1111-3266-2-PB (Kpi Scor)
1111-3266-2-PB (Kpi Scor)
1111-3266-2-PB (Kpi Scor)
net/publication/349479879
CITATIONS READS
4 3,739
4 authors, including:
All content following this page was uploaded by Yuwan Jumaryadi on 25 February 2021.
Abstrak
Konsep kegiatan utama SCM ialah fokus pada proses pengiriman dan pengadaan barang. Studi kasus
telah dilakukan sebelumnya, menggunakan metodologi Value Chain Analyst (VCA). Bagaimanapun
juga terdapat beberapa permasalahan pada studi sebelumnya seperti analisis kepuasan pelanggan dan
diakhiri dengan peningkatan rantai nilai pasokan. Untuk mengatasi masalah tersebut, kami
mengusulkan untuk menggunakan Supply Chain Operations Reference (SCOR) untuk mengatur
tingkat kinerja manajemen dan manajemen rantai pasokan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kinerja supply chain management dan tingkat kinerja supply chain management
pada PT Nieve Aplikasi Mandiri, yang diukur dengan menggunakan pendekatan supply chain
operation reference (SCOR). Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yang berbasis pada
metode SCOR ialah, pertama pembobotan tingkat pada kepentingan indikator SCOR. Kedua,
mengkategorikan tingkatan indikator kinerja SCM. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
pengiriman dan pengadaan dengan menggunakan metrik metode SCOR level 1 dimana hasil yang
diperoleh ialah Perfect Order Fullfillment (POF) = 72.28%, Order Fullfillment Cycle Time (OCFT) =
15 hari, Cost Of Good Sold (COGS) = 49.07%, Cash To Cash Cycle Time (CTCCT) = 30 hari. Metode
ini (SCOR) sangat tepat dan unggul untuk meningkatkan pelayanan kepuasan SCM.
Kata Kunci: pengukuran kinerja, manajemen rantai pasok, supply chain operation references
(SCOR), value chain analysis (VCA)
Abstract
The main concept of SCM activity are to focus on the process of shipping and procuring goods. The
previous studies have been analyzed the SCM activities by using the Value Chain Analyst (VCA)
methodology. However, there are several problems in previous studies such as customer satisfaction
analysis and an ending increase in the supply value chain. To solve the problems from the
aforementioned, we propose to use Supply Chain Operations Reference (SCOR) to organize
management and supply chain management performance levels. The purpose of this study was to
describe the supply chain management performance and supply chain management performance
levels in PT Nieve Aplikasi Mandiri, as measured using the supply chain operation reference (SCOR).
The steps carried out in a research based on the SCOR method, namely, first weighting the
importance of the SCOR indicator. Second, categorizing the level of SCM performance indicators.
The results of these study indicates that the delivery and procurement by using the SCOR method in
level 1 metric obtained Perfect Order Fullfillment (POF) = 72.28%, Order Fullfillment Cycle Time
(OCFT) = 15 days, Cost Of Good Sold (COGS) = 49.07 %, Cash To Cash Cycle Time (CTCCT) = 30
days. This method (SCOR) is very precise and superior for improving SCM satisfaction services.
Keywords: performance measurement, supply chain management, supply chain operation references
(SCOR), value chain analysis (VCA)
1 Pendahuluan
Supply Chain Management (SCM) merupakan sebuah kegiatan mulai dari koordinasi,
penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, persediaan dan pengiriman produk ataupun jasa
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
106
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
kepada pelanggan, SCM adalah kegiatan yang menggabungkan semua pihak yang bersangkutan
dalam proses perubahan bahan baku menjadi sebuah produk. Pada SCM ada beberapa pihak yang ikut
serta memberikan barang-barang jadi (produksi) ke customer pada waktu dan tempat yang tepat
dengan cara yang efisien. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin cepat, maka kebutuhan
manusia menggunakan teknologi semakin besar. Peran teknologi saat ini sangat diperlukan untuk
membantu beberapa perusahaan dalam meningkatkan kegiatan operasionalnya. Mulai dari kegiatan
koordinasi, penjadwalan, pengendalian, pengadaan, persediaan dan pengiriman produk ataupun jasa
kepada pelanggan. Sebuah teknologi informasi sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya sebagai sarana untuk mempermudah pencapaian kebutuhan dari
pengadaan hingga pengiriman barang. Dengan adanya konsep dari teknologi informasi yang
diterapkan pada SCM diharapkan aktivitas yang dilakukan dapat berjalan lebih terorganisir dan dapat
diawasi pihak terkait sesuai dengan perjanjian layanan yang telah disepakati [1].
Untuk mengetahui performansi supply chain perusahaan, diperlukan suatu pengukuran
menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR). Metode SCOR adalah suatu model
acuan dari operasi supply chain. SCOR mampu memetakan bagian-bagian supply chain dengan
aktivitas suatu perusahaan yang dimana, harus mengatur dan mengawasi perhitungan terhadap
pengiriman dan pengadaan barang dengan memperhitungkan modal dan keuntungan yang didapatkan
[2]. SCOR memiliki fungsi untuk menyajikan kerangka proses bisnis, indikator kinerja, serta
mendukung kolaborasi antarmitra, sehingga dapat menigkatkan efektivitas manajemen dan
penyempurnaan rantai suplai. Dari studi kasus yang telah dilakukan sebelumnya, menggunakan
metodologi Value Chain Analyst (VCA) terdapat beberapa permasalahan seperti analisis rantai
pasokan dan diikuti oleh analisis kepuasan pelanggan yang diakhiri peningkatan rantai nilai pasokan.
Analisis kualitatif menggambarkan sebuah rantai pasokan dengan kepuasan pelanggan, sedangkan
analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui nilai tambah pada pembentukan rantai nilai [3]. Studi
kasus sebelumnya menggunakan metode VCA dimana value yang didapat mencapai 30%-50% dari
total produksi, yang artinya waste (segala sesuatu yang tidak memiliki nilai tambah) dapat mencapai
50% menyebabkan target produksi tidak terpenuhi, sehingga perusahaan mulai menunjukkan tren
positif, akan tetapi angka produksi menunjukkan tren negatif di tahun berikutnya [4]. Permasalahan
yang ada dalam penelitian sebelumnya mirip dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan (PT
Nieve Aplikasi Mandiri). Untuk mengatasi permasalahan yang ada, usulan yang diberikan
menggunakan metode SCOR, dimana pembuatan sistem pengukuran kinerja yang berbasis kepada
SCM bertujuan untuk mengendalikan dan melakukan evaluasi terhadap kinerja secara
berkesinambungan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing [5]. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian yang berbasis pada metode SCOR yakni, pertama melakukan pembobotan
tingkat pada kepentingan indikator SCOR, kedua mengkategorikan tingkatan indikator kinerja SCM,
manfaat dari metode SCOR ialah mampu mengetahui seberapa besar kinerja perusahaan sampai saat
ini, dibandingkan dengan pesaingnya. Selain itu, perusahaan juga diharapkan mampu mengetahui
letak kelemahan dalam bersaing di perindustrian [6].
2 Tinjauan Literatur
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan supply chain management, dan
supply chain operation reference (SCOR) digunakan untuk menunjang penelitian yang dilakukan.
Istilah SCM di dalam dunia bisnis didefinisikan sebagai pembuat keputusan lebih baik mengenai
kapan dan berapa banyak dalam proses melakukan pembelian, produksi, ataupun pengiriman [7].
Untuk kegitan bisnis berbasis jasa pada proses SCM adalah bagaimana konsumen merasa puas
terhadap hasil kinerja suatu perusahaan jasa atau juga dapat diartikan kegiatan yang menggabungkan
semua pihak yang bersangkutan dalam proses perubahan bahan baku menjadi sebuah produk [8].
Konsep supply chain management adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari
produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dan sebagainya bisa
dikurangi atau tidak terjadi [9]. Perusahaan pada umumnya mengadopsi konsep supply chain dalam
melihat seluruh rangkaian kegiatan dari produksi hingga pengiriman barang seperti yang dijelaskan
pada Gambar 1 berikut.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
107
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
108
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar atau untuk memberikan produk-produk
unggulan, untuk memperoleh keuntungan [3].
3 Metode penelitian
Pengembangan aplikasi Supply Chain Management dilakukan PT Nieve Aplikasi Mandiri,
menggunakan metode perhitungan SCOR.
3.1 Pengukuran SCOR
Metode Pengelolaan dan analisis data yakni untuk mempermudah peneliti dalam mengelola data,
dan membuat target-target yang dibutuhkan dalam penelitian [13]. Baik data primer maupun data
sekunder yang berhasil dikumpulkan maka data akan dibuat menjadi data kuantitatif dalam berbentuk
angka yang siap dianalisis. Teknik analisis yang digunakan untuk mengelolah dan menganalisis data
yang sudah dikumpulkan terdiri atas tahapan pengelolaan data pada Tabel 2.
Tabel 2. Dimensi, Indikator, & Ukuran
No Dimensi Indikator Ukuran
1 Reliability Perfect Order Fullfillment %
2 Responsiveness Order Fullfillment Cycle Time Hari
3 Cost Supply Chain Management Cost Rp
Cost Of Good Sold %
4 Asset Cash To Cash Cycle Time Hari
Dengan demikian, benchmark kinerja perusahaan yang telah ada, diukur dengan model SCOR
versi 11.0. Jika hasilnya sesuai dengan standar benchmark dari model SCOR 11.0, maka dikatakan
perusahaan tersebut baik dalam menerapkan sistem rantai pasok. Jika belum, maka perusahaan perlu
meninjau kembali strategi SCM yang telah ditetapkan.
Dari serangkaian pengukuran dengan model SCOR 11.0. Terdapat lima attribute yang
digunakan pada penilaian performa dari supply chain dengan menggunakan metode SCOR model
version 11.0. dalam satu attribute, terdapat beberapa metrik yang dapat dipakai sebagai metrik
pengukuran kinerja supply chain [14]. Berikut lima attribute SCOR model version 11.0 pada Tabel 3.
Tabel 3. Performance Attributes
No Performance Definisi
1 Supply Chain Reliability Kemampuan rantai pasok dalam
mengirim produk dengan tepat,
pada tempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, dengan jumlah
yang tepat dan terdokumentasi
dengan baik.
2 Supply Chain Responsiveness Kecepatan rantai pasok dalam
menyediakan produk ke
konsumen.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
109
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Berdasarkan struktur metric kinerja SCOR model version 11.0 dibagi dalam 3 aspek utama
sistem metrik yaitu :
1. Costumer facing, yaitu untuk mengukur suatu atribut kinerja Supply Chain Delivey Reliability,
Responsiveness dan Agility terhadap pelanggan dan supplier.
2. Internal facing, yaitu untuk mengukur sebuah biaya rantai pasok (Supply Chain Cost) dan efisiensi
manajemen asset.
3. Shareholder facing, yaitu untuk mengukur profitability, efficiency of return dan share
performance.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
110
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Pada tahapan ini menjelaskan proses bisnis mengenai sistem berbasis framework odoo modul
SCM yang dimana sales melakukan permintaan barang sesuai kebutuhan customer di sistem, jika
barang tersedia di bagian Gudang maka bagian Gudang akan melakukan pengiriman barang ke
customer. Jika barang tidak tersedia di Gudang maka bagian procurement akan memproses pembelian
barang ke supplier lalu bagian finance akan melakukan tugasnya dalam proses pembayaran ataupun
penagihan ke customer keunggulan pada sistem ini adalah mencatat mulai dari proses permintaan
barang hingga barang diterima oleh customer. Pada sistem ini maka akan terlihat model SCOR pada
bagian sales, finance, dan inventory dimana akan ditampilkan sebuah dashboard untuk mengetahui
proses yang dilakukan oleh tiap bagian yang terlibat.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengelolah dan menganalisis data yang sudah
dikumpulkan terdiri atas 4 tahapan dengan hasil sebagai berikut:
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
111
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Maka data yang diperolah oleh CTCCT pada PT Nieve Aplikasi Mandiri yakni:
30 Hari
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
112
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Pada VCA ini memiliki perhitungan untuk memudahkan peneliti dalam mengelola data ataupun
aktifitas yang dilakukan perusahaan yang menghasilkan sebuah nilai, berikut ilustrasi analisis rantai
nilai yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pada Tabel 7 merupakan penjelasan mengenai skala penilaian terhadap kategori kuesioner pada
Tabel 6.
Pada Tabel 10 merupakan hasil perhitungan kuesioner terhadap jawaban yang diberikan oleh
responden yang telah dicatat.
113
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Maka data yang diperoleh dari perhitungan kuesioner PT Nieve Aplikasi Mandiri yang dilakukan
sebagai berikut :
Skor tertinggi: 5 × 62 × 5 = 1550
Skor terendah: 5 × 62 × 1 = 310
Skala Interval: (1550 - 310) ÷ 5 = 248
Dari perhitungan yang dilakukan maka didapatkan Total skor adalah 1045. Berdasarkan Tabel 7,
maka total skor tersebut termasuk kategori cukup baik.
Rata-rata perhitungan leadtime supply chain PT Nieve Aplkasi Mandiri didapatkan pengertian
sebagai berikut :
Lead Time waiting = Ship Out - Data Received
Lead Time proses = Qty ÷ Lead Time waiting
Lead Time waiting proses = Durasi ÷ Qty
Dengan data yang didapatkan dari Lead Time Supply Chain PT Nieve Aplikasi Mandiri yakni:
Angka ratio kurang dari 1 menandakan bahwa cost yang dikeluarkan jauh lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan, disebabkan oleh naiknya harga
barang yang dibeli ke supplier sehingga cost yang dibutuhkan di awal lebih besar.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
114
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
115
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Pada menu purchase order maka ada 2 menu yang bisa kita pilih yaitu request for quotation
untuk melakukan penawaran harga dan purchase order jika sales sudah melakukan input permintaan
barang maka data akan muncul pada purchase order setelah itu data yang masuk akan diproses oleh
procurement untuk pembelian barang ke supplier. Pada halaman purchase order data diperoleh dari
permintaan yang dilakukan oleh sales sehingga metrik yang digunakan dalam model SCOR
menggunakan metrik COGS dimana berisikan data mengenai pembelian, biaya pengiriman, dan
keutungan yang diperoleh.
Pada menu ini menampilkan data dashboard mengenai penerimaan dan pengiriman barang yang
ada pada perusahaan. Menu yang ada pada sistem SCM bagian inventory diterapkan menggunakan
metode perhitungan OCFT (Order Fulfilment Cycle-Time) dimana menggunakan waktu yang
dibutuhkan untuk pengiriman dan jumlah barang yang dikirimkan.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
116
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Pada menu ini setelah memilih menu delivery order maka team warehouse akan memproses
pengiriman barang ke customer yang telah diajukan oleh team sales, sistem akan mengupdate barang
yang dikeluarkan yang dijual pada customer.
117
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
Pada menu ini menampilkan tentang arus pemasukan dan pengeluaran uang perusahaan
menggunakan grafik dan secara mendetail. Pada menu accounting diterapkan metode perhitungan
SCOR yakni COGS (Cost of Good Sold) dimana pencatatan dilakukan mulai dari modal yang
dikeluarkan, hingga pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Pada menu ini setelah finance memilih menu sales lalu memlihi submenu invoices, finance akan
melakukan penagihan kepada customer sesuai jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan,
finance akan mengirimkan invoices setelah barang telah diterima oleh customer.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
118
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
119
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
5 Kesimpulan
Sistem Supply Chain Management membantu perusahaan dalam evaluasi kualitas dan kuantitas
pengiriman barang ke customer. Dengan melakukan perhitungan menggunakan SCOR level 1
didapatkan POF = 72.28%, OCFT = 15 hari, COGS = 49.07%, CTCCT = 30 hari dengan metode
SCOR. Sehingga sangat merujuk sistem menyeluruh yang digunakan untuk mengelola melalui proses
manufaktur sampai ke distribusi. Nilai komitmen dan kepercayaan pada perhitungan metrik
sebelumnya menggunakan metode VCA mendapatkan hasil yang cukup baik, waktu yang dibutuhkan
untuk response time pengiriman barang Ltsc = 34.466, sedangkan benefit dan cost = 0.530. Dengan
metode SCOR waktu yang dibutuhkan untuk response time permintaan hingga pengiriman hanya 15
hari, dan keuntungan yang didapatkan sebesar 49.07%. Fitur yang ada pada sistem dapat
mengklasifikasikan data dalam indikator SCOR sehingga hasil yang didapat menentukan penerapan
keberhasilan SCM di PT Nieve Aplikasi Mandiri. Adapun saran untuk pengembangan sistem
berikutnya adalah dengan pengembangan sistem menggunakan aplikasi mobile sehingga memudahkan
penggunaannya.
Referensi
[1] F. R. Mawar Nurmaidah, Tacbir Hendro Pudjiantoro, “Pembangunan Sistem Manajemen
Rantai Pasok dalam Proses Produksi Teh Di Pt. Perkebunan Nusantara Iii,” Vol. Xi, No. 1, Pp.
22–31.
[2] R. U. F. Irawan Ricky,Witanti Wina, “Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Rantai
Pasok pada PT Garuda Mas Semesta,” Prosiding Snatif Ke -5 Tahun 2018, Pp. 63–70, 2018.
[3] J. Hidayati and S. Hasibuan, “Value Chain Analysis and Value Added Enhancement of
Indonesia Crude Palm Oil Supply Chain,” International Journal on Advanced Science,
Engineering and Information Technology, Vol. 9, No. 2, Pp. 397–404, 2019, Doi:
10.18517/Ijaseit.9.2.7708.
[4] S. Alfeno, W. H. Mulyo, and Raharja, “Pengembangan Prototype Supply Chain Management
dengan Menggunakan Pendekatan External Value Chain,” Jurnal Sisfotek Global, Vol. 5, No.
2, 2015.
[5] A. Nurhandayani and A. M. Noor, “Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Cv. Vio Burger dengan
Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (Scor) dan Metode Analytical
Hierarchy Process (Ahp),” Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, Vol. 23, No. 3, Pp. 206–
219, 2018, Doi: 10.35760/Tr.2018.V23i3.2470.
[6] A. N. Waaly, A. Y. Ridwan, And M. D. Akbar, “Supply Chain Operation Reference (Scor)
Model Dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Mendukung Green Procurement pada
Industri Penyamakan Kulit,” Journal Industrial Servicess, Vol. 4, No. 1, Pp. 1–6, 2018, Doi:
10.36055/Jiss.V4i1.4081.
[7] G. Prawesti, H. H. Purba, K. Iskandar, and T. A. Laksono, “Hubungan Antara Supply Chain
Management dengan Supply Chain Responsiveness dan Competitive Advantage,” Jurnal
Teknik Industri, Vol. 6, No. 2, Pp. 153–157, 2016, Doi: 10.25105/Jti.V6i2.1539.
[8] D. Zulfikar And D. Ernawati, “Pengukuran Kinerja Supply Chain Menggunakan Metode
Green Scor di Pt. XYZ,” Juminten, Vol. 1, No. 1, Pp. 12–23, Jan. 2020, doi:
10.33005/Juminten.V1i1.3.
[9] S. Qrunfleh And M. Tarafdar, “Supply Chain Management Practices - It Utilisation
Alignment: Impact on Supply Chain Performance and Firm Performance,” International
Journal Of Business Information Systems, Vol. 18, No. 4, Pp. 364–389, 2015, doi:
10.1504/Ijbis.2015.068476.
[10] Y. Jumaryadi, “Customer Complaint Information Systems at National Standardization of
Indonesia,” International Journal Information System and Computer Science (Ijiscs), Vol. 3,
No. 2, Pp. 43–49, 2019.
[11] M. Munir, M. S. S. Jajja, K. A. Chatha, And S. Farooq, “Supply Chain Risk Management And
Operational Performance: The Enabling Role of Supply Chain Integration,” International
Journal of Production Economics, Vol. 227, 2020, doi: 10.1016/J.Ijpe.2020.107667.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
120
SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149
Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 106-121 e-ISSN:2540-9719
[12] I. Nasrudin And R. Rivana, “Pengukuran Kinerja Supply Chain KPBS Pangalengan dengan
Pendekatan Supply Chain Operation Reference (Scor) untuk Meningkatkan Produktivitas,”
Rekayasa Industri dan Mesin, Vol. 1, No. 1, Pp. 29–41, 2019.
[13] H. Padillah, Y. H. Chrisnanto, and A. Wahana, “Model Supply Chain Operation Reference
(Scor) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pengukuran Kinerja Supply Chain
Management,” Prosiding Snst, Pp. 31–36, 2016.
[14] N. Nurhasanah, W. N. Tanjung, E. Ripmiatin, S. A. Wulandari, M. Qibtiyah, and Meliantika,
“Enhancing Competitiveness of Ready Made Garment Small-Medium Enterprises Through
Logistics Performance Measurement using SCOR Method,” 2016 2nd International
Conference of Industrial, Mechanical, Electrical, and Chemical Engineering, ICIMECE 2016,
pp. 123–126, 2017, doi: 10.1109/ICIMECE.2016.7910431.
http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id
121