17-Article Text-413-1-10-20200130

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Juminten : Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi

Vol. 01, No. 01, Tahun 2020, Hal. 87 - 95


URL: http://juminten.upnjatim.ac.id/index.php/juminten

PENGGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK


BERBASIS LEAN DAN GREEN DENGAN
PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD
DI PT. XYZ
Rianda Cakasana 1), Sunardi 2)
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294
Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAKSI
PT. XYZ merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT. XYZ
memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenali luas, seperti sampoerna kretek, serta
“Raja kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Belum ada tindakan yang mengevaluasi kinerja
rantai pasok selama ini maka akan dilaksanakan pengukuran kinerja rantai pasok. Konsep Lean
dan Green pada sistem rantai pasok kompetitif bagi PT. XYZ guna menciptakan strategi rantai
pasok yang efektif dan efisien dari segi biaya dan dampak lingkungan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan di PT XYZ. Penelitian menghasilkan Key Performance Indicator
(KPI) yang diperoleh dari integrasi konsep Lean and Green pada aktivitas kinerja rantai pasok
dengan perspektif Balance Scorecard. Penentuan prioritas KPI secara keseluruhan dilakukan
dengan mengurutkan KPI mulai yang memiliki bobot yang paling tinggi hingga KPI bobot paling
terendah. KPI yang memiliki prioritas tertinggi itu artinya KPI ini merupakan KPI yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap kinerja rantai pasok perusahaan. Pada penelitian ini, perspektif
Customer merupakan prioritas yang paling membuktikan dari 3 KPI tertinggi bobotnya pada
model penilaian kinerja rantai pasok yang dirancang. Yaitu, Key Performance Indicator (KPI)
Market Share dengan bobot (0,161), Key Performance indicator (KPI) Tingakat Kepuasan
Pelanggan dengan bobot (0,112), Dan yang terakhir Key Performance Indicator (KPI) Jumlah
Pelanggan dengan bobot (0,081).

Kata Kunci : Rantai Pasok, Key Performence Indicator, Balance Scorecard

ABSTRACT
PT. XYZ is one of the leading cigarette manufacturers in Indonesia. PT. XYZ produces
a number of well-known kretek cigarette brands, such as sampoerna kretek, and the legendary
"King of kretek" Dji Sam Soe.. Designing a supply chain performance measurement model based
on Lean and Green using the Balance Scorecard perspective approach. The use of the Lean and
Green concept in the supply chain system can be a competitive advantage for PT. XYZ in order to
create a supply chain strategy that is more effective and efficient in terms of cost and
environmental impact. Based on the results of research conducted at PT XYZ. This research has
produced a set of Key Performance Indicators (KPI) obtained from the integration of the Lean and
Green concept in supply chain performance activities with a Balance Scorecard perspective.
Determination of overall KPI priorities is done by sorting the KPIs starting from the ones with the
highest weight to the KPI that has the lowest weight. KPI which has the highest priority means
that this KPI is the KPI that has the most influence on the performance of the company's supply
chain. In this study, the Customer perspective is the most evident priority of the 3 highest KPI
weights in the supply chain performance appraisal model designed. Namely, Market Share Key
Performance Indicator (KPI) with a weight (0.161), Key Performance indicator (KPI) Customer
Satisfaction with a weight (0.112), and lastly a Key Performance Indicator (KPI) Number of
Customers with a weight (0.081).
.
Keywords : Supply Chain, Key Performence Indicator, Balance Scorecard

87
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

I. PENDAHULUAN
Salah satu paremeter produktivitas yang diinginkan untuk diminimasi adalah Waste
yang dihasilkan dalam setiap proses pengerjaan. Waste yang banyak terjadi tentunya akan
menghambat usaha dari perindutsrian tersebut (Bahauddin, 2014). Waste di lini produksi
suatu perusahaan yang harus direduksi dapat meliputi produksi yang berlebih, prosedur
yang tidak efisien serta change overtime yang lama, kinerja operasi yang buruk dan
perlengkapannya, layout perlengkapan atau peralatan yang buruk, standar kinerja yang
rendah, pengendalian dan koordinasi yang buruk dilantai produksi. Oleh karena itu
diperlukan metode yang melihat keseluruhan aktivitas proses produksi mulai dari awal
bahan baku dikirim hingga proses pendistribusian produk untuk mengetahui aktivitas
yang menimbulkan Waste tersebut. Lean Manufacturing merupakan suatu sistem
produksi yang menggunakan energi dan pemborosan yang sangat sedikit untuk memenuhi
apa yang menjadi keinginan konsumen dengan tepat. Tujuan dari lean manufacturing
adalah mengeliminasi pemborosan (non value adding activity) dari suatu proses sehingga
aktivitas-aktivitas sepanjang value stream mampu menghasilakan value adding (Chistine,
2015).
PT. XYZ merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT. XYZ
memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenali luas, seperti sampoerna kretek
(sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A Mild, serta “Raja kretek” yang legendaris
Dji Sam Soe. PT. XYZ adalah afilasi dari PT. XYZ dan bagian dari PT. XYZ , produsen
rokok terkemuka di dunia. Daerah pemasaran yang tersebar di dalam dan luar negeri
menyebabkan kinerja rantai pasok menjadi salah satu isu penting dalam perusahaan
tersebut. Kinerja merupakan hsail yang dicapai dengan menyesuaikan peran atau tugas
dalam perusahan pada suatu periode tertentu. Penilaian kinerja dengan berbagai bentuk
seperti Key performance Indicator pada dasarnya merupakan suatu sasaran dan proses
sistematis untuk mengumpulkan, menganalisa dengan menggunakan informasi untuk
menentukan tugas-tugas karyawan serta pencapaian sasaran secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, masalah yang sedang dihadapi oleh PT. XYZ adalah struktur model
pengukuran kinerja rantai pasok yang perlu dirancang kembali. Maka, akan dilakukan
penerapan model pengukuran kinerja rantai pasok berbasis Lean dan Green dengan
menggunakan pendekatan perspektif Balance Scorecard.
Penggunakan konsep Lean dan Green pada sistem rantai pasok dapat menjadi suatu
keunggulan kompetitif bagi PT. XYZ guna menciptakan sebuah strategi rantai pasok
yang lebih efektif dan efisien. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi dari implementasi kedua konsep tersebut dalam rantai pasok
perusahaan. Sistem Pengukuran kinerja dikembangkan berdasarkan empat perspektif
Balanced Scorecard (BSC): keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pertumbuhan dan pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Supply chain adalah jaringan dari fasilitas yang membeli bahan baku, mengubahnya
menjadi barang jadi dan mengirimkannya kepada konsumen lewat sistem distribusi
(Duarte, 2011). Supply chain terdiri dari berbagai macam elemen, dan ada dua
pendekatan pada supply chain management, yaitu pendekatan top-down dan pendekatan
bottomup. Pendekatan top-down mengatur supply chain melalui perencanaan strategis
terpusat yang diikuti dengan membagi eksekusi tugas sedangkan pendekatan bottom-up
memeriksa elemen individu dari supply chain dan berusaha untuk mencari solusi yang
paling optimal. (Duarte, 2011)
1. Lean Supply Chain Management
2. Green Supply Chain Management
3. Balance Scorecard
4. Key Performance Indicator
88
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

Menggambarkan Balance Scorecard sebagai berikut: “Balance Scorecard


mempertahankan ukuran finansial tradisional. Tetapi ukuran finansial menceritakan
kejadian yang telah lewat, suatu cerita yang cukup untuk era perusahaan industri dimana
investasi dalam kemampuan jangka panjang dan hubungan pelanggan bukan hal krisis
untuk mencapai sukses. Ukuran finansial ini tidak cukup, bagaimanapun, untuk
mengarahkan dan mengevaluasi perjalanan yang harus dibuat oleh perusahaan dalam era
informasi, utnutk untuk menciptakan nilai yang akan datang melalui investasi pada
pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi dan investasi”(Dyah, 2013).

III. METODE PENELITIAN


Identifikasi variabel sebagai faktor yang mempunyai besaran dan variasi dalam
penelitian. Jenis variabel dalam penelitian ada dua yaitu :
1. Variabel Terikat
Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah model pengukuran
kinerja rantai pasok.
2. Variabel Bebas
Yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variable terikat. Variabel
yang diteliti terbentuk atau terdiri dari atribut - atribut yang mempengaruhi model
pengukuran kinerja rantai pasok, yaitu:
1. Key Performance Indicator Eksisting PT. XYZ
2. Data Lean Supply Chain Management (7 waste)
3. Data Green Supply Chian Management
4. Data perspektif Balance Scorecard

89
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

Adapun langkah-langkah dalam penyelesaian masalah pada proses produksi edamame


dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

GAMBAR 1. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN MASALAH

90
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Key Performance Indicator yang terjadi pada rantai pasok di PT. XYZ dapat
dilihat pada tabel 1 Data key performance indicator yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data pada Tahun 2017
TABEL 1
KEY PERFORMANCE INDICATOR
NO Key Performance Indicator PT. HM Sampoerna Tbk.
1 Inventory Accurary
2 Keakuratan jumlah quantity pengiriman produk
3 Keakuratan dokumen surat jalan dari transportasi
4 Keakuratan surat dari pengiriman mengenai jumlah pengiriman dan detail kendaraan yang
mengirim
5 Jumlah kehilangan dan kerusakan produk pada proses bongkar dan muat
6 Jumlah kerusakan dan kehilangan pada saat pengiriman
7 Jumlah improvisasi yang dihasilkan oleh karyawan
8 Jumlah observasi yang dilakukan karyawan terhadap keselamatan kerja

9 Pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan


10 Tingkat kepuasan pada konsumen
11 Warehouse temperature
12 Warehouse humidity
13 Beetle infestation
14 Penurunan frekuensi kecelakaan
15 Penerapan standart EHS
16 Penggunaan material yang telah masuk dalam kategori barang bekas
17 Penggunaan zat-zat yang tidak berbahaya
18 Perlakuan khusus terhadap material B3 (material zat kimia)
19 Disposisi limbah
20 Kebersihan pada warehouse
Sumber : Key Performance Indicator PT. HM Sampoerna Tbk.

Dari hasil pengumpulan data dapat dilakukan evaluasi dan pembahsan serta usulan
model pengukuran kinerja berbasis lean dan green menggunakan perspektif balance
scorecard.

91
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

A. Evaluasi Key Performance Indicator Eksisting berbasis Lean dan Green dengan
perspektif Balance Scorecard.
Berikut adalah hasil dari evaluasi Key Performance Indicator berbasis Lean
Manufacturing. Dengan pengelompokan berdasarkan Seven Waste pada tabel 2
TABEL 2
HASIL EVALUASI KEY PERFORMANCE INDICATOR
Lean Manufacturing

Excessive Transportation
Inapproprite Processing
Unnecessary Inventory

Unneccessary Motion
Overproduction
NO Key Performance Indicator PT. HM Sampoerna Tbk.

Waiting
Defect
1 Inventory Accurary - - √ - - - -
2 Keakuratan jumlah quantity pengiriman produk - - - - √ -
Keakuratan surat dari pengiriman mengenai jumlah pengiriman dan
4 - - - - √ - -
detail kendaraan yang mengirim
5 Jumlah kehilangan dan kerusakan produk pada proses bongkar dan muat - √ - - - - -
6 Jumlah kerusakan dan kehilangan pada saat pengiriman - √ - - - - -
7 Jumlah improvisasi yang dihasilkan oleh karyawan - - - √ - - -
8 Jumlah observasi yang dilakukan karyawan terhadap keselamatan kerja - - - - - √ -
9 Pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan √ - - - - √ -
11 Warehouse temperature - - - - - -
12 Warehouse humidity - - - - - - -
13 Beetle infestation - - - - - - -
14 Penurunan frekuensi kecelakaan - - - - - -
15 Penerapan standart EHS - - - - - - -
16 Penggunaan material yang telah masuk dalam kategori barang bekas - - - - - - -
17 Perlakuan khusus terhadap material B3 - - - - - -
18 Kebersihan Warehouse - - - - - -
Berikut adalah hasil dari evaluasi Key Performance Indicator berbasis Green
Manufacturing pada tabel 3
TABEL 3
HASIL EVALUASI KEY PERFORMANCE INDICATOR
Green
Key Performance Indicator PT.
NO Reverse
HM Sampoerna Tbk. Procurement Manufacturing Distribution
Logistic
1 Inventory Accurary - - - -
Keakuratan jumlah quantity
2 - - - -
pengiriman produk
Keakuratan surat dari pengiriman
4 mengenai jumlah pengiriman dan - - - -
detail kendaraan yang mengirim
Jumlah kehilangan dan kerusakan
5 - - - -
produk pada proses bongkar dan muat
Jumlah kerusakan dan kehilangan
6 - - - -
pada saat pengiriman
Jumlah observasi yang dilakukan
8 - - - -
karyawan terhadap keselamatan kerja
Pelatihan dan pengembangan
9 - - - -
terhadap karyawan
10 Tingkat kepuasan pada konsumen - - - -
11 Warehouse temperature - √ - -
12 Warehouse humidity - √ - -
13 Beetle infestation - √ - -
14 Penurunan frekuensi kecelakaan - √ - -
15 Penerapan standart EHS - √ - -
Penggunaan material yang telah
16 - - - √
masuk dalam kategori barang bekas
Perlakuan khusus terhadap material
18 - √ - -
B3
19 Disposisi limbah - √ - -
20 Kebersihan Warehouse - √ - -

92
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

Berikut adalah hasil dari evaluasi Key Performance Indicator dengan perspektif
Balance Scorecard pada tabel 4

TABEL 4
HASIL EVALUASI KEY PERFORMANCE INDICATOR
Balance Scorecard
Key Performance Indicator PT. HM Proses Pembelajaran
NO
Sampoerna Tbk. Finansial Customer Bisnis dan
Internal Pertumbuhan
1 Inventory Accurary √
Keakuratan jumlah quantity pengiriman
2 √
produk
Keakuratan dokumen surat jalan dari
3 √
transportasi
Keakuratan surat dari pengiriman
4 mengenai jumlah pengiriman dan detail √
kendaraan yang mengirim
Jumlah kehilangan dan kerusakan
5 √
produk pada proses bongkar dan muat
Jumlah kerusakan dan kehilangan pada
6 √
saat pengiriman
Jumlah improvisasi yang dihasilkan
7 √
oleh karyawan
Pelatihan dan pengembangan terhadap
9 √
karyawan
10 Tingkat kepuasan pada konsumen √
11 Warehouse temperature √
12 Warehouse humidity √
13 Beetle infestation √
14 Penurunan frekuensi kecelakaan √
15 Penerapan standart EHS √
Penggunaan material yang telah masuk
16 √
dalam kategori barang bekas
Penggunaan zat-zat yang tidak
17 √
berbahaya
18 Perlakuan khusus terhadap material B3 √
19 Disposisi limbah √
20 Kebersihan Warehouse √

Kemudian data KPI baru tersebut dilakukan verifikasi sesuai dengan perspektif
Balance Scorecard dan menentukan sasaran strategi yang akan dipakai untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dapat menjadikan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Data
tersebut dapat dilihat dalam tabel 5 verrifikasi KPI dalam perspektf Balance Scorecard:

93
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

TABEL 5
VERIFIKASI KPI NEW DALAM PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD
Perspektif Sasaran Strategis Key Performance Indicator
F1. Net Profir Margin
Finansial ROI F2. Hasil Penjualan
F3 Total aset
C1. Tingkat Kepuasan Pelanggan
C2. Lowest Price
Customer Jumlah Penjualan
C3. Jumlah Pelanggan
C4. Market Share
B1. Inventory Accurary
B2. Keakuratan dokumen surat jalan dari transportasi
Meningkatkan efektivitas proses
B3. Keakuratan surat pengiriman mengenai jumlah
pengiriman dan detail kendaraan yang mengirim
B4. Jumlah kehilangan dan kerusakan produk saat
bongkar muat
Mengurangi tingkat resiko
B5. Jumlah kerusakan dan kehilangan pada saat
pengiriman
B6. Warehouse temperature
Bisnis Internal B7. Warehouse humidity
B8. Beetle infestation
B9. Penurunan frekuensi kecelakaan
B10. Penerapan standart EHS
Meningkatkan Efisiensi Proses B11. Penggunaan material barang bekas yang telah
masuk
B12. Penggunaan zat-zat yang tidak berbahaya
B13. Perlakuan khusus terhadap material B3
B14. Disposisi limbah
B15. Kebersihan Warehouse
P1. Jumlah observasi karyawan terhadap keselamatan
Meningkatkan kinerja SDM kerja
Pertumbuhan dan
P2. Pengembangan karir karyawan
pengembangan
P3. Pelatihan karyawan
Meningkatkan Kualitas SDM
P4. Program kesejahteraan karyawan

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. Penelitian ini telah menghasilkan sekumpulan Key Performance Indicator (KPI)
yang diperoleh dari integrasi konsep Lean and Green pada aktivitas kinerja rantai pasok
dengan perspektif Balance Scorecard. Maka dapat diambil kesimpulan:
Penentuan prioritas KPI secara keseluruhan dilakukan dengan mengurutkan KPI mulai
dari yang memiliki bobot yang paling tinggi hingga KPI yang memiliki bobot paling
terrendah. KPI yang memiliki prioritas tertinggi itu artinya KPI ini merupakan KPI yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja rantai pasok perusahaan. Pada penelitian
ini, perspektif Customer merupakan prioritas yang paling membuktikan dari 3 KPI
tertinggi bobotnya pada model penilaian kinerja rantai pasok yang dirancang. Yaitu, Key
Performance Indicator (KPI) Market Share dengan bobot (0,161), Key Performance
indicator (KPI) Tingakat Kepuasan Pelanggan dengan bobot (0,112), Dan yang terakhir
Key Performance Indicator (KPI) Jumlah Pelanggan dengan bobot (0,081)

PUSTAKA
Bahauddin, Achmad, (2014). Identifikasi Kinerja Green Supply Chain Management Di Industri Baja Hilir.
Chistine Natalia, Robertus Astuario (2015). Penerapan Model Green SCOR untuk Pengukuran Kinerja Green Supply
Chain.
Duarte, S., Carbrita, R dan Machado, V.C (2011). Exploring Lean dan Green Supply Chain Performance Using Balance
Scorecard Perspective. Proccedings of the 2011 Internasional Conference on Industrial Engineering and Operations
Management, 22-24 Januari, Kuala Lumpur, pp. 520-525
Dyah Ika Rinawati, Diana Puspita Sari, Susatyo Nugroho WP, Fatrin Muljadi, Septiana Puji Lestari (2013).Pengelolaan
Produksi Menggunakan Pendekatan Lean dan Green Untuk Menuju Industri Batik Yang Berkelanjutan, J@TI Undip.
Vol VIII, No. 1, Januari, Semarang.
Gold, S, (2014). Supply Chain Management as Lakatosian research Program. Supply Chain Management: An Internasional
Journal, Vol.19, No.1, pp. 1-9.

94
Rianda Cakasana, Sunardi / Juminten Vol. 01, No. 01, Tahun 2020
Hal. 87 - 95

Hasan,Alizar.2016.Perancangan Model Pengukuran Kineja rantai Pasok Berbasis Lean dan Green menggunakan Balance
Scorecard di PT. P&P Lembah Karet
Meindl, Peter 2004. Supply Chain Management (Strategy, Planning & Opeations).
Putri, R. M. (2010). Integrasi Balance Scorecrad dan SCOR dalam Pennilaian Kinerja Rantai Pasok pada Produk Soft
Drink. Tugas Akhir. Universitas Andalas, Indonesia.
Tunggal, A. W (2011). Pokok-Pokok Performance Measurement dan Balance Scorecard, Jakarta: Harvindo
Yuwono, Sony (2008). Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard.
Zhu,Q, Sarkis, J, dan Lai, K. (2008), Confirmation of a Measurement Model for Green Supply Chain Management
Practices Implementation. Internasional Journal Production Economic, Vol.111, No.2, pp. 261-273.
Batubara, Sumiharni dan Kudsiah, Fidiarti. (2011). “Penerapan Konsep Lean Manufacturing untuk Meningkatkan
Kapasitas Produksi (Studi Kasus: Lantai Produksi PT Tata Bros Sejahtera)”. Jurnal Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri Universitas Trisakti. ISSN 1411-634. Hal. 147-159.
Formoso, T, Carlos. Soibelman, Lucio. Cesare, De Claudia dan Isatto, L, Eduardo. (2002). “Material waste in building
industry: Main causes and prevention”, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 128, Issue 4, pp
316-325.
Hines, Peter dan Taylor, David. (2000). “Going Lean: A Guide to Implementation”. USA: Lean Enterprise Research
Center, Cardiff Business School.
Hines, Peter. Holweg, Matthias dan Rich, Nick. (2004). “Learning to Evolve – A Review of Contemporary Lean
Thinking”. International Journal Of Operations and Production Management, Vol 24.
Kmenta, Steven dan Ishii, Kosuke. (2000). Scenario-Based FMEA : A Life Cycle Cost Perspective. Proceedings of
DETC2000, ASME Design Engineering Technical Conference. Baltimore, Maryland.
Kmenta, Steven. (1999), Advanced Failure Modes and Effects Analysis of Complex Processes, Proceedings of DETC99,
ASME Design Engineering Technical Conference. Las Vegas, Nevada., pp. 1.
NKurniawan, Taufik. (2012). “Perancangan Lean Manufacturing dengan Metode VALSAT pada Line Produksi Drum
Brake Type IMV (Studi Kasus: PT. Akebono Brake Astra Indonesia)”. Skripsi. Depok: Program Sarjana Universitas
Indonesia.
Maghfiroh, Anisatul. (2016). “Implementasi Lean Manufacturing Menggunakan Metode Value Stream Analysis Tools
Untuk meningkatkan Efisiensi waktu Produksi Edamame (Studi Kasus PT.Mitratani Dua Tujuh Jember)”. Tugas
Akhir S-1, Teknik Mesin. Universitas Jember.
Manrodt, B, Karl. Thompson, H, Richard dan Vitasek,Kate. (2005). “Lean practices in the supply chain”. The Association
for Operations Management (APICS) dan Logistics Management.
Muhammad, Fariz. Choiri, Mochamad dan Eunike, Agustina. (2013). “Analisis Minimalisasi Defect Waste dengan Value
Stream Mapping (Studi Kasus di PT.X, Supplier PT. Philips Indonesia SIER)”, Thesis. Universitas Brawijaya.
Nicholas, John M. (1998). “Competitive Manufacturing Management: Continous improvement, lean production, costumer
focused Quality”. Boston:. McGraw-Hill.
Quintero, Jonathan dan Zwirko, Jonathan. (2008). “Lean Manufacturing Implementation at Central Industrial Supply”.
Jurnal The Faculty of Worcester Polytechnic Institute (WPI) and The Project Sponsor, Central Industrial Supply
(CIS).
Radnor, Zoe dan Boaden, Ruth. (2008). “Lean in Public Services: Panacea or Paradox?”. Journal of Operations
Management, Cardiff Business School USA.
Tjiong, Ward dan Singgih, L, Moses. (2011). “Perbaikan Sistem Produksi Divisi Injection dan Blow Plastik di CV.Asia
dengan metode Lean Manufacturing”. Surabaya. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November.
Womack, P, James, Jones, T, Daniel dan Roos, Daniel. (1990). “The Machine That Changed The World”. New York:
Harper Collins.
Womack, P, James. dan Jones, T, Daniel. (2000). “Lean Thinking”, New York: Simon & Schuster.

95

Anda mungkin juga menyukai