Askep KPD
Askep KPD
Askep KPD
OLEH
YOHANA ANI
NIM. PO. 530320116376
1
STUDI KASUS
OLEH
YOHANA ANI
NIM. PO. 530320116376
2
II
Abstrak
Yohana Ani
Latar Belakang, Ketuban pecah dini yang merupakan salah satu kehamilan beresiko
tinggi yang diartikan sebagai KPD. KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum
terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
kurang waktu. Penatalaksanaan ketuban pecah dini masih dilema bagi sebagian besar
ahli kebidanan. Di negara maju hanya terjadi 5-30 kematian maternal setiap 100.000
kelahiran hidup, di negara berkembang angkanya berkaisar antara 50 sampai 800 atau
lebih. Angka kejadian ketuban pecah dini di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W.Z.
Yohannes Kupang berdasarkan rekam medik pada tahun 2018 cukup banyak,
yaitu
120 kasus, sedangkan pada tahun 2019 periode januari sampai mei berjumlah 29
kasus.
Tujuan Studi Kasus, Mengaplikasikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan
KPD di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes
Kupang.
Hasil Studi Kasus, Dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam,
didapatkan pasien tidak lagi mengalami cemas yang ditandai dengan keadaan umum
tampak segar dan tidak lagi menanyakan keadaan janinnya dan risiko infeksi tidak
terjadi yang ditandai dengan kadar lekosit dalam rentang normal.
Kesimpulan, Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. D. B. dengan KPD
adalah ansietas berhubungan dengan stressor, risiko infeksi berhubungan dengan
ketuban pecah dini, semua masalah dapat teratasi. Pada penerapan asuhan
keperawatan pada NY. D. B. dengan KPD ini tidak ditemukan masalah yang tidak
atau belum teratasi.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, ketuban pecah dini.
3
BIODATA PENULIS
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul asuhan
keperawatan pada Ny. D. B. dengan ketuban pecah dini di ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. W. Z. Yohannes Kupang.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan studi kasus ini penulis banyak
mengalami hambatan. Melalui kesempatan ini penulis dengan tulus hati
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Natalia Debi Subani, S.Kep., M.Kes., selaku pembimbing dan penguji
II yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah membimbing
penulis dengan totalitasnya sehingga studi kasus ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Ibu Yuliana Dafroyati, S.Kep., Ns, MSc., selaku penguji I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menguji penulis dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini.
3. Bapak Dr. Florentianus Tat, SKp., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Kupang yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk
menyelesaikan studi kasus ini.
4. Ibu Margaretha Telly, S.Kep., Ns., MSc, PH, selaku Ketua Program Studi D
III Keperawatan yang telah meluangkan waktu, dan memberikan kesempatan
bagi penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini.
5. Ibu R.H. Kristina, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan studi kasus ini.
6. Seluruh staf dosen dan Tenaga Kependidikan Prodi D-III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan studi kasus ini.
7. Bapak drg. Mindo Sinaga, selaku Plt. Direktur RSUD Prof. Dr. W. Z.
Yohannes Kupang yang telah menerima dan memberikan ijin kepada penulis
untuk melaksanakan studi kasus di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W. Z.
Yohannes Kupang.
8. Ibu Debora Tunmuni, SST, selaku pembimbing klinik/CI di ruang Flamboyan
RSUD Prof. Dr. W. Z. Yohannes Kupang yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam proses pelaksanaan studi kasus ini.
9. Seluruh Perawat dan tenaga kesehatan lainnya di ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. W. Z. Yohannes Kupang yang telah membantu penulis dalam proses
pelaksanaan studi kasus ini.
10. Suamiku tercinta, Thimotius Mirulewan, dan anak-anakku tersayang (Novi,
Tacia, Ina, Nora) yang dengan sabar selalu memberikan dukungan doa dan
motivasi untuk menyelesaikan studi kasus ini.
11. Teman - teman angkatan 2016 yang selalu memberikan saran, dukungan dan
semangat buat penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa studi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar dapat digunakan penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
VII
3.2.1 Pengkajian .................................................................................... 28
3.2.2 Diagnosa keperawatan ................................................................... 28
3.2.3 Intervensi keperawatan .................................................................. 29
3.2.4 Implementasi keperawatan ............................................................ 30
3.2.5 Evaluasi keperawatan .................................................................... 31
BAB 4 PENUTUP ................................................................................. 32
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 32
4.2 Saran ............................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................... 36
VIII
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Kejadian KPD yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan
meningkatnya mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin (Martaadisoebrata D.,
2013). Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2014 adalah sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran
hidup yang mana angka tersebut belum memenuhi target RPJMN sebesar 306
kematian per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI 2014; Kemenkes RI 2015),
sedangkan pada kematian neonatus,KPD menjadi faktor risiko dengan presentase
sebesar 17,9% (Achadi dan Jones 2014). Angka Kematian Neonatus (AKN) di
Indonesia tahun 2012 ada sebanyak 19 kematian per 1000 kelahiran hidup, angka
ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI 2007 yang mana hanya menurun 1 poin
dibandingkan SDKI tahun 2002-2003 (Kemenkes RI 2016).
Angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes
Kupang berdasarkan rekam medik pada tahun 2018 cukup banyak, yaitu 120
kasus, sedangkan pada tahun 2019 periode Januari sampai Mei berjumlah 29
kasus.
Peran perawat pada asuhan keperawatan selama persalinan dan kelahiran
dalam kompetensi keperawatan yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan
yang bermutu, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru
lahir (Nugroho, 2010).
.Berdasarkan faktor penyebab kematian ibu yaitu infeksi yang menjadi
peringkat ketiga penyebab kematian ibu dan ketuban pecah dini yang
memungkinkan terjadinya infeksi sehingga penulis tertarik menjadikan ketuban
pecah dini sebagai studi kasus dengan judul asuhan keperawatan dengan ketuban
pecah dini pada Ny. D.B. di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes
Kupang.
Kontraksi &
pembukaan serviks
Defisiensi Risiko
Laserasi pada jalan lahir
Pengetahuan Infeksi
3.1.2 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Mei 2019 di ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang dengan data-data sebagai berikut: Identitas Pasien:
bernama: Ny. D. B. usia: 28 tahun, berjenis kelamin: perempuan, dengan alamat: Soe
(Timor Tengah Selatan), mempunyai status perkawinan: belum menikah secara
agama, beragama: kristen protestan, suku/bangsa: Timor/Indonesia, pendidikan
terakhir: sarjana, pekerjaan: guru honorer, diagnosa medik: G1P0A0 dengan ketuban
pecah diniini (KPD), nomor rekam medik: 367079, tanggal masuk rumah sakit
(MRS): 25 Mei 2019, tanggal pengkajian: 27 Juni 2019. Penanggung jawab:
bernama : Tn. B. M., Usia: 34 tahun, jenis kelamin: laki-laki, pendidikan terakhir:
sarjana, pekerjaan: wiraswasta, dengan alamat : Alor, hubungan dengan klien: sebagai
suami. Kondisi saat dikaji: (PQRST), P: Provocative/penyebab: penyebabnya
sering membawa motor sendiri selama beaktivitas, Q: Quantity/kualitas:
dirasakan merembes seperti buang air kecil, R: Region/daerah/lokasinya: keluar
melalui jalan
lahir, S: Skala 4, T: Time/waktu: lamanya berlangsung 1 menit dengan interval
hilang muncul 1 menit.
Riwayat Kesehatan Sekarang (data subyektif): 1) Alasan utama masuk
rumah sakit: Ibu mengatakan rujukan dari Rumah Sakit Soe dengan indikasi keluar
cairan dari jalan lahir jernih dan tidak berbau sejak pada tanggal 23 Mei 2019 sejak
jam 14.00 WIT dan pasien meras cemas. 2) Riwayat menstruasi: Ny. D. B.
mengatakan haid pertama umur 15 tahun dengan siklus haid: 27-28 hari, dan
lamanya: 4-5 hari, banyaknya: 2-3 kali ganti pembalut/hari, teratur, sifat darah:
encer, dan ibu mengatakan tidak ada nyeri saat haid. 3) Riwayat perkawinan: Status
perkawinan belum syah, kawin pertama dengan usia 27 tahun, dengan calon suami
umur 34 tahun, sudah berjalan 2 tahun. 4) Riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu: tidak ada.
Riwayat kehamilan sekarang: Ny. D. B. mengatakan HPHT tanggal 28
Oktober 2018 ; TP: 4 Juli 2019, umur kehamilan: 29-30 minggu; keluhan-keluhan
pada trimester I : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, trimester II: Ibu mengatakan
tidak ada keluhan, trimester III: Ibu mengatakan keluar cairan melalui jalan
lahir sejak tangga 23 mei 2019, ANC: sebanyak 4 kali di bidan secara teratur;
trimester I :
2 kali, trimester II: 1 kali, trimester III: 1 kali. Penyuluhan yang pernah didapat:ibu
mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, imunisasi TT: ibu
mengatakan pernah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali saat usia kehamilan 4
dan 5 bulan.
Riwayat keluarga berencana (KB): ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi apapun. Riwayat penyakit: a) Riwayat penyakit
sekarang ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir yang berwarna jernih dan tidak
berbau sejak tanggal 23 Mei 2019 jam 14.00 WIT. b) Riwayat penyakit sistemik
jantung: ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri dada, tidak merasa nyeri tekan
baik dada maupun perut, pinggang tidak terasa sakit, tidak pernah merasa sesak tidak
pernah menderita penyakit kuning, mata dan ujung kuku tidak kuning. tidak pernah
menderita penyakit gula dengan gejala sering makan banyak dan minum di malam
hari dan sering buang air kecil, waktu kunjung ke puskesmas mendapat pemeriksaan
tekanan darah 100/90 mmHg, demikian juga dengan riwayat operasi belum pernah
mengalami.
Pola kebiasaan sehari-hari: a) Pola makan: selama hamil makan 3 kali/hari,
jenis: nasi putih sayur, lauk tempe dan telur. Minum: 7-8 kali/hari, dapat
menghabiskan porsi yang disediakan. Saat di rumah sakit makan: 1 kali, jenis nasi
putih, sayur, lauk tempe bacem, dan pepes ikan pada jam 15.00 Wita, minum: 2
gelas sehari berupa teh hangat, air putih. b) Personal hygiene: selama hamil ibu
mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi tiap kali mandi, keramas 3 kali seminggu
dan ganti pakaian 2 kali sehari. Memasuki persalinan ibu mengatakan selama
memasuki persalinan, ibu belum mandi dan terakhir mandi tanggal 24 Mei 2019
pukul 16.00 WIT. c) Pola eliminasi: selama hamil ibu mengatakan BAK 5-6 kali/
hari, warna kuning jernih, bau khas urine, konsistensi cair, BAB 1 kali/ hari, warna
kuning kecoklatan, bau khas feces, konsistensi padat. Memasuki persalinan Ibu
mengatakan BAK 3 kali dengan menggunakan pispot, warna kuning jernih, bau khas
urine, konsistensi cair, BAB 1 kali selama memasuki persalinan, warna kuning
kecoklatan, bau khas feces, konsistensi padat. d) Pola aktivitas: selama hamil ibu
mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah di bantu suami dan memasuki persalinan
ibu mengatakan tidak melakukan aktivitas apapun. e) Pola istirahat/tidur: selama
hamil ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam/ hari, tidur malam 6-8 jam/ hari,memasuki
persalinan ibu mengatakan istirahat jika tidak ada kencang-kencang pada perut.
Psikososial budaya: perasaan menghadapi persalinan ini ibu merasa cemas
dengan proses persalinan ini karena air ketubannya sudah merembes keluar.
Kehamilan ini direncanakan dengan harapan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
sama saja asal sehat dan selamat. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini, ibu
mengatakan suami dan seluruh anggota keluarga sangat mendukung.
Pemeriksaan Fisik (data obyektif): 1) Status generalis: keadaan umum:
0
baik, kesadaran: compos mentis, TTV: TD: 100/ 70 mmHg, S: 36,7 C, N: 88 kali/
menit RR: 14 kali/ menit TB: 158 cm, BB sebelum hamil: 48 kg, BB sekarang:
52 kg,
LILA: 24 cm. 2) Pemeriksaan sistematis: a) Kepala: rambut: hitam panjang, lurus,
tidak mudah dicabut, tidak ada ketombe, muka: tidak pucat, tidak oedema, tidak ada
cloasma gravidarum. b) Mata: tidak ada oedema, conjungtiva: merah muda, sklera:
putih. c) Hidung: bersih, tidak ada pembesaran polip. d) Telinga: bersih, tidak ada
serumen. e) Mulut/gigi/gusi: bersih tidak ada stomatitis, tidak ada gusi berdarah,
tidak ada caries. f) Leher: kelenjar gondok: tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
tumor: tidak ada, pembesaran kelenjar limfe: tidak ada. g) Dada dan axilla: dada:
normal, simetris. h) Mammae: membesar: normal, tumor: tidak ada, simetris:
simetris kanan dan kiri, areola: hiperpigmentasi, puting susu: menonjol, kolostrum:
belum keluar. i) Axilla: benjolan: tidak ada benjolan, nyeri : tidak ada nyeri.
Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) (Abdomen): 1) Inspeksi: pembesaran
perut: sesuai dengan tuanya kehamilan, bentuk perut: memanjang, linea
alba/nigra: ada linea nigra, strie albican/livide: tidak ada,kelainan: tidak ada,
pergerakan janin: ada. 2) Palpasi: pergerakan janin dalam 24 jam baik: Leopold I:
TFU 2 jari di atas pusat, teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II:
teraba memanjang dan keras, kanan: teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas),
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting (kepala), Leopold IV: bagian terendah
janin belum masuk panggul (konvergen). 3) Auskultasi DJJ: punctum maximum:
kuadran kiri bawah pusat, frekuensi: 150kali/ menit, teratur/ tidak: teratur. 4)
Anogenital: vulva vagina, varices: tidak ada varices, luka : tidak ada luka,
kemerahan: tidak ada kemerahan, nyeri: tidak ada nyeri, pengeluaran pervaginan:
cairan ketuban merembes, warna jernih, bau amis khas air ketuban. 5)
Perineum: bekas luka: tidak ada bekas luka, lain-lain: tidak ada. 6) Anus:
haemorhoid: tidak ada haemorhoid, lain-lain: tidak ada.
7) Inspekulo: vagina: tidak dilakukan, portio: tidak
dilakukan.
Pemeriksaan penunjang: 1) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal
25 Mei 2019, hasilnya antara lain: a) Hemoglobin (HB): 11 g/dL, b) jumlah
eritrosit:
˄ ˄ ˄
3,59 10 6/uL. c) jumlah leukosit: 12.32 10 3/uL. d) jumlah neutrofil: 10.04 10 3/uL.
e) golongan darah: O. 2) Pemeriksaan USG dilakukan pada tanggal 25 Mei 2019
hasilnya antara lain: a) Janin tunggal hidup, letak kepala, ketuban kurang. b)
Perkiraan berat badan janin 1700 gram.
3.2. Pembahasan
3.2.1 Pengkajian
Teori menurut Mansjoer (2008) keluhan utama yang biasa ditemukan antara
lain: 1) Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. 2) Dapat disertai demam bila sudah
ada infeksi. 3) Janin mudah diraba. 4) Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada,
air ketuban sudah kering. 5) Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput
ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pada kasus nyata yang dialami Ny. D. B. ditemukan data-data antara lain:
1) Ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang berwarna jernih, tidak
berbau sejak tanggal 23 Mei 2019 jam 14.00 WIT, Ibu merasa ada rembesan ciaran
seperti air kencing. 2) Palpasi : pada Leopold I, II, III dan IV: bayi mudah teraba,
Auskultasi: DJJ (+), frekuensi 150 kali/ menit, teratur, punctum maximum di kuadran
kiri bawah pusat, Inspeksi: cairan ketuban merembes, warna jernih, tidak berbau. Ibu
juga mengatakan takut dengan keadaan yang dialaminya sekarang, takut dengan
keadaan anaknya karena baru hamil pertama.
Berdasarkan uraian diatas penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan kasus nyata karena keluhan yang terdapat pada kasus yang dialami Ny. D.
B. sesuai dengan teori.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pembahasan “Asuhan
Keperawatan pada Ny. DB G1P0A0 dengan ketuban pecah dini (KPD) di
RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang” yang menggunakan langkah mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan.
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. D. B. ditemukan data-data antara lain: 1)
Ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang berwarna jernih, tidak
berbau sejak tanggal 23 Mei 2019 jam 14.00 WIT, Ibu merasa ada rembesan ciaran
seperti air kencing. 2) Palpasi : pada Leopold I, II, III dan IV: bayi mudah teraba,
Auskultasi: DJJ (+), frekuensi 150 kali/ menit, teratur, punctum maximum di kuadran
kiri bawah pusat, Inspeksi: cairan ketuban merembes, warna jernih, tidak berbau. Ibu
juga mengatakan takut dengan keadaan yang dialaminya sekarang, takut dengan
keadaan anaknya karena baru hamil pertama. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata karena keluhan
yang terdapat pada kasus yang dialami Ny. D. B. sesuai dengan teori.
4.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dialami Ny. D. B. yaitu: Ansietas berhubungan
dengan stressor dan Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini.
Sedangkan dua diagnosa keperawatan lainnya yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan
terjadinya ketegangan otot rahim dan Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi, tidak diangkat sebagai masalah oleh penulis.
Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian dan pemeriksaan fisik terhadap
Ny. D. B. tidak mengalami gangguan rasa nyaman nyeri, pengetahuan Ny. D. B. Dan
suami meningkat karena sudah dijelaskan oleh bidan dan dokter spesialis kandungan
(dr. SPOG) tentang keadaan yang diderita.
4.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny. D. B. dengan diagnosa 1:
Ansietas berhubungan stressor yaitu: Gunakan pendekatan yang menenangkan.
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. Temani pasien
untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan prognosis. Anjurkan keluarga untuk menemani pasien.
Dengarkan dengan penuh perhatian. 7) Identifikasi tingkat kecemasan. Instruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi. Diagnosa 2: Risiko infeksi berhubungan
dengan ketuban pecah dini yaitu: Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
Batasi pengunjung bila perlu. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan
saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah tindakan keperawtan. Observasi keadaan ibu. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik bila perlu.
Monitor hasil laboratorium (lekosit). Ajarkan cara menghindari infeksi.
Pada kasus Ny. D. B. dua diagnosa keperawatan yang berurutan sesuai dengan
prioritas masalah keperawatan yaitu ansietas berhubungan dengan stressor dan risiko
infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini, semua intervensi sudah dilaksanakan
sesuai dengan teori.
4.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pada Ny. D. B. yaitu: diagnosa
keperawatan 1: Ansietas berhubungan dengan stressor yaitu: Menggunakan
pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP)
antara perawata dan pasien. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang
dirasakan selama prosedur tindakan. Menemani pasien untuk memberikan keamanan
dan mengurangi takut. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis. Menganjurkan suaminya untuk menemani ibu. Mendengarkan semua
keluhan ibu dengan penuh perhatian. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.
Mengintruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi (teknik napas dalam).
Diagnosa keperawatan 2: Membersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
Membatasi pengunjung tidak boleh lebih dari 2 orang. Menginstruksikan pada
pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawtan. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. Mengobservasi
keadaan ibu dan janin yaitu DJJ dan tanda-tanda vital. Melakukan pemasangan infuse
RL 20 tetes/menit, melayani injeksi dexametason 0,5 mg.iv, cefadroxil 500 mg/oral
dan lifron 1x1 tablet/oral. Mengajarkan cara menghindari infeksi.
Pada implementasi tersebut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan kasus nyata dimana semua intervensi yang sudah direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
4.1.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. D. B. yaitu ansietas
berhubungan dengan stressor dan teratasi yaitu pasien tidak lagi mengalami cemas
yang ditandai dengan keadaan umum tampak segar dan tidak lagi menanyakan
keadaan janinnya dan diagnose keperawatan risiko infeksi tidak terjadi yang ditandai
dengan kadar lekosit dalam rentang normal. Hal ini karena adanya kerjasama yang
baik dari pasien, keluarga, dokter SPOG dan tenaga medis yang lain dan dalam
praktek adalah keadaan ibu dan janin baik, tidak terjadi hal-hal yang menjadi
komplikasi dari tindakan yang dilakukan selama ibu dirawat di ruang Flamboyan
RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang.
Berdasarkan hal tersebut diatas pada evaluasi keperawatan penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang dialami oleh Ny. D.B.
karena semua masalah keperawatan dapat diatasi dengan baik sesuai dengan teori.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Perawat
Agar dapat mengindentifikasi tanda dan gejala ketuban pecah dini sehingga
dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera, merencanakan asuhan
keperawatan pada ibu nifas degan ketuban pecah dini.
4.2.2 Bagi RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
secara optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat.
4.2.3 Pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini ini ,dapat lebih meningkatkan ilmu pengetahuan,
dalam menangani khususnya ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
4.2.4. Bagi Pasien
Perlu pemahaman tentang tanda bahaya ketuban pecah dini, dan ibu diharapkan
segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan setempat jika ibu
mengalami tanda dan gejala ketuban pecah dini.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrining, S. H.. S. K. N., dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2014, 2015, 2016. Buku Saku PelayananKesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Hakimi, 2010 : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Ida Ayu, C. M. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Joseph H. K. 2010. Catatan Kuliah: Ginekologi dan Obstetri (Obsgin). Suha Medika
: Yogyakarta
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I . Jakarta : Media
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka.
Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. EGC. Jakarta
A. Identitas Umum
Nama Pasien : Ny. D. B. Nama Suami : Tn. B. M.
Umur/Tanggal Lahir : 28 Tahun/20-12-1990 Umur : 34 Tahun
Alamat : Soe (Kab. TTS) Alamat : Alor
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Timor/Indonesia Suku Bangsa Pendidikan : Timor/Indonesia
Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1) Terakhir Jenis Kelamin : Sarjana (S1)
Nama Pasien Pekerjaan : Ny. D. B. Pekerjaan : Laki-laki
: Guru : Swasta
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : Umur: 15 Tahun Siklus: Teratur
2) Banyaknya : 50 cc Lamanya : 5 hari
3) HPHT : 28 Oktober 2018 TP: 05 Juli 2019
4) UK : 29-30 minggu
b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tahun Umur Kehamilam Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan
1 Tidak ada karena hamil anak pertama
2
Keterangan : Keluar cairan dari jalan lahir sejak 4 hari yng lalu (tanggal 21 Mei 2019)
c. Kehamilan Sekarang
1. Diagnosa : G:1 P: 0 A:0 H: 29-30 M
2. Imunisasi : TT 1 : Sudah diberika n TT 2: Suda h diberikan
3. ANC : 4 kali Siklus: Ter atur
4. Keluhan selama hamil : Tidak ada Lamanya : 5 hari
5. Pengobatan selama hamil : Ya (Fe : 90 tablet)
6. Pergerakan Janin : Ada
d. Genogram Keluarga:
e. 28
E :
1. Ibu mengatakan masih ada cairan
keluar dari jalan lahir
2. Ibu merasa ada rembesan ciaran
seperti air kencing.
3. Palpasi : Leopold I: TFU 2 jari di atas
pusat, (21 cm), Leopold II: punggung
kiri: teraba datar seperti papan
(punggung),punggung kanan: teraba
bagian kecil janin (ekstremitas),
Leopold III: teraba bulat, keras,
melenting (kepala), Leopold IV: bagian
terendah janin belum masuk panggul
(konvergen)
4. Auskultasi: DJJ (+), frekuensi 150 kali/
menit, teratur, punctum maximum di
kuadran kiri bawah pusat.
5. Inspeksi: cairan ketuban merembes,
warna jernih, tidak berbau, tanda
infeksi seperti merah.
6. TTV: TD 100/ 70 mmHg, S: 36,70 C,N:
88 kali/ menit, RR: 14 kali/ menit,
tampak keluar cairan pervaginam dan
tidak berbau.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
Direktorat : Jln. Piet A. Tallo Liliba-Kupang Telp :(0380)8800256
Fax (0380) 8800256, Email : [email protected]
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN STUDI KASUS
7. Jum’at, Perbaikan/Revisi:
21 Juni 2019 1. BAB 1 : Latar belakang
2. BAB 2 : Tinjauan Pustaka dan Daftar Pustaka
3. BAB 3 Pembahasan