Makalah Akuntani Syaria
Makalah Akuntani Syaria
Makalah Akuntani Syaria
Latar Belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dala
laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian lapora
keuangan. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi adalah suatu sistem yang melekat
pada tujuan-tujuan dan sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten, serta terdiri ata
sifat, fungsi, serta batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Kerangka konseptual diperlukan agar dihasilkan standar dan aturan yang koheren, yang
disusun atas dasar yang sama sehingga menambah pengertian dan kepercayaan para pengguna
laporan keuangan, serta dapat dibandingkan di antara perusahaan yang berbeda atau perinde
yang berbeda. Selain itu, kerangka konseptual juga dapat digunakan untuk mencari solusi atas
berbagai masalah praktis yang muncul sesuai dengan berkembangnya kompleksitas bisnis dan
lingkungan
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi baik muslim maupun nonmuslim. yang menidash
teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas laporan keuangan syariah.
Misalnya. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI
sebagai organisasi yang mengembangkan akuntansi dan pengauditan (auditing) bagi lembaga
keuangan syariah di tingkat dunia, telah mengeluarkan pernyataan akuntansi No. 1 dan No. 2
tentang tujuan akuntansi keuangan dan konsep akuntansi keuangan untuk bank dan lembaga
keuangan syariah. Sementara ito, Dewan Standar Akuntansi Indonesis (DSAK) menyusun PSAK
Syariah tentang kerangka dasar penyusunan dan penyapan laporan keuangan syariah .
Untuk itu, penulisan dalam bab ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Bagian pertama menjelaskan
tentang kerangka dasar dan laporan keuangan sesuai dengan PSAK sehingga sebagian besar
isinya adalah PSAK Selanjutnya bagian kedua berisi tentang kerangka dasar dan laporan
keuangan menurut AAOIFI dan para pemikir akuntansi Islam.
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya.kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang
dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvesional baik sector public maupun sector
swasta . Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta
oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al-falah). Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia
memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan
akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.
Paradigma ini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknya karakter tata
kelola yang baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik.
Asumsi Dasar
1. Dasar aktual Laporan keuangan disajikan atas dasar aktual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat
kas atau setara kas diterima. atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam lapora keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepad pemakai bahwa tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumbe daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan. Namun, dalam penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil
usaha menggunakan dan kas Hal ini disebabkan bahwa prinsip pembagian hasil
usaha berdasarkan bagi hasil pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah
keuntungan bruto (gross profin
2. Kelangsungan usaha Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entita syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa
depan. Oleh karena itu, entitas ayarish diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secan material akala usahanya. Jika
maksud atau keinginan tersebut tumbul, laporan keuangan mungkin harus disusun
dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan haru diungkapkan.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dimasukkan sebagai beban
(ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga
atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada
pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas
syariah.
A.KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA