Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 66

Asuhan Keperawatan pada Ny.

S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilisasi
Fisik :Mencegah Luka Dekubitus Pada Pasien
Stroke di Ruangan ICU Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Dewi Permata Sari
142500118

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Dewi Permata Sari

NIM : 142500118

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuan Dasar Mobilisasi Fisik : Mencegah Luka Dekubitus Pada Pasien
Stroke di Ruangan ICU Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sumatera
Utara”adalah benar hasil karya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya dan belum pernah dianjurkan kepada institusi manapun
serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
atau paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 12 Juli 2017

Dewi Permata Sari

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun judul dari
Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Aplikasi Tindakan Mobilisasi Fisik dan Massase
Kulit Untuk Mencegah Luka Dekubitus Pada Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan
Stroke Di Ruangan ICU Rumah Sakit Sumatera Utara”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan
Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas


Sumatera Utara beserta staf Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembantu Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi DIII
Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.
6. Ns. Asrizal, S.Kep, M.Kep,. RN, WOC (ET)N, CHt.N selaku Dosen
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
7. Teristimewa orang tua Ibunda Hamiyah yang telah memberikan perhatian,
dorongan dan motivasi baik dalam bentuk moril maupun materil sehingga saya
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh teman-teman DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara stambuk 2014, terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan yang

ii

Universitas Sumatera Utara


telah terjalin serta atas dukungan yang diberikan kepada saya dalam
menyelesaikan studi.
Dalam karya tulis ilmiah ini saya menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat, tutur bahasa, dan cara penulisan. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, 12 Juli 2017

Dewi Permata Sari

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................... 4
C. Manfaat.................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
A. Konsep Dasar ......................................................................... 5
1. Stroke.............................................................................. 6
1.1 Pengertian ................................................................ 6
1.2 Penyebab…………………………………………….. 6
1.2.1. Stroke non hemoragik……………………….. 6
1.2.2. Stroke hemoragik …........................................ 7
1.3 Tanda dan Gejala......... ............................................. 8
1.4 Patofisiologi ............................................................. 8
1.5 Pemeriksaan Penunjang ............................................ 9
1.6 Komplikasi .............................................................. 9
1.7 Penatalaksanaan ....................................................... 10
1.8 Pencegahan .............................................................. 11
2. Luka Dekubitus .............................................................. 12
2.1 Pengertian ................................................................ 12
2.2 Penyebab……………………………………………. 12
1.2.3. Faktor Eksternal…….……………………… . 12
1.2.4. Faktor Internal..…...................................... .... 12
2.3 Resiko Tinggi Terjadinya Luka......... ........................ 13
2.4 Tanda dan Gejala ...................................................... 13
2.5 Komplikasi ............................................................... 13
2.6 Penatalaksanaan ...................................................... 14
2.7 Stadium Luka ........................................................... 14

iv

Universitas Sumatera Utara


3. Mobilisasi Fisik ………………………………………….. 15
3.1 Pengertian ................................................................ 15
3.2 Jenis-jenis ………………………………………….. 15
3.3 Tujuan Mobilisasi......... ............................................ 16
3.4 Manfaat .................................................................... 16
4. Massase ………………………………………………….. 17
4.1 Pengertian ................................................................ 17
4.2 Tujuan …………………………………………........ 17
4.3 Komponen ......... ...................................................... 17
4.3.1. Arah Gerakan ………………………………... 17
4.3.2. Dosis Frekuensi Massase……………………… 17
4.4 Efek Massase............................................................ 17
5. Asuhan Keperawatan pada Masalah Istirahat Tidur……… 18
5.1 Pengkajian ................................................................. 20
5.1.1 Pemeriksaaan Fisik........................................ 20
5.2 Analisa Data ............................................................. 21
5.3 Rumusan Masalah..................................................... 21
5.5 Perencanaan.............................................................. 22
B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................... 25
6.1 Pengkajian....................................................................... 25
6.2 Analisa Data .................................................................... 35
6.3 Rumusan Masalah ........................................................... 35
6.4 Diagnosa Keperawatan .................................................... 35
6.5 Pelaksanaan ..................................................................... 36
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
A. Kesimpulan ..................................................................... 48
B. Saran ............................................................................... 50
Daftar Pustaka ............................................................................................ 53
Lampiran .................................................................................................... 54

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak,

timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun. Umumnya

laki-laki lebih sering terkena dari pada perempuan. Biasanya tidak ada gejala dini,

dan muncul begitu mendadak. World Health Organisation (WHO) menetapkan

stroke adalah deficit neurologic yang timbul semata-mata karena penyakit

pembuluh darah otak dan bukan oleh sebab yang lain (Misbach, 2007). Stroke

mengacu kepada tiap gangguan neurologic mendadak yang terjadi akibat

pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak (Price

dan Wilton, 2006 dalam Tahihoran, 2010).

Salah satu dampak stroke adalah kelumpuhan yang mengarah pada terapi

mobilisasi fisik. Jadi stroke merupakan masalah medik yang sering dijumpai,

gangguan neurologic ini sering terjadi secara mendadak dan tidak jarang

menyebabkan kematian. Dampak dari stroke adalah dekubitus, atau penekanan

pada daerah yang bersentuhan dengan permukaan tempat tidur. Tindakan

pencegahan luka pada pasien dekubitus harus dilakukan sedini mungkin dan

dilakukan terus-menerus (Tahihoran,2010).

Luka dekubitus merupakan dampak tekanan yang terlalu lama pada area

permukaan tulang yang menonjol dan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi

darah pada area yang tertekan terlalu lama dan lama-kelamaan jaringan setempat

mengalami iskemik, hipoksia dan berkembang menjadi nekrosis (Barbara, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan yang

mengalami nekrosis yang biasanya terjadi pada bagian permukaan tulang yang

menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu tertentu yang

menyebabkan peningkatan tekanan kapiler (Suriadi, 2004).

Prevalensi luka dekubitus bervariasi, dilaporkan bahwa 5-10% terjadi di

tatanan perawatan akut/acute care, 15-25% ditatanan perawatan rumah/home

health care serta 8-40% di ICU karena penurunan imunitas tubuh (Enie, 2005).

Hasil penelitian menunjukan hasil insidens dekubitus Indonesia sebesar

33,3%(Suriady, 2006). Angka ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan insiden

dekubitus di ASEAN yang hanya berkisar 21-31,3% (Ida dan Nila, 2009). Insiden

dan prevelensi penderita stroke di Amerika cukup tinngi,untuk mendapatkan

perhatian dari kalangan tenaga kesehatan yang mencapai 15%, di Indonesia

hampir 25% penderita stroke terkena dekubitus (Ida dan Nila, 2009). Prevalensi

stroke di Indonesia berdasarkan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan

(17,9%), di Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur

sebesar 16 per mil. Terjadi peningkatan prevalensi stroke berdasarkan wawancara

(jawaban responden yang pernah didiagnosis nakes dan gejala tertinggi) juga

meningkat dari 8,3 per 1000 (2007) menjadi 12,1 per 1000 (2013) (Riskesdes,

2013).

Beberapa penelitian tentang intervensi keperawatan untuk mencegah

terjadinya luka dekubitus terdiri dari pengatutan posisi baring (mobilisasi),

massase kulit, yang dapat mereduksi penekanan jaringan dan dapat menjadi

tindakan yang efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus. Intervensi

dengan melakukan massase kulit pada bagian tubuh tertentu sebagai tambahan

Universitas Sumatera Utara


dari jadwal perubahan posisi yang rutin serta intervensi mobilisasi fisik secara

berkala setiap 2 jam (Novilestari, 2005).

Mobilisasi fisik merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara

bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2006). Mobilisasi fisik adalah

perubahan posisi secara berkala setiap jam mulai 08.00-10.00 WIB pasien di

miringkan kearah kanan, kemudian jam 12.00-14.00 WIB pasien dimiringkan

kearah kiri, dan seterusnya seperti itu (Nuh Huda, 2012).

Massase adalah salah satu pemijatan/ditepuk-tepuk pada bagian tubuh

tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk memperbaiki sirkulasi,

metabolisme, melepaskan perlekatan dan memperlancar aliran peredaran darah

sebagai cara pengobatan (Pupung, 2009). Tujuan dari tindakan massase adalah

untuk meningkatakan sirkulasi pada daerah massase, meningkatkan relasaksasi,

menjaga keadaan kondisi kulit (Pupung, 2009).

Intervensi keperawatan mobilisasi fisik dan massase kulit pada pasien

stroke dapat mencegah terjadinya luka dekubitus. Hal ini dibuktikan dengan uji

statistic dengan hasil P value 0,0000 berarti ada pengaruh signifikan dari

intervensi keperawatan mobilisasi fisik dan massase kulit terhadap terjadinya luka

dekubitus. Responden yang tidak mengalami luka dekubitus yaitu 8 orang (80%)

setelah diberikan intervensi keperawatan mobilisasi fisik dan massase kulit yang

mengalami sebanyak 2 orang (20%) berjenis kelamin laki-laki yang mengalami

luka dekubitus. Hal ini menjelaskan bahwa luka dekubitus akan lebih terjadi pada

laki-laki dari pada perempuan hal ini didukung oleh faktor pola hidup dalam

mengkomsumsi makanan (Simanjuntak dkk, 2013).

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada Ny. S

dengan stroke di ruangan ICU Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan

luka dekubitus tidak terjadi. Berdasarkan referensi serta hasil pengkajian yang

telah dilakukan penulis maka, penulis tertarik untuk mengaplikasikan tentang

pemberian tindakan mobilisasi fisik dan massase kulit terhadap pencegahan luka

dekubitus pada Ny.S dengan stroke di ruangan ICU Rumah Sakit Universitas

Sumatera Utara Medan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu Mengaplikasikan tindakan mobilisasi fisik dan massase kulit

terhadap pencegahan luka dekubitus pada Ny. S dengan stroke di ruangan ICU

Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian Keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

c. Mampu menyususn intervensi keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

f. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada Ny. S dengan stroke.

Universitas Sumatera Utara


C. Manfaat

1. Bagi pelayanan kesehatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu pasien dengan stroke

yang membutuhkan tindakan mobilisasi fisik dan massase kulit untuk

mencegah luka dekubitus dengan memberikan asuhan keperawatan dengan

pasien stroke

2. Bagi pendidikan keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat mengaplikasikan NANDA, NIC,

dan NOC bagi ilmu keperawatan tentang asuhan keperawatan pada pasien

stroke yang membutuhkan tindakan mobilisasi fisik dan massase kulit dan

dapat dijadikan sebagai bukti dasar yang dipergunakan dalam pembelajaran

asuhan keperawatan.

3. Bagi Praktik Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi panduan dasar untuk

pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan

dasar lainnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Stroke

1. Stroke

1.1 Pengertian Stroke

Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak,

timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun.

Umumnya laki-laki sedikit lebih sering terkena dari pada perempuan. Biasanya

tidak ada gejala dini, dan muncul begitu mendadak (Misbach, 2007).

Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke

otak. Secara sederhana stroke dapat didefinisikan sebagai penyakit otak

akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke non

hemoragik) dan perdarahan ( stroke hemoragik) (Junaidi, 2011).

1.2 Penyebab Stroke

Kategori berdasarkan penyebab terjadinya stroke, yaitu stroke non

hemoragik dan stroke hemoragik. Kategori ini sering didiagnosis berdasarkan

riwayat perkembangan dan evolusi gejala pada penderita stroke.berikut

penjelasan tentang penyebab stroke.

1.2.1 Stroke non hemoragik

Sekitar 80% sampai 85% kasus stroke yang terjadi adalah stroke

non hemoragik. Stroke non hemoraggik merupakan stroke yang terjadi

akibat adanya bekuan atau sumbatan pada pembuluh darah otak yang

Universitas Sumatera Utara


dapat disebabkan oleh tumpukan thrombus pada pembuluh darah otak,

sehingga aliran darah ke otak menjadi terhenti (Ida dan Nila, 2009). Stroke

non hemoragik adalah kematian jaringan otak karena pasokan darah yang

tidak kuat dan bukan disebabkan oleh perdarahan. Stroke non hemoragik

biasanya disebabkan oleh tertutupnya pembuluh darah akibat adanya

penumbuhan timbunan lemak (plak) dalam darah besar (arteri karotis),

pembuluh darah sedang (arteri serebri), atau pembuluh darah kecil

(Lumbantobing, 2001).

1.2.2 Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi skitar 15-20% dari semua jenis stroke.

Stroke hemoragik terjdi karena pecahnya pembuluh darah otak ,sehingga

menimbulkan perdarah di otak dan merusaknya. Stroke hemoragik

biasanya terjadinya akibat kecelakaan yang mengakibatkan benturan keras

di kepala dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak. Stroke

hemoragik lebih berbahaya dari pada stroke iskemik karena akibat yang

ditimbulakan dapat terjadi secara akut atau mendadak (Ida dan NIla,

2009). Stroke hemoragik juga bisa terjadi karena tekanan darah yang

terlalu tinggi. Pecahnya pembuluh darah menyebabkan darah mengenai

jaringan otak di sekitar pembuluh darah yang menjadikan suplai darah

terganggu, maka fungsi otak juga menurun (Ida dan Nila, 2009).

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tanda dan Gejala

Menurut Ida dan NIla (2009), tanda dan gejala stroke yaitu:

1) Mati rasa yang mendadak di wajah, lengan, atau kaki, dan terutama hanya

terasa di salah satu sisi saja , kanan atau kiri.

2) Mendadak merasa bingung, sulit berbicara, atau sulit mengerti.

3) Mengalami gangguan penglihatan secara mendadak di salah satu mata atau

kedua mata.

4) Kehilangan keseimbangan secara mendadak, sehingga kesulitan dalam

berjalan yang biasa dibarengi rasa pusing.

5) Sakit kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas.

1.4 Patofisiologi

Otak sangat bergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan

oksigen, bila terjadi hipoksia seperti terjadi pada CVA/stroke.

Stroke disebabkan oleh trombosit akibat plak aterosklerosis yang

memberikan vaskularisasi pada otak atau emboli dari pembuluh darah diluar

otak yang tersangkut arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) di

lokasi yang terbatas seperti tempat percabangan arteri. Trombosis kemudian

akan melekat pada permukaan plak bersama dengan fibrin, perlekatan

thrombosis secara perlahan akan memperbesar ukuran plak sehingga terbentuk

thrombus (Sudoyo, 2007).

Thrombus dan emboli dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawa

hingga terperangkap dalam pembuluh darah distal. Lalu menyebabkan

pengurangan aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan

mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi berupa glukosa akan menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


asidosis, lalu asidosis akan mengakibatkan natrium klorida dan air masuk ke

dalam sel otak dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema

setempat. Kemudian kalsium akan masuk dan memicu serangkaian radikal

bebas sehingga terjadi perusakan membran sel lalu mengkerut lalu tubuh

mengalami deficit neurologic lalu mati (Esther, 2010).

Ketidakefektifan perfusi jaringan disebabkan oleh thrombus dan emboli

akan menyebabkan iskemik pada jaringan yang akan dialiri oleh darah, jika

hal ini berlanjut terus menerus maka jaringan tersebut akan mengalami infark.

Dan kemudian akan mengganggu jaringan persyarafan yang ada di tubuh

seperti penurunan control volunter yang akan menyebabkan hemiplagia atau

hemiparese sehingga tubuh akan mengalami hambatan mobilitas.

1.5 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Baticca (2008), pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu:

1) CT Scan.

2) Magneting Resonance Imaging (MRI).

3) Angiografi Serebral.

4) Elektroensefalografi (EEG).

1.6 Komplikasi Stroke

Menurut Pudjiastuti (2011), pada pasien stroke berbaring lama dapat

menyebabkan masalah emosional dan fisik yaitu:

1) Bekuan Darah

Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan

penimbunan cairan, pembengkakan selain itu juga menyebabkan

Universitas Sumatera Utara


embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri

yang mengalirkan darah ke paru.

2) Dekubitus

Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi

kaki dan tumit bila memar tidak bisa dirawat bisa menjadi infeksi.

3) Pneumonia

Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal

ini menyebabkan cairan berkumpul di paru-paru dan selanjutnya

menimbulkan pneumonia.

4) Atrofi dan kekakuan sendi

Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan mobilisasi.

Komplikasi lain dari stroke adalah:

a) Disritmia

b) Peningkatan tekanan intrakranial

c) Kontraktor

d) Gagal nafas

e) Kematian.

1.7 Penatalaksanaan Stroke

1) Farmakologi

a) Aspirin: dapat mencegah berulangnya stroke pada pasien stroke non

hemoragik.

b) Tiklopidin: bekerja mencegah stroke kambuh pada pasien pasca stroke.

10

Universitas Sumatera Utara


c) Antikoagulan : efek samping yang di timbulkan yaitu perdarahan dan

berkurangnya jumlah keping darah, yang cendrung membentuk bekuan

darah (trombosis).

d) Clopidogrel: untuk menurunkan presentase terjadinya aterosklerotik

yang terdapat pada penderita yang dikarnakan oleh stroke sebelumnya

(Ida dan Nila, 2009).

2) Non Farmakologi

a) Hitung darah lengkap

b) Kimia klinik

c) Masa protobin

d) Urinalisis (Padila, 2012).

1.8 Pencegahan

Mencegah stroke bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut(Padila, 2012):

1) Mengontrol tekanan darah secara teratur.

2) Menghentikan merokok.

3) Menurunkan konsumsi kolestrol dan control kolestrol rutin.

4) Mempertahankan kadar gula normal.

5) Cegah minuman alcohol.

6) Latih fisik teratur.

7) Cegah obesitas.

8) Mencegah penyakit jantung dapat mengurangi resiko stroke.

11

Universitas Sumatera Utara


2. Luka Dekubitus

2.1 Pengetian luka dekubitus

Luka dekubitus merupakan tekanan yang terlalu lama pada area permukaan

tulang yang menonjol dan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah pada area

tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia dan

berkembang menjadi nekrosis (Barbara, 2005).

2.2 Penyebab

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dekubitus dibagi menjadi dua

yaitu faktor eksternal dan faktor internal

2.2.1 Faktor eksternal

a) Penekanan

b) Gesekan

c) Tenaga yang merobek (sher) dan perlukaan.

2.2.2 Faktor internal

a) Usia

b) Status imobilitas dan aktivitas

c) Nutrisi

d) Disfungsi sirkulasi

e) Anemia (Anonim, 2005)

2.3 Resiko Tinggi Terjadinya Luka

Ditemukan pada:

1) Orang-orang yang tidak dapat bergerak misalnya lumpuh, sangat lemah,

dipasung.

12

Universitas Sumatera Utara


2) Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri,karena nyeri merupakan

suatu tanda secara normal mendorong seseorang untuk bergerak.

Kerusakan saraf misalnya akibat cidera, stroke, diabetes, dan koma bisa

menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.

3) Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki

lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan

sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting.

4) Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa

menyebabkan terbentuknya luka dekubitus (Suardi, 2004).

2.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada dekubitus untuk pertama kali ditandai dengan kulit

eritema atau kemerahan, terdapat ciri khas dimana bila ditekan dengan jari,

tanda eritema akan lama kembali lagi atau persisten. Kemudian diikuti

dengan kulit mengalami edema dan temperature di area tersebut meningkat

atau bila diraba akan terasa hangat, tanda pada luka dekubitus ini dapat

berkembang hingga sampai jaringan otot dan tulang (Suardi, 2004).

2.5 Komplikasi

Dapat terjadi infeksi sebagai akibat dari kelemahan dan perawatan di

rumash sakit yang berkepanjangan bahkan pada luka dekubitus.

2.6 Penatalaksanaan

1) Pencegahan luka dekubitus sangatlah penting berupa mobilisasi fisik

pasien yang tirah baring (paling sedikit 2 jam) dan massase kulit. Asupan

kalori harus dipertahankan tetap tinggi untuk merangsang fungsi imun dan

mempertahankan kesehatan.

13

Universitas Sumatera Utara


2) Menghilangkan tekanan pada kulit yang memerah, dan penempatan

pembalut yang bersih , rata, dan tipis. Apabila telah terbentuk luka

dekubitus.

2.7 Stadium Luka Dekubitus

Menurut Nur arif dan Kusuma (2013) luka dekubitus dibagi menjadi

empat stadium, yaitu:

2.7.1 Stadium I

Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila

dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu

tanda sebagai berikut: perubahan temperature kulit (lebih dingin atau lebih

hangat), perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak),

perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit putih, luka

mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada

yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang

menetap, biru atau ungu.

2.7.2 Stadium II

Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau

keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melepu, atau

membentuk lubang yang dangkal. Jika kulit terluka atau robek maka akan

timbul masalah baru yaitu infeksi. Infeksi memperlambat penyembuhan

ulkus yang dangkal dan bisa berakibat fatal terhadap ulkus yang dalam.

14

Universitas Sumatera Utara


2.7.3 Stadium III

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau

nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai fiscia.

Luka terlihat lubang dalam.

2.7.4 Stadium IV

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang

luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Ada

lubang yang dalam serta saluran sinus.

3. Mobilisasi fisik

3.1 Pengertian mobilisasi fisik

Merubah posisi atau mobilisasi fisik merupakan kemampuan individu untuk

bergerak secara bebas, mudah dan tertur dengan tujuan untum memenuhi

kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatan (Hidayat, 2006).

Mobilisasi adalah perubahan posisi secara berkala setiap jam mulai 08.00-

10.00 WIB pasien di miringkan kearah kanan, kemudian jam 10.00-12.00 WIB

pasien di terlentangkan, kemudian jam 12.00-14.00 WIB pasien dimiringkan kea

rah kiri, dan seterusnya seperti itu (Nuh Huda, 2012).

3.2 Jenis-jenis Mobilisasi

Menurut Hidayat (2006). Mobilisasi terdiri dari dua jenis yaitu:

1) Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara

penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan

melanjutkan peran sehari-hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi

15

Universitas Sumatera Utara


saraf motoris volunteer dan sensoris untuk dapat mengontrol seluruh area

tubuh seseorang.

2) Mobilisasi sebagian kemampuan seseorang untuk bergerak dengan

batasan yang jelas, sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena

dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada area tubuhnya

(Hidayat, 2006).

3.3 Tujuan Mobilisasi

Menurut Potter dan Perry (2005) tujuan mobilisasi yaitu:

1) Mencegah nyeri otot

2) Mengurangi tekanan

3) Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah

4) Mencegah kontraktur otot

5) Mempertahankan tondus otot dan reflek

6) Memudahkan suatu tindakan baik medik maupun keperawatan.

3.4 Manfaat Mobilisasi

Menurut Potter dan Perry (2005) manfaat mobilisasi yaitu:

1) Mengurangi resiko dekubitus

2) Agar otot tidak kaku

16

Universitas Sumatera Utara


4. Massase

4.1 Pengertian Massase

Massase adalah salah satu pemijatan/ditepuk-tepuk pada bagian tubuh

tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk memperbaiki sirkulasi,

metabolisme, melepaskan perlekatan dan memperlancar aliran peredaran

darah sebagai cara pengobatan (Pupung, 2009).

4.2 Tujuan Massase

1) Meningkatakan sirkulasi pada daerah massase

2) Meningkatkan relasaksasi

3) Menjaga keadaan kondisi kulit (Pupung, 2009).

4.3 Komponen Massase

Ada beberapa komponen dalam melakukan massase, yaitu arah gerakan

tangan massase, dosis dan frekuensi dari manipulasi yang di berikan.

4.3.1 Arah gerakan massase

Tujuannya untuk mempercepat aliran darah atau sirkulasi darah

venosa ke jantung.

4.3.2 Dosis dan frekuensi massase

Pada pasien stroke dibutuhkan waktu sekitar 5-15 menit karena

dilakukan di bagian tertentu dengan jangka waktu 2 kali sehari yaitu pada

waktu pasien di mandikan dan setelah di mandikan (Pupung, 2009).

4.4 Efek massase

4.4.1 Terhadap kulit

a) Melonggarkan perlekatan dan menghilangkan penebalan-penebalan

kecil yang terjadi pada jaringan dibawah kulit.

17

Universitas Sumatera Utara


b) Kulit menjadi lunak dan elastic.

c) Perasaan kulit menjadi sensitive.

4.4.2 Efek massase terhadap jaringan

Membantu memperlancarkan proses penerapan sisa-sisa

pembakaran yang berada dalam jaringan sehingga dengan adanya

manipulasi atau penekanan dan peremasan pada jaringan maka darah dan

sisa-sisa pembakaran yang tidak diperlukan terperas keluar dari jaringan

masuk kedalam pembuluh vena (Pupung, 2009).

5.Asuhan Keperawatan Pasien Stroke

5.1 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dalam berfikiruntuk menentukan

diagnosa keperawatan. Sedangkan menurut kozier (2010). Pengkajian meliputi

beberapa hal yang berkesinambunganyakni pengumpulan data, pengaturan

data, validasi data, serata pencatatan data (Walkinson & Nancy, 2007).

Anamnesa pemeriksaan stroke menurut Jonathan (2007).

a. Identitas pasien

Pasien (diisi lengkap): Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Status

perkawinan, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Tanggal Masuk RS

b. Identitas penanggung jawab

Penanggung jawab (diisi lengkap): Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin,

Agama, Pendidikan, Pekerjaan.

c. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien pada saat pengkajian.

18

Universitas Sumatera Utara


(a) Riwayat kesehatan sekarang

(b) Riwayat penyakit yang di derita pada saat masuk rumah sakit.

d. Riwayat kesehatan yang lalu

Riwayat penyakit yang sama atau penyakit yang lain yang pernah diderita

pasien.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh keluarga yang lain atau

riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak.

5.1.1 Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

b. Pemeriksaan persistem

(a) Sistem persepsi sensori

Pemeriksaan 5 indera: penglihatan, pendengaran, penciuman,

pengecap, perasa.

(b) Sistem persyarafan

Bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil,

orientasi waktu dan tempat.

(c) Sistem pernapasan

Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara dan jalan nafas.

(d) Sistem kardiovaskuler

Nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan frekuensi.

19

Universitas Sumatera Utara


(e) Sistem gastrointestinal

Nilai kemampuan menelan, nafsu makan atau minum,

peristalyik, eliminasi.

(f) Sistem integument

Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien.

(g) Sistem reproduksi

(h) Sistem perkemihan

Nilai frekuensi BAK, dan Volume BAK.

5.2 Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan:

Pada pasien hipertensi terdapat juga kebiasaan merokok, minum alcohol

dan penggunaan obat-obatan.

b.Pola aktivitas dan latihan;

pada pasien hipertensi terkadang mengalami atau merasa lemas, pusing,

kelelahan, kelemahan otot, dan kesadaran menurun.

c.Pola nutrisi dan mobilisme: pada pasien hipertensi mengalami mual muntah

a) Pola eliminasi

b) Pola istirahat tidur

c) Pola kognitif perceptual

d) Pola persepsi dan konsep diri

e) Pola toleransidan koping stress: biasanya mengalami stress psikologi

f) Pola seksual reproduksi

g) Pola hubungan peran

h) Pola nilai dan keyakinan.

20

Universitas Sumatera Utara


5.4 Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan

secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal

dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar

dan data fokus. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

kesehatan pasien, kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon pasien

terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup

tindakan yang dilaksanakan terhadap pasien. Data dasar akan digunakan untuk

menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data

dimulai sejak klien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama pasien dirawat

secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk

menambah/ melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010).

5.5 Rumusan Malasah

Diagnosa keperawatan adalah penilai klinik mengenai respon individu,

keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual, potensial merupakan dasar memilih intervensi keperawatan untuk

mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat (Dermawan, 2012).

21

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien stroke pertama adalah

ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan intrakranial.

Kedua, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan

kelelahan. Ketiga, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot. Keempat, resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

imobilitas fisik (Rendy dan Margareth, 2012).

5.6 Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang

merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana

dilakukan, kapan dilakukan, siapa saja yang melakukan dari semua tindakan

keperawatan (Dermawan, 2012)

Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh pelunis disesuaikan

dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat

dilakukan dengan speesifik, Measurable, Aceptance, rasional dan Timing

(Dermawan, 2012).

Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan, kriteria hasil dan

tindakan pasa diagnosa keperawatan yaitu:

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

peningkatan intracranial.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan masalah keefektifan perfusi jaringan serebral dapat teratasi

dengan kriteria hasil (NOC):

(a) Tekanan darah dalam batas normal

22

Universitas Sumatera Utara


(b) Tidak ada keluhan sakit atau pusing

(c) Nilai pemeriksaan laboratorium dalam batas normal

(d) Tanda-tanda vital setabil.

Intervensi

(a) Monitor tekanan darah tiap 4 jam

Rasional: untuk mengevaluasi perkembangan penyakit dalam

keberhasialan terapi.

(b) Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler.

Rasional: membantu menurunkan kebutuhan oksigen

(c) Pantau nilai laboratorium

Rasional: untuk mengetahui indicator perfusi atau fungsi organ

(d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

(e) Rasional: untuk membantu mempercepat proses penembuhan.

b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan masalah hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil

(NOC):

(a) Pasien berpartisipasi dalam program latihan

(b) Pasien mencapai keseimbangan saat duduk

(c) Pasien dapat menggunakan sisi tubuh yang tidak sakit untuk

kompensasi hilangnya fungsi pada sisi hemiplagi.

Intervensi

(a) Berikan posisi yang nyaman

Rasional: untuk mencegah kontraktur, merendahkan tekanan.

23

Universitas Sumatera Utara


(b) Berikan posisi tidur yang tepat

Rasional: mempertahankan posisi tegak di tempat tidur dan mencegah

terbebtuknya dekubitus.

(c) Ubah posisi setiap 2 jam

Rasional: mengurangi tekanan dan mengubah posisi dengan sering

mencegah dekubitus.

(d) Kolaborasi dengan fisiotrapi

Rasional: untuk meningkatkan kekuatan otot..

c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan kerusakan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria

hasil(NOC):

(a) Turgor kulit tidak lebih dari 3 detik

(b) Kulit tidak kemerahan

Intervensi

(a) Obsevasi kulit

Rasional: untuk mengetahui keadaan kulit.

(b) Ubah posisi tiap 2 jam

Rasional: untuk mencegah dekubitus.

(c) Atur posisi miring dengan penyangga bantal

Rasional: untuk menaikan titik tekanan dari tempat tidur.

(d) Anjurkan keluarga untuk mengubah posisi tiap 2 jam

Rasional: agar keluarga secara mandiri ikut membantu untuk

mencegah dekubitus.

24

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 54 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Turangi Dusun Buluh Kec. Selapian

Tanggal Masuk RS : 04-03-2013

No. Register : 03 13 24

Ruangan/Kamar : ICU

Golongan Darah :O

Tanggal Pengkajian : 13-05-2017

Tanggal Operasi : Klien tidak melakukan operasi

Diagnosa Medis : Stroke

25

Universitas Sumatera Utara


II. KELUHAN PENYAKIT SEKARANG

Keluarga pasien mengatakan,pasien di bawa ke rumah sakit universitas

sumatera utara pada hari sabtu jam 22.00 WIB. Sebelumnya pasien mandi

kemudian kejang kurang lebih 5 menit kemudian keluarga membawa pasien ke

IGD rumah sakit universitas sumatera utara, di IGD pasien dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 134/95 mmHg, Nadi: 86x/I, RR: 24x/I,

suhu: 36,70 C dan pemeriksaan GCS: E 3, V 1, M 5, dan diberikan terapi

oksigen NRM 8 Lpm, infuse Nacl, injeksi ranitidine dan vit B12.

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami :

Tidak ada

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan :

Tidak ada

C. Pernah dirawat/dioperasi :

Pernah dirawat di rumah sakit akibat pusing ± 1 tahun yang lalu

D. Lama dirawat :

± 1 minggu

E. Alergi :

Tidak mempunyai alergi

F. Imunisasi :

Imunisasi tidak lengkap

26

Universitas Sumatera Utara


IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua :

Orang tua tidak pernah mengalami stroke

B. Saudara kandung :

Saudara kandung klien tidak pernah mengalami stroke

C. Penyakit keturunan yang ada :

Tidak ada

D. Anggota yang mengalami penyakit stroke :

Tidak ada

E. Anggota keluarga yang meninggal :

Klien mengatakan kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

F. Penyebab meniggal :

Sakit yang sudah lama di alami oleh orang tua klien

V. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN

Keluarga mengatakan lingkungan tempat tinggal pasien bersih, jauh dari polusi

dan banyak ventilasi udara disetiap ruangan.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :

Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya

B. Konsep diri

 Gambaran diri :

27

Universitas Sumatera Utara


Keluarga mengatakan pasien mengatakan menerima apa yang ada pada

dirinya.

 Ideal diri :

Keluarga mengatakan pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar

dari rumah sakit.

 Harga diri :

Keluarga mengatakan pasien merasa dirinya tidak berguna

 Peran diri :

Keluarga mengatakan pasien tidak ada peran diri dalam kelompok

 Identitas :

Keluarga mengatakan pasien seorang janda dan memiliki 2 orang anak

C. Keadaan emosi :

Keadaan emosi klien terkontrol dengan baik, ketika klien diajak berbicara,

klien dapat mengontrol emosinya

D. Hubungan sosial :

 Orang yang berarti :

Saudara (adek kandung)

 Hubungan dengan keluarga:

Hubungan klien dengan keluarga baik

 Hubungan dengan orang lain:

Hubungan klien dengan orang lain baik

 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Tidak ada hambatan

28

Universitas Sumatera Utara


E. Spiritual:

 Nilai dan keyakinan :

Klien meyakini agama yang di anutnya

 Kegiatan ibadah :

Klien tidak pernah mengikuti kegiatan ibadah

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan : 3 x/hari

 Jenis makanan : susu

 Jumlah makanan : 200 cc per hari

 Alat bantu makan : terpasang NGT

 Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi

 Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore

II. Perawatan diri/personal hygiene

 Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang

 Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak kuning

 Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tampak

panjang dan kurang bersih.

III. Pola kegiatan/aktivitas

 Pola aktivitas dan latihan pasien meliputi makan/minum, toileting,

berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah, dan ambulasi/ROM

tergantung total.

29

Universitas Sumatera Utara


 Klien tidak pernah melakukan aktivitas ibadah selama di RS

IV. Pola eliminasi

1. BAB

 Pola BAB : 1 x/hari

 Karakter feses : lembek

 Riwayat perdarahan : tidak ada ditemukan pendarahan

 BAB terakhir : sehari yang lalu

 Diare : klien tidak mengalami diare

 Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif

2. BAK

 Pola BAK : tidak terkaji

 Karakter urin : warna kuning pekat

 Jumlah urin : 1200 cc per hari

 Alat bantu BAK : terpasang kateter urin

V. Mekanisme koping

 Adaptif : Bicara dengan orang lain.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum :

Pasien tampak lemah, kesadaran pasien menurun dari hasil yang didapat

GCS: E 3, V 2, M 4.

B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 370C

 Tekanan darah : 110/70 mmhg


30

Universitas Sumatera Utara


 Nadi : 80 x/m

 Pernafasan : 30 x/m

 TB : 163 cm

 BB : 56 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

 Bentuk : bentuk simetris

 Ubun-ubun : normal, tidak ada

ditemukan adanya tonjolan

 Kulit kepala : kurang bersih

Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rata dan rambut

sudah beruban

 Bau : Berbau keringat

 Warna kulit : Putih

Wajah

 Warna kuli : Warna kulit coklat muda

 Struktur wajah : Simetris, tulang pipi tampak

Menonjol

Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan

simetris

 Palbebra : normal, tidak ditemukan

adanya kelainan
31

Universitas Sumatera Utara


 Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis

Sclera tidak ikterik

 Pupil : pupil isokor, diameter pupil

normal, reaksi terhadap

cahaya baik.

 Cornea dan iris : tidak ditemukan adanya

kelainan

 Visus : tidak dilakukan

pemeriksaan

 Tekanan bola mata : normal, mata kanan dan

mata kiri

Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi :tidak ditemukan adanya

kelainan

 Tidak ada polip

 Lubang hidung : normal dan simetris

 Cuping hidung : normal

Telinga

 Bentuk telinga : normal dan simetris

 Ukuran telinga : normal dan simetrid

 Lubang telinga : ada 2 lubang telinga

 Ketajaman pendengaran : normal

Mulut dan faring

 Keadaan bibir : bibir tampak kering


32

Universitas Sumatera Utara


 Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi terlihat kotor

 Keadaan lidah :lidah kemerahan

Leher

 Posisi trachea : posisi trachea normal

 Thyroid : tidak ada pembesaran

 Suara : normal dan jelas

 Kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan

 Vena jugularis : tidak ada pembesaran

 Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan integumen

 Kebersihan : kurang bersih

 Kehangatan : suhu tubuh dalam

keadaan normal

 Warna : kulit kuning langsat

 Turgor : kembali < 3 detik

 Kelembaban : kulit tampak kering

 Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

Pemeriksaan jantung

 Inspeksi : dada simetris, tidak ada

jejas, ictus cordis tidak tampak

 Palpasi : ictus cordis di sic 5

 Perkusi : terdengar suara pekak

 Auskultasi : tidak ada suara tambahan

33

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan paru-paru

 Inspeksi : pengembangan dada

simetris, tidak ada jejas, menggunakan alat bantu pernapasan

 Palpasi : pasien tidak sadar palpasi

tidak terkaji

 Perkusi : terdengar suara stridor

 Auskultasi : tidak ada suara tambahan

Pemerikasaan Abdomen

 Inspeksi : perut datar, tidak ada bekas

luka

 Auskultasi : bising usus 14x/ menit.

 Perkusi : tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan Genitalia

 Genitalia : bersih, terpasang kateter

 Rectum :bersih, tidak ada luka dan

hemoroid.

Pemeriksaan Ekstremitas

 Kekuatan otot ekstremitas atas : kanan dan kiri 3

 Kekuatan otot ekstemitas bawah : kanan dan kiri 3

 Kapilery refile : > 2 detik

 Bentuk tulang : tidak ada perubahan

 Temperature kulit : perabaan akral hangat

 Rom : kanan kiri pasif

34

Universitas Sumatera Utara


2.Analisa Data
No. Data Penyebab Masalah
Keperawatan

1. DS : penurunan control volunter


 Keluarga mengatakan pasien Hambatan
hanya tidur/berbaring mobilitas fisik
hemiplagia atau
DO : hemiparese
 Pasien kesulitan membolak-
balik posisi
kelemahan otot
 Pergerakan tidak terkoordinasi
 Latihan tergantung total.
kekuatan otot menurun

hambatan mobilisasi fisik

2. DS : kekuatan otot menurun Resiko


 Tidak terkaji kerusakan
DO : integritas kulit
intoleransi aktivitas
 pasien hanya berbaring
 tidak ada jejas punggung
 kulit lembab tekanan terlalu lama

 kulit tidak kemerahan

sirkulasi darah berkurang

kerusakan integritas kulit

35

Universitas Sumatera Utara


3. DS : penyumbatan arteri otak Ketidakefektifan
Tidak terkaji perfusi jaringan
otak
DO : sel otak kekurangan
 GCS : E:3 V:3 M:4 oksigen dan nutrisi
 Pasien terlihat sulit bicara
 TD: 110/70 mmHg
 Nadi: 85x/menit iskemik serebral

 RR:30x/menit
 Suhu: 37oC infark serebral

kerusakan perfusi jaringan


otak

3. Rumusan masalah

1. Hambatan mobilitas fisik

2. Resiko kerusakan integritas kulit

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak

4. Diagnosa Keperawatan

1) Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

2) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.

3) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

peningkatan intracranial.

36

Universitas Sumatera Utara


4.Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 1. Tujuan dan Indikator Hasil


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
Mei 2015
jam hambatan mobilitas teratasi(NOC):
(1) Pasien berpartisipasi dalam program latihan

(2) Pasien mencapai keseimbangan saat duduk

(3) Pasien dapat menggunakan sisi tubuh yang

tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi

pada sisi hemiplagi.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :
Dengan aktivitas :
(1) Rasional:
(1) Berikan posisi yang
untuk
nyaman
mencegah

kontraktur,

merendahka

n tekanan.
(2) Berikan posisi tidur
(2) Rasional:
yang tepat.
mempertaha

nkan posisi

tegak di

tempat tidur

dan

37

Universitas Sumatera Utara


mencegah

terbebtuknya

dekubitus.

(3) Ubah posisi setiap 2 (3) Rasional:

jam. mengurangi

tekanan dan

mengubah

posisi

dengan

sering

mencegah

dekubitus.

(4) Kolaborasi dengan (4) Rasional:

fisiotrapi untuk

meningkatka

n kekuatan

otot.

Hari/Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 2. Tujuan dan Indikator Hasil


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
Mei 2015
jam kerusakan integritas kulit tidak terjadi dengan
(NOC):
(1) Turgor kulit tidak lebih dari 3 detik

(2) Kulit tidak kemerahan.

38

Universitas Sumatera Utara


Rencana Tindakan Rasional

NIC :
Dengan aktivitas :
(1) Rasional: untuk
(1) Observasi kulit
mengetahui

keadaan kulit.

(2) Rasional: untuk


(2) Ubah posisi tiap 2
mencegah
jam
dekubitus.

(3) Rasional: untuk


(3) Atur posisi miring
menaikan titik
dengan
tekanan dari
penyangga bantal
tempat tidur.

(4) Rasional: agar


(4) Anjurkan
keluarga secara
keluarga untuk
mandiri ikut
mengubah posisi
membantu
tiap 2 jam
untuk

mencegah

dekubitus.

39

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa, 19 3. Tujuan dan Indikator Hasil


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
Mei 2015
jam keefektifan perfusi jaringan serebral teratasi
dengan (NOC):
(1) Tekanan darah dalam batas normal

(2) Tidak ada keluhan sakit atau pusing

(3) Nilai pemeriksaan laboratorium dalam batas

normal

(4) Tanda-tanda vital setabil.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :
Dengan aktivitas :
(1) Rasional: untuk
(1) Monitor tekanan
mengevaluasi
darah tiap 4 jam
perkembangan

penyakit dalam

keberhasialan

terapi.
(2) Pertahankan tirah
(2) Rasional:
baring pada posisi
membantu
semi fowler.
menurunkan

kebutuhan

oksigen.

40

Universitas Sumatera Utara


(3) Pantau nilai (3) Rasional: untuk

laboratorium mengetahui

indicator perfusi

atau fungsi

organ.

(4) Kolaborasi Rasional: untuk

dengan dokter membantu

dalam pemberian mempercepat proses

obat penembuhan.

5. Pelaksanaan Keperawatan
Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Sabtu, 13 Mei 1. 1. Membantu melalukan S :


2017 ROM pasif
- Keluarga mengatakan
DO :
pasien belum bisa
 Mampu bergerak secara
bangun dari tempat tidur
mandiri.
dan apabila beraktivitas
dibantu keluarga.

O:

- Pasien terlihat lemah


dan aktivitas
tergantung total.

41

Universitas Sumatera Utara


A:

- Kekuatan otot sedikit


meningkat

- pasien dapat sedikit


menggerakkan
ekstremitasnya

- Pasien belum dapat


memenuhi kebutuhannya
secara mandiri

P : Intervensi dilanjutkan
-Observasi k/u pasien

-Bantu melakukan ROM


pasif
-Kolaborasi dengan ahli
fisiotrapi.
Sabtu, 13 Mei 2. Bantuan perawatan diri S :
2017 mandi : Keluarga mengatakan
1. Mengobsevasi tanda-tanda pasien hanya berbaring
dekubitus di tempat tidur.
DO :
 Tidak ada kemerahan O :
pada kulit - kulit tampak lembab
 Tidak ada lecet - tidak ada kemerahan
 Kulit lemab - tidak ada lecet pada
pinggang
2. Melakukan tindakan
massase pada punggung A :
pasien - Kelembapan kulit
DO : baik

42

Universitas Sumatera Utara


 Pasien tampak nyaman - Turgor kulit elastis
saat di massase
3. Menganjurkan keluarga P :
berpartisipasi dalam Intervensi di lanjutkan
merubah posisi setiap 2 -obsevasi tanda-tanda
jam sekali dekubitus
DS : - Beri tindakan massase
 Keluarga mengatakan pada punggung
mau membantu -Anjurkan keluarga
DO : merubah posisi setiap 2
 Keluarga melakukan jam
tindakan merubah posisi
setiap 2 jam
 Pasien tampak lemah.

4. Melakukan tindakan
mengatur posisi kepala
lebih tinggi.
DO :
 Pasien tampak nyaman

5. Mengobsevasi keadan
umum pasien
DO :
 GCS : E3, V2, M4

43

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Sabtu, 13 Mei 3. 1. Memonitor status S :


2017 kesadaran pasien Tidak terkaji
DO :
 GCS: E3, V2, M4 O :
 Pasien tampak lemah. GCS : E3, V2, M4

A:
-GCS: E3,V2,M4
- ada tanda peningkatan
TIK

P :
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus
kesadaran pasien
-Monitor peningkatan
TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah
baring

44

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Dx

Minggu, 14 1. 1. Mengobservasi keadaan S :


Mei 2017 umum pasien
- Keluarga
DO :
mengatakan pasien
 Pasien tampak lemah
belum bisa bangun
2. Kolaborasi dalam
dari tempat tidur dan
pemberian obat.
apabila beraktivitas
DO :
dibantu keluarga.
Obat telah masuk
O:
melalui intravena
- Pasien terlihat lemah
dan aktivitas
tergantung total.
A

- Kekuatan sedikit otot


meningkat

- pasien sedikit dapat


menggerakkan
ekstremitasnya

- Pasien belum dapat


memenuhi
kebutuhannya secara
mandiri

P:
Intervensi dilanjutkan
-Observasi keadaan
umum pasien
-Bantu melakukan ROM

45

Universitas Sumatera Utara


pasif
-Kolaborasi dengan ahli
fisiotrapi.

Minggu, 14 2. 1. Mengobsevasi tanda-tanda S :


Mei 2017 dekubitus Keluarga mengatakan
DO : pasien hanya berbaring
 Tidak ada kemerahan di tempat tidur.
pada kulit
 Tidak ada lecet O :
 Kulit lemab - kulit tampak lembab
- tidak ada kemerahan
2. Melakukan tindakan - tidak ada lecet pada
massase pada punggung pinggang
pasien A:
DO : - Kulit dalam
 Pasien tampak nyaman keadaan baik
saat di massase - Turgor kulit
elastic.
P :
Intervensi di lanjutkan
-obsevasi tanda-tanda
dekubitus
- Beri tindakan massase
pada punggung
-Anjurkan keluarga
merubah posisi setiap
2jam

46

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Dx

Minggu, 14 3. 1 Melakukan tindakan S :


Mei 2017 mengatur posisi kepala lebih Tidak terkaji
tinggi.
DO : O :
 Pasien tampak nyaman GCS : E3, V2, M4

2 Mengobsevasi keadan A :
umum pasien -GCS: E3,V2,M4
DO : - ada tanda peningkatan
 GCS : E3, V2, M4 TIK

P :
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus
kesadaran pasien
-Monitor peningkatan
TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah
baring

47

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Keluhan utama Ny. S adalah pasien mengalami kejang. Pada saat di kaji

Ny. S mengalami penurunan kesadaran, GCS: E3,V2,M4, sesak nafas,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85x/menit, suhu 37 oC. berdasarkan

pengujian tersebut Ny. S mengalami Stroke.

2. Rumusan Masalah

Diagnosa yang muncul pada stroke yang sesuai dengan data fokus yang

pertama yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kendali otot, kedua resiko kerusakan kulit berhubungan dengan imobilitas

fisik

3. Intervensi Keperawatan

a. Hambatan mobilitas fisik

Tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

2x24 jam diharapkan masalah hambatan mobilitas fisik dapat

teratasidengan criteria hasil kekuatan otot ekstremitas bertambah, pasien

dapat menggerakan ekstremitasnya, pasien dapat memenuhi kebutuhan

secara mandiri.

b. Resiko kerusakan integritas kulit

Tujuan dan criteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

2x24 jam diharapkan masalah resiko kerusakan integritas kulit dapat

48

Universitas Sumatera Utara


teratasi dengan criteria hasil turgor kulit kurang dari 2 detik, kulit tidak

terlihat kemerahan, kulit tidak lemabab. Intervensi yang dibuat

berdasarkan diagnose keperawatan NIC dan criteria hasil NOC adalah

observasi tanda-tanda dekubitus dengan rasional untuk mengetahui

tanda-tanda dekubitus, beri tindakan massae pada punggung pasien

rasionalnya untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, anjurkan

keluarga untuk merubah posisi setiap 2jam dengan rasional mencegah

terjadinyaluka dekubitus, atur posisi miring dengan penyangga bantal

dengan rasional untuk menaikan titik penekanan tempat tidur.

4. Implementasi

Pada diagnosa pertama yaitu, hambatan mobilitas fisik tindakan yang

dilakukan yaitu, melakukan ROM pasif, mengobservasi keadaan umum

pasien, melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

Pada diagnosa kedua yaitu, resiko kerusakan integritas kulit, tindakan yang

dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda dekubitus, melakukan tindakan

massase pada punggung pasien, menganjurkan keluarga untuk merubah posisi

pasien setiap 2 jam.

5. Evaluasi

Evaluasi diagnosa pertama masalah hambatan mobilitas fisik adalah data

subjektif keluarga mengatakan pasien masih mengalami kelemahan anggota

gerak, data objektif pasien terlihat lemah dan belum bisa beraktivitas. Hasil

analisa masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi observasi keadaan klien,

49

Universitas Sumatera Utara


bantu melakukan ROM aktif atau pasif, libatkan keluarga dalam pemenuhan

aktivitas pasien, kolaborasi dengan ahli fisiotrapi.

Evaluasi diagnosa kedua maslah resiko kerusakan integritas kulit adalah data

subjektif keluarga mengatakan pasien masih terus tirah baring dan diberikan

perubahan posisi setiap 2 jam, data objektif kulit tampak lembab, bersih, tidak

ada kemerahan, tidak ada lecet pada punggung, hasil analisa maslah sudah

teratasi intervensi dihentikan,

6. Analisa hasil dan Dokumentasi

Pada asuhan keperawatan Ny. s dengan stroke di ruangan ICU rumah sakit

universitas sumatera utara medan telah dilakukan tindakan merubah posisi

dan massase kulit tidak ada luka dekubitus sehingga sesuai dengan jurnal

Carolina dkk (2013) yang berisi tentang tindakan merubah posisi dan massase

kulit terhadap terjadinya luka dekubitus

B. Saran

Setelah melakukan aplikasi tindakan merubah posisi dan massase kulit pada

asuhan keperawatan Ny. S dengan stroke di ruangan ICU rumah sakit

universitas sumatera utara medan, penulis akan memberi masukan positif

khususnya di bidang kesehatan antara lain :

50

Universitas Sumatera Utara


1. Bagi Rumah Sakit

Agar peran perawat lebih mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan

terhadap tindakan merubah posisi dan massase kulit pada asuhan keperawatan

dengan stroke sehingga dapat mencegah luka dekubitus.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan

pada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan

keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang

asuhan keperawatan pasien stroke.

3. Bagi Klien dan Keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat selama proses

pemberian asuhan keperawatan, diharapakan klien dan keluarga dapat

mencegah terjadinya luka dekubitus , dan dapat meningkatkan kesehatan bagi

diri, keluarga maupun lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan yang

optimal.

51

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ahem, W. (2011). BukuSaku diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsepdan Kerangka


Kerja. Yogyakarta : Gasyen Publishing.

Farida, Ida & Amelia N. (2009), Mengantisipasi stroke, BukuBiru. Jogjakarta.

Huda, N. (2012).PerubahanPosisi Miring Untuk Mengurangi Luka Tekan Pada


Pasien Dengan Gangguan Persyaratan .Jurnal Keperawatan.

Iktan, I Farmasi Indonesia. (2011). Informasispesialisobat (iso) Indonesia.


Jakarta: pt. Ifsi.

Junaidi, I. (2011). Stroke WaspadaAncamannya. Yogyakarta: Andi.

M, Carolina &Margareth, A. (2013). Pengaruk Mobilisasi Fisisk dan Massase


Kulit pada Pasien Stroke terhadap terjadinya Luka Dekubitus, Jurnal
Keperawatan.117-125.

Mubarak, W, I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktek. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Muhamad. (2010). Pengaruh fisiotrapi terhadap kekuatan otot ekstremitas pada


penderita stroke. Jakarta : EGC.

NANDA International. (2010). Diagnosa Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogjakarta


:NuhaMedika.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Pudiastuti, R, D. (2011), Penyakit Pemicu Stroke, Nuha Medika, Yogyakarta.

Pupung. (2010). Efek MassasePada Peredaran Darah, Lympa, Kulit dan Jaringan
Otot.

Randy &Margareth.(2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit


Dalam.Yogyakarta :Nuha Medika.

Riskesdas.(2013). Pusat Data dan Informasi Kementrian Republik


Indonesia.Health statistic.
Rohman, N & Saiful W. (2012), Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi, Ar-
Ruzz Media, Jogjakarta.

52

Universitas Sumatera Utara


Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan,
Yogyakarta :Graha Ilmu.

Suriadi. (2004). Perawatan luka. Catatan 1.Jakarta :SagungSeto.

53

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Sabtu, 13 Mei 1. 1.Membantu melalukan ROM S :


2017 pasif
- Keluarga mengatakan
DO :
pasien belum bisa
 Mampu bergerak secara
bangun dari tempat tidur
mandiri.
dan apabila beraktivitas
dibantu keluarga.

O:

- Pasien terlihat lemah


dan aktivitas
tergantung total.
A:

- Kekuatan otot sedikit


meningkat

- pasien dapat sedikit


menggerakkan
ekstremitasnya

- Pasien belum dapat


memenuhi kebutuhannya
secara mandiri

P : Intervensi dilanjutkan
-Observasi k/u pasien

-Bantu melakukan ROM

54

Universitas Sumatera Utara


pasif
-Kolaborasi dengan ahli
fisiotrapi.
Sabtu, 13 Mei 2. Bantuan perawatan diri S :
2017 mandi : Keluarga mengatakan
1.Mengobsevasi tanda-tanda pasien hanya berbaring
dekubitus di tempat tidur.
DO :
 Tidak ada kemerahan O :
pada kulit - kulit tampak lembab
 Tidak ada lecet - tidak ada kemerahan
 Kulit lemab - tidak ada lecet pada
pinggang
2.Melakukan tindakan massase
pada punggung pasien A:
DO : - Kelembapan kulit
 Pasien tampak nyaman baik
saat di massase - Turgor kulit elastis

3. Menganjurkan keluarga P :
berpartisipasi dalam Intervensi di lanjutkan
merubah posisi setiap 2 -obsevasi tanda-tanda
jam sekali dekubitus
DS : - Beri tindakan massase

 Keluarga mengatakan pada punggung


mau membantu -Anjurkan keluarga

DO : merubah posisi setiap 2

 Keluarga melakukan jam


tindakan merubah posisi
setiap 2 jam
 Pasien tampak lemah.

55

Universitas Sumatera Utara


4. Melakukan tindakan
mengatur posisi kepala
lebih tinggi.
DO :
 Pasien tampak nyaman

5. Mengobsevasi keadan
umum pasien
DO :
 GCS : E3, V2, M4

Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Sabtu, 13 Mei 3. 1.Memonitor status kesadaran S :


2017 pasien Tidak terkaji
DO :
 GCS: E3, V2, M4 O :
 Pasien tampak lemah. GCS : E3, V2, M4

A:
-GCS: E3,V2,M4
- ada tanda peningkatan
TIK
P :
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus
kesadaran pasien
-Monitor peningkatan
TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah
baring

56

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Dx

Minggu, 14 1. 1.Mengobservasi keadaan S :


Mei 2017 umum pasien
- Keluarga
DO :
mengatakan pasien
 Pasien tampak lemah
belum bisa bangun
2.Kolaborasi dalam pemberian
dari tempat tidur dan
obat.
apabila beraktivitas
DO :
dibantu keluarga.
Obat telah masuk
O:
melalui intravena
- Pasien terlihat lemah
dan aktivitas
tergantung total.
A

- Kekuatan sedikit otot


meningkat

- pasien sedikit dapat


menggerakkan
ekstremitasnya

- Pasien belum dapat


memenuhi
kebutuhannya secara
mandiri

P:
Intervensi dilanjutkan
-Observasi keadaan
umum pasien

57

Universitas Sumatera Utara


-Bantu melakukan ROM
pasif
-Kolaborasi dengan ahli
fisiotrapi.

Minggu, 14 2. 1.Mengobsevasi tanda-tanda S :


Mei 2017 dekubitus Keluarga mengatakan
DO : pasien hanya berbaring
 Tidak ada kemerahan di tempat tidur.
pada kulit O :
 Tidak ada lecet - kulit tampak lembab
 Kulit lemab - tidak ada kemerahan
- tidak ada lecet pada
2.Melakukan tindakan massase pinggang
pada punggung pasien A:
DO : - Kulit dalam
 Pasien tampak nyaman keadaan baik
saat di massase - Turgor kulit
elastic.
P :
Intervensi di lanjutkan
-obsevasi tanda-tanda
dekubitus
- Beri tindakan massase
pada punggung
-Anjurkan keluarga
merubah posisi setiap
2jam

58

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Dx

Minggu, 14 3. 1. Melakukan tindakan S :


Mei 2017 mengatur posisi kepala lebih Tidak terkaji
tinggi.
DO : O :
 Pasien tampak nyaman GCS : E3, V2, M4

2. Mengobsevasi keadan A :
umum pasien -GCS: E3,V2,M4
DO : - ada tanda peningkatan
 GCS : E3, V2, M4 TIK

P :
Intervensi di lanjutkan
-Monitor setatus
kesadaran pasien
-Monitor peningkatan
TIK
-Atur posisi anatomi
-Pertahankan tirah
baring

59

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai