B.ing Ri 3 B 19

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE

MENGUASAI SPEAKING SKILL BAHASA INGGRIS DENGAN


KONSEP ENGLISH DAY BAGI REMAJA

Disusun Oleh :

Nama : Vera Yulina Saragih


Tania Sianturi
Haryanti Sinaga
Siti Nur Jalila
Jason Hutabarat
Dosen Pengampu : Dr. Sugiharto M.Si
Mata Kuliah : Bahasa Inggris

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
serta nikmat kesehatan yang telah diberikanNya sehingga Rekayasa Ide Strategi
Pembelajaran geografi dapat di selesaikan dengan tepat waktu, sehingga sedikit banyaknya
dapat menjadi referensi atau pedoman serta menambah bagi wawasan atau ilmu pengetahuan
bagi si pembaca.
Dalam pembuatan Rekayasa Ide Strategi Pembelajaran geografi ini tentu sedikit ada
kendala yang saya hadapi. Namun untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Rekayasa Ide ini.
Terlepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki Rekayasa Ide yang selanjutnya akan saya susun.
Akhir kata saya berharap semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan manfaat
maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Rekayasa Ide ini.

Medan, desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 1
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 2
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................ 6
B. SARAN ........................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia adalah pendidikan. Dalam
pendidikan manusia dapat belajar banyak hal dan pengetahuan untuk menjawab tuntutan
zaman dan arus globalisasi yang kian menantang. Agar dapat memenuhi tuntutan dan
perubahan tersebut setiap pribadi diminta menyiapkan diri sedini mungkin yang diproses
melalui tahap-tahap pendidikan. Maju mundurnya dunia pendidikan sangat tergantung pada
pengelolaan pendidikan, tenaga pengajar, peserta didik dan sarana yang digunakan dalam
Pendidikan tersebut. Sebagai penunjang alat komunikasi yang salah satunya di bisang
pendidikan, manusia membutuhkan sarana yaitu bahasa sebagai sarana paling utama. Bahasa
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Bahasa Inggris
merupakan salah satu Bahasa Internasional yang dibutuhkan dalam berkomunikasi dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalin hubungan dengan bangsa lainnya di
era ini. Era informasi sekarang, Bahasa Inggris merupakan Bahasa global dalam semua lini
kehidupan; sekolah, perdagangan, politik dan kepariwisataan. Oleh Karena itu, dibutuhkan
pembiasaan pemakaian Bahasa Inggris dalam kegiatan sehari hari English day bisa menjadi
program yang tepat bagi guru, siswa dan karyawan, serta karyawan ditingkat sekolah maupun
universitas. English day adalah program untuk melatih dan membiasakan penggunaan Bahasa
Inggris dalam kegiatan seharihari. Dimana mengharuskan para peserta untuk berbahasa
Inggris dalam waktu yang telah disepakati. Para peserta tidak boleh menggunakan Bahasa
lain pada waktu English day berlangsung.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep yang digunakan untuk meningkatkan speaking english ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep yang digunakan untuk meningkatkan speaking english

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep English Skill

Permasalahan yang terlebih dahulu diselesaikan adalah mengajarkan Bahasa Inggris


dasar bagi siswa sekolah dasar kemudian dilanjutkan dengan memberikan materi kepada
generasi generasi muda. Cara yang dipilih untuk menerapkan pelatihan dilandasi oleh
pemikirian Van Els yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu
mengaplikasikan ilmunya secara langsung di bidang kebahasaan (Dahniar, Nurmaya, & Irsan,
2018). Mengacu pada hasil identifikasi masalah yang dihadapi oleh mitra, maka tim pengabdi
dapat memberikan solusi kepada mitra sebagai berikut:

a) Menyiapkan sumber daya untuk melakukan kegiatan speaking skill english day bagi
remaja. Sumber daya yang disiapkan adalah guru dan siswa dari program studi terkait.
Pemilihan tim anggota tentunya disesuaikan oleh kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing pengajar. Bagi mitra, solusi yang ditawarkan berupa adanya sumber
daya bisa membuat mitra mendapatkan sudut pandang baru baru dalam pengajaran.
Selain itu, mitra dan pengabdi dapat bertukar ilmu dan pengetahuan dalam proses
kegiatan ini nantinya. Sehingga, kedua pihak dapat mendapatkan manfaat dari
kegiatan ini.
b) Selain melakukan kegiatan peningkatan kemampuan Bahasa Inggris kepada generasi,
pengabdi masyarakat juga tidak lupa untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan
nilai-nilai kewirausahaan uang merupakan ciri khas dari Universitas tertentu.
Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung selama beberapa minggu berjalan dengan
lancar.

Pada kegiatan awal, sasaran awal adalah siswa sekolah dasar. Fokusnya adalah
pengajaran Bahasa Inggris berbasis alam dengan menggunakan buku cerita bergambar.
Antusiasme yang ditunjukkan oleh para siswa terlihat sangat baik. Mereka terlihat sangat
bersemangat ketika melihat tim pengabdi bersama rombongan membawa buku bergambar
yang akan digunakan. Siswa sekolah dasar dipilih menjadi yang pertama karena menurut tim,
waktu dan tempat mereka lebih fleksibel. Tentunya yang tim pengabdi lakukan pertama kali
adalah menentukan kelas yang akan digunakan. Kelas yang dipilh untuk pertama kalinya
adalah siswa yang duduk di kelas empat, kemudian kelas lima dan terakhir kelas enam.
Ketiga kelas ini dijadikan sebagai objek karena siswa di kelas ini dianggap cukup dewasa dan

2
telah mempelajari Bahasa Inggris. Oleh karena itu, mereka dapat menyerap lebih cepat
dibandingkan dengan kelas lainnya. Kegiatan pertama dimulai dengan memperkenalkan kosa
kata dasar dan pembagian kelas kata. Dalam kegiatan ini tim menggunakan media berupa
powerpoint yang didalamnya terdapat gambar yang mewakili part of speech. Pengenalan
kelas kata dimulai dengan kelas kata benda (noun), kata kerja (verb), kata sifat (adjective),
kata keterangan (adverb), kata sambung (conjunction), kata depan (preposition), kata ganti
(pronoun) dan kata seru (interjection). Tim memilih kata-kata yang mewakili tentunya
dengan tema yang terkait dengan alam. Misalnya, untuk kata benda, dipilih kata pohon (tree).
Selanjutnya untuk kata ganti (pronoun), maka dipilih kata saya (I). Untuk verb, dipilih kata
menanam (plant). Pada kata keterangan, dipilih kata halaman (yard). Kesemua kata ini
kemudian dirangkaikan menjadi sebuah kalimat yang menjadi, “I plant a tree in my yard”.
Kalimat ini menunjukkan bahwa anak-anak diajarkan untuk mempelajari kata-kata sederhana
yang kemudian dirangkai dalam kalimat yang tentunya terkait dengan metode belajar yang
menggunakan alam sebagai acuan.

Selanjutnya, proses pembelajaran diterapkan dengan memberikan buku bergambar


ataupun gambar-gambar yang anak-anak dapat nikmati melalui laptop. Sesi ini dilakukan
dengan memperkenalkan kepada anak-anak mengenai kosakata dasar (vocabulary) yang
bertemakan alam. Langkah yang dilakukan pertama adalah, menunjukkan ilustrasi cerita
kepada siswa yang terdapat pada laptop. Setelah itu, tim kemudian menuntun siswa untuk
menyebutkan hal yang mereka lihat di buku bergambar. Jika siswa kesulitan, maka tim
kemudian membantu untuk mengarahkan mereka menyebutkan apa yang mereka lihat.
Bendabenda yang mereka lihat adalah segala benda yang memiliki kaitan dengan kebersihan
lingkungan. Setelah kegiatan itu, para siswa diajak untuk melakukan tur sekolah. Kegiatan ini
dilakukan menjelang akhir pelatihan. Agenda yang terdapat dikegiatan ini adalah kegiatan
dimana para siswa melakukan permainan. Salah satu permainan yang dilakukan adalah
permainan tebak tumbuhan. Permainan ini dimulai dengan satu orang siswa yang berusaha
untuk menebak tumbuhan yang ditunjuk oleh pelatih. Tumbuhan yang ditunjuk itu kemudian
siswa akan berusaha untuk menebak nama tumbuhan tersebut. Tentunya tebak nama ini
dilakukan dalam Bahasa Inggris. Selain menebak gambar, pelatih juga menjelaskan fungsi
dari tumbuhan tersebut dan alasan mengapa tumbuhan perlu dilestarikan. Penjelasan
mengenai fungsi juga ditunjukkan dengan memperlihatkan gambar dari tanaman tersebut.
Gambar tersebut menunjukkan kata yang mewakili fungsi tanaman. Contohnya, mangga
(Manggo), siswa dapat melihat gambar buah mangga dan gambar anak lelaki dan tulisan

3
vitamin C for your immunity. Selain itu, gambar hasil olahan buah mangga juga diperlihatkan
seperti gambar jus dan kue. Dengan memperlihatkan dan menjelaskan seperti ini siswa
terlihat sangat bersemangat dalam belajar dan kejenuhan mereka dapat diatasi. Penggunaan
penajaman bahasa Inggris telah diterapkan sebelumnya, dalam hal ini mengajar anak-anak
untuk membuat mereka mengerti Bahasa Inggris dengan cara yang lebih komprehensif adalah
dengan membuat mereka menyadari lingkungannya. Dengan demikian, metode ini
memberikan dua keuntungan. Pertama adalah dalam pembelajaran Bahasa Inggris, kedua
adalah membuat mereka akrab dengan lingkungannya (Tamrin & Magfirah, 2019). Selain itu,
mereka juga tidak akan mudah merasa jenuh dengan menggunakan metode seperti ini. Selain
itu, di kegiatan selanjutnya yang melibatkan karang taruna sebagai pesertanya, proses
pembelajaran dilakukan sedikit berbeda dengan anak-anak. Dalam hal karang taruna, terlebih
dahulu pemateri memberikan tes awal untuk melihat letak kemampuan mereka. Tes awal
dalah hal ini hanya berupa tes percakapan biasa (daily conversation). Pelaksanaan tes ini
berlangsung dengan baik karena setelah tes dapat terlihat kemampuan para pemuda di
rasakan cukup untuk memulai pelajaran secara langsung. Tes percakapan dipilih selain untuk
melihat kemampuan secara langsung, tes ini juga dianggap sebagai cara untuk mengakrabkan
diri dengan para pemuda. Tes percakapan ini mengandung pertanyaan seperti, what is your
hobby? where do you work? what is your favorite food? where do you work? what time do
usually arrive at yor workplace? dan what do you think about this program?

Proses pengajaran pada generasi lebih ditekankan pada kemampuan mereka untuk
membuat surat lamaran dalam Bahasa Inggris, berbicara dan kemampuan untuk membaca
teks-teks yang berkaitan dengan penyelamatan alam. Dalam hal speaking, digunakan adalah
cooperative learning. Pembelajaaran ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan dari peserta di dalam proses pembelajaran (Susanti & Rukiati,
2017). Dalam cooperative learning dipilih karena metode ini dianggap sangat sesuai dengan
pelatihan ini. Dalam hal ini, peserta akan mampu untuk bekerjasama untuk menjawab
pertanyaan yang akan diberikan. Ditambah lagi, para peserta dengan interaksi yang baik
mampu untuk bekerjasama dan membangun kelompok belajar bersama pula (Syafri, 2007).
Dengan adanya interaksi seperti ini, tentunya para peserta akan lebih bersemangat lagi
belajar. Dalam hal pengajaran reading (membaca) dan writing (menulis), hal ini diterapkan
juga. Kegiatan membaca bukanlah kegiatan yang pasif, kegiatan ini harus diikuti dengan
aktif. Pembaca diharuskan untuk merekonstruksi makna yang ingin disampaikan. Teks yang
diberikan berupa buku bergambar yang memuat tata cara penanaman pohon dan pencegahan

4
banjir. Oleh karena itu, sebagian dari para pemuda kemudian melakukan gerakan untuk
penyegaran berupa penanaman pohon. Pada pertemuan awal dengan para peserta, dilakukan
tes wawancara sebagai bagian dari pre-test untuk mengetahui kemampuan peserta. Setelah itu
para peserta diberikan daftar pertanyaan dan mereka melakukan wawancara diantara peserta.
Hal ini dilakukan agar peserta yang hasil tesnya cukup baik dapat dipasangkan dengan
peserta yang hasil tesnya agak kurang. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip cooperative
learning (Syafri, 2007). Tes ini dilakukan secara acak untuk memberikan peserta kesempatan
berimprovisasi. Seperti yang dikemukakan sebelumnya, hanya pada kelompok karang taruna
sajalah yang diberikan pre-test dan post-test.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses pengajaran pada generasi lebih ditekankan pada kemampuan mereka untuk
membuat surat lamaran dalam Bahasa Inggris, berbicara dan kemampuan untuk membaca
teks-teks yang berkaitan dengan penyelamatan alam. Dalam hal speaking, digunakan adalah
cooperative learning. Pembelajaaran ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan dari peserta di dalam proses. Dalam cooperative learning dipilih
karena metode ini dianggap sangat sesuai dengan pelatihan ini. Dalam hal ini, peserta akan
mampu untuk bekerjasama untuk menjawab pertanyaan yang akan diberikan. Ditambah lagi,
para peserta dengan interaksi yang baik mampu untuk bekerjasama dan membangun
kelompok belajar bersama pula. Dengan adanya interaksi seperti ini, tentunya para peserta
akan lebih bersemangat lagi belajar. Dalam hal pengajaran reading (membaca) dan writing
(menulis), hal ini diterapkan juga. Kegiatan membaca bukanlah kegiatan yang pasif, kegiatan
ini harus diikuti dengan aktif.

B. SARAN
Penulis menyadari laporan makalah rekayasa ide ini masih jauh dari kata sempurna
dan minimnya sumber yang didapat. Maka penulis selalu menerima saran dan masukan dari
para pembaca sekalian agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Artikel Journal. Menguasai Speaking Skill Bahasa Inggris

https://www.semanticscholar.org/paper/MENGUASAI-SPEAKING-SKILL-BAHASA-
INGGRIS-DENGAN-DAY-syahfutri/ebd40aa054b5c4dd1ff5161db8e4ef133d975896,
diakses tanggal 06 desember 2020

Anda mungkin juga menyukai