Garam
Garam
Garam
Dosen Pembimbing
Ir. Agung Subyakto, MS
Supervisor
Ir. Agung Subyakto, MS
Abstrak
Air laut memiliki kandungan NaCl yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan garam. Garam ini diolah agar
menghasilkan kadar NaCl sebesar 99,5% dengan kandungan impurities
yang sangat kecil. Garam industri memiliki peranan penting dalam
industri, seperti industri pembuatan caustic soda, soda ash,
pengawetan, farmasi, dan tekstil.
Pembuatan garam dengan proses sedimentation-microfiltration
terdiri dari 3 tahap, yaitu Tahap Pre-Treatment, Tahap pemasakan, dan
Tahap Pengolahan Produk. Tahap pre-treatment dimulai dengan
mengalirkan air laut dengan konsentrasi NaCl sebesar 3,05% ke lagoon
pengendapan dengan penambahkan flokulan Al2(SO4)3 kemudian
mereaksikan dengan NaOH di dalam reaktor. Cake yang terbentuk
diendapkan dengan clarifier, sedangkan liquid-nya difilter dengan
microfilter berukuran 0,5μ. Selanjutnya tahap pemasakan, yaitu proses
evaporasi dan pembentukan kristal. Kristal garam yang terbentuk
dikeringkan dalam rotary dryer. Tahap pengolahan produk diawali
dengan penggerusan kristal dengan menggunakan ball mill.
Sebelumnya, garam didistribusikan melalui cooling conveyor dan
diseleksi dengan menggunakan vibrator screen dengan ukuran 100
mesh, kemudian ditampung di tangki penyimpanan.
Kapasitas produksi pabrik sebesar 180.000 ton/tahun dan bahan
baku yang dibutuhkan sebanyak 14.400.000 kg/hari. Pabrik beroperasi
secara kontinyu selama 24 jam/hari, 330 hari operasi/tahun. Bahan
pembantunya berupa Air sebanyak 3.512.585,70 m3/hari, NaOH
37.712,51 kg/hari, Al2(SO4)3.18H2O 72 kg/hari, NaCl 80,72, dan Udara
66.285.229,04 kg/hari
i
SODIUM CHLORIDE PLANT FROM SEA WATER WITH
SEDIMENTATION AND MICROFILTRATION PROCESS
Abstract
Sea water contains sodium chloride which can be used as raw
material of salt. This salt is processed to produce a NaCl with
concentration 99.5% and a very small content of impurities. The salt
has an important role in the industry, such as industrial manufacturing
of caustic soda, soda ash, preservation, pharmaceuticals, and textiles.
The process of salt consists of three phases, namely Pre-
Treatment, ripening stage, and Stage Processing Products. Stage pre-
treatment of raw materials in the form of sea water with a concentration
of 3.05% NaCl flowed into the lagoon with the addition of Al2 (SO4)3,
then it is reacted with NaOH in the reactor and the formed cake
deposited with clarifier while the filtered liquid with microfilter 0.5
micron. The filtrate is being evaporated using an evaporator, being
crystallized by Crystalizer, and being dried by rotary dryer. The Phase-
processing is using a ball mill. Previously, salt distributed through
cooling conveyor, vibrator selected using a screen with a size of 100
mesh and then stored in the storage tank.
The production capacity of 180,000 tons / year, requiring raw
materials 14,400,000 kg / day. The factory operates continuously 24
hours / day, 330 days of operation / year. Material in the form of water
as aides 3.512.585,70 m3/day, NaOH 37712.51 kg / day, Al2
(SO4)3.18H2O 72 kg / day, NaCl 80.72, and Air 66,285,229.04 kg / day
iii
6. Segenap Dosen, staf dan karyawan Program Studi D III Teknik
Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
7. Rekan – rekan angkatan 2011 Program Studi D III Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. .
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf kepada semua
pihak jika dalam proses dari awal sampai akhir penulisan penelitian
Tugas Akhir ini ada kata – kata atau perilaku yang kurang berkenan.
Terima kasih atas perhatiannya dan kerjasamanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK........................................................................i
ABSTRACT......................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ................................................I-1
I.2. Dasar Teori......................................................I-5
I.3. Kegunaan Garam Industri ...............................I-8
I.4. Sifat Fisik dan Kimia. .....................................I-9
BAB II MACAM DAN URAIAN PROSES
II.1 Macam Proses.................................................II-1
II.2 Seleksi Proses .................................................II-8
II.3 Uraian Proses Terpilih ....................................II-9
BAB III NERACA MASSA...............................................III-1
BAB IV NERACA PANAS ...............................................IV-1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ............................................V-1
BAB VI UTILITAS
VI.1. Unit Penyediaan Air .....................................VI-1
VI.2. Proses Pengolahan Air .................................VI-5
VI.3. Perhitungan Kebutuhan Air..........................VI-7
VI.4. Kebutuhan Steam .........................................VI-11
VI.5. Bahan Bakar .................................................VI-
11 VI.6. Listrik
...........................................................VI-12
BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara
Umum.........................................................VII-1
VII.2. Kesehatan dan Keselamatan kerja pada
v
Pabrik Garam Industri....................................I-3
VII.3. Keselamatan Pabrik ....................................VII-13
BAB VIII INSTRUMENTASI
VIII.1. Instrumentasi Secara Umum pada
Industri .....................................................VIII-
1
VIII.2. Instrumentasi dalam Pabrik Garam
Industri......................................................VIII-3
BAB IX PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
KIMIA ................................................................IX-1
BAB X KESIMPULAN .....................................................X-1
DAFTAR NOTASI............................................................ix
DAFTAR PUSTAKA........................................................x
LAMPIRAN :
APPENDIKS A NERACA MASSA .....................A-1
APPENDIKS B NERACA PANAS ......................B-1
APPENDIKS C SPESIFIKASI PERALATAN ....C-1
Proses Flow Diagram Pabrik Garam Industri
Proses Flow Diagram Utilitas Pabrik Garam Industri
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
Bab I Pendahuluan
Bab I 3.518.580,3 =
Pendahuluan 5.c + 10.045 . m
Σ
x
y
=Σ
2
7
.
0
7
0
.
4
4
5
.
5
1
1
1
0
.
0
4
5
.
p
a
n
j
a
n
g
.
Bab I Pendahuluan
2. Penyediaan listrik
Penyediaan kebutuhan listrik direncanakan akan
disuplai secara eksternal dari PLN PJU Sumenep.
3. Persediaan air
Kebutuhan air di Pabrik garam industri disuplai dari air
sungai yang terlebih dahulu diproses di Unit Pengolahan
Air agar layak pakai dan air sisa proses. Air sungai
tersebut digunakan sebagai air proses, air pendingin, dan
air sanitasi. Pengairan pada pabrik didapatkan dari sungai
Kalianget, Sumenep. Selain itu, untuk kebutuhan di unit
utilitas juga menggunakan air bersih yang didapatkan dari
hasil proses.
4. Tenaga Kerja
Sama halnya dengan pabrik pada umumnya, Pabrik
Garam Industri ini membutuhkan tenaga kerja yang cukup
banyak. Tenaga kerja dapat direkrut dari penduduk sekitar.
5. Fasilitas Transportasi
Letak geografis Kabupaten Sumenep yang terletak di
ujung timur Madura dan begitu strategis (dekat dengan pulau
Bali) maka untuk menuju wilayah Kebupaten Sumenep sudah
tersedia beberapa fasilitas untuk menunjang lancarnya moda
transportasi, antara lain :
Terminal Bus Arya Wiraraja - merupakan terminal bus
tipe A terbesar di Sumenep melayani seluruh penumpang
dari luar daerah Sumenep.
Pelabuhan Kalianget - Merupakan sarana transportasi laut
yang melayani penumpang dari daratan Sumenep ke
wilayah Kepulauan maupun sebaliknya, selain itu juga
pelabuhan kalianget melayani jalur transportasi laut
Kalianget - Jangkar, Situbondo.
Bandar Udara Trunojoyo Sumenep - Merupakan Bandara
yang berdiri pada tahun 1970an, yang saat ini dalam
tahap pengembangan, dan direncanakan pula bahwa pada
tahun 2012 mendatang Bandara ini akan beroprasi untuk
penerbangan komersial.
Bab I L
Pendahuluan okasi
pabrik
direnc
anaka
n pula
dekat
denga
n
jalan
raya.
Hal
ini
memu
dahka
n
dalam
proses
distrib
usi
bahan
baku
maup
un
produ
k.
I.2. Dasar
Teori
I.2.1 Pengertia
n Garam
D
alam
ilmu
kimia,
garam
adalah
senya
Program Studi
4 Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
wa entuk
ioni dari
k hasil
yan reaksi
g asam
terd dan
iri basa.
dari Komp
ion onen
pos kation
itif dan
(kat anion
ion ini
) dapat
dan berup
ion a
neg senya
atif wa
(ani anorg
on), anik
seh sepert
ing i
ga klorid
me a
mb (Cl−),
ent dan
uk bisa
sen juga
ya berup
wa a
netr senya
al wa
(tan organi
pa
k
ber
mu sepert
ata i
n). asetat
Gar (CH3
am COO
terb −) dan
Bab I Pendahuluan
Bab I dibut
Pendahuluan uhka
n
perla
kuan-
perla
kuan
khusu
s agar
dihasi
lkan
gara
m
denga
n
kualit
as
tinggi
.
(Supa
rdi,
2013)
I.2.3 Pengertia
n Air laut
L
aut
adalah
kump
ulan
air
asin
dalam
jumla
h
yang
banya
k dan
Program Studi Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
lua g
s sangat
yan luas
g dan
me umum
ngg nya
ena meng
ngi andun
dan g
me garam
mb dan
agi berasa
dar asin.
ata Biasa
n nya
atas air
ben meng
ua alir
ata yang
u ada di
pul darat
au. akan
Jad bermu
i ara ke
laut laut.
mer A
upa ir laut
kan memil
air iki
yan kadar
g garam
me karen
nut a
upi bumi
per dipen
mu uhi
kaa denga
n n
tan garam
ah miner
yan
Program Studi Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
al air
yan terseb
g ut
terd memb
apa awa
t di garam
dal .
am Omba
bat k laut
u- yang
bat memu
uan kul
dan pantai
tan juga
ah. dapat
Co meng
nto hasilk
hny an
a garam
natr yang
ium terdap
, at
kali pada
um, batu-
dan batua
kal n.
siu Lama-
m. kelam
Ap aan
abil air
a laut
air menja
sun di
gai asin
me karen
nga a
lir banya
ke k
laut meng
an, andun
u p
n e
t m
u i
k n
i
p a
e n
n
Program Studi Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
a
t i
e r
r
t t
u u
a a
m k
e e
l
a w
l a
u d
i u
k
B .
r
i A
n p
e a
b
T i
a l
n a
k
. a
- P i
e r
n
g p
e e
m m
b i
a n
l i
i h
a a
n n
u d
n i
t p
u o
k m
p
m a
e
m k
e e
n m
u b
h a
i l
i
m
e k
j e
a
w
k a
r d
i u
s k
t .
a
l
,
s
e
l
e
b
Bab I Pendahuluan
III. Pengolahan Air dan Tanah
- Pertama, K/G dilakukan setelah air meja 4–6°Be.
- Kedua, K/G dilakukan setelah air meja 18–22°Be dan
meja di atasnya dilakukan K/G dengan perlakuan
sama.
- Lepas air tua dilakukan pada siang hari dengan
konsentrasi air garam 24–25°Be dan ketebalan air 3–
5 cm.
IV. Proses Kristalisasi
- Pemeliharaan meja begaram
- Aflak (perataan permukaan dasar garam)
V. Proses Pungutan
- Umur kristal garam 10 hari secara rutin
- Pengaisan garam dilakukan hati-hati dengan
ketebalan air meja cukup atau 3–5 cm.
- Angkutan garam dari meja ke timbunan membentuk
profil (ditiriskan), kemudian diangkut ke gudang atau
siap untuk proses pencucian.
VI. Proses Pencucian
- Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan
NaCl dan mengurangi unsur Mg, Ca, SO4 dan
kotoran lainnya.
- Air pencuci garam semakin bersih dari kotoran akan
menghasilkan garam cucian lebih baik atau bersih.
Persyaratan air pencuci adalah air garam (Brine)
dengan kepekatan 20–24°Be dan kandungan Mg ≤10
g/liter. (Dini Purbani, 2010)
Bab I a. Industri
Pendahuluan Kimia
- pemb
uat
sodiu
m
hidro
ksida
- pemb
uat
soda
ash
- pemb
uat
unit
clorin
e
- pemb
uatan
unsur
Na
dan
Cl
b. Industri
farmasi
- sebag
ai
bahan
baku
obat-
obata
n
- sebag
ai
bahan
pemb
uat
sham
Program Studi Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
po ir laut
c. Industri memil
pengaw iki
et suhu
- seb kritis
aga sebesa
i r
pe 407oC
mb .
uat Salinit
pen as
ga atau
wet kadar
ma garam
kan air
an laut
dan adalah
ika banya
n knya
garam
d. Industri (dinya
Tekstil takan
- seb denga
aga n
i gram)
pe yang
war terdap
na at
pak dalam
aia satu
n liter
(Rosalina, 2008) air
laut.
I.4. Sifak Gara
Fisik m di
dan laut
Kimia berasa
I.4.1 Air l dari
Laut hasil
A pelap
Bab I Pendahuluan
Tabel 1.5 Komposisi air Laut
No Senyawa %
1 Fe2O3 0,0003
2 CaCO3 0,0120
3 CaSO4.2H2O 0,1793
4 NaCl 3,0462
5 MgSO4 0,2542
6 MgCl2 0,3402
7 NaBr 0,0566
8 KCl 0,0547
Total 3,8201
(Sumber: Riley and Skirrow, 1975)
I.4.2.3 Tawas
Rumus molekul
Al2(SO4)3. 14H2O
Massa molar
342.14 g/mol +
(14x18)H2O
Densitas
g/cm3
Boiling Point
°C
K
e
l
a
r
u
t
a
n
I.4.3.1
Produk
Samping
P
abri
k
gar
am
ind
ustr
i
ini
II-1
II-2
Motor + Pengaduk
Termostat +
Saringan +
Penghisap Micro filter
Micro filter
Reaktor
Evaporator
Saringan +
Penghisap
Chlorine
Hydrogen Purified
sulfide Brine
Multiple-
Brine Settling effect
Aerator Evaporator Washer
tank
Air
Caustic soda Mud Brine
Soda
ash Mixer Screen Dryer Filter
Brine
Sodium
chloride
Brine
Heate Graveller Flasher Graine
r r pan
Calcium
Sulfate
Sodium Centrifug
Scree Dryer
Chloride e
n
(Flake salt)
Brine ide
de
Gambar 2.3 ng
Diagram Blok an
Proses Open Pr
Pan ose
( s
A
Program Studi Pabrik Garam Industri (Sodium
DIII Teknik Kimia FTI- Chloride) dari Air Laut dengan
ITS Proses Sedimentation dan
Microfiltration
Sola 75%.
r Kemu
Evap dian
orato denga
r n
Proses proses
ini merupakan pengh
proses paling ancur
tradisional an,
dibandingkan
dengan proses-
proses yang
lain. Garam
dengan proses
penguapan air
laut dengan
tenaga surya
ini sangat
bergantung
pada kondisi
iklim pada
daerah yang
diaplikasikan
serta
bergantung
pada luas
areanya.
Dengan
kondisi air laut
yang rata-rata
mengandung
padatan sekitar
3,7%, setelah
melewati
proses
kristalisasi
hanya mampu
menghasilkan
garam dengan
kemurnian
Tawas
(Al2(SO4)3)
NaOH 48%
Micro
Filter
Crystallizer Evaporator
Cyclone
Centrifuge Rotary
Screen Ball
Mill
NaCl 99,5%
2. Tahap Pemasakan
Proses pertama pada tahap pemasakan adalah proses
evaporasi untuk mengurangi kadar air di dalam air laut dengan
cara penguapan H2O dengan menggunakan Evaporator (V-
210). Evaporator yang digunakan adalah triple-effect
evaporator dengan umpan maju. Steam evaporator diperoleh
dari boiler dengan suhu 148oC dan tekanan 4,5 atm. Air boiler
diperoleh dari air proses dan hasil kondensasi dari vapor yang
keluar dari evaporator III yang telah melalui proses Water
Treatment. Evaporator akan memekatkan brine/larutan garam
dari konsentrasi 3,05% menjadi 60%. Kondensat dari
evaporator berupa mother liquor dialirkan ke unit pengolahan
limbah cair, sedangkan vapor yang keluar dari evaporator III
dialirkan menuju Barometric Ccondenser (E-211) sehingga
uap H2O dapat terkondensasi menjadi liquid yang kemudian
digunakan kembali untuk menunjang sistem utilitas.
Sementara itu, brine pekat yang keluar dari evaporator
selanjutnya dialirkan ke dalam Crystallizer (X-220). Proses
kristalisasi pada Crystallizer menggunakan proses pendinginan
dan penambahan inti garam (NaCl) untuk mempercepat proses
kristalisasi dengan suhu operasi sebesar 32 oC dan tekanan 1
atm. Produk yang keluar dari Crystallizer berupa campuran