Laporan Klinik Tutun-1
Laporan Klinik Tutun-1
Laporan Klinik Tutun-1
OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1 Perdarahan Postpartum...................................................................
2.2 Tanda Dan Gejala Atonia Uteri......................................................
2.3 Pencegahan Atonia Uteri................................................................
2.4 Langkah Langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri...........................
BAB III STUDI KASUS.................................................................................
3.1 Kasus...............................................................................................
3.2 Langkah Helen Varney...................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................
4.1 Kesimpulan ....................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Laporan ini di buat sebagai suatu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis atau pembaca dalam mengetahui ilmu kebidanan
mengenai penanganan atonia uteri dan juga menyelasaikan salah satu tugas dan
kewajiban klinik. Serta untuk mengetahui angka kematian ibu yang disebabkan
oleh perdarahan salah satunya adalah atonia uteri.
1. Perdarahan pervaginam
2. Konsistensi rahim lunak
3. Fundus uteri naik
4. Terdapat tanda-tanda syok seperti :
a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
c. pucat
d. keringat/ kulit terasa dingin dan lembap
e. pernafasan cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g. urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)
5. Umur yang terlalu tua atau terlalu muda(<20 tahun dan >35 tahun)
6. malnutrisi
7. Ada riwayat pernah atonia uetri sebelumnya
8. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
9. multiparitas tinggi.
10. Ibu dengan keadaan umum jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun.
2.3 Pencegahan Atonia Uteri
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan
pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut
sebagai terapi. Manajemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan
dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya
yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani
seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia
uteri. Pada manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi
lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bonus atau 10-20 unit
per liter IV drip 100-150 cc/jam.
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai
uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum
dini. Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat,
mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit. Penelitian
di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan
oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin tern/yata
lebih efektif dibanding oksitosin.
Langkah penatalaksanaan.
1. Oksigenasi
Apabila terjadi perdarahan pospartum banyak, maka penanganan awal
yaitu oksigenasi dan pemberian cairan cepat, monitoring tanda-tanda vital,
monitoring jumlah urin, dan monitoring saturasi oksigen. Pemeriksaan golongan
darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah bila
dibutuhkan.
3.1 Kasus
Ny L usia 32 tahun G2P2A2 datang bersama suaminya ke klinik pratama
rawat inap tutun sehati pukul 11.00 WIB dengan keluhan mengeluarkan lendir
bercampur darah dan dari hasil pemeriksaan keadaan umum baik, TTV dalam
batas normal TD 120/80 mmHg, Pols 80x/i, P 20x/i, T 37 C. Pada saat dilakukan
pemeriksaan dalam diketahui pembukaan 8 cm. Pada kala II dilalui selama 1 jam
15 menit serta bayi lahir normal dengan BB 3700 gr, dan PB 51 cm, setelah
dilakukan penanganan bayi baru lahir dilakukan kala III (pengeluaran plasenta)
sesuai langkah APN, pemeriksaan plasenta lengkap, dan selaput plasenta utuh. Ibu
di awasi (kala IV) selama 2 jam. Pada menit ke-45 kala IV pasien mengalami
perdarahan yang banyak. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, pols 70 x/i, P
20x/i, T 36.5 C. Ibu mengatakan pandangannya kabur dan ibu tampak sangat
lemas dengan keadaannya. (ibu mengalami atonia uteri). Bidan melakukan
penanganan pada kasus tersebut dengan KBI (Kompresi Bimanual Internal).
3.2 Langkah Helen Varney
KALA I
(PEMBUKAAN)
1. G5 P2 A2
TK : 19 – 10 – 2020
HPHT : 18 – 01 – 2020 -
1 9 x 4 = 36 M
9 x 2 = 18 H + 19 H = 2 minggu 5 hari
= 38 minggu 5 hari
3. Punggung kanan
Ds : ibu mengatakan pergerakan janin aktif sebelah kiri
Do : dari hasil pemeriksaan leopold II teraba bagian panjang keras dan
memapan dibagian kanan abdomen ibu yang menandakan punggung
4. Presentase kepala
Ds : -
Do : dari hasil pemeriksaan leopold III teraba bagian bulat, keras, dan sudah
tidak melenting yang menandakan kepala
6. Intrauterin
Ds : -
Do : pada saat dilakukan pemeriksaan dalam (VT) teraba bagian selaput
amnion.
7. Janin tunggal
Ds : ibu mengatakan pergerakan janin hanya disatu sisi abdomen ibu
Do : dari hasil pemeriksaan secara palpasi abdomen hanya teraba 2 bagian
besar yaitu bokong pada bagian fundus dan kepala pada bagian terbawah janin
9. Janin hidup
Ds : ibu mengatakan adanya pergerakan janin
Do : dari hasil pemeriksaan DJJ terdengar jelas di kuandran kanan bawah
pusat, presentase 135 x/i kuat dan teratur (reguler)
Keadaan ibu dan janin baik
Dari hasil pemeriksaan :
- keadaaan (Composmentis)
- status emosional (Stabil),
Masalah :
- Nyeri pada abdomen hingga ke pinggang
- ibu merasa cemas
Kebutuhan :
- masase punggung
- support dari suami dan keluarga
V. Intervensi
1. Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : agar mengurani rasa nyeri pada ibu, dan ibu merasa nyaman.
3. Tanyakan ibu tentang pendamping persalinan
Rasional : agar ibu merasa aman, nyaman dan percaya diri dalam
mengahadapi persalinan.
4. Tanyakan kepada ibu tentang posisi persalinan
Rasional : agar ibu dapat lebih percaya diri dalam proses persalinan
5. Ajarkan ibu teknik meneran yang benar
VI. Implementasi
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hsil pemeriksaan :
- TTV ibu dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg HR : 80 x/i
RR : 20 x/i T : 36,5 ˚C
- Pemeriksaan leopold
Leopold I : TFU : 34 cm, TBBJ : 3565 gram
Leopold II : punggung kanan, ekstremitas kiri
Leopold III : bagian terbawah janin adalah kepala
Leopold IV : sudah masuk PAP
- pantauan his :
08.30 WIB : 3x/10’/20’’ 10.30 WIB : 4x/10’/36’’
09.00 WIB : 3x/10’/25’’ 11.00 WIB : 4x/10’/36’’
09.30 WIB : 3x/10’/29’’ 11.30 WIB : 4x/10’/38’’
10.00 WIB : 3x/10’/30’’
- Hasil pemeriksaan dalam (VT)
Pembukaan : 8 cm
Epismen : 80%
Konsintensi : lembek
arah porsio : antefleksi
Turunan kepala janin : 2/5 di Hodge III
- Ketuban utuh, tidak ada tali pusat terkemuka
VII. Evaluasi
1. Keadaan ibu dan janin baik :
- TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/i
HR : 80 x/i T : 36,5‘c
- DJJ : 135 x/i (Reguler)
- Pemeriksaan leopold
Leopold I : TFU : 34 cm, TBBJ : 3565 gram, UK: 38 M 5 H
Leopold II : punggung kanan, ekstremitas kiri
Leopold III : bagian terbawah janin adalah kepala
Leopold IV : sudah masuk PAP
Masalah :
- Rasa sakit semakin kuat dan teratur
- Ibu merasa Lemas
Kebutuhan :
- Dukungan psikologis
- support dari suami dan keluarga
- asuhan persalinan normal kala II
- Asuhan persalinan dengan
- pemenuhan nutrisi
V. Intervensi
1. Beritahukan ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu mengetahui tentang kondisinyan saat ini
2. Atur posisi ibu
Rasional : agar ibu merasakan posisi yang nyaman pada saat persalinan
3. Anjurkan ibu untuk meneran kuat dengan benar
Rasional : agar proses persalinan berjalan dgn baik
4. Berikan nutrisi yang cukup dan Support pada ibu saat bersalin
Rasional : agar nutrisi ibu tetap terpenuhi dan ibu bersemangat dalam
menghadapi persalinannya
5. lakukan pertolongan persalinan normal kala II
Rasional : Untuk melahirkan bayi dengan normal tanpa komplikasi
VI. Implementasi
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan :
- TTV dalam batas Normal :
TD : 120/80 mmHg HR : 84 x/i
RR : 24 x/i T : 37 c
- DJJ : 140 x/i
- His : 12.00 WIB : 4x/10’/43’’
12.30 WIB : 5x/10/43’’
13.00 WIB : 5x/10’/44’’
- Adanya tanda gejala kala II :
- dorongan meneran
- tekanan anus
- perenium menonjol
- vulva membuka
- Pembukaan lengkap 10 cm
- Ketuban sudah pecah , warna jernih, Bau khas yang keluardari vagina dengan
jumlah 600 cc
2. Mengatur posisi ibu ke posisi litotomi sesuai dengan yang dipilih oleh ibu
untuk bersalin karena ibu merasa nyaman
3. Memimpin ibu untuk meneran dengan benar :
- meneran jika his datang
- posisi dagu mendekati dada,punggung fleksi,kedua tanagn berada dipangkal paha
- meneran seperti ingin BAB
- meneran dari perut dan bukan dari leher
- istirahat di sela – sela kontraksi
4. Pemenuhan nutrisi ibu dengan memberi makanan maupun minum air putih / teh
manis untuk menambah tenaga ibu dan selalu memberikan support kepada ibu
agar ibu lebih bersemangat menghadapi persalinan
5. Melakukan pertolongan persalinan normal kala II sesuai dengan 58 langkah
APN :
- Pastikan Tanda Gejala Kala II, seperti: ( Doran, Teknus, Perjol, Vulka)
- beritahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan persalinan kala II dan berikan
support kepada ibu
- Siap untuk menolong ( letakkan handuk di atas perut ibu, pasang underpad, pakai
handscoon)
- Lakukan pertolongan dimulai dari Kepala ( Lindungi perenium ibu, cek lilitan tali
pusat dan tunggu putar paksi luar), Bahu (lakukan biparietal) dan Badan
( lakukan sanggah susur untuk melahirkan badan dengan jempol di dada bayi)
- Bayi telah lahir Secara normal Maka lakukan Penanganan bayi baru lahir
VII. Evaluasi
1. Keadaan umum ibu dan janin baik
TD : 110/80 HR : 79 x/i
RR : 23 x/i T : 37 c
- TFU : Setinggi pusat
- Adanya tanda – tanda pengeluaran plasenta :
semburan darah secara tiba – tiba
tali pusat semakin memanjang
perut membundar
Masalah :
- Ibu merasa mules kembali
- Adanya rasa nyeri pada perut
Kebutuhan :
- Asuhan persalinan kala III ( MAK III )
- mengurangi rasa nyeri
VI. Implementasi
Tanggal : pukul : WIB
1. Menjelaskan kepada ibu tentang k/u nya saat ini
DO :
Dari hasil pemeriksaan :
- TTV ibu pada Kala IV :
TD : 90 /60 mmHg HR : 70 x/i
RR : 20 x/i T : 36,5 C
- Tidak ada laserasi jalan lahir
- TFU : Teraba lembek
- perdarahan :1200 ml (2 x ganti duk ukuran popok dewasa)
- Lochea : Rubra
Masalah :
- Keluar darah dengan jumlah yang sangat banyak
- Pandangan ibu kabur
- Ibu merasa lemas dan pusing
- Tekanan darah ibu menurun
- Tidak adanya kontraksi
Kebutuhan :
- Melakukan penanganan atonia uteri dengan tindakan KBI
V. Intervensi
Tanggal : Pukul : Wib
1. Pantau TTV ibu saat ini
VI. Implementasi
Tanggal :
1. memantau keadaan TTV pasien saat ini
TD : 90/60 mmHg HR : 70 x/i
RR : 20 x/i T : 36,5 c
- tidak adanya laserasi jalan lahir
- TFU : teraba lembek
- Perdarahan : 1200 cc
- Lochea : Rubra
2. Berikan support kepada ibu
Berikan support secara fisik maupun psikis pada ibu walaupun ibu tampak
sangat lemas agar ibu semangat dan yakin bahwa dirinya akan baik-baik saja
3. melakukan tindakan penanganan atonia uteri
- setelah dilakukannnya massase fundus selama 15 detik dan setelah
dilaakukannya pembersihan bekuan darah lalu pastikan kandung kemih
pasien dalam keadaan kosong.
- Pakai handscoen obstetri
- Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit, dengan
memasukkan tangan secara obstetri lalu kepalkan tangan dan tempatkan
pada forniks anterior. Lalu tekan dinding anterior uterus, kearah tangan
luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus kearah depan
sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang
- Evaluasi tindakan kompresi yang dilakukan. Jika tindakan berhasil
lanjutkan KBI selama 2 menit, jika masih terjadi perdarahan lanjutkan
KBE
- Pasang infus RL 500 cc dengan ditambahkan oksitosin sebanyak 20 iu.
4. memenuhi kebutuhan nutrisi ibu untuk mengembalikan keadaan ibu yang
semula lemas menjadi lebih baik dari sebelumnya sesuai kebutuhan ataupun
keinginan ibu tersebut seperti makanan yang bergizi ataupun minuman.
VII. Evaluasi
1. TTV ibu telah dipantau bahkan hingga tindakan KBI untuk menghentikan
perdarahan dilakukan.
2. ibu telah diberikan support baik dari tenaga kesehatan maupun suami dan
keluarganya dan meyakinkan ibu bahwa ibu akan baik-baik saja
3. telah dilakukan tindakan kompresi bimanual internal kepada ibu yang
mengalami atonia uteri dan tindakan berhasil menghentikan perdarahan ibu
4. nutrisi telah diberikan sesuai kebutuhan ibu untuk memulihkan keadaannya
yang semula lemas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. (Sarwono, 2009).
Ny L mengalami perdarahan (atonia uteri) dan telah dilakukan tindakan
kompresi bimanual internal dan dari tindakan yang dilakukan berhasil dan tetap
dilakukan pemantauan kepada ibu untuk memulihkan keadaannya semula.
4.2 saran
Dari penulisan laporan ini diharapkan menjadi salah satu acuan mahasiswa
untuk melakukan tindakan sesuai standar pada saat melakukan praktek klinik dan
penulis yang sebagai mahasiswa juga menyadari bahwa penulisan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan masukan baik berupa kritik
ataupun saran untuk menyempurnakan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Melati Julizar, d. (2019). analisis faktor resiko atonia uteri. jurnal ilmiah ilmu
kesehatan, hlm 108-117.
Nurwinda saputri, d. (2019). asuhan kebidanan dengan atonia uteri. jurnal
kesehatan, hlm 80-83.