854 28995 1 10 20190919
854 28995 1 10 20190919
854 28995 1 10 20190919
Abstrak
Pengembangan destinasi pariwisata kreatif menjadi sebuah “trend” dalam
dasawarsa terakhir ini. Berawal dari ide kreatif untuk sebuah atraksi, penambahan
aktivitas para wisatawan untuk mengikuti kegitan yang disajikan, hingga
pencitraan wilayah di tingkat regional, nasional bahkan internasional, yang banyak
dilakukan oleh setiap wilayah/kota. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
tentang pengembangan destinasi wisata kreatif melalui pasar lumpur. Penulis
menggunakan pendekatan analisis wacana untuk menganalisis tentang
pengembangan destinasi wisata kreatif. Dalam pengembangan destinasi wisata
kreatif, pemahaman tentang 3 (tiga) komponen dalam wisata kreatif yakni: (1)
something to see, (2) something to do dan (3) something to buy. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa dalam pengembangan destinasi wisata kreatif menggunakan
2 komponen saja yaitu something to see dan something to do, dengan menciptakan
atraksi dan aktivitas wisatawan yang kreatif dan inovatif khas daerah tersebut.
Namun, dalam sisi praktisnya pengembangan destinasi wisata kreatif diimbangi
dengan something to buy yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif
sebagai penggerak ekonomi wisata.
Kata Kunci: Wisata Kreatif, Something to See dan Something to Do
Abstract
The development of creative tourism destinations has become a "trend" in the last
decade. Starting from a creative idea for an attraction, the addition of activities of
the tourists to follow activities presented, to regional imagery at the regional,
national and even international, which is mostly done by every region / city. This
paper aims to describe the development of creative tourism destinations through
the mud market. The author uses discourse analysis approach to analyze the
development of creative tourism destinations. In the development of creative
tourism destinations, an understanding of 3 (three) components in creative
tourism are: (1) something to see, (2) something to do and (3) something to buy.
The results of this analysis indicate that in the development of creative tourism
destinations using two components only something to see and something to do, by
creating attractions and activities of the creative and innovative tourists typical of
the area. However, in terms of practical development of creative tourism
destinations is balanced with something to buy associated with the development of
creative economy as a driver of tourism economy.
Keywords: Creative Tourism, Something to See and Something to Do
1
Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Jember
terus kembali ke tempat wisata, yaitu: wisata serta daya tarik wisata yang
Aman; Tertib; Bersih: Indah; Ramah; ada di dalamnya akan menarik
dan Kenangan. kunjungan wisatawan. Sedangkan
Menurut (Yoeti, 1985) konsep Gunn (1993), menyatakan bahwa
kegiatan wisata dapat didefinisikan kawasan wisata (destinasi)
dengan tiga faktor, yaitu harus ada merupakan suatu tempat yang tidak
something to see, something to do, saja menyediakan segala sesuatu yang
dan something to buy. Something to dapat dilihat wisatawan, namun juga
see terkait dengan atraksi di daerah menawarkan aktivitas yang dapat
tujuan wisata, something to do terkait dilakukan pada tempat tersebut dan
dengan aktivitas wisatawan di daerah menjadi daya tarik yang memikat
wisata, sementara something to buy orang untuk berkunjung ke tempat
terkait dengan souvenir khas yang tersebut. Dari berbagai pendapat
dibeli di daerah wisata sebagai diatas, destinasi wisata, harusnya
memorabilia pribadi\ wisatawan. merupakan kawasan yang memiliki
Dalam tiga komponen tersebut, ciri khas atau keunikan agar dapat
destinasi pariwisata kreatif dapat memberikan pesona atau daya tarik
masuk melalui something to see dan seorang pengunjung selama
something to do dengan mengkreasi kunjungannya dan bahkan dapat
destinasi wisata melalui pasar lumpur. memikat lebih lama dengan
berkunjung kembali pada destinasi
Destinasi Pariwisata Kreatif tersebut.
Pariwisata kreatif, menurut
pencetusnya, Greg Richards, terjadi Komponen - Komponen Destinasi
diawali dengan wisata budaya, atau Wisata
bahkan MICE. Keingintahuan yang 1) Attraction : atraksi wisata
lebih dari wisatawan, kemudian merupakan segala sesuatu yang
dimanfaatkan secara maksimal menarik dan bernilai untuk
dengan melibatkan wisatawan untuk dikunjungi dan dilihat (Pendit,
masuk memproduksi jenis atraksi 1999).
wisata yang ditawarkan. Secara garis Edward Inskeep (dalam Pendit)
besar, penyedia jasa pariwisata kreatif menyatakan atraksi wisata dapat
(seperti Museum, Event Organizer, dibedakan menjadi:
dll) harus menarik 'basah' wisatawan a. Natural attraction: meliputi
dengan tujuan agar wisatawan Site Attraction, berupa iklim,
mendapatkan pengalaman yang lebih pemandangan, flora dan
dengan ikut merasakan/empati fauna, atau tempat bersejarah ,
dengan apa atraksi wisata yang serta Event Attraction berupa
ditawarkan. Untuk mendapatkan kegiatan MICE (Meeting,
pengalaman ini, wisatawan harus Incentive, Conference,
melakukan 'bagian'nya agar Exhibition), atau acara - acara
menjadikan produk wisata kreatif olahraga seperti misalnya
menjadi 100%. olimpiade, world cup, dan lain
Cooper dkk (1993), - lain.
menyatakan destinasi wisata b. Cultural attraction :
merupakan salah satu elemen yang berdasarkan pada aktifitas
paling penting karena menjadi alasan manusia seperti misalnya
orang - orang melakukan perjalanan
Kepariwisataan https://id.wikipedia.org/wiki/Pr
amuwisata; Pramuwisata -
Yoeti, Oka A. (1985). Pengantar
Wikipedia bahasa Indonesia,
Ilmu Pariwisata, Bandung:
Angkasa ensiklopedia bebas