1-Jurnal Ulva Reticulata

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Akuafish Saintek

Vol 1(1):1-9, 2020

Potensi Ekstrak Ulva reticulata Dalam Meningkatkan Aktivitas Lisozim Dan


Diferansiasi Hemosit Pada Udang Windu (Penaeus monodon)

Nurfitri Rahim1, Sri Wulan2, Elmi Nurhaidah Zainuddin3


Fakultas Kelautan dan Ilmu perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
Email: [email protected]

Abstak. Udang windu (Penaeus monodon) adalah salah satu jenis udang konsumsi yang
menjadi komoditas andalan dari berbagai daerah di Indonesia. Rumput laut Ulva
reticulata merupakan alga hijau multiseluler diketahui memiliki kandungan polisakarida
sulfat dan metabolit sekunder yang berpotensi meningkatkan sistem kekebalan tubuh
pada udang. Penelitian ini bertujan untuk menganalisis potensi Ekstrak Ulva reticulata
dalam meningkatkan respon imun humoral dan seluler pada udang windu. Rancangan
penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan
3 ulangan. Perlakuan dilakuan dengan mencampurkan ekstrak Ulva reticulata pada
pakan komersil dengan dosis 0, 0,5, 1,0 dan 1,5 g kg-1 selama 14 hari. Parameter
pengamatan terdiri atas aktivitas lisozim dan diferensiasi hemosit. Hasil penelitian
menunjukkan aktivitas lisozim tertinggi ditunjukkan pada perlakuan D (1,5 g kg-1)
dengan aktivitas lisozim 0,93±0,01 mm dan diferensiasi hemosit yang hampir sama tiap
perlakuan.

Kata kunci: Ulva reticulata, Aktivitas Lisozim, Diferensiasi hemosit, udang windu

Latar Belakang Usaha pengendalian penyakit selama


Udang windu (Penaeus monodon) ini mengandalkan antibiotik sintetik karena
adalah salah satu jenis udang konsumsi harganya murah dan cepat membunuh
yang menjadi komoditas andalan dari bakteri. Namun penggunaan antibiotik
berbagai daerah di Indonesia. Kementirian secara terus menerus dapat mengakibatkan
Kelautan dan Perikanan (KKP) memasang efek negatif bagi lingkungan dan
target produksi udang Indonesia termasuk organisme. Bakteri patogen menjadi
udang windu tahun 2019 bisa mencapai 1, resisten terhadap senyawa antibiotik dan
098 juta ton dan menjadikan Indonesia dapat menyebabkan residu pada udang
sebagai produsen utama udang di dunia yang berbahaya bagi konsumen dan dapat
Produksi udang nasional sejak tahun 2016 mengganggu perkembangan flora normal
ditargetkan terus meningkat sebesar usus yang digunakan pada proses
74.75% hingga tahun 2018 yaitu 400.300 pencernaan dan penyerapan makanan
ton menjadi 750.000 ton (Ditjen PB 2016). dalam tubuh. Selain itu penggunaan
Namun salah satu kelemahan dari udang antibiotik yang diberikan sebagai treatment
windu yaitu sangat rentan terserang atau pengobatan dapat memberikan efek
penyakit. negatif pada lingkungan. Sisa-sisa

1
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

antibiotik yang berada di saluran air dalam terbatas pada produk karagenan dan agar.
dosis berlebihan pada akhirnya juga Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
mencemari lingkungan (Rakhmawan, rumput laut memiliki potensi yang masih
2009). terbuka dalam pengembangan bidang
Budidaya udang windu yang telah pencegahan maupun pengobatan penyakit.
terserang penyakit akan sulit disembuhkan Berbagai penelitian menujukkan bahwa
oleh karena itu perlu dilakukan tindakan ekstrak rumput laut telah diketahui
preventif terhadap serangan penyakit. mempunyai aktivitas sebagai antitumor,
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya meningkatkan aktivitas kemotaksis
serangan penyakit yaitu dengan macrophage, menstimulasi aktivitas sekresi
meningkatkan sistem imunitas pada udang radikal oksigen dan fagositosis pada
windu. Udang mempunyai daya tahan peritonial and splenic murine macrophage
tubuh yang bersifat non spesifik terhadap (Castro et al., 2004). Metabolit sekunder
organisme patogen. yang terkandung dalam rumput laut
Sistem imunitas pada udang sangat Halimeda macroloba memiliki senyawa
bergantung tehadap proses pertahanan non bioaktif anti jamur (Widiastuti, 2003).
spesifik sebagai pertahanan pertama Rumput laut Ulva sp., Dendrilla
terhadap serangan penyakit (lee et al, sp.,Spirulina sp., Enteromorpha sp.,
2004). Salah satu upaya dalam pencegahan Dictyota sp., dan Porphira sp. telah terbukti
penyakit pada udang adalah melalui mampu meningkatkan aktifitas
peningkatan sistem imun pada udang imunostimulan udang (Castro et al., 2004;
dengan menggunakan imunostimulan, Selvin et al., 2004).
vitamin dan hormon (Johny et al., 2005). Ulva reticulata merupakan salah satu
Immunostimulan merupakan senyawa jenis rumput laut yang termasuk alga hijau
kimia, obat atau bahan lain yang mampu yang memiliki potensi sebagai
meningkatkan mekanisme respon imun immunomodulator dengan adanya
spesifik dan non spesifik ikan (Anderson, kandungan polisakarida sulfat dan senyawa
1992).. Penggunaan imunostimulan golongan triterpenoid, flavonoid,
merupakan solusi yang paling aman danalkaloid; (Anggadiredja, 2006; Kursia,
sebagai upaya perlindungan terhadap 2013 Lukman et al., 2015). Rahim, et al
serangan penyakit, karena dapat (2019) dalam penelitiaanya menyatakan
meningkatkan sistem kekebalan natural bahwa total hemosit dan aktivitas
(innate immunity) dan adaptive immunity fogositosis udang yang diberi pakan
pada ikan (Sakai, 1999; Ortuno et al., dengan ekstrak U. reticulate lebih tinggi
2002). Salah satu bahan alami yang dapat disbanding disbanding udang yang hanya
dipergunakan untuk imunostimulan adalah diberi pakan komersil. Selvin et al., (2004)
rumput laut. (Ridlo, 2009). menyatakan bahwa penambahan ekstrak
Rumput laut merupakan salah satu Ulva sp dalam pakan udang windu mampu
sumberdaya hayati yang jumlahnya meningkatkan respon imun non spesifik
melimpah di perrairan Indonesia. berupa total hemosit, aktivitas fagositosis
Pemanfaatn rumput laut saat ini masih dan persentase jenis hemosit pada udang

2
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

windu. Declarador et al., (2014) dalam Penelitian ini bertujuan untuk


penelitiannya mengungkapkan bahwa menganalisis potensi ekstrak Ulva
pemberian ektrask Ulva sp yang reticulata dalam meningkatkan aktivitas
dicampurkan pada pakan mampu lisozim dan diferensiasi hemosit pada
meningkatkan respon imun non spesifik udang windu.
seperti tatal hemosit, aktivitas Metode Penelitian
phenoloxidase, dan Respiratory Burst pada Pengumpulan Sampel
udang windu dan mampu meningkatkan Rumput laut yang telah diambil
tingkat kelangsungan hidup udang windu dimasukkan ke plastik lalu di masukkan
yang terserang virus white spot syndrome dalam coolbox yang telah berisi es batu
virus (WSSV). Selain itu U. reticulate untuk menjaga kesegaran rumput laut
tidak menunjukkan aktivitas sitoksisitas selama perjalanan menuju laboratorium.
pada organisme sehingga aman untuk Preparasi rumput laut merujuk pada
digunakan (Asri, 2011). Dengan adanya metode Lukman et al. (2015) rumput laut
senyawa aktif tersebut diharapakan ekstrak Ulva reticulata dimulai dengan proses
Ulva reticulata dapat digunakan sebagai pencucian, dengan air laut, air tawar dan
immunostimulan dalam meningkatkan aquadest sterill setelah proses pencucian
respon imun humoral seperti aktifitas sampel ditiriskan dan dikeringkan di
lisozim dan rspon imun seluler yang tempat yang terlindung dari sinar matahari
ditujukkan persentase diferensiasi hemosit secara langsung selama 4-6 hari. Rumput
untuk pencegahan serangan penyakit. laut yang telah kering dihaluskan dan
Lisozim merupakan salah satu enzim dimasukkan ke dalam kantong plastik
yang berperan penting dalam proses kemudian ditimbang dan disimpan dalam
imunitas udang. Lisozim dapat membunuh kondisi kering untuk selanjutnya dilakukan
bakteri apabila lingkungan tempat bakteri proses ekstraksi.
tersebut tidak berada dalam keadaan
isotonis yaitu konsentrasi zat terlarut di
dalam sel dan di luar sel (lingkungan) Ekstraksi Ulva reticulata Dengan
seimbang sehingga sekalipun dinding sel Metode Maserasi
bakteri pecah, air tidak akan masuk ke Metode ekstraksi yang digunakan adalah
dalam sel dan lisis tidak terjadi. metode ekstraksi tunggal dengan
Klasifikasi tipe hemosit krustase menggunakan pelarut etanol (Kursia,
terutama didasarkan pada keberadaan 2013). Sampel yang telah dihancurkan
granula sitoplasma, yaitu sel hyalin, semi ditimbang sebanyak 50 gram dan
granular, dan granular (Johansson et al. dimaserasi dengan pelarut etanol sebanyak
2000) masing-masing tipe sel aktif dalam 300 mL (perbandingan 1: 2 w/v) selama 3
reaksi kekebalan tubuh, sel hyalin terlibat X 24 jam jam. Hasil maserasi yang berupa
dalam fagositosis, sel semi granular aktif larutan kemudian disaring dengan kertas
dalam enkapsulasi, sel granular aktif dalam saring Whatman No. 1 sehingga didapat
penyimpanan dan pelepasan proPO system filtrat dan residu. Larutan ekstrak
dan sitotoksisiti.

3
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

kemudian diuapkan dengan menggunakan K: 0 g kg-1, A: 0,5 g kg-1,B: 1,0 g kg- dan C
rotavapor sampai diperoleh ekstrak kasar. 1,5 g kg-1pakan udang, sedangkan kontrol
adalah udang windu yang diberi pakan
Organisme uji udang komersial tanpa penambahan ekstrk
Organisme uji yang digunakan dalam ulva reticulata. Seluruh perlakuan dan
penelitian ini adalah udang windu.yang kontrol diberi pakan tiga kali sehari dengan
berasal dari tambak percontohan Politehnik FR sebesar 4–5% biomassa/hari.
Pertanian negeri Pangkep. Udang windu Pemberian perlakuan berlangsung selama
yang digunakan berukuran 6−7 g/ekor, 14 hari. Pengukuran tolah hemosit da
sebanyak 20 ekor/akuarium. Terlebih aktivitas Fagositosis dilakukan pada hari
dahulu udang windu diadaptasikan selama ke 15 setelah perlakuan.
tiga hari dan dipelihara dalam kondisi yang
terkontrol. Udang diberi pakan tiga kali Aktivitas Lisozim
sehari dengan feeding rate (FR) sebesar Metode yang digunakan adalah modifikasi
4−5 % dari biomassa/hari. Air, wadah, dan dari metode Rowley (1993) & Klontz
peralatan pemeliharaan didisinfeksi (1997). Tahap pertama disiapkan media
terlebih dahulu. agar yang mengandung Micrococcus
Persiapan Pakan lysodeikticus (Sigma) pada obejek gelas.
Ekstrak Ulva reticulata ditimbang terlebih Pada objek gelas tersebut dibuat lubang
dahulu berdasarkan dosis perlakuan dan berdiameter 6 mm sebanyak tiga buah
dilarutkan dalam 100 mL air. Larutan menggunakan pipet. Plasma darah
ekstrak Ulva reticulata dicampurkan sebanyak 15 µL dimasukkan kedalam
secara merata ke dalam pakan udang salah satu lubang tersebut, sedangkan satu
komersil yang telah disiapkan. Setelah itu, lubang lagi diisi dengan 15 µL chicken egg
pakan dikeringanginkan pada suhu ruang, white lysozyme (Sigma) sebagai kontrol
kemudian disalut (coating) dengan putih positif dan satu lubang lagi diisi dengan
telur 2,5% dan dikeringanginkan kembali lysozyme buffer (Sigma) sebagai kontrol
pada suhu ruang, di ruangan terbuka, negatif. gelas oobjek tersebut dibiarkan
terlindung dari cahaya matahari langsung. selam 10 menit pada suhu kamar,
Pakan yang telah siap dimasukkan dalam kemudian diinkubasi pada suhu 25oC.
wadah plastik dan disimpan dalam lemari Aktifitas lisozim diamati dengan mengukur
pendingin hingga digunakan. diameter zona hambat yang terbentuk.

Pemberian Pakan Perlakuan Diferesiasi Hemosit


Metode yang digunakan dalm penelitian ini Penghitungan diferensial hemosit udang
adalah metode rancangan acak lengkap dilakukan dengan metode Martin & Graves
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali (1985) penghitungan diferensial hemosit
ulangan.. Perlakuan yang diberikan udang dilakukan dengan terlebih dahulu
berdasarkan dari Declarador., et al. (2014) membuat preparat ulas. Darah udang atau
yaitu udang windu diberi pakan dengan hemolim diteteskan pada gelas objek
campuran ekstrak Ulva reticulate sebesar kemudian diratakan selanjutnya preparat

4
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

ulas tersebut dilakukan pengeringan dan modulasi sistem imun pada udang
dengan suhu ruang. Preparat ulas tersebut dapat diketahui melalui parameter seluler
difiksasi dengan menggunakan metanol dan humoral, diantaranya seperti
selama 10 sampai 15 menit kemudian diferensiasi hemosit dan aktivitas lisozim.
dilakukan pengeringan dengan suhu ruang Hasil penelitian menunjukkan
kembali. Setelah preparat ulas tersebut bahwa pemberian ekstrak Ulva reticulara
kering maka preparat tersebut direndam mampu meningkatkan aktivitas lisozim
dalam larutan giemsa selama 15 sampai 20 pada udang windu dengan hasil tertinggi
menit dan dilakukan pengeringan dengan pada dosis 1,5 g kg-1 pakan yakni
suhu ruang kembali. Jumlah hemosit 0,93±0,01 mm sedangkan pakan yang
dihitung hingga 100 sel dan ditentukan tidak diberi ekstrak Ulva reticulata hanya
persentase tiap jenisnya (hyaline dan memiliki aktivitas lisoszim sebesar
granular). Persentase tiap jenis sel hemosit 0,86±0,12.mm (Tabel 1). Hal ini
dihitung dengan rumus sebagai berikut: menunjukkan bahwa dengan adanya
penambahan ekstrak Ulva reticulata
𝐃𝐢𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭(%) mampu meningkatkan aktivitas lisozim
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭 sehingga mampu memberikan proteksi
= × 𝟏𝟎𝟎
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭 pada udang windu terhadap serangan
penyakit. Lisozim berperan penting dalam
Analisa data imunitas non spesifik dengan cara melisis
Analisis Data Aktivitas lisozim serta serta dinding sel bakteri dan menstimulasi
diferensiasi hemosit pada udang dianalisis fagositosis bakteri (Ellis 1990;
dengan ANOVA, dan bila terdapat Harikrishnan et al.,.2012). Fungsi aktivitas
perbedaan antar perlakukan dilanjutkan lisozim adalah sebagai faktor pertahanan
dengan Uji Tuckey. utama dari imunitas humoral dalam
mekanisme pertahanan seluler dan
kemampuannya memecah dinding sel
Hasil dan Pembahasan patogen membuat lisozim melawan
Salah satu kendala dalam budidaya mikroorganisme berbahaya seperti parasit,
udang windu adalah adanya serangan bakteri dan virus secara alami
penyakit non infeksi maupun infeksi, yang (Harikrishnan et al., 2011).
dapat disebabkan oleh bakteri dan virus. Lisozim memegang peranan
Seperti telah diketahui bahwa sistem imun penting dalam mekanisme pertahanan
pada udang windu masih primitif, karena melawan infeksi penyakit. Lisozim
tidak memiliki sel memori seperti halnya merupakan enzim yang akan memecah
hewan vertebrata yang mempunyai ikatan β-1,4 glycosidic antara N-
antibodi spesifik atau komplemen. acetylmuramic acid dan N-
Mekanisme pertahanan udang windu acetylglucoseamine pada lapisan
sangat bergantung pada kekebalan peptidoglikan dinding sel bakteri. Lisozim
nonspesifik, yang terdiri dari komponen mampu melisis dinding bakteri gram
seluler dan humoral. Kondisi kesehatan positif maupun gram negatif dengan

5
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

bantuan komplemen (Yano, 1996; Ellis., peningkatan sistem imun non spesifik
1999). Peningkatan aktivitas lisozim pada humoral pada udang windu.
penelitian ini menunjukkan adanya

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Aktivitas Lisozim Udang Windu Setelah Perlakuan Pemberian
Pakan Dengan Ekstrak Ulva reticulata

Perlakuan Rerata(mm)±SD

K ( 0 g kg-1) 0,86±0,12a
A (0,5 g kg-1) 0,91±0,01a
B (1,0 g kg-1) 0,89±0,02a
C (1,5 g kg-1) 0,93±0,01a
Keterangan : Data (rerata±SD) pada waktu pengamatan yang sama dengan huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan hasil yang nyata (p<0,05)

Tabel 2. Persentase jenis hemosit udang windu setelah perlakuan pemberian pakan dengan
ekstrak Ulva reticulata

Perlakuan Rerata (%) ± SD

Hialin Semigranular Granular

K ( 0 g kg-1) 51±9,76 21±5,42 27±4,62

A (0,5 g kg-1) 49±5,19 21±5,22 31±5,25

B (1,0 g kg-1) 55±4,31 21±2,74 25±2,71

C (1,5 g kg-1) 56±1,78 20±2,54 23±3,55

Keterangan : Data (rerata±SD) pada waktu pengamatan yang sama dengan huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan hasil yang nyata (p<0,05)

Nilai diferensiasi hemosit yang sedangkan sel granular dan semigranular


merupakan perbandingan antara sel hialin, secara bersama-sama bertanggungjawab
sel granular dan sel semigranular. Ke tiga melakukan aktifitas sitotoksis dan produksi
jenis tipe sel hemosit tersebut masing- serta pelepasan sistem prophenoloksidase
masing memegang peranan dalam sistem (Kakoolaki et al, 2010). Sel hyalin
imunitas udang. Sel hialin bertanggung bertanggungjawab terhadap aktivitas
jawab dalam imunitas sebagai fagositosis pagositas, sedangkan sel ganular dan semi-

6
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

gragnular aktif dalam proses protease polisakarida dengan reseptor mengaktivasi


enzim, pembentukan zat antibakteri dan pemberikan sinyal untuk meningkatkan
oksigen reaktif seperti anion superoksida proliferasi hemosit dan menstimulasi
dan hidrogenperoksida (Johansson et al., aktifitas sistem imun (Declarador et al.,
2000). 2011).
Hasil pengamatan diferensiasi
hemosit (Tabel 2) menunjukkan bahwa Kesimpulan
pemberian ekstrak Ulva reticulata selama Penggunaan ekstrak rumput laut Ulva
14 hari menujukkan pada perlakuan 1,0 g reticulata dengan dosis 1,5 g kg-1 mampu
kg-1 dan 1,5 g kg-1 pakan memilki meningkatkan sistem kekebalan tubuh
persentase sel hialin yang lebih tinggi pada udang windu baik secara humoral dan
dibandingkan perlakuan kontrol. seluler.
Sedangkan sel semigranular untuk kontrol
dan masing-masing perlakuan memiliki
persentase 20-21%. Sedangkan untuk sel DAFTAR PUSTAKA
granular perlakuan 1,5 g kg-1 meiliki
persentase nilai yang lebih rendah yaitu Asri, RM. 2011. Analisis Fitokimia dan
23% dibanding perlakuan kontrol dan Uji Sitoksistas Dengan Metode
lainnya hal ini disebabkan tingginya Brine Shrimp Lethality Test
persentase sel hiailin pada perlakuan 1,5 g (BSLT) Ekstrak dan Fraksi Rumput
kg-1. Secara umum total hemosit pada Laut Hijau Ulva reticulate. Skripsi.
krustase 50-80 % adalah sel hyalin, 9-30% Fakultas Farmasi. Universitas
adalah sel semigranular, dan 4-20% persen Hassanuddin..
adalah sel granular (Sung et al., 1999). Castro, R. I. Zarrab, & J. Lamas. 2004,
Meskipun demikian pemberian ekstrak Water-soluble Seaweed Extracts
Ulva reticulata menunjukkan tidak ada Modulate the Pantoea agglomerans
pengaruh nyata (P>0,05) terhadap lipopolysaccharide (LPS). Fish
diferensiasi hemosit udang windu, yaitu sel Shellfish Immunol, 10: 555–558.
granular, sel semi granular dan sel hialin Declarador. R.S. 2010. Ulvan extract acts
jika dibandingkan perlakuan kontrol. as immunostimulant against white
Ekstrak Ulva reticulata spot syndrome virus (WSSV) in
mengandung senyawa metabolit sekunder juvenile black tiger shrimp Penaus
dan polisakarida sulfat yang disebut monodon. AACL Bioflux. 10 :153-
dengan ulvan yang dapat digunakan 161.
sebagai imunostimulan pada udang windu. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kandungan ulvan yang merupakan pada KKP. Statistik Perikanan Budidaya
dinding sel Ulva sp mampu menstimulasi Indonesia 2018. Jakarta 118 hlm.
sistem imun pada udang mungkin Ellis AE. 1999. Immunity to bacteria in
dimediasi dengan adanya interaksi antara fish. Fish & Shellfih Immunology 9:
polisakarida dengan reseptor pada 291-308.
permukaan hemosit. Adanya ikatan antara

7
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

Ellis, A.E., 1990. Lysozyme assay. In: In: ISC, ed. shrimp culture, Bushehr,
Stolen, J.S., Fletcher, D.P., Iran. IFRO.
Anderson, B.S., Robertson, B.S. Klontz, G.W. 1997. Fish hematology.
(Eds), Techniques in Fish Techniques in fish immunology-3.
Immunology. SOS Publication, Fair In Stolen et al. (Eds.). Sos
Haven, NJ, pp. 101-103. Publications, Fair Haven, NJ 07704-
Harikrishnan R, Kim J, Balasundaram C, 3303, USA. p. 121—131.
Heo M. 2012. Immunomodulatory Kursia, S. 2013. Aktivitas anti oksidan
effects of chitin and chitosan polisakarida rumput laut Ulva sp
enriched diets in Epinephelus pada tikus putih diabetes. Tesis.
bruneus against Vibrio alginolyticus Fakultas Farmasi. Universitas
infection. Aquaculture 326-329:46- Hassanuddin.
52. Lee, M.H. & Shiau, S.Y. 2004. Vitamin E
Johansson MW, Keyser P, Requirements of Juvenil Grass
Sritunyalucksana K, Soderhall K. Shirmp, P. monodon and effects on
2000. Crustacean hemocytes and Nonspecific Immune Responses.
haemotopoiesis. Aquaculture 191: Fish and Shellf.
45-52. Lukman B.J., Zaraswati D., Indah R.,
Johansson, M.W., P. Keyser, K. Priosambodo., 2014. Efektivitas
Sritunyalucksana and K. Soderhall. Ekstrak Alga Eucheuma Cottoni,
2000. Crustacean haemosytes and Turbinaria Decurrens, dan Ulva
haematopoiesis. Aquacultur, 191 : 45- reticulate Sebagai Antimikroba
92. Terhadap Streptococcus Mutans.
Johny, F., Roza, D.K., Mahardika, Zafran, Fakultas Matematika dan ilmu
& Prijono, A. 2005. Penggunaan pengetahuan Alam. Universitas
Immunostimulan Untuk Hassanuddin.
Meningkatkan Kekebalan Martin GG, Graves LB. 1985. Structure
Nonspesifik Benih Ikan kerapu and classification of shrimp
Lumpur, Epinephelus coiodes haemocytes. J Morfology 185 : 339-
Terhadap infeksi Virus irido. Jurnal 348.
Penelitian Perikanan Indonesia, Ortuno, J., Cuesta, A., Rodrigues, A.,
11(5): 75 – 83. Esteban, M.A., Meseguer, J., 2002.
Kakoolaki, S., Soltani, M., Ebrahimzadeh Oral Administration Of Yeast,
Mousavi, H. A., Sharifpour, I., Saccharomyces Cerevisiae,
Mirzargar, S. S., Afsharnasab, M., Enhances The Celluler Innate
Dashtiannasab, A., et al., 2010b. Immune Respone Of Gilthead
Selected hemolymph characters of Seabream (Sparus Aurata L.). Vet.
cultured juvenile in penaeus Immunol. Immunopathoogyl. 85: 41-
vannamei exposed to wsv using a 50.
new modified hemolymph staining. Rahim, N., Zainuddin, E. N., & Sriwulan.
(2019). Effect of Ulva reticulata

8
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1):1-9, 2020

Extract in Increasing Hemocyte


Count and Phagocytosis Activity in
Tiger Shrimp (Penaeus monodon).
International Journal of Scientific
and Research Publications (IJSRP), .
9(7).
doi:10.29322/ijsrp.9.07.2019.p91101
Rakhmawan, Hendra. 2009. Analisis Daya
Saing Komoditi Udang Indonesia Di
Pasar Internasional. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Rowley, A.F. 1993. Collection, separation
and identification of fish leukocytes
In Stolen et al. (Eds.). Techniques in
Fish Immunology-1. Sos
Publications, Fair Haven, NJ 07760.
USA. p. 113—136.
Sakai, M., 1999. Current Research Status
Of Fish Immunostimulants.
Aquaculture 172, 63-92.
Selvin J., A.J. Huxleya, & A.P. Lipton,
2004, Immunomodulatory Potential of
Marine Secondary Metabolites
Against Bacterial Diseases of Shrimp,
Aquaculture 230: 241– 248
Selvin, J., Manilal, A., Sujith, S., Seghal
Kiran, G., Premnath Lipton, A. 2011.
Efficacy of marine green alga Ulva
fasciata extract on the management of
shrimp bacterial diseases. Lat. Am. J.
Aquat. Res. 39, 197– 204.
https://doi.org/10.3856/vol39- issue2-
fulltext-1
Yano T. 1996. The nonspecific immune
system: Humoral Defences .
Didalam: Iwama G, Nakanishi T,
editor. The Immune System:
Organism, Pathogen and
Environment. USA (US): Academic
Press. hlm 105-1157.

Anda mungkin juga menyukai