Makalah MNJ Persediaan Kel 8

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

“MANAJEMEN PERSEDIAAN”

KELOMPOK 8

MANAJEMEN 3i

Disusun Oleh :

1. Nining Silfiana (201810160311461)


2. Ondrian Arizen (201810160311469)
3. Iffat Ferdinand Imantaka (201810160311476)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen
Operasional.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Manajemen Operasional kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 7 November 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pentingnya Persediaan..............................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Persediaan........................................................................................................3
2.1.2 Pentingnya Persediaan.......................................................................................................3
2.1.3 Fungsi-fungsi Persediaan...................................................................................................3
2.1.4 Jenis-jenis Persediaan.........................................................................................................4
2.2 Manajemen Persediaan.............................................................................................................4
2.2.1 Analisis ABC.......................................................................................................................4
2.2.2 Keakuratan Catatan Persediaan........................................................................................5
2.2.3 Perhitungan Siklus..............................................................................................................5
2.2.4 Kontrol Persediaan Pelayanan...........................................................................................6
2.3 Model-model Persediaan...........................................................................................................7
2.3.1 Permintaan Independen versus Permintaan Dependen...................................................7
2.3.2 Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan.........................................................7
2.4 Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen.....................................................8
2.4.1 Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) Dasar.........................................................8
2.4.2 Meminimalkan Biaya.........................................................................................................8
2.4.3 Titik-titik Pemesanan Ulang..............................................................................................9
2.4.4 Model Kuantitas Pesanan Produksi.................................................................................9
2.4.5 Model Diskon Kuantitas...................................................................................................10
2.5 Model-model Probabilistik dan Persediaan Pengaman........................................................10
2.5.1 Model-model Probabilistik Lainnya................................................................................11
2.6 Model Periode Tunggal...........................................................................................................12
2.7 Sistem Periode Tetap (P).........................................................................................................12
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................................15

ii
STUDI KASUS..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama
suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya
perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba
perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan
salah satu modal kerja yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya
terus menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi
dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika
persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual
terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan
lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga
kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan
juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya
bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan
memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu
perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.
Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan merupakan barang dagang yang disimpan
kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya persediaan ?
2. Bagaimana manajemen persediaan itu ?

1
3. Apa saja model-model persediaan ?
4. Apa saja Model-model Persediaan Untuk Permintaan Independen ?
5. Apa saja Model-model Probabilistik dan Persediaan Pengaman ?
6. Apa itu Model Periode Tunggal ?
7. Apa itu Sistem Periode Tetap ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pentingnya persediaan.
2. Untuk Mengetahui manajemen persediaan.
3. Untuk Mengetahui model-model dari persediaan.
4. Untuk Mengetahui model-model Persediaan Untuk Permintaan Independen.
5. Untuk Mengetahui Model-model Probabilistik dan Persediaan Pengaman.
6. Untuk Mengetahui tentang Model Periode Tunggal.
7. Untuk Mengetahui Sistem Peride Tetap.

2
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Persediaan

2.1.1 Pengertian Persediaan


Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber
utama pendapatan perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Pengertian persediaan yaitu barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada
masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan barang baku,
persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan barang jadi dan
barang setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasikkan kedalam proses produksi,
sedangkan persediaan jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.
Dengan demikian perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pada umumnya memiliki
persediaan.
2.1.2 Pentingnya Persediaan

Persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan,mencerminkan


sebanyak 50% dari total modal yang diinvestasikan.Manajer operasi di seluruh dunia telah
lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik sangatlah penting.Di satu
sisi,sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan.Di sisi
lain,produksi dapat berhenti dan pelanggan merasa tidak puas ketika suatu barang tidak
tersedia.Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaan dan pelayanan pelanggan.Kita tidak dapat mencapai strategi berbiaya rendah
tanpa manajemen persediaan yang baik.

2.1.3 Fungsi-fungsi Persediaan

3
Keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang
diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan.
2. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam jumlah
besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.
4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga.
2.1.4 Jenis-jenis Persediaan

Untuk menjalankan fungsi-fungsi persediaan,perusahaan harus memelihara empat jeni


persediaan :

1. Persediaan bahan mentah (raw material Inventory) telah dibeli,tetapi belum


diproses.Persediaan ini dapat digunakan untuk memisahkan (yaitu,menyaring) pemasok
dari proses produksi.Meskipun demikian,pendekatan yang lebih disukai adalah
menghapus variabilitas pemasok dalam kualitas,jumlah,atau waktu pengiriman sehingga
tidak diperlukan pemisahan.
2. Persediaan barang dalam proses (Work-in-process-WIP inventory) ialah komponen-
komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi
belum selesai.WIP itu ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut juga
waktu siklus).
3. Persediaan MRO (maintenance/repair/operating) adalah persediaan yang yang disediakan
untuk perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar
mesin dan proses tetap produktif.MRO ada karena kebutuhan dan waktu untuk
pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui.
4. Persediaan barang jadi (finish-goods inventory) adalah produk yang telah selesai dan
tinggal menunggu pengiriman.

2.2 Manajemen Persediaan


Bagian unsur dalam sistem mengelola persediaan :

1) Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan (disebut analis ABC)


2) Bagaimana mempertahankan keakuratan catatan persediaan yang ada
3) Pengendalian persediaan di sektor jasa

2.2.1 Analisis AB

4
Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari Prinsip Pareto yang mengemukakan
ada “beberapa hal sangat penting dan banyak hal sepele” yaitu memfokuskan persediaan pada
bagian-bagian persediaan penting yang sedikit dan bukan pada bagian persediaan yang
banyak. Untuk menentukan volume uang tahunan dalam analisis ABC, kita mengukur
permintaan tahunaan dari setiap barang persediaan dikalikan biaya per unit.

Kriteria selain volume tahunan dalam nilai uang dapat menentukan kalasifikasi barang
Misalnya, biaya kekurangan persediaan atau penyimpanaan yang tertinggi, perubahan teknis
yang diantisipasii, masalah pengiriman, atau kualitas yang dapat menyebabkan barang naik
ke klasifikasi yang lebih tinggi. Keuntungaan membagi barang-barang persediaan ke dalam
kelas-kelas adalah berbagai kebijakan dan pengendalian dapat ditetapkan pada setiap kelas.

2.2.2 Keakuratan Catatan Persediaan


Keakuratan catatan persediaan adalah prasyarat bagi manajemen persediaan, penjadwalan
produksi, dan, pada akhirnya, penjualan. Kekuatan bisa dipertahankan dengan sistem periodik
arau prepetual. Sistem periodik memerlukan pemeriksaan persediaan secara teratur
(periodik) untuk menentukan kuantitas persediaan di tangan. Alternatif lainnya, persediaan
prepetual menelusuri penerimaan dan pengurangan persediaan secara berkelanjutan. Terlepas
dari sistem persediaan, keakuratan catatan penjualan membutuhkan penyimpanan catatan
persediaan masuk dan keluar yang baik, termasuk keamanan yang baik.

2.2.3 Perhitungan Siklus


Meskipun sebuah organisasi mungkin telah memuat usaha-usaha besar untuk mencatat
persediaan secara akurat, catatan-catatan ini harus diverifikasi melalui audit berkelanjutan.
Audit-audit semacam ini dikenal dengan perhitungan siklus (cycle counting). Berdasarkan
sejarah, banyak perusahaan melakukan persediaan fisik tahunan. Praktik ini kerap harus
dilakukan dengan menutup fasilitas dan menugaskan orang-orang tidak berpengalaman untuk
menghitung bagian-bagian dan bahan.

Catatan-catatan persediaan seharusnya diverifikasi melalui perhitungan siklus.


Perhitungan siklus menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan melalui anlisis
ABC. Dengan prosedur-prosedur perhitungan siklus, barang-barang dihitung, catatan-catatan
diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasikan secara periodik. Kemudian, penyebab
ketidakakuratan dilacak dan diambil tindakan perbaikan yang tepat untuk menjamin integritas
sistem persediaannya.

5
Perhitungan siklus juga memiliki berbagai keuntungan berikut:

1. Menghindarkan penutupan dan interupsi produksi yang diperlukan untuk inventarisasi


fisik tahunan.
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.
3. Audit akurasi persediaan dilakukan oleh pegawai terlatih
4. Mempermudah pengidentifikasian dan penanggulangan atas penyebab kesalahan
5. Menjaga akurasi catatan-catatan persediaan.

2.2.4 Kontrol Persediaan Pelayanan


Manajemen dari persediaan pelayanan layak mendapatkan pertimbangan khusus. Sebagai
contoh, persediaan ekstensif yang disimpan dalam bisnis grosir dan eceran membuat
manajemen persediaan sangat penting dan seriing menjadi faktor penentu dalam kemajuan
manajer. Dalam bisnis pelayanan makanan, contohnya, kontrol persediaan dapat membuat
perbedaaan antara kesuksesan dan kegagalan. Lebih dari itu, persediaan yang berada dalam
posisi transit atau tidak digunakan dalam gudang sama saja dengan nilai yang hilang.

Sama halnya, kerusakan atau pencurian sebelum terjual adalah kerugian. Dalam bisnis
eceran, persediaan yang tidak tercatat dlam kuitansi saat penjualan dikenal dengan
penyusutan. Penyusutan muncul dari kerusakan dan pencurian, juga dari administrasi yang
ceroboh. Pencurian persediaan juga dikenal dengan pilferage. Kerugian persediaan eceran
sebesar 1% dari penjualan dapat dianggap baik dengan mempertimbangkan ahwa kerugian di
banyak toko melebihi 3%.

Berikut teknik-teknik dalam akurasi dan kontrol persediaan.

1. Pemilhan, pelatihan, dan pendisiplinan yang baik

Hal-hal ini tidaklah mudah, tetapi sangat diperlukan dalm operasi-operasi pelayanan
makanan, grosir, dan eceran di mana pegawai memiliki akses ke barang yang langsung
dikonsumsi.

2. Kontrol yang ketat dari pengiriman yang datang

Tugas ini diselesaikan oleh banyak perusahaan melalui penggunaan barcode dan sistem radio
frequency ID (RFID) yang membaca setiap pengiriman yang datang dan memeriksa jumlah
hitungan terhadap pesanan pembelian secara otomatis. Jika dirancang dengan tepat, sistem ini
sulit dikalahkan. Setiap barang memiliki stock keeping unit yang unik

6
3. Kontrol yang efektif atas semua barang yang meninggalkan fasilitas

Tugas ini diselesaikan dengn barcode pada barang yang dikirimkan, pita magnetis pada
barang, atau melalui observasi langsung. Observasi langsung dapat dijaga oleh pegawai pada
pintu keluar dan dlam daerah-daerah yang berpotensi kerguian tinggi atau dapat berbentuk
cermin satu arah dan pengawasan video. Operasi eceran yang sukses memerlukan kontrol
tingkat toko yang sangat baik dengan persediaan yang akurat di lokasinya yang sesuai.

2.3 Model-model Persediaan


2.3.1 Permintaan Independen versus Permintaan Dependen
Model-model kontrol persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah
barang independen dari atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh,
permintaan untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi,
permintaan gula dependen terhadap permintaan kopi.

2.3.2 Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan


Biaya penyimpanan (holding cost) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan
selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang
usang dan biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan, dan
pembayaran bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang harus
dievaluasi untuk menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan yang tidak
berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan
persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya.

Biaya pemesanan(ordering cost) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses


pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang
diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan.

Biaya pemasangan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin
atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk
membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi dapat
menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan
prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.

7
Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkatan dengan waktu
penyetelan (setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus
dilakukan sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan perencanaan yang
tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah penyetelan dapat dilakukan
tanpa harus mematikan mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyetelan cukup banyak
yang dikurangi. Mesin-mesin dan proses-proses yang secara tradisional akan memakan waktu
berjam-jam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit
seiring dengan semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia. Mengurangi waktu
penyetelan adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan
meningkatkan produktivitas.

2.4 Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen


Berikut ini adalah tiga model permintaan independen:

1. Model kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) yang mendasar.


2. Model kuantitas pesanan produksi.
3. Model diskon kuantitas.

2.4.1 Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) Dasar


Adalah salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini
relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:

1. Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.


2. Waktu tunggu diketahui dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
4. Tidak tersedia diskon kuantitas.
5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan dan biaya
menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu
yang tepat.

2.4.2 Meminimalkan Biaya


Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Biaya paling signifikan
adalah biaya penyetelan dan biaya penyimpanan. Jadi, jika kita meminimalkan biaya
penyetelan dan biaya penyimpanan maka biaya total akan menjadi minimal.

8
Seiring dengan meningkatnya kuantitas yang dipesan, maka jumlah pemesanan per
tahunnya akan menurun. Namun, seiring dengan meningkatnya kuantitas pesanan, biaya
penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan rata-rata yang harus diurus lebih
banyak.

Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana
biaya penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Dengan menggunakan
variabel-variabel berikut kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan
menyelesaikan untuk Q*.

Q = Jumlah unit per pesanan

Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)

D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan

S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan

H = Biaya penyimpanan atau penyimpana per unit per tahun

2.4.3 Titik-titik Pemesanan Ulang


Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu atau
waktu pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan. Jadi keputusan kapan
harus memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reoder point-
ROP), yaitu tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut,
pemesanan harus dilakukan.

ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari)

=dxL

Persamaan ini mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu dan waktu tunggu itu sendiri
adalah konstan. Ketika kasusnya tidak seperti ini, persediaan tambahan (persediaan
pengaman/safety stock) haruslah ditambahkan.

2.4.4 Model Kuantitas Pesanan Produksi


Model kuantitas pesanan produksi adalah sebuah teknik kuantitas pesanan yang
diterapkan untuk pesanan-pesanan produksi. Model ini berguna ketika persediaan

9
menumpuk secara berkelanjutan selama waktu tertentu, dan saat asumsi kuantitas pesanan
produksi berlaku.Kita menurunkan model ini dengan menetapkan biaya pemesanan atau
biaya pemasangan sama dengan biaya penyimpanan dan menentukan ukuran pesanan yang
optimal,Q*.

Dimana :

Q = Jumlah unit per pesanan.

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.

p = Tingkat produksi harian.

d = Tingkat permintaan harian,atau tingkat penggunaan.

t = Lamanya produksi beroperasi dalam hari.

2.4.5 Model Diskon Kuantitas


Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam jumlah besar.
Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk
yang berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah.

Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk

2.5 Model-model Probabilistik dan Persediaan Pengaman


Model-model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika
permintaan produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan
dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas.

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan
yang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah
komplemen dari probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti
meningkatkan kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk mengurangi
kehabisan persediaan adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan. Persediaan
seperti ini biasanya disebut persediaan pengaman. Ini melibatkan penambahan sejumlah unit
sebagai penyangga sampai ROP

10
Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi :

ROP = d xL + ss

Dimana :

d = permintaan harian

L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk mengantarkan
sebuah pesanan

Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan
jika terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya
kehabisan persediaan tahunan dihitung sebagai berikut.

Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unitnya untuk setiap


tingkat permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya kehabisan
persediaan/unit x Jumlah pesanan per tahun

Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan biaya karena kehabisan persediaan,
seorang manajer mungkin memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga persediaan
pengaman yang cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan pelanggan yang telah ditentukan.
Dengan mengasumsikan bahwa permintaan selama waktu tunggu (periode pemesanaan
ulang) mengikuti kurva normal, hanya mean dan standar deviasi yang diperlukan untuk
menentukan kebutuhan persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan.

2.5.1 Model-model Probabilistik Lainnya


Jika data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat
digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu
menentukan model yang harus digunakan untuk tiga situasi :

1. Permintaannya variabel dan waktu tunggunya konstan


2. Waktu tunggunya variabel dan permintaannya konstan
3. Permintaan dan waktu tunggunya variabel

11
2.6 Model Periode Tunggal
Model persediaan periode tunggal (single-periode inventory model) menjelaskan
situasi dimana satu pesanan dilakukan untuk satu Produk.

Tingkat Pelayanan,yakni probabilitas dari tidak kehabisan persediaan,ditentukan


sebagai berikut :

Tingkat Pelayanan = 𝐶𝑠/(𝐶𝑠+𝐶𝑜)

Dimana :

Cs = Biaya kekurangan persediaan (kita menaksir terlalu rendah)=Harga jual per unit - Biaya
per unit.

Co = Biaya kelebihan persediaan (kita menaksir terlalu tinggi) = Biaya per unit – nilai sisa
peru unit (jika ada)

Oleh sebab itu,kita harus memperhatikan meningkatnya kuantitas pesanan sampai


tingkat pelayanan sama dengan atau lebih dari rasio [ Cs/(Cs + Co)].

2.7 Sistem Periode Tetap (P)


Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem
kuantitas tetap atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada persediaan
setiap kali sebuah pesanan untuk sebuah barang ditempatkan.

Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara


berkelanjutan. Ini disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan atau
diambil dari persediaan, catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum tercapai.

Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada akhir
periode tertentu. Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun. Jumlah
yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target yang telah
ditentukan.

Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas
tetap EOQ dasar.

1. Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

12
2. Waktu tunggu diketahui dan kostan
3. Barang-barang saling independen.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan (inventories)


merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan
merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan
itu”. Persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan,mencerminkan
sebanyak 50% dari total modal yang diinvestasikan.

Fungsi-fungsi Persediaan sbb :

1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang
diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan.

2. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.

3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam jumlah besar
dapat menurunkan biaya pengiriman barang.

4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga.

Jenis-jenis Persediaan mulai dari Persediaan bahan mentah (raw material


Inventory),Persediaan barang dalam proses (Work-in-process-WIP inventory) ,Persediaan
MRO (maintenance/repair/operating) ,Persediaan barang jadi (finish-goods inventory).

Bagian unsur dalam sistem mengelola persediaan :

1) Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan (disebut analis ABC)

2) Bagaimana mempertahankan keakuratan catatan persediaan yang ada

3) Pengendalian persediaan di sektor jasa

Model-model Persediaan mulai dari Permintaan Independen versus Permintaan


Dependen,Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan .Selain itu,Model-Model
Persediaan Untuk Permintaan Independen

14
Berikut ini adalah tiga model permintaan independen:

1. Model kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar.

2. Model kuantitas pesanan produksi.

3. Model diskon kuantitas.

Model-model Probabilistik dan Persediaan Pengaman

Model-model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika
permintaan produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan
dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas. Model persediaan periode tunggal
(single-periode inventory model) menjelaskan situasi dimana satu pesanan dilakukan untuk
satu Produk.

Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi


perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari
beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus
diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus
dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya
operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam
pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya
laba perusahaan yang diperoleh.

3.2 Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan
menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

15
STUDI KASUS
(Kampoeng Roti Jl. MT. Haryono No.73 Malang )

Kampoeng Roti dulu berdiri pada tahun 2012 dan telah memiliki lebih dari 17 cabang
yang telah tersebar di Surabaya,Sidoarjo,Gresik,Mojokerto,Malang,Madura,

Pasuruan,Probolinggo,Jogjakarta,Kartasura,Solo,Klaten,dan Surabaya. Owner pendiri


Kampoeng Roti ingin mengubah konsep roti enak tidak harus mahal.Roti yang dijual mulai
dari harga 2000 an.

Roti dengan banyak varian rasa mulai dari Kacang Hijau, Roti Skippy ,Roti Asia, Roti
Kiwi ,Roti Lemon ,Roti Mango, Roti Marmer, Roti Widodaren, Sangkuriang , dan masih
banyak lagi roti dengan rasa yang enak dan menarik untuk dicoba.Dan dengan hadirnya
macaron dan cake membuat Kampoeng Roti kian dikunjungi oleh banyak orang.Kampoeng
roti menerima pesanan hingga 10.000 ribu roti setiap harinya, dan yang menarik kotak dari
kami sudah gratis. Itulah yang membuat Kampoeng Roti berbeda dengan yang lainnya.

Outlet buka pukul 6 pagi sampai 10 malam. Kami menyajikan kualitas roti yang terbaik dan
pelayanan yang ramah serta cepat.

Untuk Persediaan roti nya sendiri itu mulai dari bahan baku sampai menjadi barang
jadi itu dibuat di Pabrik kampoeng roti yang Terletak di Singosari,Untuk pengiriman nya itu
berbeda-beda setiap harinya,kalau hari rabu- jumat (puncak rame outlet) itu pabrik bisa
mengirimkan 2000-3000 roti di setiap outlet.Kalau stok roti habis di outlet itu bisa dikirim 2
kali ,Untuk pengiriman roti itu sendiri setiap hari pukul 05.00,tapi kalau stok habis dikirim
lagi pukul 14.00-15.00.

16
DAFTAR PUSTAKA

Render, J. H. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

https://lifeblogid.com/2015/07/27/pengertian-persediaan-inventory/

https://marieffauzi.wordpress.com/2013/10/31/6-manajemen-persediaan-inventory-
management/

17

Anda mungkin juga menyukai