Modul Praktik MK KDK1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

Modul 2 KDK 1

MODUL 2
MK. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT Tuhan semesta alam , atas rahmat dan hidayah Nya kami
akhirnya dapat menyelesaikan buku modul 2 MK Konsep Dasar keperawatan . Modul
MK Konsep Dasar Keperawatan terdir dari 4 Modul

Modul 2 dikhususkan untuk mahasiswa keperawatan dan pengajar keperawatan


khususnya pada MK konsep Dasar Keperawatan yang akan mempelajari materi unit 2
tentang berfikir kritis dan unit 4 tentang model dan teori keperawatan.

Dalam penulisan buku ini kami mengharapkan pada semua pembaca atau pengguna
buku modul ini agar setelah memahami atau mempelajari dapat memiliki kemampuan
khusus sebagaimana yang tertera dalan kompetensi khusus yang nantinya dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi MK Konsep Dasar Keperawatan

Sebagai manusia biasa, buku ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan, kritik dan saran agar buku
modul ini lebih baik lagi.

Demikianlah pengantar yang dapat kami sampaikan ,tak lupa kami mengucapkan bayak
terimakasih kepada semua pihak yang mendukung sehingga terwujudnya buku modul 2
ini.

Modul 2 KDK 3
DAFTAR ISI

4
MODUL 2

PENDAHULUAN

Keperawatan adalah suatu pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Bentuk pelayanan yang
diberikan adalah secara biopsiko-sosial-spiritual kultural yang komprehensif dan
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat.

Saudara, perkembangan tentang keperawatan secara global semakin pesat, sehingga


tenaga keperawatan dituntut harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang keperawatan sehingga perawat Indonesia dapat bersaing.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan keperawatan perlu
dibekali dengan ilmu tentang Konsep Dasar Keperawatan.

Saudara diharapkan memahami, bahwa MK. Konsep Dasar keperawatan ini termasuk
kelompok mata kuliah Perilaku Bekarya (MKPB), yang diberikan pada tingkat I
semester I. Mata Kuliah ini merupakan konsep keperawatan yang menjadi dasar untuk
mempelajari mata kuliah keperawatan selanjutnya.

Pada Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan memiliki 4 (empat) modul yang terdiri
dari modul 1 (satu) membahas unit 1 dan unit 2 , modul 2 (dua) membahas unit 3 dan
unit 4, modul 3 (tiga) membahas unit 5, 6, dan 7 , modul 4 (empat) membahas unit 8.

Pada Modul 2 ini Saudara akan membahas dua unit yang terdiri dari unit 3 tentang
berfikir kritis sebagai seorang perawat profesional perawat pemula, dan unit 4 tentang

Modul 2 KDK 5
model konsep dan teori keperawatan . Setelah mempelajari Modul 2 ini diharapkan
Saudara mampu menjelaskan kembali materi pada setiap unitnya.
Unit 3 menjelaskan tentang berfikir kritis dalam keperawatan yang meliputi pengertian
berfikir kritis, prinsip berfikir kritis, faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir kritis,
karakteristik berfikir kritis, cara mengembangkan berfikir kritis, berfikir kritis dalam
proses keperawatan.

Unit 4 menjelaskan tentang pengertian konsep keperawatan, karakteristik profesi,


konsep model keperawatan menurut Calllista Roy, Dorothea Orem, Handerson,
Florence Nightingale, Dorothty E.Jhonson, Imogene M.King, Myra Estrin Levine, Betty
Neuman, Martha E.Ronger, Jean Watson.

Agar saudara dapat berhasil dalam mempelajari materi yang tersaji dalam modul 2 ini ,
perhatikan dan ikuti beberapa petunjuk berikut : Bacalah literatur yang berhubungan
dengan materi yang tersaji pada tiap unitnya. Berlatihlah menggunakan tes-tes yang
tersedia secara optimal, Aktiflah dalam diskusi ketika PBM. Carilah materi – materi
yang terkait melalui media yang luas.

A. PENGANTAR

TUJUAN

6
Unit 3
BERFIKIR KRITIS
Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep

1. PENGERTIAN
Berfikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman,
akal sehat , atau komunikasi. Dalam keperawatan, berfikir kritis adalah suatu
kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir dengan sistematis dan
menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berfikir. Berfikir
kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Berfikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide,
penaruh, asumsi, prinsip, argument, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan,
dan aktivitas.

Saudara - saudara sekalian setelah kita mempelajari tentang pengertian dari


berfikir krits dalam keperawatan kita juga harus meyakini bahwa berfikir
bukan suatu proses yang statis , tetapi selalu berubah secara konstan dan
dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu . Didalam melaksanakan tindakan
keperawatan membutuhkan proses berfikir , oleh karena itu sangat penting bagi
perawat untuk mengerti berfikir secara umum yang telah dijelaskan pada
paragraph sebelumnya.

Saudara-Saudara didalam melaksanakan praktik keperawatan diperlukan juga


berfikir kritis dimana seseorang harus mempunyai ketrampilan pengetahuan
untuk menganalisa, menerapkan stantar, mencari informasi, menggunakan
alasan rasional ,memprediksi dan melakukan transformasi pengetahuan.
Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik

Modul 2 KDK 7
dalam berfikir , yaitu yakin,kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas
intelektual, intuisi, berfikir terbuka, refleksi dan perseverance..

1. KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS


Saudara – saudara sekalian berikut ini adalah karakteristik dari proses berfikir
kritis dan penjabarannya ;
a. Konseptual
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep . Sedangkan
konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran –
pikiran tentang kejadian, obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian,
konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis
menjadi symbol-symbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan
Dalam memberikan argumenharus berdasarkan anaisis dan mempunyai dasar
yang kuat dari fakta atau fenomena nyata.
c. Reflektif
Seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berfikir
atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan
kejadian.
d. Bagian dari suatu sikap
Merupakan pemahaman dari suatu sikapyang harus diambil. Pemikir kritis
akan selalu menguji sesuatu yang dihadapi dengan menjawab pertanyaan
mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
e. Kemandirian Berfikir
Saudara-saudara sorang pemikir selalu berfikir dalam dirinya, tidak
pasifmenerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua issue,
memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berfikir Kritis adalah Berfikir Kreatif
Disini secara tradisional , profesi keperawatan dan pendidikan keperawatan
termasuk kurang kreatif tatapi saat ini telah ada perubahan dimana untuk

8
membuat seseorang menjadi berfikir kreatif dengan menggunakan ketrampilan
intelektualnya untuk menciptaberdasarkan suatu pemikiran baru.
g. Berfikir Adil dan Terbuka
Seseorang akan mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
h. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Berfikir kritis dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, menciptakan suatu pemikiran baru, dan alternative solusi tindakan
yang akan diambil.

FUNGSI BERFIKIR KRITIS


Saudara – saudara sekalian kita akan membahas tentang kemampuan berfikir
kritis dalam asuhan keperawatan yang mempunyai peranan yang sangat
penting, berikut ini akan dibahas mengenai fungsi atau manfaat berfikir kritis
dalam perawatan ;
a. Penggunaan proses berfikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-
hari.
b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
d. Menganalisa pengertian hubungan dari masing-masing indikasi
penyebabdan tujuan serta tingkat hubungan
e. Menganalisa argumendan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan
f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan
g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang actual dalam keperawatan
h. Membuat dan mengecek dasar analisadan validasi data keperawatan
i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan
j. Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran,
keyakinan, dan kesimpulanserta tindakan keperawatan yang dilakukan
k. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan

Modul 2 KDK 9
l. Merumuskan dan menjelaskan niali-nilai keputusan dalam keperawatan
m. Mencari alasan-alasan , criteria, prinsip-prinsip dan aktivitas nilai-nilai
keputusan
n. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan.

MODEL PEMBELAJARAN BERFIKIR KRITIS

Saudara – Saudara pembelajaran berfikir kritis dapat diterapkan


didalam pendidikan keperawatan dengan menggunakan tiga model yaitu
; feeling model, vision model, dan examine model. Untuk itu kita
bersama-sama akan membahas ketiga model tersebut secara lengkap dan
akan dijelaskan sebagai berikut;

1. FEELING MODEL
Saudara-saudara sekalian kita akan membahas tentang feeling model,
dimana model ini menekankan pada rasa, kesan dan data atau
faktayang ditemukan. Pemikir kritis akan mencoba mengedepankan
perasaan dalam melakukan pengamatan. Kepekaan dalam melakukan
aktivitas keperawatan dan perhatian kewaspadaan.
Contoh ; Perawat terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda –
tanda vital , perawat akan merasakan gejala-gejala, petunjuk, dan
perhatian dan terhadap pernyataan serta pikiran klien. Feeling model
merupakan pegangan utama dalam keperawatan, akan tetapi dengan
perasaan saja tidak cukup , sehingga didalamnya harus. ada pikiran
dan pengertian dan aktivitas yang dilakukan.

2. VISION MODEL
Saudara-saudara model ini digunakan untuk membangkitkan pola
piker, mengorganisasikan dan menerjemahkan perasaan untuk
merumuskan hipotesa analisa, dugaan, dan ide tentang permasalahan
keperawatan kesehatan klien. Berfikir kritis ini digunakan untuk

10
mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang
tepat untuk merespon .ekspresi, baik perasaan perawat maupun
perasaan klien.
.
3. EXAMINE MODEL
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan criteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisa, Mencari,
menguji, melihat, konfirmasi , kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide. Model ini dilengkapi
dengan kerangka pikir yang mengajarkan mahasiswa bagaimana
berfikir kritis ketrampilan, kebiasaan, kemampuan, dan sikap.

ASPEK BERFIKIR KRITIS


a. RELEVANCE
Ada keterkaitan dari pernyataan
b. IMPORTANCE
Dilihat dari penting tidaknya isuDilihat dari penting tidaknya isu
atau pokok pikiran yang harus dikemukakan
c. NOVELITY
Keterbaruan dari isi Keterbaruan dari isi pikiran, baik ide-ide
pikiran, baik ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap
menerima adanya ide-ide baru dari orang lain
d. OUTSIDE MATERIAL
Perawat menggunakan pengalaman sendiri atau dari bahan yang
diterima dari perkuliahan ( Referensi ).
e. KLARIFIKASI
Mencari penjelasan dan mencari infomasi lebih lanjut dari beberapa
sumber data
f. LINKING IDEAS
Perawat menghubungkan fakta dan ide atau pandangan dengan serta
mencari data baru.

Modul 2 KDK 11
g. JUSTIFICATION
Perawat memberikan bukti-bukti atau justifikasi terhadap suatu
solusi / kesimpulan yang diambilnya.
h. CRITICAL ASSESMENT
Perawat melaksanakan evaluasi terhadap setiap kontribusi atau
masukan baik dari dirinya atau orang lain.
i. PRATYCAL UTILITY
Perawat harus melihat ide-ide baru dari sudut kepraktisan atau
kegunaan dalam penerapan.

y. UNDERSTANDING
Perawat melaksanakan diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat
Meluaskan isi atau materi diskusi.

AKTIVITAS KOGNITIF BERFIKIR KRITIS


a.Perawat dapat mengajukan pertanyaan dalam menentukan alasan dan
penyebab terjadinya sesuatu dan menentukan apakah diperlukan
informasi lain.
b. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk
mempertimbangkan semua factor yang terkait.
c. Memvalidasi informasi yang tersedia untuk memastikan infomasi
tersebut akurat.
d. Menganalisis informasi tersebut untuk menentukan makna.
e. Menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang lalu untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi dan mengantisipasi yang akan
terjadi
f. Mempertahankan suatu sikap fleksibel / luwes terhadap fakta dan data
untuk menuntun berfikir dan mempertimbangkan semua
kemungkinan.
g.Mempertimbangkan pilihan yang tersedia dan menilai keuntungan dan
kerugian.

12
h. Merumuskan suatu keputusan yang mencerminkan pengambilan
keputusan yang kreatif dan mandiri.

\SIKAP PERAWAT DALAM BERFIKIR KRITIS


a.Tanpa prasangka/wajar
Perawat sebagai pemikir kritis tidak mempunyai prasangka atau
dugaan pada orang lain.
b. EKSPLORASI PIKIRAN/PERASAAN
Seseorang akan berusaha mengidentifikasi apakah perasaan yang ada
pada dirinya atau orang lain adalah rasional ( masuk akal )
c. Keutuhan
Sebagai perawat keutuhan / integritas dibutuhkan dalam
membandingkan antara pengetahuan dan kepercayaan yang diyakini
dengan orang lain

d. Ketekunan
Perawat memerlukan ketekunan dalam menemukan pemecahan efektif
dalam masalah keperawatan klien.
e. Empati
Keadaan mental perawat yang membuat seseorang merasa dirinya
dalam
f. Berfikir Mandiri
Perawat menangani dan mengubah kondisi dengan alternative
pemecahan yang dapat dilakukan.
g.Rendah Hati
Perawat berusaha untuk mencari informasi baru dan berfikir ulang
untuk mengambil suatu kesimpulan.
h. Berani
Perawat menunjukkan sikap berani karena tahu dan dapat
melakukannya dengan benar.

BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN

Modul 2 KDK 13
Saudara-Saudara sekalian setelah kita mempelajari bersama tentang
konsep Berfikir kritis maka kita akan membahas lebih lanjut tentang berfikir
kritisDalam proses keperawatan. Saat perawat bertemu dengan klien, maka
perawat Akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya, menggunakan
pemikiran untuk Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan, perawat
kemudian menerapkan Problem solving dengan melakukan suatu pemecahan
masalah guna memenuhi Kebutuhan dasar klien. Penerapan berfikir kritis
dalam proses keperawatan Diintegrasikan kedalam tahap-tahap dalam proses
keperawatan, dimana tahapTahap yang digunakan adalah pengkajian,
rumusan diagnosa, perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

1.Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosa


Berfikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman
tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data
yang akan dilakukan, berfikir tentang kesesuaian informasi, dan
membuat suatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi
kliennya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil
pengkajian dan mengandung dua katagori mendasar, yaitu kekuatan
dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap
masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara
mandiri, dan
Perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
intradisiplin, serta perlu / tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk
ketenaga kesehatan lain. Dengan demikian berfikir pada tahap
pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
Saudara-saudara perumusan diagnosa keperawatan merupakan tahap
pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus menentukan
masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perawat
perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.

2.Berfikir Kritis Dalam Tahap Perencanaan

14
Saudara – saudara sekalian tahap berikutnya yang akan kita bahas
adalah berfikir dalam perencanaan berarti perawat harus
menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang
diharapkan.Selain itu juga memerlukan ketrampilan guna mensintesis
ilmu yang dimilikiuntuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan
asuhan keperawatan biasanya ditulis berisi tentang dimana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan respon klien terhadap kondisi
penyakitnya. Bekerja dengan klien untuk memecahkn masalah yang
dihadapi adalah hal yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan
tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

3.Berfikir Kritis Dalam Tahap Implementasi


Saudara – Saudara sekalian, setelah kita membahas bersama tentang
berfikir kritis pada tahap perencanaan dimana diperlukan ketrampilan
guna mensistensis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang
tepat. Kita akan meningkat pada pembahasan tahap berikutnya yaitu
berfikir kritis pada tahap implementasi tindakan keperawatan, dimana
merupakan suatu ketrampilan dalam menguji hipotesa , karena
tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Anda akan bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan
keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, dan saudara akan selalu menggunakan pikiran tentang
apa yang harus dilakukan , kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana
intervensi itu dilakukan.

4.Berfikir Kritis dalam Tahap Evaluasi


Saudara – saudara berfikir kritis dalam tahap evaluasi merupakan
tahap akhir dari tahap proses keperawatan .Berfikir kritis dalam tahap
evaluasi adalah mengkaji efektifitas tindakan dimana perawat harus
dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dan perawat dapat memutuskan atau menentukan apakah
tindakan keperawatan perlu diulang kembali. Anda harus dapat

Modul 2 KDK 15
berfikir dan mengumpulkan informasi tentang respon klien setelah
melaksanakan beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Perawat
harus dapat bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan
keperawatan, ini merupakan tindakan yang sangat penting dilakukan

RANGKUMAN
Untuk selanjutnya silakan anda simak dan kaji rangkuman materi
Pembelajaran tentang Berfikir Kritis.
Berfikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisa atau
mengevaluasi Informasi. Informasi didapatkan dari hasil pengamatan,
pengalaman, akal sehat Atau komunikasi. Dalam keperawatan berfikir kritis
adalah suatu kemampuan Bagaimana perawat mampu berfikir dengan
sistematis.
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan tentang berfikir kritis adalah
sebagai Berikut :
1. Memahami tentang pengertian berfikir kritis
2. Memahami fungsi berfikir kritis
3. Memahami Karakteristik berfikir kritis
4. Memahami Berfikir kritis dalam proses keperawatan

LATIHAN SOAL

1. Berfikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide – ide dan
kesimpulan,prinsip kepercayaan dan tindakan . pernyataan tersebut
menurut ;
a. Strader
b. Bandman
c. Orlando
d. Peplau

16
2. Didalam aspek prilaku berfikir kritis, individu dapat menggunakan
pengalamannya sendiri atau dari bahan yang diterima dari
perkuliahan, yaitu;
a. RelevanceEvaluasi konstribusi
b. Novelity
c. Outside Material
d. Linking Ideas
3. Sikap perawat yang selalu mencari informasi dan berfikir ulang untuk
mengambil suatu kesimpulan adalah;
a. Berfikir mandiri
b. Rendah hati
c. Keutuhan
d. Ketekunan
4. Justification merupakan aspek dalam berfikir kritis yaitu ;
a. Evaluasi konstribusi
b. Memberikan bukti
c. Menghubungkan data
d. Melihat ide-ide
5. Faktor – factor yang mempengaruhi berfikir kritis adalah ;
a. Perkembangan intelektual
b. Kondisi fisik
c. Keyakinan dan motivasi
d. Semua benar

6. Apabila seseorang berusaha mengidentifikasi apakah yang ada


nya/orang lain adalah rasional atau masuk akal, merupakan sikap
perawat ;
a. Empati
b. Berani
c. Eksplorasi pikiran
d. Tanpa prasangka

Modul 2 KDK 17
7. Berfikir kritis dilakukan oleh seseorang karena ada alasan dan rasional
yang tepat, hal tersebut sesuai dengan karakteristik berfikir kritis yaitu
a. Standar intelektual
b. Standar professional
c. Rasional/alasan yang tepat
d. a + c benar
8. Faktor – Faktor yang mempengaruhi berfikir kreatif adalah;
a. Kemampuan afektif
b. Ide yang baru
c. A dan B benar
d. Kemampuan kognitif dan otonomi
9. Unsur pada isi atau kualitasberfikir adalah ;
a. Sistematik dan criteria tinggi
b. Proses kognitif
c. Rasional
d. Proses otonomi
10. Tingkatan berfikir kritis yaitu ;
a. Tingkat dasar
b. Tingkat kompleks
c. Tingkat komitmen
d. Semua benar
KUNCI JAWABAN
1.B
2.C
3.B
4.B
5.D
6.C
7.D
8.D
9.A
10. D

18
UMPAN BALIK
Apabila mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 soal maka mahasiswa akan
Mendapatkan nilai 80 maka mahasiswa akan mendapatkan pujian baik,
tetapi Apabila mahasiswa hanya dapat menjawab 5 dari 10 soal maka
mahasiswa akan Mendapatkan nilai kurang

UNIT 4

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERWATAN

 120 Menit

B. PENGANTAR

Pada unit 4 ini, saudara akan mempelajari materi tentang konsep model dan teori
keperawatan. Model konsep dan teori keperawatan memberikan pengetahuan untuk
meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasi
bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.Teori keperawatan menurut sevens (1984)
adalah sebagai usaha menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam
keperawatan, sementara menurut Barnum (1990), bahwa teori keperawatan merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain.

Modul 2 KDK 19
Modul ini akan menguraikan tentang teori keperawatan serta berbagai model
keperawatan, dengan tujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa, dengan
memberikan gambaran dan penjelasan perkembangan konsep model dan teori
keperawatan.

Manfaat materi yang tersaji dalam unit 4 ini memberikan pemahaman bagi mahasiswa
dalam membuka wawasan keperawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
dengan menggunakan konsep model dan teori keperawatan.

B.TUJUAN

Kompetensi :
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul unit 4 ini,
diharapkan saudara mampu memahami model konsep dan teori keperawatan.
Sub Kompetensi :
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu menjelaskan definisi teori keperawatan
2. Mampu menjelaskan model keperawatan

C.BAHAN BACAAN

Di bawah ini akan dibahas tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan .

A. Pengertian Model Konsep dan Teori Keperawatan


Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda,
suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa
ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka
yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat
dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana
rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.

20
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok,
situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu
pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan
pembentukan teori keperawatan yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep
yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori
keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat
membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik diantaranya yaitu
:
1 Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan
dengan hal-hal nyata dalam keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang
ada di alam seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, dan konsep
lingkungan.
² Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada atau bersifat ilmiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan cara berpikir logis.

Modul 2 KDK 21
3 Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan.
4 Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat
digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan.
5 Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat
digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat bebrapa faktor yang dapat
mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya:
1 Filosofi Florence nightingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal teori
lingkungannya. Selain itu, Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan
dan standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien serta membedakan praktek
keperawatan dengan kedokteran dan perawatan pada orang sakit dengan orang sehat.
² Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanta karna wanita mempunyai
jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam
proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang
mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat di bawah pengawasan langsung
dokter dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka
hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di
bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam
menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3 System pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai system dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki system

22
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
4. Pengembangan ilmu keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapar dikembangkan sasuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai diantaranya :
• Memberi arahan untuk melakukan penelitian dalam menetapkan dasar pengetahuan empiris
keperawaran
• Menidentifikasi bidang untuk diteliti
• Mengidentifikasi teknik penelitian dan instrumen yang akan digunakan untuk memvalidasi
intervensi keperawatan
• Mengidentifikasi bentuuk kontribusi dimana penelitian akan meningkatkan pengetahuan
• Merumuskan legislasi yang mengatur praktik keperawatan, riset, dan pendidikan
• Merumuskan peraturan yang menginterpretasi tindakan praktik keperawatan sehingga
perawat dan profesi lain memahami hukum yang berlaku Mengembangkan rencana
kurikulum untuk pendidikan keperawatan
• Menetapkan kriteria untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan, pendidikan, dan
penelitian
• Menyiapkan uraian tugas yang digunakan oleh
• tenaga, keperawatan
• Memberikan arah pengembangan dari sistem pemberian asuhan keperawatan
• Memberikan pengetahuan untuk meningkatkan administrasi, praktik, pendidikan, dan
penelitian keperawatan.
• Memberikan struktur yang sistematis dan rasional dalam aktivitas keperawatan
• Mengidentifikasi ranah dan tujuan keperawatan

Modul 2 KDK 23
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

II. Model konseptual keperawatan

Terdapat beberapa model konseptual yang dapat Saudara ketahui , antara lain :
1.Teori Nightingale

Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:


a. Definisi keperawatan adalah. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan
menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan
pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.

b. Tujuan tindakan keperawatan adalah : memelihara, mencegah infeksi, dan cedera,


memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan
lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang


terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit dan luka.

d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi.

e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan
kekuatannya secara penuh.

24
f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan
sakitnya seseorang.

2.Teori Peplau
Teori Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat,dan proses interaktif (Peplau,
1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Tones, 1986;
MArriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan
kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn dan
Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara
perawat dan klien di mana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan
wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan ang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan
antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan
yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teroi Peplau merupakan teori
yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu "kekuatan
mendewasakan" melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990).

3.Teori Henderson
Teori keperawatan Virginia Henderson (Hanner dan Henderson, 1955) mencakup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan
keperawatan sebagai: Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya... di mana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang

Modul 2 KDK 25
dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dcngan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson,
1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13.Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14.Belajar, menggali atau mernuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada
Perkembangan dan kesehatan normal

4.Teori Abdellah

Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960) meliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik, emosi, intelektual, sosial dan spriritual baik klien maupun Keluarga. Ketika
menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilan
dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan
manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan
keterampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam
menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat

26
merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin
terjadi dalam bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan.
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan sosial.
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.
Dalam keempat bidang di atas, Abdellah at al. (1960) mengidentifikasi kebutuhan
klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan
Abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah
meluasnya infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh serta tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-
patologis, fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negatif.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal-balik antara emosi dan
penyakit organik.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilakan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan dire sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19.Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan masalah
yang muncul akibat dari penyakit

Modul 2 KDK 27
21. Memahami keterbatasan-fisik dan emosional.

20.Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam


mengatasi peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit

5.Teori Orlando
Menurut Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, di
mana bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stres akan berkurang, meningkatkan
kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995).
Teori Orlando secara radikal mengubah fokus keperawatan dari diagnosa medis
klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien
yang mendesak dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan
keperawatan (Schmieding, 1995).
Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi keperawatan. Tiga elemen
perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan keperawatan membentuk situasi
keperawatan (Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat melakukan kebutuhan klien,
mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan
bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang
pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stres yang dialami oleh klien (Chime
dan Jacobs, 1995).
6.Teori Levine
Teori keperawatan Myra Levine diiumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai mahluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa
intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energi
sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya
sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan:
1. Konservasi energi klien
2. Konservasi struktur integritas
3. Konservasi integritas personal
4. Konservasi integritas sosial

28
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang
ditujukan pada pengguiiaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.
7.Teori Johnson
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stres aktual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stres
sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhan (Johnson, 1968).

Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan
perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural
4. Mengeluarkan sampah tubuh dangan cara yang diterima secara sosial dan kultural
5. Perilaku seksual dan identitas peran
6. Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku
di atas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi
secara efektif di dalam lingkungannya. Akan tetapi ketika adaptasi normal, perilaku
klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan
untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
8.Teori Rogers
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970) mempertimbangkan manusia (kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia
berada dalam interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan (Lutjens, 1995).
Selain itu manusia merupakan satu kesatuan utuh, memiliki integritas diri dan
menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan beberapa bagian
(Rogers, 1970). Manusia yang utuh merupakan "empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manifestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan
kesatuan dan yang tidak dapat ditinjau berdasarkan bagian pembentuknya"
(Marriner-Tomey, 1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh teori Rogers
sumber energi, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat

Modul 2 KDK 29
dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana
manusia berkembang.
Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan mendukung adanya
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan
dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri:
8.Teori Orem
Dorothea Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang keperawatan dengan cara seperti berikut:
Keperawatan memiliki perhatian tertentu dalam memenuhi kebutuhan manusia
dalam upaya mempertahankan kehidupan dan keschatan, penyembuhan dari
penyakit atau cedera dan mengatasi masalah yang ditimbulkannya. Perawatan diri
sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki, perempuan maupun anak-
anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan, akan terjadi kesakitan atau
kematian. Keperawatan kadang-kadang berupaya mengatur dan mempertahankan
kebutuhan perawatan diri secara terus meneras bagi mereka yang secara total tidak
mampu mclakukannya, serta mcmbantu klien dengan memberikan instruksi dan
pengarahan secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya
sendiri.
Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu klien melakukan perawatan diri
sendiri. Menurut Orem, asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan klien memenuhi kebu-
tuhannya secara mandiri (Hartweg, 1995).
9.Teori King
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus
pada interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial.
Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan
perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di
mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan
kesehatan yang berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawatan adalah

30
memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
10.Teori Neuman
Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan
dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka (Marriner-Tomey, 1994). Bagi
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis
dari fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangkan yang berfungsi sebagai
sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan
dan disesuaikan oleh lingkungan, yang mengambarkan sebagai stresor (Chinn dan
Jacobs, 1995). Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi
(intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala
sesuatu pengaruh yang berasal di luar diri klien (interpersonal). Pembentukan
lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman, yang
mungkin terbentuk oleh mekanisme yang disadari maupun yang tidak disadari
(Reed, 1995). Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yang
dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stresor intrapersonal,
interpersonal, dan ekstrapersonal (Neuman, 1982, 1995, Marriner-Tomey, 1994).
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan dari
keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan
mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal (Neuman dan Young, 1972). Perawat
mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-
variabel yang mempengaruhi respons klien terhadap stresor (Chine dan Jacobs, 1995).
Tindakan perawatan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan
primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktorfaktor risiko
yang potensial dan aktual terjadi akibat stresor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus
pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana
pengobatan pada gejala-gajala yang tampak, sedangkan pencegahan tersier berfokus pada
proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan
penguatan pertahanan tubuh terhadap stresor melalui pendidikan kesehatan dan untuk
membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama (Neuman, 1982; Tones, 1986;
Marriner-Tomey, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).
11.Teori Roy
Teori adaptasi Suster Callista Roy (Roy dan Obloy, 1979; Roy, 1980, 1984, 1989)
memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari

Modul 2 KDK 31
keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit
(Marriner-Tomery, 1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul, ketika klien tidak dapat
beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal. Seluruh individu harus
beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
Perawat menentukan apakah kebutuhan di alas menyebabkan timbulnya masalah
bagi klien dan mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut. Kemu-
dian asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk membantu klien
beradaptasi.
12.Teori Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979, 1985, 1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994).
Tindakan keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat,
sakitdan perilaku manusia. Keperawatan mernperhatikan peningkatan dan mengem-
balikan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson dihentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses
perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami
perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun
yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana berespons terhadap orang lain
dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluargannya, sekaligus
pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan
kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan keluarganya. Asuhan
keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat
dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).

32
D. RANGKUMAN

Teori keperawatan merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan


fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membeda-kan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain.
Teori keperawatan meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk
memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spriritual baik klien maupun
Keluarga.
Kita sebagai salah satu tenaga kesehatan khususnya perawat sangatlah penting
memahami konsep model dan teori yang dapat digunakan dalam perannya. Dalam
menggunakan berbagai macam pendekatan teori keperawatan, perawat memerlukan
pengetahuan dan keterampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan
dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-
ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu. dalam menyelesaikan masalah dan
juga sebagai pembuat keputusan.

KUMAN

E. TEST FORMATIF

TES FORMATIF Unit IV

Untuk mencapai tujuan belajar , maka kerjakan tes formatif berikut ini :

Modul 2 KDK 33
Petunjuk Soal .
Pilihan Ganda Biasa.
Pilihlah salah satu Jawaban Yang Paling benar pada Obstion Jawaban A, B, C atau D

1. Empat konsep utama dalam teori keperawatan adalah....


A. Orang, Lingkungan, Perawat, Kesehatan
B. Perawat, Orang, Lingkungan, Cure
C. promotif, preventif, kuratif, Rehabilitasi
D. Orang, Lingkungan, Keperawatan, Kesehatan
2. Tindakan memanfaatkan lingkungan pasien untuk membantu dirinya dalam Pemulihan
ini
berteori oleh
A. Nightingale
B. Benner
C. Swanson
D. Raja
3. Baginya, Keperawatan adalah suatu sistem teori pengetahuan yang menetapkan suatu
proses analisis dan tindakan yang berhubungan untuk menjaga orang yang sakit
A. Raja
B. Henderson
C. Roy
D. Leininger

4. Menurut dia, Keperawatan adalah profesi yang membantu atau bantuan untuk
orang yang seluruhnya atau sebagian bergantung atau ketika mereka yang
seharusnya merawat mereka tidak lagi mampu memberikan perawatan.
A. Henderson
B. Orem
C. Swanson
D. Neuman
5. Keperawatan adalah profesi unik, Prihatin dengan semua variabel yang
mempengaruhi respons seseorang terhadap stressors, yang intra, inter dan ekstra
pribadi di alam.
A. Neuman

34
B. Johnson
C. Watson
D. Parse
6. Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu, sakit atau baik, di
kinerja kegiatan memberikan kontribusi untuk kesehatan bahwa ia akan
melakukan
telanjang jika ia memiliki kekuatan yang diperlukan, akan dan pengetahuan, dan
melakukannya sedemikian rupa untuk membantu dia mendapatkan kemerdekaan
secepat mungkin.
A. Henderson
B. Abdellah
C. Levin
D. Peplau
7. Kepedulian adalah inti dan pusat pemersatu, domain dominan yang
membedakan keperawatan dari disiplin ilmu kesehatan lainnya. Perawatan
adalah penting manusia butuhkan.
A. Benner
B. Watson
C. Leininger
D. Swanson
8. Merawat melibatkan 5 proses, MENGETAHUI, MENJADI DENGAN,
MELAKUKAN UNTUK, PENUNJANG dan MEMPERTAHANKAN
KEYAKINAN.

A. Benner
B. Watson
C. Leininger
D. Swanson
9. Peduli adalah penyembuhan, itu adalah dikomunikasikan melalui kesadaran perawat
individu yang sedang dirawat. Hal ini memungkinkan akses ke jiwa manusia yang
lebih tinggi.
A. Benner

Modul 2 KDK 35
B. Watson
C. Leininger
D. Swanson
10. Merawat berarti bahwa orang, peristiwa, proyek dan hal hal untuk orang. Ia
mengungkapkan stres dan pilihan coping. Merawat menciptakan tanggung jawab. Ini
adalah fitur yang melekat pada praktek keperawatan. Ini membantu perawat membantu
klien untuk kembali dalam menghadapi penyakit.
A. Benner
B. Watson
C. Leininger
D. Swanson

KUNCI JAWABAN F0RMATIF IV

Kunci Jawaban formatif IV


1.A 2. A 3. C 4. B 5. A 6. A 7. C 8. D 9. B 10. A

TES Formatif
SELAMAT DAN SUKSES

A.
UMPAN BALIK
B.
C.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir sub bab ini. Hitunglah jawaban yang benar. Apabila mencapai tingkat
penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke unit 5. Bagus!
Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar unit 4, teruta-ma
bagian yang belum dikuasai.

DAFTAR PUSTAKA

36
Cravem ruth (2005). Fundamental of Nursing Human Healt dan Function.
Philadelphia Lippincott.

Kozier, Barbara. (2004) Fundamental of Nursing : Concept, Process, and


Practise,
Ethics anda bale. California : Addison Wesley.

Patricia. Ap & Anne GP (1996). Fundamental of Nursing St Louis. Toronto :


Mosby
Potter. P (2006) Fundamental of Nursing. Philadelphia : Lippincott
Potter. P (2000) Pocket Guide to Basic Skill and Procedures. Toronto. Mosby

Modul 2 KDK 37

Anda mungkin juga menyukai