan Untuk menghambat pembentukan kerak
yang dapat menyumbat saringan dan saluran
bensin.
Pewarna Untuk membedakan berbagai jenis bensin.
Antikorosi Untuk mencegah korosi pada logam yang
bersentuhan dengan bensin, contohnya asam
karbonat.
Detergen Karburator Untuk mencegah atau membersihkan kerak
dan partikel padat atau asap pembakaran
dan gum dalam karburator. Detergen
Karburator mengandung berbagai senyawa
seperti amina dan anuda.
Antikerak PFI Untuk membersihkan kerak pada system
PFI kendaraan. Contohnya dispersan
polimer yang mengandung amina dan
polieter amina.

Bilangan oktan bensin dappat ditingkatkan dengan bebrapa cara :


1. Memperbanyak kadar isooktana dalam bensin.
2. Menambahkan zat aditif ke dalam bensin, seperti etanol pada proses blending.
3. Perengkahan termal yang menghasilkan heksana.
4. Metode retorming juga dapat meningkatkan kualitas bensin.
5. Polimerisasi.
Contoh :
Butana direaksikan dengan propana membentuk heptana
C 4 H 10( g) +C 3 H 8 (g) =C 7 H 16 ( f ) + H 2 ( g)

Isobutana direaksikan dengan isobutena menghasilkan isooktana

Jenis-jenis Bensin dan Bilangan Oktannya:


Jenis Bensin Bilangan Oktan
Premium 88
Pertalite 90
Pertamax 92
Pertamax Plus 95
Keunggulan ensin jenis pertamax dan pertamax plus dibandingkan premium :
1. Mempunyai bilangan oktan lebih tinggi
2. Bersifat ramah lingkungan
3. Meningkatkan kinerja mesin sehingga mesin semakin bertenaga
4. Perawatan mesin lebih ekonomis

E. DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR


Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan
dampak negative terhadap lingkungan dan Kesehatan karena sisa pembakaran energi fosil ini
menghasilkan zat-zat polutan berbahaya. Missal CO, NOͯ, dan HC. Selain itu, adanya tetra
ethyl lead (TEL) dalam bensin yang digunakan untuk meningkatkan bilangan oktan juga
dapat membahayakan manusia. Pada saat terjadi proses pembakaran bahan bakar, partikel-
partikel timbal pada TEL dibebaskan ke udara. Akibatnya, udara menjadi tercemar. Partikel-
partikel timbal dapat terhirup manusia saat bernapas. Timbal yang terakumulasi dalam tubuh
akan mengakibatkan beberapa gangguan seperti kerusakan sumsum tulang belakang
(menghalangi pembentukan hemoglobin), kerusakan sel otak, iritasi saluran pernapasan, dan
gangguan kerja enzim.
Saat ini, penggunaan TEL untuk meningkatkan bilangan oktan bensin sudah dilarang.
Selanjutnya, TEL diganti dengan metil tersier butyl eter (MTBE), methanol, etanol, viskon,
dan tersier butyl alcohol. Akan tetapi, MTBE juga dapat membahayakan manusia. MTBE
memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga dapat mencemari air tanah jika terjadi
kebocoran pada tangka SPBU. Air tanah yang tercemar tersebut jika dikomsumsi oleh
manusia secara terus-menerus dapat mengakibatkan kanker karena MTBE bersifat
karsinogenik. Penambahan viskon pada bensin mampu meningkatkan bilangan oktan bensin,
mengurangi konsumsi bensin, mengurangi kadar polutan udara seperti CO, HC, dan NO,
serta meningkatkan daya dorong mesin dan juga dapat menurunkan suhu gas pembakaran
hingga 50℃.
Asap buangan pada pembakaran bensin merupakan sumber utama gas karbon
monoksida (CO).Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna. Pembakaran tidak
sempurna terjadi jika jumlah gas O2 dalam ruang pembakaran atau ruang mesin kendaraan
tidak mencukupi. Persamaan reaksi pembakaran tidak sempurna:
17
C 8 H 18 (l) + O (g) → 8CO(g ¿ + 9 H 2O( g)
2 2
Perlu Anda Ketahui
ZAT-ZAT BERACUN PADA KNALPOT DAN DAMPAK NEGATIFNYA TERHADAP
KESEHATAN
1. Karbon Monoksida (CO)
Sumber : emisi kendaraan berbahan bakar bensin akibat berkurangnya
campuran udara dalam proses pembakaran.
Dampak : mengurangi jumlah oksigen dalam darah, mengakibatkan gangguan
berpikir (dalam jumlah kecil), jantung bekerja lebih berat, dan dapat
mengakibatkan pingsan bahkan kematian.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
Sumber : emisi kendaraan berbahan bakar bensin dan solar akibat proses
pembakaran yang kurang sempurna.
Dampak : menimbulkan gangguan jaringan paru-paru sehingga melemahkan
system pertahanan paru-paru, meningkatkan resiko terkena asma, dan
menimbulkan infeksi saluran pernapasan.
3. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) (logam berwarna kelabu keperakan yang sangat beracun ) merupakan
ancaman yang amat berbahaya bagi anak dibawah usia 6 tahun.
Sumber : emisi kendaraan berbahan bakar bensin akibat penggunaan bensin
bertimbal, contoh bensin beroktan rendah. Bensin jenis ini
ditambahkan timah hitam agar bensin lebih mudah terbakar (98%
timbal akan terlepas sehingga mengakibatkan pencemaran udara).
Dampak : meracuni system pembentukan darah merah, tekanan darah tinggi,
menurunkan tingkat kecerdasan anak dan perkembangan mental anak,
kelahiran premature, dan mengganggu reproduksi pada pria.

4. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon merupakan senyawa organic yang mudah menguap (volative organic
compounds / VOC), dan sebagai gas organic reaktif (reactive organic gases / ROG).
Sumber : emisi kendaraan bensin dan solar akibat HC yang tidak terbakar
sempurna dari proses mesin yang kurang baik.
Dampak : mengakibatkan iritasi mata, batuk, rasa ngantuk, bercak kulit,
leukimia, kanker paru-paru, dan perubahan kode organic.

Langkah-langkah untuk mengatasi dampak negative pembakaran bahan bakar :


a. Memproduksi bensin ramah lingkungan, seperti bensin tanpa aditif.
b. Menggunakan EFI (elektronik fulen injection) pada system bahan bakar kendaraan.
c. Menggunakan pengubah katalik pada system buang kendaraan.
d. Melakukan penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.
e. Menggunakan baha bakar alternatif yang dapat diperbarui dan lebih ramah
lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai