Konsep Al-Qur'an Dan Iptek-Kelompok 6-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP AL-QUR’AN DAN IPTEK

Dosen Pengampu: H. Elman Nafidzhi M,PD.

Disusun oleh:

Cherry Binti Randy (2288203120013)

Marini (2188201110002)

Muhammad Renaldy (2184202110003)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul: “KONSEP AL-QUR’AN DAN
IPTEK” dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan dalam mata kuliah ISLAM DAN IPTEK , Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin. Tugas ini dapat kami selesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Selaku dosen pengampuh mata kuliah ISLAM DAN IPTEK , yaitu Bapa, H.
Elman Nafidzhi M,PD.
2. Seluruh teman-teman kelompok 6 yang saling mendukung penyelesaian tugas
ini. Semoga kerja sama yang telah diberikan mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sehingga dapat
menyempurnakan makalah ini.

Banjarmasin, 5 Oktober 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHLUAN....................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................3

1.3. Tujuan Makalah......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1. Kebenaran AL-Qur’an............................................................................................4

2.2. Bukti-Bukti Ilmiah..................................................................................................5

2.2.1. Kelahiran Manusia...............................................................................................5

2.2.2. Fungsi Gunung.....................................................................................................6

2.2.3. Api Dasar Laut.....................................................................................................7

2.2.4. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Manusia.............................................8

2.3. Kebenaran AL-Qur’an dalam Pendidikan..............................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

3.1. Kesimpulan...........................................................................................................10

3.2. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHLUAN

1.1. Latar Belakang

Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilu pengetahuan dan


teknologi. Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan IPTEK untuk
menjadi sarana ibadah dan pengabdian spiritual kepada Allah serta
mengembangkan amanat sebagai khalifatullah di muka bumi untuk berkhidmat
kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.
Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya mengatakan bahwa bagi umat Islam
yang beriman terhadap Al-Qur’an, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah atribut keimanannya.
Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan
menjadi daya penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya
mempelajari ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif
Alquran, Mehdi Golshani dalam bukunya, The Holy Qur'an and The Science Of
Nature (2003), mengajukan beberapa alasan, yaitu:
a. Pertama, jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan
pencapaian tujuan Islam sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya
merupakan sebuah kewajiban karena ia merupakan kondisi awal untuk
memenuhi kewajiban syariat. Contohnya, kesehatan badan bagi seseorang dalam
satu masyarakat adalah penting. Oleh sebab itu, sebagian kaum muslim harus
ada yang mempelajari ilmu mengenai pengobatan.
b. Kedua, masyarakat yang dikehendaki Alquran adalah masyarakat yang
agung dan mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada
nonmuslim (QS An-Nisa’: 141). Agar dapat merealisasikan tujuan yang dibahas
Alquran itu, masyarakat Islam benar-benar harus menemukan kemerdekaan
kultural, politik, dan ekonomi.

1
c. Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema
penciptaan, keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda,
dan organisme hidup. Pendek kata, seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam
eksternal dan kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat dalam Alquran,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah: 164).

Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi landasan iptek, antara lain QS Ar-
Rum: 22, QS Al-An’am: 97, dan QS Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas
menggambarkan fenomena alam yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan
hidup umat manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga lahirlah pengetahuan dan
teknologi. 

Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya, Sains dalam Perspektif


Alquran, mengatakan bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah terhadap alam
ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan
manusia di dunia ini. Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan
terhadap alam. Oleh karena itu, usaha-usaha manusia untuk mengungkapkan
rahasia alam ini juga harus diselaraskan dengan tujuan penciptaan sebenarnya.

Kosmologi haqqiyah membimbing kita kepada sikap berpengharapan atau


optimistis kepada alam ciptaan Allah itu. Dan sikap itu sendiri merupakan
kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah. Dengan pandangan seperti
itu, berbagai macam pengembangan pengetahuan terhadap realitas alam raya ini
juga menjadi hal yang mesti dan bahkan diharuskan.

2
Menengok sejarah peradaban Islam zaman dulu, kita akan menemukan para
ilmuwan muslim yang mengembangkan iptek. Tokoh-tokoh semisal Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan), Abu Ar-Raihan Muhammad
bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan), Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi
(781—815, kimiawan), ad-Dinawari (w. 895, biolog), dan Muhammad al-Fazari
(w. 777, astronom), merupakan beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat
genius saat itu. Mereka membaca Alquran, mencipta karya, teori, dan penemuan
baru yang luar biasa. Jadi, Islam tidak anti-iptek, tetapi mendorong
pengembangannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kajian ini hanya difokuskan pada


pembahasan Konsep AL-Qur’an dan Iptek Maka rumusan masalah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kebenaran AL-Qur’an


2. Bagaimana Bukti-bukti ilmiah
3. Bagaimana Kebenaran AL-Qur’an dalam pendidikan

1.3. Tujuan Makalah

1. Mengetahui Kebenaran AL-Qur’an


2. Mengetahui Bukti-bukti ilmiah
3. Mengetahui Kebenaran AL-Qur’an dalam pendidik

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kebenaran AL-Qur’an

Al-Quran dengan arti bacaan, maka ia adalah kitab suci yang wajib dibaca,
dipelajari serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari setiap umat Islam, karena
isi dari kitab tersebut merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Al-Quran juga
bentuk mashdar dari ‫ القراة‬yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan
demikian sebab seolah-olah Al-Quran menghimpun huruf-huruf, kata, dan kalimat
secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.
Al-Quran tidak dapat dibuat tandingannya, bahkan yang mirip dengan kalam di
dalamnya satu ayat pun tidak bisa. Pada masa pemerintahan Abu bakar Ash-Siddiq,
muncul nabi-nabi palsu yang ingin membuat semacam kitab suci Al-Quran namun
gagal total. Mereka tak bisa menulis satu pun kalimat dengan kualitas kalimat
indah seperti yang ada pada Al-Quran.

Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 48 yang artinya,

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)


dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-
Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan", (QS. Al
Maidah:48).

4
Makna dari ayat tersebut secara tersirat adalah tantangan pada orang-orang
yang meragukan Al-Quran untuk:
 Menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (QS. 52:34)
 Menyusun sepuluh surah semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 11:13)
 Menyusun satu surah saja semacam yang ada dalam Al-Quran (QS. 10:38)
 Menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan 1 surah dari Al-Quran
(QS. 2:23).

2.2. Bukti-Bukti Ilmiah

Al Qur’an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat
muslim, tapi juga seluruh umat manusia. Bukti otentisitas ini adalah banyaknya
penghafal Al Qur’an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap
ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Al Qur’an diturunkan
14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan
dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak
ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil
membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di
mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya:

2.2.1. Kelahiran Manusia

“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak


membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang
kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-59).

5
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu
ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini
sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7
untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1) Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
2) Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3) Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4) Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur’an diturunkan, pasti


mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-
laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir
sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang
gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi,
sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian
orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu
pengetahuan abad ke-20.

2.2.2. Fungsi Gunung

Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan


raksasa yang membentuk kerak bumi. lempengan yang lebih kuat menyelip
ke bawah sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk
dataran tinggi dan gunung

Banyak sekali fungsi gunung , Antara lain penahan guncangan,


penyalur pembuangan tenaga panas bumi,penyubur tanah dan lain

6
lainnya.Al Qur’an menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat dalam
Al Qur’an, antara lain :

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh


supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan
(pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat
petunjuk.” (QS Al Anbiya:31).

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan


gunung-gunung sebagai pasak?” (QS An Naba’: 6-7).

2.2.3. Api Dasar Laut

Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi
asal Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika
Serikat, Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan
patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair
yang mengalir dan disertai dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di
daratan yang memiliki suhu mencapai 231 derajat celcius. Meskipun sangat
panas, tetapi tidak cukup untuk memanaskan seluruh air yang ada di atasnya
begitupun seluruh air yang ada diatas nya tersebut tidak mampu
memadamkan api panas tersebut, sungguh keajaiban yang luar biasa.

Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia


menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-luap.
Akan tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara yang
memiliki suhu panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu menguapkan air
laut. Ini adalah salah satu di antara banyak fakta-fakta bumi lainnya yang
mengejutkan para ilmuan. Sebenarnya Al Qur’an sudah menyebutkan
tentang api di dasar lautan ini.

7
“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang terbuka.
Dan demi Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yang
ditinggikan. Dan demi laut, yang di dalam tanah ada api.”(QS At-Thur: 1-
6).

2.2.4. Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Manusia

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)


niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16).

Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam


ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun
belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas
mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang
tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini
selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur’an telah
menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang
tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal
cerebrum (otak besar).

Jelas bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi


durhaka” benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya
dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan
Allah dalam Al Qur’an sejak dulu.

2.3. Kebenaran AL-Qur’an dalam Pendidikan

8
Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak
ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada
manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat.
Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat
manusia, melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan
kedudukan para Rasulnya dan mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia
beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya (tauhid).

Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan
dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah
mukjizat Nabi Muhammad SAW?

Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan
kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab
suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya
petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh
umat manusia.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ada dua
keinginan manusia yang tidak akan pernah puas, yaitu keinginan menuntut ilmu dan
keinginan menuntut harta, tahta, dan perhiasan hidup. Hal ini dapat menjadi pemicu
bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolgi dengan
melakukan proses berpikir dan berdzikir serta memanfaatkan anugrah Allah yang
dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita tidak mampu membendung laju ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami kemajuan dan kemutakhiran.

Kita hanya mampu mengarahkan dan mengendalikan manusia sebagai


produsen, distribusi, dan konsumen ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak
meletakkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dibawah kendali nafsunya,
melainkan meletakkan keduanya mengikuti petunjuk Ilahi dan fitrah kemanusiaan.
Jika manusia dalam memproduk dan menerapkan IPTEK mengikuti dorongan
nafsunya saja, sudah barang tentu IPTEK yang dihasilkannya itu tidak hanya akan
memberi manfaat bagi manusia, tetapi juga akan menjadi bumerang yang dasyat
untuk menghancurkan dan membinasakan dirinya sendiri. Dan sebaliknya,
manakala manusia memproduk dan menerapkan IPTEK dalam
memperdayagunakan alam semesta untuk kepentingan manusia sebagai hamba dan
sebagai kholifah serta berpijak pada hidayah Ilahi, maka sudah dipastikan dia akan
menjadi sosok manusia yang sangat berguna di muka bumi ini. Mengapa manusia
harus mengikuti petunjuk Ilahi dalam memproduk dan menerapkan IPTEK? Itu
dikarenakan pengetahuan dan kapasitas otak manusia untuk menampung ilmu-ilmu
Allah, serta semua kemampuan manusia sangat terbatas. Ilmu pengetahuan dalam
perspektif Al-Qur‟an diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ilmu pengetahuan yang
objeknya materi dan non materi. Cara memperolehnya dengan cara

10
mempergunakan akal untuk berpikir, mengkaji, mengamati, hati untuk beriman dan
berdzikir, dzauq untuk merasa (intuitif), dan fisik sarana untuk menerapkan ilmu.
Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Al-Qur‟an adalah untuk
mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Dan
untuk dapat digunakan dalam menjalankan tugas manusia sebagai Abdullah dan
kholifatullah berdasarkan Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Serta terhindar dari
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak tepat guna yang
mengakibatkan kerusakan di berbagai aspek kehidupan.

3.2. Saran

Banyak ilmuwan Barat (sekuler, liberalis, materialis, kapitalis) yang


membangun dan menghasilkan IPTEK disemua aspek kehidupan hanya terpusat
pada sesuatu yang kasat mata, ilmiah, logis, dan sistematis (bersifat materi) saja,
tetapi mereka menolak keilmuan yang non materi seperti kehidupan sesudah mati
dan hal-hal yang ghoib. Hal ini dapat kita telusuri dari filsafat ilmu yang mereka
pergunakan. Akibatnya, IPTEK yang dihasilkannya bersifat relatif dan tentatif serta
bebas nilai-nilai ketuhanan (sekuler). Bahkan bisa merugikan bagi kehidupan
manusia sendiri. Terjadi kepincangan dalam diri mereka antara dhohir dan bathin
mereka. Karena itu, sebagai ilmuwan muslim –yang beriman- kita seharusnya
membangun dan menghasilkan IPTEK berdasarkan keyakinan yang kuat bahwa
semua ilmu itu bersumber dari Allah karena yang dikaji merupakan ayat-ayat Allah,
proses membangun suatu ilmu dan penerapannya mengikuti petunjuk Ilahi, dan
tujuan akhirnya adalah untuk kemaslahatan bagi manusia di dunia maupun diakhirat
karena Allah SWT. Ini bisa dicapai dengan mengabungkan antara iman, pikir,
dzikir, intuitif, amal, dan ihsan

11
DAFTAR PUSTAKA

Athar, M. (2019). Pendidikan Islam dan isu-isu Sosial. Bukti Kebenaran AL-Qur'an
Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan.
Monitor. (2017, Desember 30). Bukti Keajaiban AL-Qur'an pada ilmu pengetahuan.
Novita, C. (2021, April 16). Pendidikan Agama Islam. Pengertian Hakikat AL-Qur'an
dan Bukti Kebenarannya.
Sumarni, T. (2017). Jurnal Keagamaan dan Pendidikan. Konsep Iptek dan
Keterpaduannya AL-Qur'an.

12

Anda mungkin juga menyukai