Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
Disusun Oleh :
Nama : Donattianus Pebriadi
NIM : 710018013
Kelas : 02
Mata Kuliah : Pengolahan Bahan Galian
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
agar mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan Pengolahan Bahan Galian Di
Indonesia. Dengan telah tersusunnya Makalah ini, maka saya selaku penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
2. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyokongnya. kebutuhan sandang, pangan di buat dengan peralatan mesin yg juga
di bangun dari barang campuran logam,baik besi,nikel,aluminium,dan lainya yg
seluruhnya berasal dari kegiatan pertambangan.
Kebutuhan papan yg juga sangat vital bagi manusia di sokong oleh
komoditas tambang, terlebih pada masa sekarang. Sebuah rumah di bangun dari
beragam komoditas tambang,misalnya untuk paku, atap, dan dinding. Paku berasal
dari campuran besi dan nikel; atap di buat dari rangka baja yg juga berasal dari
campuran biji besi dan nikel melalui proses metalurgi dengan campuran katalis batu
gamping. Dinding menggunakan semen yg di buat dari campuran batu gamping
batu bara,tanah liat, dan bahan campuran lainyg seluruhnya di ekstrasi dari barang
tambang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Republik Indonesia. Biasanya bahan galian golongan A dilindungi oleh
pemerintahan karena berhubungan dengan kepentingan militer. Bahan galian
golongan A yang digunakan untuk pertahanan bukan hanya untuk
kepentingan militer tetapi juga untuk menjamin perekonomian negara
Indonesia. Bahan galian golongan A sangat penting keberadaannya karena
kepentingan kedua hal tersebut. Contoh bahan galian golongan A adalah
minyak bumi, gas alam, aspal, batu bara, uranium, radium, bahan radioaktif,
nuklir, dan lain sebagainya.
c. Bahan galian golongan C atau bahan galian bukan stratergis dan vital
Klasifikasi jenis bahan galian menurut undang–undang pertambangan
yang terakhir adalah bahan galian golongan C atau bahan galian golongan
strategis dan vital. Bahan galian golongan C memiliki arti bahwa bahan galian
golongan ini memiliki sifat tidak langsung untuk pemanfaatannya baik bagi
manusia atau untuk keperluan perdangan. Contoh bahan galian golongan C
adalah asbes, nitrat, pospat, mika, marmer, batu apung, dan lain sebagainya.
4
a. Mineral radioaktif
Pertambangan mineral radioaktif ini seperti tellurium, vanadium,
zirconium, samarium, rubidium, thorium, uranium, radium, monasit.
b. Mineral logam
Pertambangan mineral logam seperti tembaga, timbal, seng, alumnia,
kalium, bauksit, galena.
d. Pertambangan batuan
Pertambangan batuan seperti pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit,
tanah diatome, slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt.
1. Secara ekonomis
Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan
ke pabrik peleburan karena sebagaian mineral tidak berharga telah
5
terbuang selama proses pengolahan dan kadat bijih telah
ditingkatkan.
Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan serta
mengurangi metal yang hilang bersama slag
Menurunkan biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan.
2. Secara teknis
Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang
mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih
memudahkan untuk diambil metalnya.
Adanya kemungkinan konsentrat mengandung lebih dari satu
mineral berharga maka ada kemungkinannya dapat diambil logam
lain sebagai sampingan.
Dalam pengolahan bahan galian dilakukan tiga tahapan utama yaitu preparasi,
konsentrasi dan dewatering.
a. Preparasi
6
2) Secondary Crushing
Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran
umpan lebih kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi.
Alat-alat yang digunakan:
a. Jaw crusher (kecil)
b. Gyratiry crusher (kecil)
c. Cone crusher
3) Fine Crushing (Grinding Mill)
Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan
secondary crushing. Proses penghancuran pada milling menggunkan
shearing stress.
Milling dklasifikasikan menjadi beberapa macam berdsarkan:
a. Bentuk Cell
b. Grinding media
2. Sizing
Sizing merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan
dengan beberapa cara,yaitu:
1) Screening
Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat
dikelompokan menjadi dua golongan yaitu secara operasi difusional
(diffusional operation) dan pemisahan mekanik (mechanical
separation). Operasi diffusional adalah prosedur pemisahan
berdasarkan atas perpindahan fase atau perpindahan fase ke fase yang
lain, sedang pemisahan mekanik adalah prosedur pemisahan yang
meliputi partikel zat padat.
7
ditahan oleh ayakan disebut oversize, yang melewati (lolos) disebut
undersize. Tujuan dilakukan screening adalah:
- Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
- Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
- Memenuhi permintaan pasar
- Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
3. Classifying
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat
jenis partikel. dalam classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk
bulat akan mengendap lebih cepat daripada partikel yang ringan dan
berbentuk tidak teratur. Berdasarkan media pemisahnya, classifying
terdiri atas:
8
3) Sizing classifier menggunakan udara.
b. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga
dengan mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan. Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat
fisik mineral diantaranya adalah:
1. Warna, kilap dan bentuk kristal
Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking/hand
sorting)
2. Gravity concentration
Konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.
3. Sifat kemagnetan
Mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan yang dimiliki. Alat
yang biasa digunakan adalah magnetic separator. Alat ini berkerja
berdasarkan kuat lemahnya mineral; tersebut tertarik oleh magnet
sehingga antara mineral magnetis dan non magnetis dapat dipisahkan.
Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering ataupun basah.
9
5. Sifat permukaan mineral
Permukaan mineral ada yang bersifat senang dan tidak senang
terhadap gelembung udara. Untuk mengubah mineral yang senang
terhadap air menjadi senang terhadap udara biasanya digunakan reagent
kimia seperti Collector, Modifier dan Frother. Dengan memberikan
gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineal
yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses
semacam ini biasanya disebut sebagi flotasi.
c. Dewatering
2. Filtarsi
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa
cair. Pada filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material
ditampung dalam suatu filter maka material tersebut akan tetap berada di
atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter. Lolosnya air ini
disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini dapat berupa gaya
gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan
memerlukan perlakukan khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai
terdeformasi dan akan sukar tertahan pada medium penyaringnya.
3. Drying
Drying adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara
pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying
10
pemisahannya dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi. Dalam hal
ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari liquid besar karena
“specific heat” dan “laten heat” penguapan air besar sehingga sering
membuat kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar
biaya operasi. Metode drying terbagi atas tiga hal,yaitu flash drying,
rotary drying, dan rubble-hearth drying
Penggunaan produk tambang atau mineral oleh manusia telah dikenal sejak
300.000 SM yakni pada zaman paleolitikum atau zaman batu. Pada saat itu manusia
menggunakan batu yang sudah diolah untuk bertani dan berburu. Selain itu, batu-
batu yang ada dibentuk dan diolah menjadi tempat tinggal. Dalam
perkembangannya, batu-batuan tersebut digunakan untuk tempat ibadah seperti
candi hingga punden. Sejarah pemanfaatan bahan galian di Indonesia sudah dimulai
sejak abad ke–16 dimana pada saat itu yang berkuasa adalah Vereenigde Oost
Indische Compagnie atau dikenal dengan sebutan VOC. Dimana pada saat itu VOC
ini melakukan pengerukan sumberdaya alam dan menjadikan rakyat di kepulauan
Indonesia sebagai tenga kerja bagi keuntungan perdagangan mereka, berjalannya
cara-cara kerja VOC ini erat kaitannya dengan bagaimana kebijakan-kebijakan
tentang SDA ditetapkan di kepulauan Indonesia pada waktu itu dengan berbagai
bentuk dan dinamika.
Di zaman dahulu, bahan galian ini hanya diambil unsur berharganya seperti
mineral emas untuk dijual sehingga mendapatkan keuntungan. Namun seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi, pengolahan bahan mineral menjadi
beragam dengan teknologi yang semakin modern. Hasil produk dari pengolahan
bahan galian tersebut juga bermacam-macam. Di kehidupan manusia banyak bahan
galian yang dimanfaatkan untuk menunjang dan membantu kegiatan manusia,
bahan galian yang sering dimanfaatkan manusia antara lain :
11
a. Emas dan Perak
Emas dan perak adalah unsur dalam bidang kimia. Merupakan logam
mulia karena tidak berkarat dan tidak bereaksi dengan asam. Pemanfaatan
emas sangat banyak sekali, terutama sebagai perhiasan pastinya. Manfaat lain
dari emas adalah untuk investasi, pada sambungan rangkaian elektronika
membutuhkan terminal anti karat, pada industry kimia, dan pada bidang
kesehatan.
Perak juga merupakan logam mulia yang juga tak kalah penting. Dalam
keuangan/moneter perak diakui dunia. Perak juga digunakan dalam perhiasan
dan dekorasi karena keindahannya. Selain itu pemanfaatan perak pada
kehidupan manusia juga banyak sekali. Contoh pada terapannya perak
digunakan pada reflektor panel tenaga surya, penyejuk udara, pemurnian air,
kedokteran, fotografi, elektronika, biologi, dan berbagai industry di dunia.
12
c. Batubara
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Pengertiannya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, yang terbentuk karena endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utama dari batu bara tersusun dari karbon,
hidrogen dan oksigen.
Kebutuhan industri akan batu bara diantaranya untuk PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap), industri pleburan baja, industry semen & aluminium,
pabrik kertas, farmasi, produksi pupuk pertanian, produksi zat perwarna,
produksi bahan plastik dll. Banyak sekali sektor industri membutuhkan batu
bara untuk melakukan pembakaran sebagai sumber daya produksi yang hemat
dan bernilai ekonomis.
13
elektronika dengan solder. Ini mungkin yang sering kita ketahui dalam
praktik kehidupan kita. Semua alat elektronika menggunakan timah dalam
rangkaiannya.
f. Mineral
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Mineral
memiliki bentuk teratur berupa kristal dan terbentuk secara alami. Mineral
memiliki struktur bentuk dan warna beragam. Karena keindahannya beberapa
mineral dikategorikan sebagai batu mulia dan bisa memiliki harga yang
sangat mahal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses yang bertujuan untuk
menghilangkan mineral pengotor di dalam bahan galian. Pengolahan bahan galian
merupakan proses pemisahan mineral berharga dan ini mineral tidak berharga,
yang dilakukan secara mekanis sehingga akan mengahasilkan produk yang kaya
mineral berharga (konsentrat). Dalam pengolahan bahan galian dilakukan tiga
tahapan utama yaitu preparasi, konsentrasi dan dewatering.
Penggunaan produk tambang atau mineral oleh manusia telah dikenal sejak
300.000 SM yakni pada zaman paleolitikum atau zaman batu. Pada saat itu manusia
menggunakan batu yang sudah diolah untuk bertani dan berburu. Namun seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi, pengolahan bahan mineral menjadi
beragam dengan teknologi yang semakin modern. Hasil produk dari pengolahan
bahan galian tersebut juga bermacam-macam. Salah satu contoh dari pemanfaatan
bahan galian yaitu gas alam yang kini banyak digunakan sebagai bahan bakar baik
untuk kendaraan, pembangkit listrik dan lainnya.
3.2. Saran
Saran dari penulis yaitu agar pembaca dapat menyimak isi dari makalah ini
sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan pembaca seputar pengolahan
bahan galian dan sejarah pertambangan. Tidak lupa pula kritik dan saran sanngat
diharapkan agar makalah ini dapat menjadi sumber informasi semakin baik untuk
pembacanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Pr, H. (2016, November 12). Manfaat Nyata Hasil Tambang untuk Mempermudah
(hingga Menunjang) Kehidupan Manusia. Retrieved from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/denpasarhenri/5826b4e4919773ee137be966
/manfaat-nyata-hasil-tambang-untuk-mempermudah-hingga-menunjang-
kehidupan-manusia?page=all
16
vVhavgoD. (2011, Februari 10). Pengolahan Bahan Galian. Retrieved from
Blogger: http://vvhavgod.blogspot.com/2011/02/pengolahan-bahan-
galian.html
17