LP Harga Diri Rendah (HDR)
LP Harga Diri Rendah (HDR)
LP Harga Diri Rendah (HDR)
DISUSUN OLEH :
SANTOSIUS
P2002053
3. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya. (Eko, 2014: 102)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia tidakmampu
lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain. (Eko, 2014:102)
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tangguang jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang
tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social. (Iskandar,
2014:39)
b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktifitas yang menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan, perkosaan atau dipenjara, termasuk
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit
fisik atau pemasanagan alat bantu yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman.
Harga diri rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkt saat dirawat. (Iskandar,
2014:39-40)
5. Sumber Koping
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Kegiatan mengganti identitas
sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang
memberi dukungan sementara, seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas, kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyaahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi
hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang. (Eko, 2014:106)
7. Pohon Masalah
Effect / Akibat
isolasi sosial
8. Penatalaksanaan
Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah dikembangkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi
dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)
dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama
misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang
termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine,
Glanzapine, Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi engan
orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya pasien tidak
mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik diri dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan untuk
menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan melewatkan aliran listrik
melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik
diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi listrik 5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia dan
kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan
praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi aktivitas kelompok dibagi 4 yaitu
terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut Kaplan &
Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada pasien
dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi tingkah
laku, dan terapi keluarga. Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri 25
rendah bisa secara individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan
dikomunikasi baik generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan
harga diri rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah
edukasi
Skala Outcome:
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
3 Isolasi sosial (D. 0121) Keterlibatan sosial (L. Promosi sosialisasi (I.13498)
berhubungan dengan 13115) Observasi
perubahan status mental Setelah dilakukan…..x 1.1 Identifikasi kemampuan mel
pertemuan diharapkan pasien akukan interaksi dengan orang l
mampu memenuhi kriteria ain
hasil: 1.2 Identifikasi hambatan melak
ukan melakukan interaksi denga
1. Verbalisasi isolasi (5) n orang lain.
2. Verbalisasi ketidak Terapeutik
nyamanan di tempat 1.3 Diskusikan kekuatan dan ke
umum (5) terbatasan dalam berkomunikasi
3. Perilaku menarik diri (5) dengan orang lain
4. Verbalisasi perasaan 1.4 Berikan umpan balik positif
berbeda dengan orang pada setiap peningkatan kemam
lain (5) puan
5. Perilaku bermusuhan (5) Edukasi
1.5 Anjurkan berinteraksi denga
Skala Outcome: n orang lain secara bertahap
1 : Menurun 1.6 Anjurkan berbagi pengalam
2 : Cukup menurun an dengan orang lain
3 : Sedang 1.7 Latih bermain peran untuk
4 : Cukup meningkat meningkatkan keterampilan ko
5 : Meningkat munikasi
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.
2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Masalah HDR (Harga
Diri Rendah).
Akademi Kesehatan Rustida Prodi D-Iii Keperawatan Krikilan-Glenmore Banyuwangi.
Digilib.Unimus.ac.id/download.php?id=1429. Diakses pada tanggal 14 maret 2021.
Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah.
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com. Diakses tanggal 14 maret 2021