Makalah Konservasi 1 - Kelas A - Kelompok 3
Makalah Konservasi 1 - Kelas A - Kelompok 3
Makalah Konservasi 1 - Kelas A - Kelompok 3
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
KELAS A
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini dengan judul “ILMU KONSERVASI GIGI, INSTRUMEN DASAR,
STERILISASI DAN POSISI DUDUK” dalam memenuhi tugas mata kuliah blok
Kelainan Jaringan Keras Gigi dan Jaringan Pulpa 1.
Selanjutnya, dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terima kasih sedalam-dalamnya berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Dan terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat
luas dan terutama bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan......................................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu tertua di bidang kedokteran gigi yang berkembang sejak abad ke-18
sebagai sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalami kerusakan gigi dan usaha
mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut. Ilmu konservasi gigi
merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari tentang cara
menanggulangi kelainan (penyakit) jaringan keras gigi, pulpa dan periapical untuk
mempertahakan gigi didalam mulut melalui restorasi dan perawatan endodomtic,
baik secara konvensional maupun bedah. Ilmu yang mempelajari kelainan pada
jaringan keras dan jaringan lunak gigi, dengan perawatan secara preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi gigi dalam sistem
stomatognatik. Melakukan perawatan gigi serta me. bmpertahankan gigi
selama mungkin di dalam mulut agar estetik dan fungsi kunyah kembali normal
(J.D. Eccles dan R. M. Green, 1994). Mencegah, merawat penyakit, merestorasi
kerusakan, dan kelainan yang mengenai jaringan keras dan lunak gigi untuk
mengembalikan fungsi, bentuk, estetik dan perlindungan jaringan pendukung gigi
serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut.
Perkembangan konservasi gigi diarahkan ketiga bidang kekhususan, yaitu:
kariologi, endodontology, dan teknologi restorasi.
3
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
4
PEMBAHASAN
Ilmu tertua di bidang kedokteran gigi yang berkembang sejak abad ke-18
sebagai sebuah solusi dari kerusakan gigi dan usaha mempertahankan gigi selama
mungkin di dalam mulut. Ilmu yang mempelajari kelainan pada jaringan keras dan
jaringan lunak gigi, dengan perawatan secara preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi gigi dalam sistem stomatognatik.
Rongga mulut adalah area kecil yang terdiri dari bibir, pipi, langit-langit dan
lidah bergerak. Untuk melakukan preparasi gigi di bidang ini, dibutuhkan
keterampilan yang hebat. Sehingga untuk mendapatkan pemahaman yang tepat
mengenai pertimbangan anatomi dan dimensi, maka selalu disarankan untuk
melakukan preparasi gigi pada gigi tiruan akrilik yang disebut dengan gigi
typhodont. Gigi Typhodont disekrup ke kepala hantu. Dengan melakukan
preparasi gigi dalam model dummy, seseorang dapat dengan mudah
menyandingkan keterampilan yang diperolehnya pada pasien klinis. Persiapan
gigi yang berulang pada gigi asli yang dicabut meningkatkan keterampilan dan
efisiensi orang tersebut. Terlebih pelatihan ini meningkatkan rasa percaya diri dan
keterampilan psikomotorik untuk menangani jaringan.
5
Tujuan dasar dari kedokteran gigi konservatif praklinis adalah agar mahasiswa
mendapatkan keahlian prosedur restoratif sebelum menangani pasien. Ini
mengembangkan kepercayaan diri siswa sebelum mereka menangani pasien.1
Kategori
Desain
Kebanyakan instrumen tangan, apa pun penggunaannya, terdiri dari tiga
bagian: pegangan, betis, dan bilah. Untuk banyak instrumen non-pemotongan,
bagian yang sesuai dengan bilahnya disebut ujung pena. Ujung ujung pena, atau
6
permukaan kerja, dikenal sebagai wajah. Bilah atau ujung pena adalah ujung
instrumen yang berfungsi dan dihubungkan ke pegangan oleh betis. Beberapa
instrumen memiliki bilah di kedua ujung pegangannya dan dikenal sebagai
instrumen berujung ganda Bilahnya memiliki banyak desain dan ukuran,
tergantung pada fungsinya.
Handles tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Instrumen tangan awal
memiliki pegangan dengan diameter yang cukup besar dan digenggam di telapak
tangan. Pegangan yang besar dan berat tidak selalu kondusif untuk manipulasi
yang rumit. Di Amerika Utara, kebanyakan pegangan instrumen berdiameter kecil
(5,5 mm) dan ringan. hei biasanya delapan sisi dan knurled untuk memfasilitasi
kontrol. Di Eropa, pegangannya seringkali berdiameter lebih besar dan
meruncing.
Enamel dan dentin adalah zat yang sulit untuk dipotong dan membutuhkan
kekuatan yang besar di ujung instrumen. Oleh karena itu, alat potong tangan harus
seimbang dan tajam. Keseimbangan memungkinkan pemusatan gaya ke blade
tanpa menyebabkan rotasi instrumen dalam genggaman operator. Ketajaman
memusatkan gaya ke area kecil di tepi, menghasilkan tegangan tinggi dan
kemampuan yang dihasilkan untuk melepaskan / memodifikasi struktur gigi.
Shaks Angels
7
Orientasi fungsional dan panjang bilah menentukan jumlah sudut di betis yang
diperlukan untuk menyeimbangkan instrumen. Instrumen yang diklasifikasikan
berwarna hitam berdasarkan jumlah sudut betis sebagai sudut-mon (satu), sudut-
bin (dua), atau sudut rangkap tiga (tiga). Instrumen dengan bilah kecil dan pendek
dapat dengan mudah dirancang dalam bentuk mon-angle sambil membatasi
cutting edge dalam batas yang diperlukan untuk keseimbangan dan kontrol.
Instrumen dengan bilah yang lebih panjang atau orientasi yang lebih kompleks
mungkin memerlukan dua atau tiga sudut pada betis untuk mendekatkan tepi
tajam ke sumbu panjang gagang. Shank seperti itu disebut contra-angled.
Nama
Black mengklasifikasikan semua instrumen berdasarkan namanya. Selain itu,
untuk instrumen potong tangan, ia mengembangkan rumus numerik untuk
mengkarakterisasi dimensi dan sudut ujung kerja (lihat bagian selanjutnya untuk
rincian rumus). Sistem klasifikasi Black dengan nama instrumen mengkategorikan
instrumen berdasarkan
(1) fungsi (misal Scaler, excavator),
(2) cara penggunaan (misal Kondensor tangan),
(3) desain ujung kerja (misal Excavator sendok, penskala sabit), atau
(4) bentuk betis (misalnya, sudut-tunggal, sudut-bin, sudut-kontra).
Nama ini digabungkan untuk membentuk deskripsi lengkap dari instrumen
(misal Ekskavator sendok sudut bin).
Rumus
Alat potong memiliki rumus yang menjelaskan dimensi dan sudut ujung
pengerjaan. Ini ditempatkan pada pegangan menggunakan kode tiga atau empat
angka yang dipisahkan oleh tanda hubung atau spasi (misalnya, 10–85–8–14).
Angka pertama menunjukkan lebar blade atau cutting edge primer dalam
sepersepuluh milimeter (0,1 mm) (misalnya, 10 = 1 mm). Angka kedua dari kode
empat angka menunjukkan sudut tepi potong utama, diukur dari garis yang sejajar
dengan sumbu panjang pegangan instrumen dalam derajat Celcius searah jarum
8
jam. Sudut celcius dinyatakan sebagai persen dari 360 derajat (misalnya, 85 =
85% × 360 derajat = 306 derajat). Instrumen diposisikan sedemikian rupa
sehingga angka ini selalu melebihi 50. Jika tepi secara lokal tegak lurus dengan
bilah, nomor ini biasanya dihilangkan, menghasilkan kode tiga angka. Angka
ketiga (angka kedua dari kode tiga angka) menunjukkan panjang bilah dalam
milimeter (misalnya, 8 = 8 mm). Angka keempat (angka ketiga dari kode tiga
angka) menunjukkan sudut bilah, relatif terhadap sumbu panjang gagang dalam
searah jarum jam (misalnya, 14 = 50,4 derajat). Instrumen diposisikan sedemikian
rupa sehingga angka ini selalu 50 atau kurang. Instrumen tangan yang paling
umum digunakan, termasuk yang disebutkan dalam teks ini, ditunjukkan
pada dalam beberapa kasus, nomor tambahan pada pegangan adalah nomor
identifikasi pabrikan. Nomor identitas disertakan untuk membantu produsen
tertentu dalam membuat katalog dan tidak boleh disamakan dengan nomor
formula.
Bevel
Kebanyakan instrumen pemotongan tangan memiliki satu bevel di ujung bilah
yang membentuk tepi potong utama. Dua bevels tambahan orm tepi pemotongan
sekunder dan memperluas dari tepi utama untuk panjang pisau. Instrumen dengan
dua sisi miring seperti kapak biasa memiliki dua sisi miring yang membentuk
pinggiran tajam.
Instrumen bermiring tunggal tertentu, seperti ekskavator sendok dan
pemangkas margin gingiva digunakan dengan gerakan mengikis atau memotong
lateral. Kapak enamel dapat digunakan dengan gerakan memotong langsung dan
menyamping. Palka memiliki tepi potong primer yang sejajar dengan sumbu
panjang gagang. Desain miring tunggal mengharuskan instrumen dibuat
berpasangan, dengan kemiringan di sisi berlawanan dari bilah. Instrumen ini
ditetapkan sebagai miring kanan atau miring kiri dan ditunjukkan dengan
menambahkan huruf R atau L ke rumus instrumen. Untuk menentukan apakah
instrumen memiliki kemiringan kanan atau kiri, tepi pemotongan utama ditahan
dan mengarah menjauh, dan jika kemiringan muncul di sisi kanan bilah, itu adalah
instrumen pasangan yang tepat. instrumennya, bila digunakan dalam gerakan
9
mengikis, digerakkan dari kanan ke kiri. sebaliknya berlaku untuk instrumen kiri
dari pasangan. Satu instrumen cocok untuk pekerjaan pada satu sisi preparasi dan
sisi lainnya cocok untuk sisi berlawanan dari preparasi. Tepi pemotongan utama
kapak mungkin berguna untuk merencanakan dinding wajah dan lingual preparat
proksimal dengan menggunakan gerakan mendorong dan dinding gingiva dengan
menggunakan gerakan lateral. Selain itu, cutting edge sekunder dari kapak email
mungkin berguna untuk merencanakan dinding oklusal dan gingiva dari preparat
Kelas V posterior.
Sebagian besar instrumen tersedia dengan bilah dan betis di kedua ujung
pegangan. Instrumen semacam itu disebut ujung dengan ganda. Dalam banyak
kasus, instrumen pasangan kanan ada di salah satu ujung pegangan dan instrumen
kiri ada di ujung lainnya. Terkadang bilah serupa dengan lebar berbeda
ditempatkan pada instrumen berujung ganda tunggal. Jika seseorang mengamati
bagian dalam kelengkungan bilah (atau bagian dalam sudut di persimpangan bilah
dan betis) dan kemiringan primer tidak terlihat, instrumen memiliki kemiringan
distal. Sebaliknya, jika bevel primer terlihat (dari sudut pandang yang sama),
instrumen memiliki bevel mesial (atau "terbalik").
Instrumen yang memiliki ujung potong primer tegak lurus dengan sumbu
pegangan biasanya disebut pahat. Contohnya termasuk pahat sudut bin, instrumen
dengan sedikit lengkungan bilah (pahat Wedelstaedt), dan cangkul, yang miring
tunggal dan tidak didesain. dinyalakan sebagai kanan atau kiri tetapi memiliki
kemiringan mesial atau kemiringan distal. Tepi potong utama pahat mungkin
berguna dalam merencanakan dinding oklusal dan gingiva preparat Kelas V
posterior dengan menggunakan gerakan mendorong dan / atau menarik. Tepi
pemotongan utama cangkul sangat berguna untuk merencanakan dinding oklusal
dan gingiva preparat Kelas III. Tepi potong sekunder cangkul berguna untuk
merencanakan dinding oklusal dan gingiva preparasi Kelas V serta dinding yang
berorientasi pada arah aksial. Perhatikan bahwa cangkul juga bisa berfungsi
sebagai ekskavator.2
10
2.3 Macam Bahan Instrumen Konservasi Gigi
Carboon steel: logam yang mengandung 0,5 sampai 1,5% karbon. Lebih
keras dan lebih tajam dari stainnless steel dan cenderung korosi dan rawan
patah.
Stainless steel:
o Pure stainless steel: terdiri dari 70-85% besi, 15-25% kromium dan
1-2% karbon. Bahan yang paling umum digun akan untuk
instrument gigi.
Cutting Instrument
Condensing Instrument
Filiing Instrument
Carving Instrument
Matriks
11
Hands Instrument
Bur
1. Cutting Instrument
o Menurut bentuk
- Straighthandpiece
- Lowspeedhandpiece(500-15.000rpm)
- Highspeedhandpiece(100.000-300.000rpm)
o Hatchet
12
o Chisel
o Hoe
o Angel former
2. Condensing Instrument
Fungsi: memampatkan bahan tumpat atau semen ke dalam kavitas hasil preparasi.
3. Filling Instrument
13
Amalgam pistol dan Plastic filling instrument.
Fungsi: meletakkan bahan tumpat atau semen ke dalam kavitas hasil preparasi.
4. Carving Instrument
Burnisher dan Carver.
14
5. Matriks
Fungsi
Jenis:
Celluloid strip/ Mylar: Utk tumpatan RK dan GIC kls III dan IV.
6. Hands Instrument
15
Kaca mulut
Fungsi: membantu melihat ke dalam mulut, memantulkan sinar unit agar rongga
mulut terlihat lebih terang, membantu menyingkap mukosa pipi, bibir, lidah.
Sonde
Macam: medical sonde dengan ujung tumpul dan dental sonde dengan ujung
lancip. Berbentuk Halfmoon (bengkok), berkait, atau lurus.
16
Ekskavator
Gambar 8. Ekskavator
Semen Spatel
17
Ball pointed / Dycal Applicator
Fungsi: meletakkan bahan pelapis dentin atau liner ke dasar kavitas terdalam.
7. Burs
Bentuk bur: round, fissure, pear- shaped, egg-shaped, inverted, tapered, flame,
longthin, disk, wheel.
Fungsi:
18
dimodifikasi dan jempol. Pegangan pena konvensional tidak dapat diterima
pegang instrument (Gambar 11).
19
Inverted Pen Grasp
Genggam telapak tangan dan ibu jari mirip dengan yang digunakan untuk
memegang pisau sambil mengupas apel. pegangannya ditempatkan di telapak
tangan tangan dan digenggam oleh semua ingers, sementara ibu jari bebas
instrumen, dan sisanya disediakan dengan menopang ujungnya ibu jari di gigi
terdekat dari lengkungan yang sama atau di irm, struktur yang stabil. Untuk
kontrol yang sesuai, pegangan ini membutuhkan kehati-hatian gunakan selama
pemotongan. Contoh penggunaan yang tepat adalah holding alat genggam untuk
memotong retensi insisal untuk preparasi Kelas III pada gigi seri rahang atas
(Gambar )
Gambar 12.
20
Gambar 13. Pegangan pena terbalik. Telapak tangan lebih menghadap ke
operator. Itu sisanya mirip dengan yang ditunjukkan untuk pegangan pena yang
dimodifikasi
Gambar. 14 Pegangan telapak tangan dan ibu jari. Pegangan ini memiliki
penggunaan yang terbatas, seperti itu sebagai persiapan retensi insisal dalam
preparasi Kelas III pada rahang atas gigi seri. Sisanya adalah ujung ibu jari pada
gigi dalam lengkungan yang sama.
21
disiapkan atau gigi yang berdekatan. Perhatikan bagaimana instrumen diikat pada
bantalan dan ujung sendi ibu jari.
Pegangan telapak tangan dan ibu jari yang dimodifikasi dapat digunakan
jika memungkinkan untuk mengistirahatkan ibu jari pada gigi yang sedang
disiapkan atau yang berdekatan gigi. Pegangan instrumen dipegang oleh semua
orang empat ingers, yang bantalannya menekan gagang ke area distal dari telapak
tangan dan bantalan dan sendi pertama ibu jari. Tamak pegangan di bawah sendi
pertama jari manis dan kelingking memberikan stabilisasi dan memungkinkan
kontrol instrumen yang optimal. Pegangan telapak tangan dan ibu jari yang
dimodifikasi biasanya digunakan di area lengkung rahang atas dan paling baik
diadopsi saat dokter gigi beroperasi dari posisi kursi belakang.
Beristirahat
Pegangan instrumen yang tepat harus mencakup istirahat yang kuat untuk
menstabilkan tangan selama prosedur operasi. Saat pena dimodifikasi dan
pegangan pena terbalik digunakan, sandaran dibuat dengan menempatkan ring
inger (atau keduanya ring dan little ingers) pada gigi (atau gigi) dari lengkungan
yang sama dan sedekat mungkin dengan lokasi operasi dia lebih dekat dengan
area istirahat ke area operasi, itu lebih dapat diandalkan. Saat genggaman telapak
tangan dan ibu jari digunakan, istirahat dibuat dengan meletakkan ujung ibu jari
pada gigi sedang dioperasi, pada gigi yang berdekatan, atau di area yang nyaman
dari lengkungan yang sama. Dalam beberapa kasus, tidak mungkin untuk
membuat istirahat pada struktur gigi, dan jaringan lunak harus digunakan. Tidak
ada jaringan lunak yang beristirahat maupun jaringan keras yang jauh aford
kontrol yang andal, dan mereka mengurangi kekuatan atau kekuatan itu dapat
digunakan dengan aman. Kadang-kadang, tidak mungkin untuk menjadi normal
jari bertumpu pada tangan yang memegang instrumen. Di bawah ini keadaan,
kontrol instrumen dapat diperoleh dengan menggunakan telunjuk dari sisi
berlawanan di betis instrumen atau menggunakan istirahat tidak langsung (yaitu,
22
tangan yang beroperasi bertumpu pada sisi yang berlawanan, yang bertumpu pada
struktur mulut yang stabil).
Penjaga
Penjaga adalah instrumen tangan atau barang lainnya (mis., Gulungan
kapas, sudut kering, irisan interproksimal) digunakan untuk melindungi jaringan
lunak dari kontak dengan instrumen tajam atau abrasive.3
2.6 Sterilisasi
23
2. Sterilisasi dengan pemanasan secara basah
3. Sterilisasi dengan penambahan zat tertentu
Semua alat ini dikenakan api langsung tidak kurang dari 20 detik. Be berapa
bahan kimia juga dapat di Sterilkan dengan cara pemanasan ini seperti Zno, NaCl
dan Talkum.
Cara ini digunakan untuk mensterilkan bahan atau alat yang tak dapat di
sterilkan dengan cara pemi Jaran atau karena sifat fisik yang tidak dapat di
Sterilkan dengan uap air yang diakibatkan oleh sukarnya ditembus oleh uap air.
Cara Sterilisasi ini berdasarkan oksidasi. Keuntungan cara ini adalah bahan atau
alat metal dan instrument yang tajam udara kering tidak se Korosif uap air dan
udara tidak mengikis permukaan gelas.
24
Kerugiannya adalah sebagai berikut:
1. Difusi dan penetrasi udara kering lambat sehingga memerlukan waktu
Sterilisasi yang relatif lama
2. Memerlukan waktu sterilisasi lama karena derajat mematikan dan absorpsi
panas dari udara kering juga lambat
3. Karena sterilisasi dengan udara kering bekerja melalui proses oksidasi, maka
dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan dari bahan yang disterilkan
4. Memerlukan suhu tinggi sehingga dapat menambah kerusakan pada bahan
yang disterilkan.
Alat yang digunakan dalam proses sterilisasi ini adalah lemari pengeringnya
(Hot Air Sterilizer) dengan berbagai bentuk dan tipe nya.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan lemari pengeringnya adalah
sebagai berikut:
a. Jika mendasarkan alat gelas, proses pemanasan dan pendinginan harus
dikerjakan berangsur angsur supaya tidak pecah
b. Panas kering ini penetrasinya sangat lambat terhadap bahan yang berbentuk
bubuk atau minyak, oleh karena itu, untuk bubuk sebaiknya hanya
mempunyai ketebalan 0,5 cm dalam wadah yang tidak lebih dari 30 ml,
sedangkan bahan berupa minyak di Sterilkan dalam wadah wadah kecil.
c. Supaya aliran udara tidak terlambat sebaiknya alat sterilisasitor ini tidak bisa
terlalu penuh
d. Besarnya lemari pengeringnya disesuaikan dengan bahan yang di akan
disterilisasikan karena udara panas merupakan penghantar panas yang buruk.
e. Menurut penyelidikan sterilisasi dengan udara kering, tidak selalu boleh
dianggap bahwa suhu dalam lemari merata keseluruh bagian, artinya suhu
yang terbaca pada termoter luar tidak selalu sama dengan suhu yang ada di
dalamnya oleh karena itu dianjurkan rumah terutama untuk alat yang tahan
panas untuk menambah suhu sterilisasi dengan 20oC Celcius tapi harus
diperhatikan terhadap wadah kelas yang mahal misalnya gelas yang terbuat
dari bahan brosilikat , pada sterilisasi 50 sampai 100 sekali pada suhu
200oCelcius gelas tersebut akan menjadi berwarna putih dan sangat rapuh.
25
f. Dianjurkan untuk meletakkan alat yang di sterilisasikan tegak lurus dengan
arah memancarnya udara panas dan didirikan terbalik sehingga udara dingin
dapat keluar dan pemanasan dapat tercapai lebih efisien dari pada jika alat
dibaringkan.
26
Tindasloisasi / Pasteurisasi
Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi bahan bahan yang tidak tahan
pemanasan tinggi, atau bahan bahan yang karena kak adaan fisik nya tidak
memungkinkan Disterilkan dengan cara Penyaringan bakteri, misalnya dalam
bentuk emosi atau suspense.
Caranya:
Bahan bahan yang telah dikemas di dalam wadah tertentu terbuat dari
gelas atau standstill dipanaskan di atas pada penangas air water base pada suhu
70-80oCelcius atau pada suhu 60-65 oCelcius selama jangka waktu 40-60 min,
kemudian didinginkan sampai kira kira 30 Celcius selama 24 jam. Pekerjaan
semacam ini di ulangi sebanyak tiga sampai lima hari berturut-turut.
Dasar teori cara Sterilisasi ini adalah:
Pada suhu 70-80oCelcius kontaminan dalam bentuk sel vegetatif dimatikan
sedangkan sporanya tidak. Pendinginan pada suhu 30 oCelcius dimaksudkan agar
spora berubah bentuk menjadi vegetative, selanjutnya sel vegetative tersebut
dimatikan dengan cara yang sama.
Sterilisasi secara Tin there lisasi hanya dapat dilakukan apabila terdapat
kemungkinan berubahnya bentuk spora menjadi bentuk vegetative., Jadi tidak
dapat digunakan untuk seleksi bahan kering atau bahan yang tidak mengandung
air.
Dengan uap air 100oCelcius
Sterilisasi dengan cara ini dapat menggunakan alat yang menyerupai
dandang. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilisasi kan ditempatkan di
atas lempengan logam yang berlobang lobang yang terletak di atas dandang
tersebut, kemudian ditutup dengan tutup yang berlobang pula untuk keluarnya uap
air. Umumnya suhu yang dapat dicapai pada penyetelan semacam ini berkisar
pada 98oCelcius.
Cara penyeterilan dengan menggunakan uap air cara yang paling efektif,
tetapi cara tersebut di atas belum menjamin seri lisasi nya, terutama bagi Spora
Spora yang berdaya tahan besar. Efektifitas membunuh mikroba dengan uap air
27
dikarenakan uap air dapat dengan mudah menembus dinding sel dan
mengumpulkan proteinnya.
Dibandingkan dengan car acara Sterilisasi dengan pemanasan kering, cara ini
memiliki berbagai keuntungan diantaranya sebagai berikut:
a. Memiliki daya bakteri Sida yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara
kering sehingga pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih
singkat Sterilisasi dapat dilakukan
b. Kapasitor kalor uap air lebih besar dibandingkan dengan udara kering
sehingga akan terjadi pemindahan kalor yang lebih cepat. 1 g uap air suhu 100
Celcius di dinginkan menjadi 99 Celcius akan membebaskan 536 kalori,
sedangkan 1 g udara suhu 100 Celcius jika di dinginkan menjadi 99 Celcius
akan membebaskan 0,237 kalori. Akibat dari kapasitas kalor yang lebih besar
dari uap air, maka pemanasan dari kapasitas kalor yang lebih besar dari off air,
maka pemanasan terhadap bahan yang di Sterilisasi kan terjadi relative lebih
besar dan lebih cepat, sehingga seluruh proses sterilisasi dapat dipercepat
c. Uap air dapat menempati seluruh ruangan sterilisasi dengan merata sehingga
tidak perlu dikhawatirkan terjadi Sterilisasi yang tidak merata.
28
alat yang akan di Sterilkan. Masalah utama pada pemakaian Autoklaf adalah:
Pembuangan udara, terjadinya panas yang berlebihan super hit, bahan yang di
sterilkan menjadi basah dan kemungkinan terjadinya kerusakan bahan.
Keberhasilan sterilisasi dengan auto club sangat tergantung pada kualitas
uap air. Kualitas air adalah berat dari uap kering yang terdapat dalam campuran
dari uap air jenuh dan air. Jika kualitas uap 97%, campuran uap terdiri dari tiga
bagian berat air jenuh dan Sembilan tujuh bagian berat uap jenuh. Uap yang ideal
untuk sterilisasi adalah 100 persen uap jenuh. Penyebab nya penurunan kualitas
uap diantaranya adalah kualitas Boiler, perangkat uap (ttraped steam) yang kurang
baik dan terjadinya kondensasi pada pipayang dilalui oleh uap air. Kualitas uap
mempengaruhi hasil sterilisasi dan kondisi bahan yang disterilkan (menjadi lebih
basah).
29
Sterilisasi alat alat dengan memakai bahan kimia banyak dilakukan karena
mudah dikerjakan dan tidak memerlukan peralatan khusus, juga tidak
memerlukan pemanasan. Yang perlu diingat adalah terjadinya kerusakan alat
karena bahan kimia tersebut, misalnya terjadi karat. Oleh karena itu,
dianjurkan untuk menambahkan bahan kimia lain guna mencegah terjadinya
karat, seperti ini: natrium bora. Bahan kimia yang banyak digunakan untuk
pencuci lamaan di antaranya adalah alcohol, kresol, Fenol, Formaldehida,
garam raksa organic dan senyawa ammonium kuartener.4
2.7 Posisi Duduk Pasien
Posisi pasien dan operator penting untuk keduanya. seorang pasien yang
duduk dengan nyaman di dental chair dengan postur yang benar akan mengalami
ketegangan otot yang lebih sedikit, kelelahan yang lebih sedikit dan lebih
kooperatif selama perawatan. sama halnya dengan operator yang mempertahankan
posisi dan postur tubuh yang tepat selama perawatan, operator cenderung tidak
merasa tegang, lelah, dan menjadi lebih efisien serta memiliki kemungkinan lebih
kecil untuk mengalami gangguan musculoskeletal. sebagian prosedur restoratif
gigi dapat diselesaikan sambil duduk (Gambar 15. A dan B)
Gambar 15. A dan B : Operator dan pasien harus menjaga postur tubuh yang
benar agar otot tidak terlalu tegang, kelelahan dan efisiensi yang lebih tinggi (A)
Postur tubuh yang benar; (B) Postur tubuh salah.
Hal-hal berikut yang harus diingat terkait dengan dental chair :
Harus bisa memberikan kenyamanan pada pasien.
Harus mampu memberikan dukungan tubuh secara total selama kerja.
30
Sandaran kepala kursi harus dipasang untuk menopang dagu pasien dan
mengurangi ketegangan pada otot dagu.
Harus mampu menyediakan area kerja maksimal untuk operator.
Ini harus ditempatkan di lokasi yang nyaman dengan sakelar kontrol yang
dapat disesuaikan.
sakelar kaki lebih disukai untuk meningkatkan infection control
Dental chair modern dirancang dengan baik untuk memberikan penyangga tubuh
secara total dan kenyamanan dalam posisi apapun (Gambar 16 )
Pasien harus duduk sehingga semua bagian tubuhnya tertopang
dengan baik. kepala pasien harus sejajar dengan punggungnya, dental
chair harus di desain sedemikian rupa sehingga memberikan area kerja
yang maksimal bagi operator. kontrol kaki lebih disukai atau lebih banyak
yang menggunakan ini dibandigkan sakelar tangan untuk meningkatkan
pengendalian infeksi.
31
Gambar 17. Dental chair dalam posisi tegak
2. Almost Supine (posisi yang hampir terlentang).
Dalam hal ini, posisi kursi adalah :
Kepala, lutut dan kaki pasien kira-kira di tingkat yang sama Gambar
Pasien hampir posisi berbaring sesuai dengan namanya
Kepala pasien tidak boleh rendah dari kaki kecuali dalam kasus serangan
syncopal
32
Gambar 19. Posisi berbaring 45 derajat
2.8 Posisi Duduk Operator
Posisi pelaksanaan yang akurat sangat penting saat melakukan
pekerjaan restoratif untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
ketegangan fisik. Posisi pasien tergantung pada prosedur gigi yang akan
dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang. setelah pasien
diposisikan dengan nyaman, dokter gigi dan asisten harus duduk dalam
posisi yang tepat untuk melakukan perawatan. Biasanya posisi duduk lebih
disukai para dokter gigi untuk menghilangkan stres pada kaki operator dan
menopang punggung operator. Untuk pemahaman yang baik posisi duduk
operator terkait dengan sebuah posisi arah jarum jam. Dalam. konsep jam
ini, sebuah lingkaran imajiner digambar diatas kursi gigi/dental chair
dengan menempatkan kepala pasien di tengah lingkaran, kemudian
penomoran lingkaran diberikan mirip dengan jam puncak lingkaran pada
pukul 12.
33
Gambar posisi duduk operator berhubungan dengan arah jarum jam.
Dengan demikian posisi operator (operator tangan kanan) bisa jam 7, jam
9, jam 11, dan jam 12 dan untuk operator yang mengalami kidal bisa pada
arah jam 5, jam 3, dan jam 1.
1. Right Front Position ( posisi jam 7)
Membantu dalam pemeriksaan pasien Gambar
Wilayah kerja meliputi : - anterior rahang bawah, - Gigi posterior rahang
bawah (sisi kanan), - Gigi anterior rahang atas
Untuk meningkatkan kemudahan dan jarak pandang, kepala pasien dapat
menghadap operator
34
2. Right Position (posisi jam 9)
Posisi ini, dokter gigi duduk tepat di sebelah pasien.
Wilayah kerja meliputi :
- Permukaan wajah gigi posterior kanan rahang bawah
- Permukaan oklusal gigi posterior kanan rahang bawah
35
4. Direct Rear Position / Posisi Belakang (jam 12)
Dokter gigi duduk tepat dibelakang pasien dan melihat ke bawah diatas
kepala pasien selama prosedur
Wilayah kerja meliputi permukaan lingual gigi rahang bawah
Posisi ini bergerak terbatas
36
• Asisten harus duduk sedekat mungkin dengan bagian belakang kursi pasien
dengan kaki diarahkan ke kepala kursi.
• Tinggi bangku asisten harus 4 hingga 6 inci di atas tingkat mata dokter gigi.
• Asisten harus duduk dalam posisi tegak dengan kaki kokoh
• Baki instrumen harus ditempatkan ke arah kepala kursi pasien, dan diposisikan
untuk memudahkan akses instrumen dan bahan.
• Posisi diatas dapat diatur sesuai dengan spesifikasinya kebutuhan.
Gambar 9.12: Tinggi bangku asisten harus 4 hingga 6 inci di atas ketinggian mata
dokter gigi
Pasien harus duduk setinggi siku dokter gigi dan mata dokter gigi harus 14-16 inci
dari tempat perawatan
37
Gambar 9.14A dan B: Zona berbeda dari wilayah kerja: (A) Operator tangan
kanan; (B) Operator kidal
Zona Wilayah Kerja
Wilayah kerja dibagi menjadi empat zona (Gambar 19. A dan B).
1 Zona operator (terletak antara jam 7 dan 12). Zona operator : tempat
pergerakan dokter gigi.
2 Zona asisten (terletak antara pukul 2 dan 4). Zona asisten : tempat
pergerakan asisten dokter gigi
3 Zona statis (terletak antara pukul 12 dan 2). Zona statis : zona statis
terletak dari pukul 11 hingga 2. Ini adalah area non-lalu lintas di mana
peralatan lain dapat ditempatkan. Saat sebuah benda atau material berat
atau berbahaya, jika dilalui di atas dada pasien.
4 Zona transfer (terletak antara pukul 4 dan 7). Zona transfer : zona
pertukaran instrument yang efisien antara operator dan asisten gigi sangat
penting untuk memiliki yang efisien dan praktek gigi bebas stres. Semua
instrumen dan bahan berada di zona asisten. Transfer instrument antara
operator dan asisten harus terjadi pertukaran zona yang berada di bawah
dagu pasien dan beberapa inci di atas dada pasien.5
38
2.9 Rentang Posisi Operator terhadap Pasien
Posisi duduk pasien yang optimal didapat ketika rongga mulut pasien setinggi
dada dokter gigi. Posisi rongga mulut di atas dada dokter gigi akan meningkatkan
kelelahan pundak. Sedangkan posisi rongga mulut di bawah dada dokter gigi akan
menyebabkan non-neutral posture, yaitu termasuk posisi kepala yang terlalu
turun, pembengkokan torsi ke depan atau kesamping, dan ketidakmampuan dokter
gigi untuk mengakses pergerakan yang bebas. Posisi netral akan diperoleh jika:
1. Lengan atas dekat ke tubuh.
2. Sudut siku atau lengan kira-kira 90 derajat.
3. Pergelangan tangan segaris dengan lengan dan perpanjang tidak lebih dari
20o-30o.
4. Memposisikan pasien pada arah supine untuk neutral posture.
5. Dokter gigi harus punya akses bergerak pada arah jam 7-12:30 (Untuk
pengguna tangan kanan)
Penempatan posisi duduk dapat disesuaikan dengan empat posisi dokter gigi
dengan pengaturan jam, yaitu jam 8 (di sebelah pasien), jam 10-11 (dekat sudut
kursi pasien), dan 12 (di belakang kursi pasien). 6
39
Gambar 20. Ketentuan posisi duduk dokter gigi terhadap pasien berbaring
(pengguna tangan kanan dan pengguna tangan kiri).6
2.10 Penerangan Lampu Dental Unit
Kualitas penerangan yang baik sangat penting agar dapat bekerja pada
mulut pasien. Biasanya penerangan yang baik diberikan oleh lampu kursi di atas
kepala (pada dental unit ) yang dilengkapi dengan bola lampu daylight-
simulating. Lampu ini dapat difokuskan ke wajah dan mulut pasien dengan posisi
spasial dan kesejajaran yang benar (beberapa menghasilkan bayangan gelap
horizontal jika fokusnya tidak tepat). Pegangan pada lampu harus ditutup dengan
pelindung sekali pakai untuk tujuan pengendalian infeksi. Selain lampu dental
unit, lampu depan LED dapat dikenakan oleh operator, hal ini dilakukan untuk
memfokuskan berkas cahaya tanpa bayangan ke arah pandangan dokter gigi.7
Gambar 21. Jarak antara area kerja (mulut pasien) 35-40 cm dan instrumen 20-25
cm ke mata (kacamata pelindung), serta posisi lampu dental unit yang tepat ke
area kerja8
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran pada saat pembuatan makalah bahwa kami menyadari banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggung jawabkan dari banyaknya sumber. Oleh sebab itu kami harapkan
kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
41
DAFTAR PUSTAKA
42