854 28995 1 10 20190919

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Vol.2 No.

1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata
Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Selfi Budi Helpiastuti1
[email protected]

Abstrak
Pengembangan destinasi pariwisata kreatif menjadi sebuah “trend” dalam
dasawarsa terakhir ini. Berawal dari ide kreatif untuk sebuah atraksi, penambahan
aktivitas para wisatawan untuk mengikuti kegitan yang disajikan, hingga
pencitraan wilayah di tingkat regional, nasional bahkan internasional, yang banyak
dilakukan oleh setiap wilayah/kota. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan
tentang pengembangan destinasi wisata kreatif melalui pasar lumpur. Penulis
menggunakan pendekatan analisis wacana untuk menganalisis tentang
pengembangan destinasi wisata kreatif. Dalam pengembangan destinasi wisata
kreatif, pemahaman tentang 3 (tiga) komponen dalam wisata kreatif yakni: (1)
something to see, (2) something to do dan (3) something to buy. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa dalam pengembangan destinasi wisata kreatif menggunakan
2 komponen saja yaitu something to see dan something to do, dengan menciptakan
atraksi dan aktivitas wisatawan yang kreatif dan inovatif khas daerah tersebut.
Namun, dalam sisi praktisnya pengembangan destinasi wisata kreatif diimbangi
dengan something to buy yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif
sebagai penggerak ekonomi wisata.
Kata Kunci: Wisata Kreatif, Something to See dan Something to Do

Abstract
The development of creative tourism destinations has become a "trend" in the last
decade. Starting from a creative idea for an attraction, the addition of activities of
the tourists to follow activities presented, to regional imagery at the regional,
national and even international, which is mostly done by every region / city. This
paper aims to describe the development of creative tourism destinations through
the mud market. The author uses discourse analysis approach to analyze the
development of creative tourism destinations. In the development of creative
tourism destinations, an understanding of 3 (three) components in creative
tourism are: (1) something to see, (2) something to do and (3) something to buy.
The results of this analysis indicate that in the development of creative tourism
destinations using two components only something to see and something to do, by
creating attractions and activities of the creative and innovative tourists typical of
the area. However, in terms of practical development of creative tourism
destinations is balanced with something to buy associated with the development of
creative economy as a driver of tourism economy.
Keywords: Creative Tourism, Something to See and Something to Do

1
Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Jember

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|13
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Pendahuluan dapat disebut sebagai daya tarik


Masyarakat kreatif dalam wisata sampai adanya suatu
dunia pariwisata harus berbasis perkembangan dari objek tersebut.
budaya lokal. Kolaborasi seni Tanpa adanya daya tarik di suatu
menjadi bagian penting dari proses tempat maka untuk kepariwisataan
ini sehingga komunitas pun akan tersendiri sulit untuk dikembangkan.
tetap hidup walaupun wisatawan Dalam memperkenalkan
pada saatnya meninggalkan tujuan wisata baru dan untuk mengetahui
wisatanya. Wisatawan saat ini bagaimana daya tarik wisatawan
mengubah pola perjalanan wisatanya untuk berkunjung maka harus ada
dari buying product menjadi buying strategi dari pengelola untuk
experience. Dari mass tourism mengenalkan dan mempertahankan
menjadi responsible tourism. Ketika kepada calon wisatawan. Selain
semula wisatawan cukup senang faktor budaya hal terpenting lainnya
berkunjung beramai-ramai ke suatu yang bisa menarik wisatawan untuk
tempat hanya untuk sekedar berfoto, berkunjung adalah dari tingkat
mereka kemudian mengubah keunikannya. Karena semakin unik
tujuannya untuk mencoba tempat wisata tersebut akan semakin
memahami budaya setempat. menarik konsumen untuk
Kunjungan wisata budaya, dengan berkunjung. Hal ini selaras dengan
melihat (dan mempelajari) galeri isi Undang-undang no 10 tahun
seni, kampung/desa wisata dan 2009 daya tarik wisata dijelaskan
sebagainya akan menjadi trend baru sebagai segala sesuatu yang
saat ini. memiliki keunikan, kemudahan, dan
Di tengah kesibukan dan nilai yang berupa keanekaragaman
aktivitas masyarakat di dunia, kekayaan alam, budaya, dan hasil
berwisata adalah hal yang sangat buatan manusia yang menjadi
diperlukan oleh setiap orang. sasaran atau kunjungan wisatawan.
Banyak sekali objek wisata yang Dalam UU No. 9 tahun 1990
dipilih oleh wisatawan. Ada yang tentang kepariwisataan disebutkan
suka dengan wisata alam, wisata bahwa daya tarik wisata adalah
budaya dan ada juga yang lebih suka suatu yang menjadi sasaran wisata.
dengan wisata buatan. Indonesia Pertama, daya tarik wisata ciptaan
adalah salah satu negara yang Tuhan yang Maha Esa yang
mempunyai beragam objek wisata berwujud keadaan alam, flora dan
dikarenakan banyaknya budaya, adat fauna. Kedua, daya tarik wisata hasil
istiadat, kepercayaan, musim, suku, karya manusia yang berwujud
dan lain sebagainya. Oleh karena museum, peninggalan sejarah, seni
itu, banyak wisatawan yang dan budaya, wisata agro, wisata
berkunjung ke Indonesia. Objek buru, wisata petualangan alam,
wisata dan daya tarik wisata adalah taman rekreasi dan kompleks
suatu bentukan dan fasilitas yang hiburan. Ketiga, daya tarik wisata
berhubungan, yang dapat menarik minat khusus, seperti berburu,
wisatawan atau pengunjung untuk mendaki gunung, gua, industri dan
datang ke suatu daerah atau tempat kerajinan, tempat perbelanjaan,
tertentu. Daya tarik yang belum sungai air deras, tempat-tempat
dikembangkan merupakan sumber ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.
daya yang potensial dan belum Kampung Wisata Belajar

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


14 | (Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Ledokombo adalah sebuah kawasan pada penyediaan informasi.


pedesaan yang memiliki beberapa Menurut (Salman, 2010) setelah
karakteristik khusus untuk menjadi hampir sebagian besar wilayah di dunia
daerah tujuan wisata. Di kawasan terhubung pada era ekonomi informasi,
ini, penduduknya masih memiliki tantangan globalisasi menjadi semakin
tradisi dan budaya yang relatif nyata. Dalam konteks globalisasi, daya
masih asli. Selain itu, beberapa saing merupakan kunci utama untuk
faktor pendukung seperti makanan bisa sukses dan bertahan. Daya saing
khas, sistem pertanian dan sistem ini muncul tidak hanya dalam bentuk
sosial turut mewarnai sebuah produk dalam jumlah banyak namun
kawasan desa wisata. Di luar faktor- juga berkualitas. Kualitas produk
faktor tersebut, alam dan lingkungan tersebut dapat diperoleh melalui
yang masih asli dan terjaga pencitraan ataupun menciptakan atraksi
merupakan salah satu faktor dan aktivitas wisatawan yang kreatif
terpenting dari sebuah kawasan dan inovatif yang berbeda dari wilayah
tujuan wisata. lainnya. Diperlukan kreativitas yang
Kecamatan Ledokombo tinggi untuk dapat menciptakan atraksi
sebagian besar penduduknya dan aktivitas wisatawan yang inovatif.
bermata pencaharian sebagai buruh Berangkat dari poin inilah, destinasi
tani dan sisanya bekerja di sektor pariwisata kreatif menemukan
informal (pedagang kecil) eksistensinya dan berkembang.
disamping menjadi buruh Pengembangan sayap dalam
perusahaan serta pegawai negeri destinasi pariwisata kreatif di berbagai
atau swasta. Tiga puluh tahun wilayah dapat menampilkan hasil
terakhir semakin banyak penduduk positif yang signifikan, antara lain
usia produktif terutama perempuan berupa penyerapan ide kreatif untuk
yang pergi untuk mencari nafkah sebuah atraksi, penambahan aktivitas
keluar Ledokombo, baik di dalam para wisatawan untuk mengikuti
negeri (Bali, Kalimantan dan kegitan yang disajikan, hingga
Lombok) maupun keluar negeri pencitraan wilayah di tingkat regional,
sebagai buruh migran di Malaysia, nasional bahkan internasional.
Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Pencitraan wilayah muncul ketika suatu
Hongkong, Singapura, Taiwan dan wilayah menjadi terkenal karena
lain lain. Pada umumnya migrasi destinasi pariwisata kreatif yang
dilakukan sebagai strategi untuk dihasilkannya. Dalam konteks yang
keluar dari lingkaran kemiskinan. lebih luas, pencitraan wilayah dengan
Globalisasi dan perdagangan menggunakan destinasi pariwisata
global merupakan suatu hal yang kreatif juga terkoneksi dengan berbagai
tidak terelakkan dari kemajuan sektor, di antaranya sektor sosial,
teknologi. Teknologi informasi dan ekonomi dan budaya
komunikasi yang bekembang dengan Sehubungan dengan
pesat telah mengaburkan batas-batas pengembangan destinasi pariwisata
wilayah karena satu wilayah dapat kreatif maka dilakukan kajian untuk
terhubung dengan wilayah lainnya mengangkat lebih global lagi
dalam satu waktu yang sama. kampung Ledokombo sebagai
Pentingnya diera tersebut kemudian kampung wisata belajar dengan
menimbulkan ekonomi informasi, keunikan budaya dan tradisinya,
yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis sehingga bisa menjadi salah satu

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|15
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

destinasi pariwisata kreatif di perjalanan wisata serta melakukan


Kabupaten Jember Propinsi Jawa kegiatan yang terkait dengan wisata
Timur. Karena menurut Hermantoro disebut Wisatawan. Wisatawan dapat
(2011), globalisasi sangat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
membutuhkan produk lokal wisatawan nusantara dan wisatawan
(glokalisasi), karena daya saing mancanegara. Wisatawan nusantara
pariwisata justru terbentuk karena adalah wisatawan warga negara
keunikan produknya yang tidak dapat Indonesia yang melakukan perjalanan
“dibeli” di tempat lain. Menikmati wisata sementara wisatawan
pengalaman berwisata adalah mancanegara ditujukan bagi
menikmati keunikan budaya, alam, wisatawan warga negara asing yang
dan masyarakat di tempatnya melakukan perjalanan wisata.
Fenomena dalam destinasi Untuk mengembangkan
pariwisata kreatif yang dilakukan kegiatan wisata, daerah tujuan wisata
oleh Kampung Wisata Belajar setidaknya harus memiliki
Ledokombo Kabupaten Jember inilah komponen-komponen sebagai berikut
menjadi bahan kajian bagi penulis (UNESCO, 2009) :
dalam menganalisis wacana tentang 1. Obyek/atraksi dan daya tarik
Bagaimana Pengembangan Destinasi wisata
Pariwisata Kreatif Melalui Pasar 2. Transportasi dan infrastruktur
Lumpur. Beberapa sektor yang 3. Akomodasi (tempat menginap)
mempengaruhi pengembangan
4. Usaha makanan dan minuman
destinasi pariwisata kreatif seperti
obyek/atraksi wisata dan aktivitas 5. Jasa pendukung lainnya (hal-hal
wisatawan. yang mendukung kelancaran
berwisata misalnya biro
perjalanan yang mengatur
Pembahasan
perjalanan wisatawan, penjualan
Pariwisata cindera mata, informasi, jasa
Pariwisata didefinisikan sebagai pemandu, kantor pos, bank,
aktivitas perjalanan yang dilakukan sarana penukaran uang, internet,
untuk sementara waktu dari tempat wartel, tempat penjualan pulsa,
tinggal semula ke daerah tujuan salon, dll).
dengan alasan bukan untuk menetap Departemen Kebudayaan dan
atau mencari nafkah melainkan hanya Pariwisata Indonesia sebelumnya
untuk bersenang senang, memenuhi telah menetapkan program yang
rasa ingin tahu, menghabiskan waktu disebut dengan Sapta Pesona. Sapta
senggang atau waktu libur serta Pesona mencakup 7 aspek yang harus
tujuan tujuan lainnya (UNESCO, diterapkan untuk memberikan
2009). Sedangkan menurut UU pelayanan yang baik serta menjaga
No.10/2009 tentang Kepariwisataan, keindahan dan kelestarian alam dan
yang dimaksud dengan pariwisata budaya di daerah kita. Program Sapta
adalah berbagai macam kegiatan Pesona ini mendapat dukungan dari
wisata dan didukung oleh berbagai UNESCO (2009) yang menyatakan
fasilitas serta layanan yang bahwa setidaknya 6 aspek dari tujuh
disediakan masyarakat, pengusaha, Sapta Pesona harus dimiliki oleh
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. sebuah daerah tujuan wisata untuk
Seseorang atau lebih yang melakukan membuat wisatawan betah dan ingin

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


16 | (Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

terus kembali ke tempat wisata, yaitu: wisata serta daya tarik wisata yang
Aman; Tertib; Bersih: Indah; Ramah; ada di dalamnya akan menarik
dan Kenangan. kunjungan wisatawan. Sedangkan
Menurut (Yoeti, 1985) konsep Gunn (1993), menyatakan bahwa
kegiatan wisata dapat didefinisikan kawasan wisata (destinasi)
dengan tiga faktor, yaitu harus ada merupakan suatu tempat yang tidak
something to see, something to do, saja menyediakan segala sesuatu yang
dan something to buy. Something to dapat dilihat wisatawan, namun juga
see terkait dengan atraksi di daerah menawarkan aktivitas yang dapat
tujuan wisata, something to do terkait dilakukan pada tempat tersebut dan
dengan aktivitas wisatawan di daerah menjadi daya tarik yang memikat
wisata, sementara something to buy orang untuk berkunjung ke tempat
terkait dengan souvenir khas yang tersebut. Dari berbagai pendapat
dibeli di daerah wisata sebagai diatas, destinasi wisata, harusnya
memorabilia pribadi\ wisatawan. merupakan kawasan yang memiliki
Dalam tiga komponen tersebut, ciri khas atau keunikan agar dapat
destinasi pariwisata kreatif dapat memberikan pesona atau daya tarik
masuk melalui something to see dan seorang pengunjung selama
something to do dengan mengkreasi kunjungannya dan bahkan dapat
destinasi wisata melalui pasar lumpur. memikat lebih lama dengan
berkunjung kembali pada destinasi
Destinasi Pariwisata Kreatif tersebut.
Pariwisata kreatif, menurut
pencetusnya, Greg Richards, terjadi Komponen - Komponen Destinasi
diawali dengan wisata budaya, atau Wisata
bahkan MICE. Keingintahuan yang 1) Attraction : atraksi wisata
lebih dari wisatawan, kemudian merupakan segala sesuatu yang
dimanfaatkan secara maksimal menarik dan bernilai untuk
dengan melibatkan wisatawan untuk dikunjungi dan dilihat (Pendit,
masuk memproduksi jenis atraksi 1999).
wisata yang ditawarkan. Secara garis Edward Inskeep (dalam Pendit)
besar, penyedia jasa pariwisata kreatif menyatakan atraksi wisata dapat
(seperti Museum, Event Organizer, dibedakan menjadi:
dll) harus menarik 'basah' wisatawan a. Natural attraction: meliputi
dengan tujuan agar wisatawan Site Attraction, berupa iklim,
mendapatkan pengalaman yang lebih pemandangan, flora dan
dengan ikut merasakan/empati fauna, atau tempat bersejarah ,
dengan apa atraksi wisata yang serta Event Attraction berupa
ditawarkan. Untuk mendapatkan kegiatan MICE (Meeting,
pengalaman ini, wisatawan harus Incentive, Conference,
melakukan 'bagian'nya agar Exhibition), atau acara - acara
menjadikan produk wisata kreatif olahraga seperti misalnya
menjadi 100%. olimpiade, world cup, dan lain
Cooper dkk (1993), - lain.
menyatakan destinasi wisata b. Cultural attraction :
merupakan salah satu elemen yang berdasarkan pada aktifitas
paling penting karena menjadi alasan manusia seperti misalnya
orang - orang melakukan perjalanan

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|17
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

karapan sapi, ngaben, sekaten, lain obyek tersebut harus


megeret pandan, penguburan mempunyai daya tarik khusus
jenazah di Terunyan, dan lain- yang mampu untuk menyedot
lain. minat dari wisatawan untuk
c. Special types of attraction : berkunjung di obyek tersebut.
atraksi ini tidak berhubungan b) something to do, terkait dengan
dengan kedua kategori di atas aktivitas wisatawan di daerah
tetapi merupakan atraksi wisata. Something to do adalah
buatan seperti theme park, agar wisatawan yang melakukan
circus, shopping pariwisata di sana bisa melakukan
2) Accessibility, atau aksesibilitas sesuatu yang berguna untuk
merupakan suatu kemudahan memberikan perasaan senang,
bagi wisatawan untuk mengakses bahagia, relax berupa fasilitas
suatu destinasi. rekreasi baik itu arena bermain
3) Ancilary Service, Pelayanan yang ataupun tempat makan, terutama
diberikan oleh destinasi kepada makanan khas dari tempat tersebut
wisatawan dan industri, berupa sehingga mampu membuat
pemasaran, pengembangan dan wisatawan lebih betah untuk
koordinasi antar komponen tinggal di sana.
destinasi. Seperti c) something to buy, terkait dengan
organisasi/instansi pemerintah, souvenir khas yang dibeli di
swasta maupun gabungan daerah wisata sebagai memorabilia
instansi pemerintah dan swasta. pribadi wisatawan. Something to
4) Community Involvement, buy adalah fasilitas untuk
Keterlibatan masyarakat dalam wisatawan berbelanja yang pada
memberikan pelayanan dan umumnya adalah ciri khas atau
hubungan yang tercipta antara icon dari daerah tersebut, sehingga
wisatawan dan masyarakat lokal bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
sebuah destinasi, akan Dalam tiga komponen tersebut,
mempengaruhi juga apakah destinasi pariwisata kreatif dapat
destinasi tersebut baik atau tidak
masuk melalui something to see dan
untuk dikunjungi oleh wisatawan something to do dengan menciptakan
atraksi dan aktivitas wisatawan yang
Faktor yang Menunjang kreatif dan inovatif khas daerah
Pengembangan Destinasi Wisata tersebut. Namun, dalam sisi
Menurut (Yoeti, 1985) konsep praktisnya pengembangan destinasi
kegiatan wisata dapat didefinisikan wisata kreatif diimbangi dengan
dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to buy yang terkait dengan
something to see, something to do, pengembangan ekonomi kreatif
dan something to buy. sebagai penggerak ekonomi wisata.
Dalam pengembangan
a) Something to see, terkait dengan
pariwisata perlu ditingkatkan
atraksi di daerah tujuan wisata.
langkah-langkah yang terarah dan
Something to see adalah obyek
terpadu terutama mengenai
wisata tersebut harus mempunyai
pendidikan tenaga-tenaga kerja dan
sesuatu yang bisa di lihat atau
perencanaan pengembangan fisik.
dijadikan tontonan oleh
Kedua hal tersebut hendaknya saling
pengunjung wisata. Dengan kata
terkait sehingga pengembangan

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


18 | (Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

tersebut menjadi realistis dan kedatangan wisatawan (Yoeti, 1985).


proporsional. Agar suatu obyek Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
wisata dapat dijadikan sebagai salah
a. Perusahaan akomodasi: hotel,
satu obyek wisata yang menarik,
maka faktor yang sangat menunjang losmen, bungalow.
adalah kelengkapan dari sarana dan b. Perusahaan transportasi:
prasarana obyek wisata tersebut. pengangkutan udara, laut atau
Karena sarana dan prasarana juga kereta api dan bus-bus yang
sangat diperlukan untuk mendukung melayani khusus pariwisata saja.
dari pengembangan obyek wisata. c. Rumah makan, restaurant, depot
Menurut Yoeti dalam bukunya atau warung-warung yang berada
Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, di sekitar obyek wisata dan
p.181), mengatakan : “Prasarana memang mencari mata
kepariwisataan adalah semua fasilitas pencaharian berdasarkan
yang memungkinkan agar sarana pengunjung dari obyek wisata
kepariwisataan dapat hidup dan tersebut.
berkembang sehingga dapat d. Toko-toko penjual cinderamata
memberikan pelayanan untuk khas dari obyek wisata tersebut
memuaskan kebutuhan wisatawan yang notabene mendapat
yang beraneka ragam”. penghasilan hanya dari penjualan
Prasarana tersebut antara lain: barang-barang cinderamata khas
a. Perhubungan: jalan raya, rel obyek tersebut.
kereta api, pelabuhan udara dan e. Dan lain-lain.
laut, terminal. Dalam pengembangan sebuah
b. Instalasi pembangkit listrik dan obyek wisata sarana dan prasarana
instalasi air bersih. tersebut harus dilaksanakan sebaik
c. Sistem telekomunikasi, baik itu mungkin karena apabila suatu obyek
telepon, telegraf, radio, televise, wisata dapat membuat wisatawan
kantor pos untuk berkunjung dan betah untuk
d. Pelayanan kesehatan baik itu melakukan wisata disana maka akan
puskesmas maupun rumah sakit. menyedot banyak pengunjung yang
e. Pelayanan keamanan baik itu pos kelak akan berguna juga untuk
satpam penjaga obyek wisata peningkatan ekonomi baik untuk
maupun pos-pos polisi untuk komunitas di sekitar obyek wisata
menjaga keamanan di sekitar tersebut maupun pemerintah daerah.
obyek wisata.
f. Pelayanan wistawan baik itu Pengembangan Destinasi Pariwisata
berupa pusat informasi ataupun Kreatif Melalui Pasar Lumpur
kantor pemandu wisata. Di daerah ini banyak masalah
g. Pom bensin, dll. sosial yang muncul di masyarakat
(Yoeti, 1985) menambahkan seperti pengangguran, putus sekolah,
bahwa sarana kepariwisataan adalah buta aksara, kawin cerai, penyebaran
perusahaan-perusahaan yang HIV-Aids, pernikahan bawah umur,
memberikan pelayanan kepada pola hidup tidak sehat yang
wisatawan, baik secara langsung berdampak pada derajat kesehatan
maupun tidak langsung dan hidup masyarakat serta beragam bentuk
serta kehidupannya tergantung pada kriminalitas antara lain: perdagangan

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|19
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

manusia, kekerasan di dalam rumah dikelola oleh mayoritas purna Tenaga


tangga maupun di dalam masyarakat, Kerja Indonesia (TKI) dan
problema narkoba dan miras dan lain keluarganya yang sejatinya
lain. Permasalahan terjadi pula pada mempunyai modal sosial yang luar
anak yang ditinggalkan orangtua yang biasa. Pengalaman-pengalaman
migrasi, UNESCO menyebut mereka internasional yang didapatkan di luar
(Children Left Behind), yakni anak negeri, seperti kecakapan-
terlantar tanpa pengasuhan orang tua ketangguhan hidup maupun keahlian
yang layak hingga menyebabkan memasak aneka kuliner dan
putus sekolah, kekerasan terhadap kemampuan berbagai bahasa
anak (fisik, psikis, seksual), internasional yang siap dimanfaatkan
mengkonsumsi minuman keras dan untuk memajukan Indonesia dari desa
obat-obatan terlarang, membolos untuk dunia. Kreativitas bersama ini
sekolah, putus sekolah, unwanted melahirkan paket wisata dengan
pregnancy, pola makan yang kurang suguhan beraneka ragam usaha-usaha
sehat dengan mengkonsumsi vetsin di bidang kuliner sehat mulai dari
secara berlebih dan makan nasi hanya makanan, jajanan dan minuman
sekali dalam sehari yang selebihnya tradisional Indonesia dan beberapa
mengkonsumsi makanan ringan yang negara lainnya; penginapan
mengandung bahan pengawet, (homestay), outbond permainan
pewarna, pemanis serta perasa tradisional; pengelolaan sumber daya
makanan yang juga dikonsumsi alam; rintisan produk pertanian
berlebihan, mengkonsumsi rokok, organik serta produk kerajinan tangan
meminum-minuman keras, adiksi (handycraft).
konten internet tidak sehat Selain itu, berbagai upaya
(diantaranya games kekerasan dan dilakukan untuk meningkatkan
bermuatan seks), mencuri serta belum kesadaran masyarakat untuk
dimilikinya dokumen kependudukan mengonsumsi makanan sehat.
sebagai hak atas Beberapa upaya yang dilakukan
identitas/kewarganegaraan. adalah melalui pelatihan memasak
Didera beragam permasalahan masakan alternatif non terigu
diatas, dalam satu dasawarsa terakhir (brownies kukus mocaf, mie kelor,
Ledokombo bergeliat. Bergerak cake mocaf dan ubi ungu dan cookies
dinamis mulai dari citra wilayah ubi ungu), festival kuliner sehat ala
tertinggal, miskin dan pekat dengan desa, pertemuan multi stakeholders
problematika kehidupan, menjadi dari tingkat desa hingga kabupaten
kawasan yang berkembang dengan untuk belajar bersama mengenai pola
penuh harapan. Telah ada upaya pangan sehat. Berbagai kegiatan ini
untuk mengatasi permasalahan secara mendapatkan respon yang baik dari
bersama dengan cara-cara kreatif. berbagai elemen, sehingga diperlukan
Kegotongroyongan tindak lanjut untuk terus membangun
ditumbuhkembangkan dengan semangat dan mengaplikasikan pola
semangat baru. pangan sehat mulai dari keluarga
Kini Ledokombo berproses maupun masyarakat luas termasuk di
menjadi Kampung Wisata Belajar sektor bisnis. Atas dasar itulah
dimana ekonomi desa bergerak dan diperlukan ruang bersama untuk terus
kehidupan sosial, budaya makin mengkampanyekan hal tersebut.
bergairah. Kampung Wisata Belajar Salah satu usaha yang akan dilakukan

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


20 | (Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

oleh Tanoker beserta masyarakat serangkaian kegiatan Grand


Kecamatan Ledokombo dan Opening Pasar Lumpur.
jejaringnya adalah melalui

Tabel 1. Adaptasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar


Lumpur
Wisata Bentuk Wisata Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif
Something to see Wisata Atraksi 1. Pentas Anak-anak Tanoker: Pentas anak Tanoker akan
menyuguhkan berbagai kreasi seni dari anak-anak
Ledokombo yang kegiatannya terdiri dari,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, Menyanyikan Lagu
Daerah Madura (Tanduk Majeng), Berbagai Tarian
(Tarian Egrang, Tari Sajojo, Tari Sunda, Tari Chicken,
Tari Kewer-kewer), Musik Ember “Petung Jaya”,
Musik Dapur “Paluombo”.
2. Wisuda Sekolah Bok-ebok (Mother School- parenting
for peace): Wisuda ini dilaksanakan atas dasar inisiatif
dari ibu-ibu yang selalu bergumam, “masak anak saya
saja yang wisuda. Saya juga pingin”. Akan ada 91 ibu-
ibu yang akan di wisuda. Sebelumnya mereka telah
menyelesaikan 10 topik pembelajaran kegiatan belajar
bersama ibu-ibu di Desa Sumbersalak, Ledokombo dan
Slateng. Topik pembelajaran tersebut, diantaranya
tentang parenting (pengasuhan anak), community
parenting (pengasuhan anak oleh komunitas), identitas
diri, peran perempuan dalam keamanan, peran
perempuan dalam pembangunan desa, kesehatan
reproduksi serta pangan sehat dan kreatif. Tutor atau
fasilitator dari kegiatan ini adalah ibu-ibu asli dari
Kecamatan Ledokombo yang terlebih dahulu
mendapatkan training mengenai berbagai topik
pembelajaran tersebut.
3. Tari Egrang dan Perkusi, Salah satu kebudayaan
yang dapat dinikmati wisatawan ketika berkunjung ke
Tanoker adalah Tari Egrang diiringi Perkusi.
Pertunjukan di tampilkan oleh anak-anak Tanoker yang
menggunakan alat tradisional seperti jimbe, gamelan,
gendang dan drum yang menghasilkan bunyi khas.
Music ini dimainkan untuk mengiringi tarian Egrang.
Penari menari diatas Egrang dengan gerakan yang
lincah dan kompak. Kolaborasi yang unik, cantik serta
menarik ini membuat penonton merasakan hanyut
dalam keselarasan antara perkusi dan tarian Egrang.

Something to do Wisata Aktivitas 1. Outbond Anak-anak: outbond anak-anak terbuka untuk


Wisatawan umum dengan memainkan permainan tradisional,
yakni balap tempeh dan bola dalam lumpur serta becak
tangan dalam lumpur.
2. Polo Lumpur: bermaian bola tangan di arena lumpur
yang terbuka untuk umum.
3. permainan tradisional yang sangat di gemari anak-anak
sampai orang dewasa adalah Polo LumpurBakiak
dan Egrang (batok, bamboo, besi), Gobak Sodor,
Petak Umpet, Kelereng, Dakon, Layangan (musiman)
dan Kekean (gasing)
4. Wisata Tanoagro, disamping memiliki Kelas Seni dan
Kuliner, Tanoker juga
Something to buy Wisata 1. Bazar Kuliner Sehat dan Unik: bazar kuliner sehat dan
ekonomi kreatif unik ini menjual produk kuliner hasil karya masyarakat
Ledokombo yang menyuguhkan berbagai macam
makanan dan minuman tradisional dalam maupun luar

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|21
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

negeri yang dikreasikan kembali secara kreatif inovatif.


Ini menunjukkan bahwa masyarakat Ledokombo bukan
hanya melestarikan tapi juga merevitalisasi
(mengembangkan) budaya tradisional Indonesia.
2. Bazar Leh-Oleh Unik Ledokombo: produk kerajinan
dari usaha rumahan masyarakat Ledokombo
dampingan Tanocraft (Tanoker Craft) yang aktif mulai
2012. Beberapa produk yang dipasarkan, antara lain:
boneka egrang, aneka tas dan dompet, kreasi baju,
permainan tradisional, alat dapur, hiasan

Kesimpulan The Relationship Between


Industry and Education in
Pengembangan destinasi Travel and Tourism. Teoros
pariwisata kreatif berpengaruh International
terhadap masyarakat daerah
sebenarnya bersifat paradoks. Pada Hermantoro, Henky. (2011).
satu pihak, pariwisata dapat Creative-based tourism: dari
menggairahkan perkembangan wisata rekreatif menuju wisata
kebudayaan asli, bahkan dapat juga kreatif. Jakarta: Aditri
menghidupkan kembali unsur Kusumaputra, R. Adhi. (2011).
kebudayaan yang hampir Pariwisata Kreatif Harus
dilupakan. Pada lain pihak, Berbasis Budaya Lokal,
pariwisata tadi mengubah motivasi Kompas.com
berbagai unsur kebudayaan, seperti
Pendit, I Nyoman. (1999). Ilmu
permainan tradisional yang tadinya
Pariwisata, Sebuag Pengantar
dipersembahkan karena motivasi
Perdana. Jakarta: PT. Pradnya
tradisi, menjadi motivasi yang
Paramita.
bersifat komersil.
Saat ini wisatawan tidak Pitana, I Gde & Diarta, I Ketut
cukup puas hanya sekedar Surya. 2009. Pengantar Ilmu
memahami, tetapi mereka mencoba Pariwisata. Yogyakarta: Andi
untuk lebih dalam mempelajari Publishing
budaya setempat dan Press Release, Grand Opening
mengembangkannya. Wisatawan “Pasar Lumpur”, Kawasan
kemudian menjadi bagian dari Wisata Lumpur, Dusun Sumber
manusia kreatif yang dapat Lesung Onjur, Desa Sumber
berkolaborasi dengan budaya Lesung, Kecamatan
setempat. Mereka kemudian Ledokombo, Minggu, 30 April
menjadi prosumen (produsen 2017
sekaligus konsumen), dan mereka
tidak lagi hanya pasif melihat Salman, Duygu (2010). “Rethinking
budaya lokal. Ini yang disebut of Cities, Culture and Tourism
wisata kreatif - knowledge within a Creative Perspective”
kemudian menjadi lebih penting sebuah editorial dari PASOS,
dari hanya sekedar experience. Vol. 8(3) Special Issue 2010-
06-16
UNESCO (2009). Panduan Dasar
Referensi Pelaksanaan Ekowisata. Undang-
Cooper,C. (1993). An Analysis of undang No. 9 tahun 1990 tentang

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


22 | (Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)
Vol.2 No.1 Januari 2018 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X

Kepariwisataan https://id.wikipedia.org/wiki/Pr
amuwisata; Pramuwisata -
Yoeti, Oka A. (1985). Pengantar
Wikipedia bahasa Indonesia,
Ilmu Pariwisata, Bandung:
Angkasa ensiklopedia bebas

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kreatif Melalui Pasar Lumpur


(Analisis Wacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata Lumpur, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember)|23

Anda mungkin juga menyukai