Makalah KLP 8
Makalah KLP 8
Makalah KLP 8
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah Akuntansi Syariah
Disusun oleh
Kelompok 8
Dosen Pembimbing
Assalamualaikum wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiranya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah AKUNTANSI
SYARIAH tentang AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyakk terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini
Wassalamualikum wr. Wb
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .....................................................................................................21
B. SARAN .................................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunah, al ijarah berasal dari kata al-ajru
(upah) yang berarti al-iwadh (ganti/kompensasi). Menurut pengertian syara’ ijarah
berarti akad pemindahan hak guna dari barang atau jasa yang diikuti dengan
pembayaran upah atau biaya sewa tanpa disertai dengan perpindahan hak milik. Ulama
hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan dengan pengganti.
Sedangkan ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu
kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti
atau kebolehan dengan pengganti tertentu. Adapun ulama Malikiyyah dan Hanabilah
menyatakan bahwa ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah
dalam waktu tertentu dengan pengganti. Menurut fatwa DSN MUI No. 09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan
demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak
guna saja dari yang menyewakan pada penyewa.
Definisi fiqh Al-ijarah disebut pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah
suatu jenis perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda
yang diterima dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian
dan kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.1
Dengan demikian Ijarah itu adalah suatu bentuk muamalah yang melibatkan dua
belah pihak, yaitu penyewa sebagai orang yang memberikan barang yang dapat
dimanfaatkan kepada si penyewa untuk diambil manfaatnya dengan penggantian atau
1
Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah, teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. 2009.,
h.286-287
2
tukaran yang telah ditentukan oleh syara’ tanpa diakhiri dengan kepemilikan. Ada dua
jenis Ijarah dalam hukum islam :
2.2 Ketentuan Syar’i rukun Transaksi dan Pengawasan syariah Transaksi Ijarah dan
IMBT
a. Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri.
2
Ibid,h.288.
3
b. Akad untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu
melalui akad ijarah dengan pembayaran upah (ujrah/fee)
Rukun dan Syarat Ijarah
a) Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah
pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk
lain.
b) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan
penyewa/pengguna jasa.
c) Obyek akad ijarah adalah : manfaat barang dan sewa atau manfaat jasa
dan upah.
Ketentuan Obyek Ijarah
1) Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak
diharamkan).
4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari'ah.
5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
8) Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis
yang sama dengan obyek kontrak.
9) Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.3
3
Muhammad Antonio, Bank Syariah. Jakarta: Gema Insani, 2001.h. 230-231.
4
2.3 Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT
Untuk menguji kesesuaian transaksi ijrah dan IMBT yang dilakukan bank dengan
fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan pengawasan syariah.
Menurut bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain berupa:
a. Memastikan penyaluran dana beredasarkan prinsip ijarah tidak dipergunakan
untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah;
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan
setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji wa’ad untuk
pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah;
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa menggunakan
perjanjian sebagaimana diatur dalam fawa yang berlaku tentang multijasa dan
ketentuan lainnya antara lain ketentuan standard akad;
d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad ijarah
telah disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam
bentuk persentase.
Transaksi dilakukan dengan alur sebagai berikut: Pertama, nasabah mengajukan
permohonan ijarah dengan mengisi formulir permohonan. Berbagai informasi yang
diberikan selanjutnya deverifikasi kebenarannya dan dianalisis kelayakannya oleh bank
syariah. Kedua, sebagaimana difatwakan oleh DSN, bank selanjutnya menyediakan
objek sewa yang akan digunakan nasabah. Ketiga, nasabah menggunakan barang atau
jasa yang disewakan sebagaimana yang disepakati dalam kontrak. Keempat, nasabah
menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai dengan kesepakatan akad
sewa. Kelima, pada transaksi IMBT, setelah masa ijarh selesai, bank sebagai pemilik
barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa.4
4
Http://Re-Alitha.Blogspot.Com/2012/03/Akad-Ijarah-Akuntansi-Syariah.Html
5
2.4 Alur Transaksi Ijarahdan IMBT
pada pemasok
Objek Ijarah
6
2.5 Cakupan Standar Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Ketentuan akuntansi untuk transaksi ijarah diatur dalam PSAK No. 107 yang
berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan mulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2009. Standar ini memuat tentang mekanisme transaksi yang terdapat
dalam skema ijarah baik untuk pemberi sewa maupun penyewa. Beberapa hal ini dicakup
dalam standar ini adalah pengakuan dan pengukuran biaya perolehan, penyusutan,
pendapatan, beban dan perpindahan kepemilikan.5
5
Http://Arioonyon.Blogspot.Com/2013/06/Makalah-Ijarah.Html
7
= Rp. 2.400.000,
6
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html
8
No Tanggal jatuh tempo Sewa perbulan Tanggal Jumlah yang
(Rp) pembayaran dibayar
1 10 Juli XA 2.400.000 10 Juli XA 2.400.000
2 10 Agt XA 2.400.000 10 Agt XA 2.400.000
3 10 Sept XA 2.400.000 10 Sept XA 2.400.000
4 10 Okt XA 2.400.000 10 Okt XA 2.400.000
5 10 Nov XA 2.400.000 5 Des XA 2.400.000
6 10 Des XA 2.400.000 10 Des XA 1.400.000
3 Jan XA 1.000.000
9
5/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000
Kr. Piutang pendapatan sewa 2.400.000
Db. Pendapatan sewa-akrual 2.400.000
Kr. Pendapatan sewa 2.400.000
c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh tempo dan
sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar sebesar Rp
1.400.000. Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari 20XB. Maka jurnal
atas transaksi tersebut adalah:7
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
10/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.400.000
Db. Piutang pendapatan sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa-akrual 1.400.000
03/01/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.000.000
Kr. Piutang pendapatan sewa 1.000.000
Db. Pendapatan sewa-akrual 1.000.000
Kr. Pendapatan sewa 1.000.000
7
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html
10
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10/12/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
6) Penyajian pada laporan laba rugi dan laporan perhitungan bagi hasil
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun
laporan perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan
adalah pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang
terkait dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan
pemeliharaan.
a) Laporan Laba Rugi
Jul Agt Sep Okt Nov Des Total
Pendapatan sewa 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
14.400.000
(saldo kas+akryal)
(Beban 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000
penyusutan)
(Beban perbaikan) 500.000 500.000
(Beban Lain)
Pendapatan sewa 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 100.000 1.900.000
bersih
11
b) Laporan perhitungan bagi hasil
Jul Agt Sep Okt Nov Des Tolal
Pendapatan sewa-
2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 3.800.000 13.400.000
kas
(Beban
2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 12.000.000
penyusutan)
(Beban perbaikan) 500.000 500.000
(Beban Lain)
Pendapatan sewa 900.000
400.000 400.000 400.000 400.000 2.000.000 1.300.000
bersih
12
9. Amortisasi per bulan: 4.166.666,67 (Rp 100.000.000 : 24 bulan)
13
(83.333.333,33)
Nilai bersih
16.666.666,67
Sisa aset ijarah Rp 16.666.666,67 (sisa angsuran pokok bulan ke
21-24)
Sisa sewa yang masih harus dibayar Rp 18.829.388,89
{112.796.333,34 - (20 x 4.707.347,22)}
Sewa bersih yang akan diterima Rp 2.162.722,22
Maka jurnal saat pelunasan sebelum masa sewa berakhir adalah
sebagai berikut:
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas/rekening nasabah 18.829.288,89
Db. Akumulasi amortisasi 83.333.333,33
Kr. Keuntungan ijarah 2.162.722,22
Kr. Aset ijarah 100.000.000,00
14
Berdasarkan PSAK 107 disebutkan bahwa, kebijakan penyusutan
atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang
diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah.
Berdasarkan kasus diatas, maka beban penyusutan per bulan barang
IMBT adalah:
Penyusutan IMBT per bulan =
Penyusutan IMBT per bulan =
Penyusutan IMBT per bulan = Rp 5.000.000
2. Penentuan Pendapatan IMBT
Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa 20% dari modal
barang yang disewakan, pendapatan IMBT per bulan adalah sebagai
berikut:
Pedapatan IMBT per bulan = modal penyewaan + n% modal
penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
= Rp 6.000.000
Total pedapatan IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000
= Rp 144.000.000
b) Penjurnalan Transaksi IMBT
i. Penjurnalan transaksi IMBT sama dengan penjurnalan pada transaksi
ijarah.
ii. Perbedaan mendasar hanya terdapat pada konsep perhitungan
penyusutan yang tidak dikaitkan dengan umur ekonomis, melainkan
dikaitkan dengan masa sewa sebagaimana telah dibahas pada sub bab
Teknis Perhitungan Transaksi IMBT.
iii. Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu : Melalui hadiah (hibah), Pembayaran sisa sewa sebelum
berakhirnya masa sewa dan Pembayaran sekedarnya serta Pelepasan
sebagai hadiah
15
b. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan
sewa/ jumlah yang disepakati.
c. Penjualan setelah selesai masa akad.
d. Pelepasan melalui penjualan objek sewa secara bertahap.
Nilai bersih 0
16
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Amortisasi (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
Maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 24.000.000
Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000
Kr. Aset ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 4.000.000
17
Misalkan setelah berakhirnya masa sewa, bank syariah menjual mesin
yang menjadi aset ijarah senilai Rp 2.000.000. adapun nilai buku aset di
neraca pada bulan ke-24 adalah :
Nilai bersih 0
2.8 Teknis Perhitungan Dan Penjurnalan Transaksi Ijarah Dan Multijasa Bagi Bank
Syariah
Ijarah untuk multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa
dengan menggunakan akad ijara dalam pembiayaan untuk multijasa ini, LKS
8
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html
18
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee yanf harus telah disepakati diawal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan persentase.
Praktik perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya
sama dengan perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk barang. Perbedaannya
adalah pada ijarah untuk jasa tidak terdapat kegiatan pemeliharaan dan perbaikan asset
ijarah. Dibawah ini adalah contoh kasus ujarah untuk multijasa dan contoh
penjurnalannya.
Ibu Uli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugrah Sejahtera untuk
keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas Gajah Mada
(UGM). Adapun informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut sebagai
berikut:
Harga perolehan jasa : Rp 9.000.000 dibayar ke UGM tanggal 1 februari
Masa sewa : 6 bulan (mulai 1 Feb-Agus)
Sewa perbulan : Rp 1.700.000 (setiap tgl 1 mulai bulan Maret)
Penyusutan perbulan : Rp 1.500.000 (setiap tgl 1 mulai bulan Maret)
Biaya administrasi 0.5% : Rp 45.000 (diterima tgl 1 februari)
19
Mengakhiri siklus transaksi ijarah multijasa
Akumulasi amortisasi asset ijarah Rp 9.000.000
Asset yang diperoleh untuk ijarah Rp 9.000.000. 9
9
http://id.scribd.com/document/435225190/Akuntansi-Perbankan-Syariah-Kel-11-Ijarah-Dan-IMBT
10
http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/05/akuntansi-syriah-ijarah.html
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut sayyid sabiq dalam fikih sunah, al ijarah berasal dari kata al ajru yang
berarti al ‘iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat di definisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian
(membayar sewa atau upah sejumlah tertentu). Dari pengertian diatas, ijarah sejenis
dengan akad jual beli namun yang dipindahkan bukan hak kepemilikanya tapi hak guna
atau manfaat, manfaat dari suatu aset atau dari jasa/pekerjaan.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguuna bagi kita
semua dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan atau bahasa yang kurang jelas, kami berharap untuk kedepannya jauh lebih
baik lagi dalam penulisan dan penggunaan bahasa yang kami tuangkan dalam makalah
kami.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html\
http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/05/akuntansi-syriah-ijarah.html
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html
http://arioonyon.blogspot.com/2013/06/makalah-ijarah.html
http://id.scribd.com/document/435225190/Akuntansi-Perbankan-Syariah-Kel-11-Ijarah-Dan-IMBT
22