Konsep Al-Qur'an Dan Iptek-Kelompok 6-1
Konsep Al-Qur'an Dan Iptek-Kelompok 6-1
Konsep Al-Qur'an Dan Iptek-Kelompok 6-1
Disusun oleh:
Marini (2188201110002)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul: “KONSEP AL-QUR’AN DAN
IPTEK” dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan dalam mata kuliah ISLAM DAN IPTEK , Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin. Tugas ini dapat kami selesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Selaku dosen pengampuh mata kuliah ISLAM DAN IPTEK , yaitu Bapa, H.
Elman Nafidzhi M,PD.
2. Seluruh teman-teman kelompok 6 yang saling mendukung penyelesaian tugas
ini. Semoga kerja sama yang telah diberikan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sehingga dapat
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHLUAN....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................10
3.2. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHLUAN
1
c. Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema
penciptaan, keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda,
dan organisme hidup. Pendek kata, seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam
eksternal dan kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat dalam Alquran,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah: 164).
Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi landasan iptek, antara lain QS Ar-
Rum: 22, QS Al-An’am: 97, dan QS Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas
menggambarkan fenomena alam yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan
hidup umat manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga lahirlah pengetahuan dan
teknologi.
2
Menengok sejarah peradaban Islam zaman dulu, kita akan menemukan para
ilmuwan muslim yang mengembangkan iptek. Tokoh-tokoh semisal Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan), Abu Ar-Raihan Muhammad
bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan), Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi
(781—815, kimiawan), ad-Dinawari (w. 895, biolog), dan Muhammad al-Fazari
(w. 777, astronom), merupakan beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat
genius saat itu. Mereka membaca Alquran, mencipta karya, teori, dan penemuan
baru yang luar biasa. Jadi, Islam tidak anti-iptek, tetapi mendorong
pengembangannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Quran dengan arti bacaan, maka ia adalah kitab suci yang wajib dibaca,
dipelajari serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari setiap umat Islam, karena
isi dari kitab tersebut merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Al-Quran juga
bentuk mashdar dari القراةyang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan
demikian sebab seolah-olah Al-Quran menghimpun huruf-huruf, kata, dan kalimat
secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.
Al-Quran tidak dapat dibuat tandingannya, bahkan yang mirip dengan kalam di
dalamnya satu ayat pun tidak bisa. Pada masa pemerintahan Abu bakar Ash-Siddiq,
muncul nabi-nabi palsu yang ingin membuat semacam kitab suci Al-Quran namun
gagal total. Mereka tak bisa menulis satu pun kalimat dengan kualitas kalimat
indah seperti yang ada pada Al-Quran.
4
Makna dari ayat tersebut secara tersirat adalah tantangan pada orang-orang
yang meragukan Al-Quran untuk:
Menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (QS. 52:34)
Menyusun sepuluh surah semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 11:13)
Menyusun satu surah saja semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 10:38)
Menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan 1 surah dari Al-Quran
(QS. 2:23).
Al Qur’an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat
muslim, tapi juga seluruh umat manusia. Bukti otentisitas ini adalah banyaknya
penghafal Al Qur’an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap
ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Al Qur’an diturunkan
14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan
dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak
ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil
membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.
Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di
mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya:
5
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu
ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini
sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7
untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1) Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
2) Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3) Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4) Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
6
lainnya.Al Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam
Al Qur’an, antara lain :
Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi
asal Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika
Serikat, Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan
patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair
yang mengalir dan disertai dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di
daratan yang memiliki suhu mencapai 231 derajat celcius. Meskipun sangat
panas, tetapi tidak cukup untuk memanaskan seluruh air yang ada di atasnya
begitupun seluruh air yang ada diatas nya tersebut tidak mampu
memadamkan api panas tersebut, sungguh keajaiban yang luar biasa.
7
“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang terbuka.
Dan demi Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yang
ditinggikan. Dan demi laut, yang di dalam tanah ada api.”(QS At-Thur: 1-
6).
8
Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak
ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada
manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat.
Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat
manusia, melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan
kedudukan para Rasulnya dan mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia
beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya (tauhid).
Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan
dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah
mukjizat Nabi Muhammad SAW?
Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan
kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab
suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya
petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh
umat manusia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ada dua
keinginan manusia yang tidak akan pernah puas, yaitu keinginan menuntut ilmu dan
keinginan menuntut harta, tahta, dan perhiasan hidup. Hal ini dapat menjadi pemicu
bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolgi dengan
melakukan proses berpikir dan berdzikir serta memanfaatkan anugrah Allah yang
dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita tidak mampu membendung laju ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami kemajuan dan kemutakhiran.
10
mempergunakan akal untuk berpikir, mengkaji, mengamati, hati untuk beriman dan
berdzikir, dzauq untuk merasa (intuitif), dan fisik sarana untuk menerapkan ilmu.
Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Al-Qur‟an adalah untuk
mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Dan
untuk dapat digunakan dalam menjalankan tugas manusia sebagai Abdullah dan
kholifatullah berdasarkan Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Serta terhindar dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak tepat guna yang
mengakibatkan kerusakan di berbagai aspek kehidupan.
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Athar, M. (2019). Pendidikan Islam dan isu-isu Sosial. Bukti Kebenaran AL-Qur'an
Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan.
Monitor. (2017, Desember 30). Bukti Keajaiban AL-Qur'an pada ilmu pengetahuan.
Novita, C. (2021, April 16). Pendidikan Agama Islam. Pengertian Hakikat AL-Qur'an
dan Bukti Kebenarannya.
Sumarni, T. (2017). Jurnal Keagamaan dan Pendidikan. Konsep Iptek dan
Keterpaduannya AL-Qur'an.
12