Muh Farhan Yahya 092 2019 0130 KANA 1 Tugas 1
Muh Farhan Yahya 092 2019 0130 KANA 1 Tugas 1
Muh Farhan Yahya 092 2019 0130 KANA 1 Tugas 1
Di Susun Oleh:
09220190130
D1/Transfer 2019
2020
KIMIA ANALISIS 2
Uji Reaksi Kering dan Basah
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ilmiah ini tentang uji reaksi kering dan basah dalam analisa kualitatif kimia.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang uji reaksi kering dan
BAB 1
PENDAHULUAN
Para peneliti telah membedakan dua macam teknik dasar dalam analisis yakni
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Namun pada makalah ini saya hanya
Keterampilan awal yakni berupa teori sangat diperlukan untuk para mahasiswa
agar dapat mengikuti praktikum di laboratorium dengan aman, dan benar dengan
menguasai berbagai teknik dasar dalam analisis kualitatif maupun teknik dasar
analisis kuantitatif. Adapun teknik yang sering digunakan dalam analisis kualitatif
Analisis kualitatif memiliki tiga skala percobaan yakni analisis makro, analisis
mikro, dan analisis semimikro. Kemudian analisis kualitatif juga menerapkan dua
jenis reaksi pengujian atau reaksi tes yaitu reaksi analisis kering dan reaksi analisis
basah.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Dalam analisis kualitatif digunakan dua jenis reaksi pengujian yakni reaksi kering
a. Reaksi Kering
pengujian sampel yang berwujud padat. Dalam reaksi kering ada beberapa teknik yang
dipergunakan seperti pengamatan rupa, pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji manic
Pengamatan Rupa
Pengamatan rupa biasanya berupa identifikasi warna dan bau. Warna dapat
Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan menaruh zat atau sampel kedalam suatu wadah
terjadi gejala seperti perubahan warna pada sampel, terjadi sublimasi, pelelehan,
KIMIA ANALISIS 5
Uji Reaksi Kering dan Basah
serta munculnya suatu gas yang dapat diidentifikasi sifat-sifat khasnya. Misalnya
berwarna putih setelah dipanaskan menjadi garam anhidrat yang berwarna putih.
Garam Pb yang semula putih menjadi PbO yang berwarna kuning. Garam Co
merah menjadi biru atau ungu muda. Zat organik menjadi karbon yang hitam dan
warna hitam akan hilang bila pemanasan terus dilakukan. Jika terjadi proses
seperti garam-garam berair hablur akan mencair karena melarut dalam air
Uji nyala atau flame test merupakan uji perubahan warna api akibat pembakaran
suatu senyawa. Uji ini akan mneghasilkan dua jenis nyala, yaitu nyala pereduksi
Uji pipa-tiup
digunakan untuk uji ini. Suatu nyala mereduksi dihasilkan dengan menaruh mulut
pipa-tiup tepat diluar nyala dan meniup dengan lembut sehingga kerucut dalam
berayun-ayun pada zat yang diperiksa . suatu nyala mengoksid diperoleh dengan
memegang mulut pipa-tiup itu kira-kira sepertiga ke dalam nyala dan meniup lebih
kuat dalam arah sejajar dengan puncak pembakar ; puncak nyala dibiarkan
Uji spektroskopi
Spectra nyala satu-satunya cara yang berharga untuk memanfaatkan uji nyala
mengidentifikasikan kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu.alat yang
disebut spektroskop.
Sehelai kawat platinum , yang serupa dengan yang dirujuk pada uji nyala,
digunakan untuk uji manik boraks. Ujung bebas kawat platinum dibengkokkan
menjadi suatu lingkaran kecil yang nyaris tak dapat meloloskan sebatang korek
api biasa. Lingkaran ini dipanasi dalam nyala Bunsen sampai membara dan
zat padat yang menempel ditaruh dalam nyala yang terpanas ; garam itu
lingkaran itu, dengan membentuk manik mirip kaca, tembus cahaya dan tak
berwarna , yang terdiri dari suatu campuran natrium metaborat dan anhidrida
borat.
Manik itu dibuat dengan cara serupa dengan manic boraks. Hanya saja disini
pada lingkaran kawat platinum dalam nyala Bunsen ; diperoleh pentulan putih tak
tembus cahaya. Jika pentul ini dibasahi, kemudian dibenamkan ke dalam sedikit
kalium nitrat dan kemudian ke dalam sedikit senyawa mangan , dan seluruhnya
dipanasi dalam nyala mengoksid, akan terbentuk manik hijau natrium manganat
b. Reaksi Basah
Uji-uji ini dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui
berlangsung (a) dengan terbentuknya endapan, (b) dengan pembebasan gas, (c)
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisa kualitatif dilakukan dengan cara
basah dan ini terperinci dalam bab-bab belakang. Catatan mengenai metode yang
digunakan dalam melakukan uji-uji itu berikut ini akan ternyata bermanfaat dan harus
Tabung reaksi
tabung reaksi ini akan setinggi kira-kira 5,5 cm. Tabung reaksi yang lebih kecil
volume sedang disarankan tabung yang agak lebih besar. Kira-kira ukuran 18 x
2,5 cm, yang disebut tabung didih. Harus tersedia sikat tabungr eaksi (korok) untuk
Yang berkapasitas 50, 100, dan 250 ml dan yang mempunyai bentuk Griffin
sangatlah berguna dalam analisa kuantitatif. Harus disertakan kaca arloji dengan
ukuran yang sesuai. Untuk penguapan dan reaksi kimia yang mungkin akan
menghebat, kaca arloji harus ditopangkan pada mulut gelas piala dengan
Labu ini hendaknya berkapasitas 50, 100, dan 250 ml, dan berguna untuk
pendek, akan dicegah kehilangan cairan lewat leher labu dan sementara itu uap
bisa keluar.
Batang pengaduk
Sebatang kaca yang diameternya sekitar 4 mm, dipotong menurut panjang yang
sekitar 20 cm digunakan pada tabung reaksi 8-10 cm untuk pinggan dan gelas
piala kecil. Pipa pada berongga tidak boleh digunakan pada batang pengaduk.
Suatu batang yang satu ujungnya runcing yang dibuat dengan memanaskan
sebuah batang kaca pada nyala, kemudian menarik pada waktu masih lunak
seperti dalam membuat jet kaca dan mematahkannya jadi dua, digunakan untuk
melubangi ujung kertas saring untuk memindahkan isi kertas saring kebejana lain,
dengan semprotan air dari sebuah botol cuci. Batang pengaduk dibuat dari
Botol cuci
Botol ini dapat terdiri dari sebuah labu berukuran 500 ml, dan sebuah sumbat yang
dipasangi dua pipa, sumbat sebaiknya terbuat dari karet. Disarankan agar
disiapkan botol cuci yang berisi air panas, karena endapan yang dibuat biasanya
dicuci dengan air panas, air ini menembus kertas saring dan mempunyai daya
tembus lebih cepat dan mempunyai daya pelarut yang lebih besar dari air dingin,
sehingga tidak diperlukan banyak untuk pencucian yang efisien. Kain atau tali
asbes harus dililitkan sepanjang leher labung untuk melindungi tangan terhadap
panas.
Pengendapan
Bila harus digunakan reagensia berlebihan dalam pembentukan endapan, ini tak
berarti boleh digunakan kuantitas yang berlebihan. Dalam kebanyakan hal, kecuali
bila dinyatakan secara khusus, hanya diperlukan kelebihan yang sedang saja
diatas jumlah yang diperlukan untuk reaksi itu. Biasanya ini dideteksi paling baik
dengan menyaring sedikit campuran dan menguji filtrate dengan reagensia itu, jika
tidak terjadi endapan lagi, maka telah cukup berlebihan reagensia tersebut
ditambahkan.
dalam larutan dalam sebuah gelas piala, tabung reaksi atau labu erlenmeyer;
efisien terutama dalam larutan asam. Larutan hydrogen sulfide dijenuhkan dengan
Penyaringan
Metode ini adalah memisahkan endapan dari larutan induk dan kelebihan
dan bukan pada volume larutan. Kertas saring tak boleh diisi larutan lebih dari dua
dulu sebelum disaring kecuali dalam hal-hal khusus. Bila endapan cenderung lolos
lewat kertas saring, maka seringkali baik menambahkan garam ammonium untuk
dengan spatula kecil terbuat dari nikel atau baja antikarat. Jika kuantitas endapan
kecil, satu atau dua metode yang dapat digunakan. Dalam metode pertama, dibuat
lubang kecil pada bagian bawah kertas saring dengan pengaduk kaca yang
diperuncing dan endapan disemprot ke dalam tabung reaksi atau gelas piala kecil
dengan air dalam botol kecil. Dalam cara kedua, kertas saring diambil dari corong,
Membantu penyaringan.
Alat tersederhana adalah menggunakan corong dengan pipa panjang atau lebih
baik memasang ke corong dengan selang karet, suatu pipa kaca yang panjangnya
muncratan. Laju penyaringan bergantung pada panjang kolom air. Bila harus
Penguapan
volume atau ( ii ) penguapan sampai kering. Kedua operasi itu dapat dilakukan
wadah itu haruslah sekecil mungkin untuk kuantitas cairan yang akan dikurangi
volumenya.
Mengeringkan endapan
membuka kertas saringnya dan menaruhnya diatas beberapa kertas saring kering
dan membiarkan air diserap. Pengeringan yang lebih lengkap diperoleh dengan
menaruh corong yang mengandung kertas saring dalam’ kerct kering’ ( crong atau
silinder besi berongga ) yang ditaruh dalam penangas pasir atau kasa kawat yang
Membersihkan alat
Pentingnya penggunaan alat yang bersih dapat ditekankan lagi. Semua alat kaca
haruslah disimpan dalam keadaan bersih. Beberapa menit pada akhir hari kerja
ingat bahwa kotoran yang masih basa lebih mudah dicuci daripada kotoran yang
terlanjur kering.
c. Bila melakukan uji yan bergantung pada pembentukan endapan haruslah diyakni
bahwa larutan yang akan diuji dan reagensianya bnar-benar bebas dari partikel
yang tersuspensi.
f. Semua operasi yang melibatkan (i) pengaliran hidrogn sulfida kedalam larutan, (ii)
amonium, dan (iv) membebaskan uap atau gas yang bersifat racun atau berbau
g. Semua hasil baik yang positif, negatif, maupun tak menyimpulkan hendaknya
direkam dengan rapi dalam buku catatan pada saat uji itu dilakukan.
h. Jika analisis tak selesai pada akhir sewaktu-waktu kerja laboratorium, berilah etiket
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah uji basah paling sering digunakan maka dari itu
harus dilakukan secara benar dan seksama baik dari alat maupun langkah-langkah
yang diperlukan dengan meliputi; tabung reaksi, gelas piala, labu Erlenmeyer, batang
3.2 Saran
Sebaiknya dalam uji reaksi kering dan basah agar lebih diperhatikan lagi
DAFTAR PUSTAKA
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Svehla, G. (1985). VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro , Bagian 1, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.