Askep Preeklampsia Berat Syofia Noradawati

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


PREELOMPSIA BERAT

Oleh :
Syofia Noradawati
171211309
4. A

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Lola Despita Sari, M. Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia berat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas program
studi S1-Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
MERCUBAKTIJAYA PADANG.
Dalam Penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak
dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar–
besarnya kepada pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa wujud dari makalah ini masih jauh
dari sempurna, hal ini karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, semoga tugas ini bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita, Amin.

Padang,November2019
Syofia Noradawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Defenisi..........................................................................................................
B. Etiologi...........................................................................................................
C. Faktor Resiko.................................................................................................
D. Gambaran Klinis............................................................................................
E. Patofisiologi...................................................................................................
F. Penatalaksanaan.............................................................................................
G. Komplikasi.....................................................................................................
H. Penanganan....................................................................................................
BAB IV KASUS........................................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar belakang
Preeklamsia merupakan penyakit kehamilan yang akut dan dapat terjadi
ante,intra, dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklamsia dapat dibagi
menjadipreeklamsia ringan dan preklamsia berat. Pembagian preeklamsia menjadi
beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda,
sebabseringkali ditemukan penderita dengan preeklamsia ringan dapat
mendadakmengalami kejang dan jatuh dalam koma. (Sarwono, 2010)
Preeklampsia (dahulu disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu
olehkehamilan dan terjadi pada 5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu
hamildengan kehamilan kembar, ibu yang menderita diabetes mellitus, dan
hipertensiessensial. Bahaya dari preeklampsia meliputi solutio placenta, kegagalan
ginjal dan jantung, hemorargi serebral, insupisiensi placenta, dan gangguan
pertumbuhan janin(Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebabutama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikankedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PEB ditandai olehadanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang
masif. Sedangkaneklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di
samping ketiga tanda khasPEB.
Di negara berkembang, AKI sebesar 585/100.000 kelahiran hidup. Di Asia
AKIterjadi 323/100.000 kelahiran hidup setiap tahunnya. Berdasarkan Survey
DemografiKesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah
228/100.000kelahiran hidup. Penyebab AKI diantaranya Pendarahan (28%),
eklampsia (24%),infeksi (11%), komplikasi masa puerperium (8%), abortus (5%),
partus lama (5%),emboli obstetri (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2006).
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab
morbiditas danmortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka
kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-
eklampsia berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%.
Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di
negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2008).
Tingginya kejadian preeklamsia-eklamsia di negara-negara
berkembangdihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan
tingkat pendidikanyang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut
saling terkait dan sangatberperan dalam menentukan tingkat penyerapan dan
pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul baik
pada dirinya ataupun untuklingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010).Untuk itu,
penulis tertarik untuk mendapatkan gambaran mengenai kasustersebut di atas
dengan melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan preeklampsiaberat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklampsia
beratdengan pendekatan manajemen kebidanan dan mendokumentasikannya
dalambentuk SOAP
2. Tujuan Khusus 
a. Memahami konsep asuhan keperawatan pada ibu dengan preeklampsia berat
b. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif 
c. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa aktual dan diagnosapotensial
serta masalah potensial yang mungkin timbul
d. Membuat rencana asuhan
e. Melakukan asuhan keperawatan sesai dengan rencana yang telah disusun
Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang dilaksanaka
BAB 11
PENDAHULUAN

A. DEFENISI
Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 160/90
mmhg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga)
atau bisa lebih awal terjadi.
Pre eklampsia adalah salahsatu kasus pengunan kehamilan yang bisa menjadi
penyeban kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan,
dan masa nafas yang akan berdampak pada ibu dan bayi.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre
eklampsia ringan, pre eklamsia berat, eklampsia, serta superimposed hiprtensi (ibu
hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi
berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang
dilakukan masising npenyakit di atas tidak sama.
B. ETIOLOGI
Penyakit ini sampai saat ini belum diketauhi dengan pasti. Secara teoritik
urutan urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema, hipertensi, dan
proteinuri. Sehingga bila gejala gejala ini timbul tidak dala urutan diatas dapat
dianggap bukan preeklamsi.
Dari gejala tersebut timpul hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang
paling penting. Namun penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Bila
penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepa, gangguan penglihatan atau
nyeri epigestrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut.
C. FAKTOR RESIKO
a) Kehamilan pertama
b) Riwayat keluarga dengan pre eklampsia
c) Pre eklampsia pada pada kehamilan sebelumnya
d) Ibu hamil dengan usia kurang dari usia 20 tahun atau ebih dari 35 tahun
e) Wanita dengan gangguan fungsi organ (ddiabetes, penyakit ginjal,
migranie, dan tekanan darah tinggi)
f) Kehamilan kembar
D. GAMBARAN KLINIS
a. Gejala subjektif
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah furontal, eskotoma,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual atau
muntah- muntah. Gejala –gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia
yang meningkat merupakan pertujuk bahwah eklamsia akan timbul.
Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria
bertamba meningkat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisi yang didapat ditemukan meliputi : ditemukan
peningkatan tekanan sitolik 30mmHg dan diastolik 15mmHg atau tekanan
darah meningkata lebih dari 140/90 mmHg, tekanan darah pada
preeklamsia berat meningkat lebih dari 160/110mmHg dan disertai
kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan
takikardia, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi
ensefalopati, hiperefleksia, padarahan otak.
E. PATOFISOLOGI
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perubahan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan di akibatkan oleh
vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat
mengalami peningkatan respon terhadap berbagai suptensi
endogen( prostaklandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan
agregasi platelet. Penumpukan trobus dab pendarahan dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan
kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus
dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis terhadap kardioveskular meliputi
penurunan volume intraveskular, meningkatnya kardik output dan peningksatan
tahanan pembulu prifer. Peningkaatan hemolisis microngiopati menyebabkan
anemia dan trobosi troponi. Ifark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
anemia dan trobosipani. Infak plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dlam rahim. Perubahan
pada organ-organ
a) Perubahan kardioveskular
Gangguan fungsi kardiovaskular yang perna sering terjadi pada
preeklamsia dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi , preload
jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolamia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh
larutan onkotik atau kristaloid intravena dan aktivasi endotel disertai
ekstravasasi kedalam ruang ektravakular trauma paru
b) Metabolisme air dan elektrolit
Hemakosentrasi yaang merupai preeklampsia dan eleklamsia tidak
diketauhui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih
banyak pada penderita preeklampsia dan eklampsia penderita
preeklampsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau dengan
penderita hamil hipertensi koronik. Penderita preeklamsia tidak dapat
mengeluarkan dengan sempurna air dan garan yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh filtrasi glomelurus menurun, sedangkan penyerapan
kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid dan protein tidak
menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia, konsentrasi
kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal.
c) Mata
Dapat menjumpai adanya edema intra okuler dan merupakan salah
satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang
menunjukkan tanda preeklamsia berat yang mengarah pada eklampsia
adalah adanya skotoma, diplopia. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan perubahan preedaran darah dalam pusat pengliatan dikorteks
serebri atau di dalam retina.
d) Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut yang belum berlanjut hanya
ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang
berlanjut dapat ditemukan perdarahan.
a. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan
pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia
sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap ransangan,
sehingga terjadi partus prematur.
b. Paru – paru

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia bisanya disebabkan


oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis, bisa juga karna
terjadinya aspirasi peneomonia, atu apses paru.
c. Ginjal
Pada preeklamsi terjadi kalainan berupa : kelainan glomerulus
( glomerulus tampak membengkak,hiperplasia sel-sel jukstaglomeruler
(tampak membesar dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma sel)
kelainan tubulus henle (epitel tubulus henle berdekumulasi hebat, tampak
fragmen inti sel terpecah-pecah),spasmus pembuluh darah ke glomerulus .
perubahan-perubahan tersebutlah tampak nya yang menyebabkan
proteinuria yang mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam
dan air.
d. Hati
Hati Pada pemerikasaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan
dan nekrosi pada tepi lobulus di sertai trombosit pada pembuluh darah
kecil terutama pada sekitar vena porta.
e. Retina
Retina Kelainan yang sering di temukan pada retina ialah spasmus
pada arteriola ,terutama yang dekat pada diskus optikus .Vena tampak
lekuk pada persampingan arteriola . Dapat terlihat edema pada diskus
optikus dan retina.
f. jantung
Jantung Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklampsi
jantung biasanya mengalami perubahan degenerative pada miokardium .
sering di temukan degenerasi lemak serta nekrosis dan perdarahan
F. PENATALAKSANAAN
1. Preeklampsia ringan
Pada preeklampsia ringan, observasi ketat harus dilakukan untuk
mengawasi perjalanan penyakit karena penyakit ini dapet memburuk
sewaktu-waktu. Adanya gejala seperti sakit kepala, nyeri hulu hati,
gangguan penglihatan dan proteinuri meningkatan resiko terjadinya
eklamsi dan solusi plasenta. Pasien pasien dengan gejala seperti ini
memerlukan observasi tekanan darah setiap 4 jam pemeriksaan klirens
kreatinin dan protein total seminggu 2 kali, tes fungsi hati, asam urat,
elektrolit, dan serum albumin setiap minggu. Pada pasien preeklamsi berat,
pemeriksaan fungsi pembekuan seperti protombin time, partial
tromblosplastin time, fibrinogen, dan hitam trombosit. Perkiraan berat
badan janin diproleh melalui USG saat masuk rumah sakit dan setiap 2
minggu. Perawatan jalan dipertimbangkan bila ketaatan pasien baik,
hipertensi ringan, dan keadaan janin baik. Penatalaksanaan pada ibu
meliputi observasi ketat tekanan darah, berat badan, ekskresi protein pada
urin 24 jam, dan hitung trombosit begitu pula keadaan janin (pemeriksaan
denyut jantung janin 2x seminggu). Sebagai tambahan, ibu harus
diberitahu mengenai gejala pemburukan penyakit, seperti nyeri kepala,
nyeri epigestrium, dan gangguan penglihatan. Bila ada tanda –tanda
progresi penyakit, hospitalisasi diperlukan. Pasien yang dirawat dirumah
sakit dibuat senyaman mungkin. Ada persetujuan umum tentang induksi
persalinan pada preeklampsia ringan dan keadaan servik yang matang
(skor bishop>6) untuk menghindari komlikasi matemal dan janin. Akan
tetapi ada pula yang tidak mengajurkan penatalaksanaan preeklampsia
ringan pada kehamilan muda. Saat ini tidak ada keten tuan mengenai tira
baring, hospitalisasi yang lama, penggunaan anti hipertensi dan
profilalaksis anti konvulsan. Tirah baring umumnya direkomendarikan
terhadap preeklamsi ringan. Keuntungan dari tirah baring adalah
mengurangi edema, peningkatan outcome janin. Medikasi anti hipertensi
tidak diperlukan kecuali tekanan darah melonjak dan usia kehamilan 30
minggu atau kurang. Pemakaian sedatif dahulu digunakan, tetapi sekarang
tidak dipakai lagi karena mempengaruhi denyut jantung istirahat janin dan
kerenasalah satunya yaitu fenobarbital mengganggu faktor pembekuan
yang tergantung vitamin k dalam janin sebanyak 3 penelitian acak
menunjukkan bahwah tidak ada keuntungan tirah baringbaik dirumah
maupun dirmh sakit walaupun tira baring di rumah menurunkan lamanya
waktu dirumah sakit. Sebuah penelitian menyatakan adanya progresi
penyakit ke arah eklamsi dan persalinan prematur pada pasien tira baring
dirumah.namun tidak ada penelitian acak yang mengevaluasikan eklamsi,
sulosio plasenta, dan kematian janin. Pada 10 pelatihan acak yang
mengevaluasikan antar penelitian. Oleh karna itu tidak terdapat
keuntungan yang jelas terdapat pengobatan praklamsi ringan
Pengamatan terhadap keadaan janin dilakukan seminggu 2 kali
dengan NST dan USG terdapat volume cairan amnion. Hasil NST non
reaktif memerlukan konfirmasikan lebih lanjut dengan profil biofisik dan
oksitosin challenge test. Amniosentasis untuk mengetauhirasio lesitin:
sfingomielin (L:S ration) tidak namun dilakukan karena persalinan awal
akibat indikasi ibu, tetapi dapat berguna mengetauhi tingkat
1. Preeklampsi ringan ditandai dengan :
a. TD sebesar 140/90 mmHg atau +30/+15 diatas nilai dasar,pada dua
kesempatan terpisah sedikit 6 jam .
b. Penyebaran edema di muka ,tangan , kaki , dan pergelangan kaki ,
yang biasanya berhubungan dengan pertambahan berat badan lebih
dari 0,5 kilogram/minggu .
c. Protenuria dari 1+ sampai 2+ pada dipstik (kurang dari 5 gram dalam
24 jam).(Ledwig,Praticia,W.2012)
2. preeklampsi berat di tandai dengan :
a. Tekanan Darah sebesar 160/110 mmHg pada dua kesempatan terpisah
sedikitnya 6 jam,yang di dapat saat ibu dalam keadaan berbaring.
b. Protenuria >5 g dalam 24 jam ( 3+ sampai 4+ pada dipstick).
c. Oliguria (keluaran urine < 400 ml /24jam).
d. Kepala pusing.
e. Pengelihatan kabur , skotomata (bayangan pada mata ), dan edema
selaput mata pada funduskopi (retina terlihat basah dan berkilau).
f. Edema paru-paru .
g. Refleks berlebihan. 21
h. Lekas marah.
i. Nyeri epigastrik (Ledwig,Praticia W.2013)

G. Komplikasi
Preeklampsia Menurut (Rukiyah,2011) bahwa komplikasi terberat adalah
kematian ibu dan janin , Usaha utama adalah melahirkan anak hidup dari ibu yang
menderita preeklapsi . Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada preeklamsi
dan eklampsi, yaitu :
a. Solusio plasenta Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi akut dan lebih sering pada preeklampsi.
b. Hemolisis Penderita dengan preeklampsi berat kadang-kadang
menunjukkan gejala klinis hemolisi yang di kenal denga ikterus.belumdi
ketahui dengan pasti apakan ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau
destruksi sel darah merah.nekrosis periport hati yang sering di temukan
pada autopsy penderita eklampsi dapat menerapkan ikterus tersebut.
c. Perdarahan otak Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian
maternal penderita eklampsi
d. Kelainan mata Kehilangan pengelihatan untuk sematara yang berlangsung
sampai seminggu dapat terjadi perdarahan kadang-kadang terjadi pada
retina , hal ini merupakan tanda gawat terjadinya apopleksia serebri.
e. Edema paru-paru Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan
perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-
kadang di temukan abses baru.
f. Nekrosis hati 25 Nekrosis periportal pada preeklampsi merupakan akibat
vasospasme arterio umum. Kelainan ini di duga khas untuk eklampsi tetapi
juga pada penyakit lain.kerusakan sel-sel hati dapat di ketahui dengan
pemeriksaan faal hati terutama pemeriksaan enzim-enzimnya.
g. Kelainan Ginjal Kelainan ini merupakan endoteliosis yaitu pembengkakan
sitoplasma sel endotel tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.
h. Komplikasi lain yang terjadi berupa lidah tergigit dan fraktur karena jatuh
Akibat kejang-kejang dan pneumonia aspirasi.Prematuritas, dismaturitas
dan kematian janin dalam intra uterine.(wiknjosastro, H.2010).
H. Penanganan Preeklamsi
a. jika kehamilan kurang dari 37 minggu ,dan tidak ada tanda-tanda
perbaikanlakukan penilainan 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a). Pantau tekanan darah, proteinurin , refleks , dan kondisi janin.
b). Lebih banyak istirahat .
c). Diet biasa (tidak perlu diet garam).
d). Tidak perlu obat-obatan .
e). Jika rawat jalan tidak mungkin ,rawat di rumah sakit dengan : Diet
biasa, Pantau tekanan darah 2 kali sehari , proteinuria 1 kali sehari. Tidak
perlu obat-obatan
f). Jika tekanan darah diastolic turun sampai normal pasien dapat di
pulangkan dengan : Nasehat kan untuk istirahat dan perhatikan tanda
preeklampsi berat. Kontrol 2 kali seminggu. Jika tekanan diastolik naik
lagi,rawat kembali. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap rawat. Jika
tedapat tanda-tanda perbaikan tetap rawat. Jika proteinuria
meningkat,tangani sebagai preeklamsi berat.
BAB 1V
KASUS

A. ILUSTRASI KASUS
Ny. Y usia 30 tahun (G0P0A0HO) dilarikan ke RS karena mengeluh sesak napas.
Pada tanggal 8 agustus 2019 dilakukan pengkajian pada klien. Selama hamil klien
mengatakan sering merasa sesak. Klien juga mengatakan kaki dan mata nya
bengkak setiap bangun pagi. Selama kehamilan klien tidak memiliki keluhan yang
lain.keluhan utama yang ditemuakan setiap kontrol ke bidan ialah tekanan darah
klien yang diatas ambang normal. Mencapai 160/110 mmHg. Selain itu untuk
asupan makanan, klien mengatakan ia tidak mampu mengontrol makan nya. Klien
mengatakan sering makan malam dan ngemil. Klien juga mengatakan asupan
cairan nya meningkat selama hamil, tetapi BAK klie tidak sebanding dengan
cairan yang masuk. Saat ini klien berada di ruang rawat inap untuk mengetahui
lebih mendalam mengenai keluhan-keluhan yang dialami klien.
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. Pengkajian
1) IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 30 TAHUN
Pekerjaan : IBU RUMAH TANGGA
Alamat : PERUMAHAN TAMAN ASRI
No. MR : 12345678
Tanggal masuk :

2) Alasan Masuk
Pasien masuk RS karena kehamilan di sertai PEB

3) DATA KESEHATAN UMUM


a. .Riwayat Kesehatan Saat ini
 Pasien mengeluk terasa sesak
 Ibu mengeluh pusing, merasa lesu, dan merasa mual
 Pasien mengatakan bengkak pada kaki dan mata saat bangun tidur
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Ibu mengatakan tidak ada memiliki riwayat penyakit dahulu
 Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi
Riwayat Kesehatan Keluarga
 Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan
seperti asma, jantung diabetes, maupun hipertens
c. Riwayat kehamilan dan persalinan dahulu
 Ibu mengatakan ini adalah hamil pertama bagi dirinya
 Pengalaman menyusui :tidak ada
d. Riwayat Ginekologi
a) Masalah ginekologi
 Tidak ada
b) Riwayat Keluarga Berencana
 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan suntik KB
e. Riwayat Kehamilan Saat ini
HPHT : 13 februari 2019 Taksiran Partus : 20 November 2019
BB sebelum hamil : 45 KG TD sebelum hamil : 120/80 mmHg

TD BB/TB TFU Letak/presetasi DJJ Usia Keluhan


janin Gestasi
180/ 75/165 3jari Pu – ka 160 32 Sesak
110 diatas minggu napas
pusat =
27 CM

4). Riwayat menstruasi


a. Usia menarche :14 tahun
b. Jumlah perdarahan : ganti pembalut sebanyak 3 kali sehari
c. Lamanya haid : 5 hari.

5). Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Status Obstetri : G (1)P (0) A (0)H (0) 32 minggu
2. Keadaan umum :kesadaran Compos Mentis BB/TB : 75Kg/165cm
3. Tanda-tanda vital :
a. TD : 180/110 mmHg
b. Suhu : 32 C
c. Pernafasan : 28 x/mnt
d. Nadi : 86x/mnt
4. Kepala leher
a. Kepala: Rambut warna hitam mengkilat, tidak ada ketombe, tidak
rontok
b. Mata :simetris, sclera bening, konjungtiva sedikit enemis, tidak
ada kelainan mata, namun saat bangun tidur mata bengkak
c. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak keluar lender/ cairan
d. Mulut :simetris, bersih, tidak pecah-pecah, tidak sariawan, gigi
rapi dan bersih dan tidak berlubang
e. Telinga :simetris, bersih, tidak ada OMA/OMP, tidak ada kelainan
f. Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
limfaadenitis
Masalah Khusus : tidak ada
6). Dada
a. Jantung :-
b. Paru :-
c. Payudara : simetris, bersih
d. Pengeluaran ASI : normal
e. Putting susu : menonjol keluar
Masalah khusus : tidak ada
7). Abdomen
a. Uterus :
b. Tinggi fundus uteri : 27 cm Posisi: pu- ka kontraksi : ya
c. Pemeriksaan Leopold
Leopold I : kepala
Leopold II : Kanan : punggung kanan
Leopold III :bokong
Leopold IV :bagian masuk PAP
d. Pigmentasi
Linea nigra : ada
Striae : ada
Fungsi pencernaan : normal
Masalah khusus : tidak ada
d. Hemorrhoid : derajat : - Lokasi : -
Berapa lama : - Nyeri : tidak
Masalah Khusus:-
8). Eliminasi
Kesulitan BAK: BAK kurang sering
Kesulitan BAB: tidak ada
Masalah khusus :tidak ada
9). Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : - edema : tidak ada
inspeksi : -
Palpasi : -
b. Ektremitas Bawah :
inspeksi : terdapat bengkak di kaki
Palpasi : teraba bengkak
Refleks patella : -
Masalah khusus :tidak ada
10). Istirahat dan Kenyamanan
a. Pola tidur : kebiasaan tidur, lama 8 jam, frekuensi :siang dan malam
Pola tidur saat ini : sering terbangun di tengah malam
c. Keluhan ketidaknyamanan : tidak
sifat :- intensitas:-
11). Mobilisasi dan latihan :
a. Tingkat mobilisasi : normal
b. Latihan/senam : senam di awa kehamilan
Masalah khusus : tidak ada
12). Nutrisi dan Cairan
a. Asupan Nutrisi :Nafsu makan : meningkat selama kehamilan
b. Asupan Cairan : meningkat selama kehamilan
Masalah khusus : kadang merasa mual

DAFTAR MENU 24 JAM


WAKTU JENIS MAKANAN JUMLAH
Sarapan pagi seperti 2 piring
PAGI lontong, nasi goreng,
kacang padi
Nasi ayam goreng, ikan 1 piring ( kadang tambah
SIANG goreng kdang tidak )

Ngemil makanan ringan Sebungkus kadang lebih


MALAM

12). Keadaan Mental


a. Adaptasi psikologis : baik
b. Penerimaan terhadap kehamilan : baik
Masalah Khusus : tidak ada
13). Pola Hidup yang meningkatkan risiko kehamilan
Suka melakukan aktivitas rumah tangga yang berlebihan sehingga
menyebabkan kelelahan
14). Persiapan persalinan
Senam hamil
Rencana tempat melahirkan
Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
Kesiapan mental ibu dan keluarga
Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani
nyeri, proses persalinan
Perawatan payudara
15).. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : tidak ada
17). Hasil Pemeriksaan Penunjang : normal
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
.
1. DS : Pola napas tidak obesitas
 Pasien mengeluh efektif
sesak napas
 Pasien mengatakan
merasa lemah
 Pasien mengatakan
sulit bergerak
DO :
 Frekuensi napas
pasien 86x /i
 Tampak retraksi
dinding dada
 Pernapasan cuping
hidung
2. DS :
 Pasien mengatakan
selama hamil asupan
caiiran pasien
meningkat
 Pasien mengatakan
sering minum
 Pasien mengatakan
jarang BAK
DO :
 Berat badan pasien
meningkat selama
kehamilan
 Berat badan
mencapai 75 kg tidak
singkron dengan
tinggi badan pasien
 Terlihat oedema di
ektremitas bawah
 Mata terlihat bengkak
setiap pagi
3. DS : Resiko berat badan Diabetes melitus
 Pasien mengatakan lebih gestasional
selama hamil pasien
suka mengemil di
waktu malam
 Pasien mengatakan
selama hamil jarang
bergerak
 Pasien mengatakan
tidak mampu
mengontrol asupan
makannya
DO :
 BB = 75 Kg
 TB = 155 cm

2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
2. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
3. Resiko berat badan lebih berhubugan dengan diabetes melitus gestasional

3.Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SIKI SLKI


.
1. Pola napas Pola nafas Pemantauan respirasi
tidak efektif b.d  Meningkat ventilasi
obesitas semenit Tindakan :
 Meningkat diameter  Monitor frekuensi,
thoraks anterior- irama, kedalaman
posterior dan upaya napas
 Meningkat tekanan  Monitor pola nafas
ekspirasi (seperti bradipnea,
 Meningkat tekaanan takipnea,
inspirasi hiperventilasi,
 Membaik frekuensi kussmaul, cheyne-
nafas stokrs, biot statik)
 Membaik kedalaman  Monitor pemantauan
nafas batuk efektif
 Membaik ekskursi  Monitor adanya
nafas produksi spuntum
Berat badan  Monitor adanya
 Membaik berat badan sumbatan jalan nafas
 Membaik tebal lipatan  Monitor nilai AGD
kulit
 Membaik indeks massa
tubuh
2. Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen
b.d kelebihan  Meningkat asupan hipervolemia
asupan cairan cairan Tindakan :
 Membaik tekanan darah  Periksa tanda dan
 Membaik denyut nadi gejala hipervolemia
radikal (mis ortopnea,
 Membaik tekanan arteri dispnea, edema,
rata-rata JVP/CVP
 Membaik berat badan meningkat, refleks
hepatojugular positif,
Status cairan suara nafas
 Menurun berat badan tambahan)
 Menurun suara nafas  Identifikasi
tambahan penyebab
 Membaik frekuensi hipervolemia
nadi  Monitor intake dan
 Membaik tekanan darah output cairan
 Membaik tekanan nadi  Monitor tanda
peningkatan tekanan
onkorik plasma
 Monitor kecepatan
infus

Pemantauan cairan
Tindakan :
 Monitor frekuensi
dan kecepatan nadi
 Monitor frekuensi
nafas
 Monitor tekanan
darah
 Monitor berat badan
 Identifikasi tanda
-tanda
 Hipovolemia (mis
frekuensi nadi
meningkat, nadi
teraba lemah,
tekanan darah
menurun, tekanan
nadi menyempi)
3. Resiko BB Status nutrisi Edukasi diet
lebih b.d  Meningkat pengetahuan Tindakan
Diabetes tentang pilihan  Identifikasi
Melitus makanan yang sehat kemampuan pasien
Gestasional  Meningkat pengetahuan dan keluarga dalam
tentang pilihan menerima informasi
minuman yang sehat  Identifikasi tingkat
 meningkat pengetahuan pengetahuan saat ini
tentang standarasupan  Identifikasi
nutrisi yang tepat kebiasaan pola
 Membaik frekuensi makan saat ini dan
makan masa lalu
 Membaik lipatan kulit  Identifikasi persepsi
trisep pasien dan keluarga
tentang diet yang di
Tingkat pengetahuan programkan
 Identifikasi
 Meningkat perilaku keterbatasan
sesuai ajaran finansial untuk
 Menurun pertanyaan menyediakan
sesuai masalah yang makanan
dihadapi
 Menurun persepsi Konseling nutrisi
keliru terhadap masalah Tindakan
 Menurun menjalani  Identifiksi kebiasaan
pemeriksaan yang tidak makan dan perilaku
tepat makan yang diubah
 Identifikasi
kemajuan modifikasi
diet secara reguler
 Monitor intake
danoutput cairan,
nilai hemoglobin,
tekanan darah,
kenaikan berat
badan, dan kebiaaaan
membeli makan
 Bina hubungan
teraupetik
 Sepakati lama waktu
pemberin konseling
4.Implementasi/ evaluasi

N DIAGNOSA HARI IMPLEMENTASI EVALUASI


O /TGL
1. - Mengevaluasi suara nafas S: pasien mengeluh sesak
tambahan dan memonitor nafas
pola nafas O:
- Menganjurkan pasien - frekuensi pernafasan 26x/I
posisi semi fowler -pernafasan cuping hidung
- ajarkan pasien teknik nafas A:
dalam Masalah teratasi
P:
Intervensi tidak di lanjutkan

2. - Monitor intake dan output S:


cairan -pasien mengatakan masih
-Menyarankan pasien terdapat edema
minum dibatasi 500ml/hari O:
-tampak edema pada kedua
ektremitas bawah
A:
- masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan:
- observasi keadaan odema
- Monitor intake dan output
klien

3. -memonitor intake S:
dan output -pasien mengatakan BB
cairan sebelum hamil 55kg saat
-memonitor berat hamil 74kg
badan -pasien mengatakan akan
mengurangi minum
O:
-terdapat edema pada
ekstremitas bawah kanan
dan kiri
A:
-masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan:
- observasi keadaan edema
- Monitor intake dan output
klien
PENUTUP

a. Kesimpulan
Preeklamsia berat merupakan suatu kelanjutan dari preeklamsia ringan
dimana terjadinya kenaikan tekanan darah 160/110mmHg, proteinuria 5gram atau
lebih dalam 24 jam (+3 atau +4), oliguria, nyeri epigastrium gangguan
pengelihatan. Dalam keadaan preeklamsia berat, jika tidak ditangani segera maka
pasien akan mengalami kejang/ sudah dalam tahap eklamsia. Banyak pasien yang
berpotensi dalam preeklamsia berat antara lain karena factor genetik (keturunan/
riwayat keluarga hipertensi), kehamilan ganda, obesitas, diabitus militus. Untuk
mencegah agar preeklamsia menjadi berat atau bahkan menjadi eklamsia, perlu
dipantau dalam setiap kunjungan ulang antenatal yaitu pertambahan berat badan
yang terlalu besar setiap minggu, tekanan darah tinggi serta kadar protein dalam
urine.
b. Saran
Karya tulis ilmiah ini disusun agar para pembaca dapat memahami tentang
penyakit preeklamsia dalam kehamilan, disini penulis meminta kritik dan saran
yang membangun.Semoga makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC diakses pada
tanggal 27 Maret 2016
Prawirohardjo S.2006.Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal.jakarta: YBP-SP
Prawirohardjo Sarwono,2002,ilmu kebidanan,Jakarta; yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo
Sastrawinata,Sulaeman.obstetri fisiologis.fakultas kedokteran
UNPAD:Jakarta.1987
Ladewig Patricia W.2006.asuhan keperawatanibu-bayi baru lahir.ECG : Jakarta
Pusdiknaskes.2003.asuhan antenatal.WHO-JHPIEGO

Anda mungkin juga menyukai