Jurnal Kade

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus

Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik


Relaksasi Genggam Jari

Fitria Wati1, Ernawati Ernawati2


1,2 Program
Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Pasien post operasi insisi (penyayatan jaringan) mengalami nyeri dengan
• Submit 15 September berbagai tingkatan Hampir 80% pasien post operasi pembedahan
2020 mengalami keluhan nyeri akut setelah pengaruh obat anastesi yang hilang,
• Diterima 31 Desember nyeri akan bertambah dengan adanya suatu peradangan atau infeksi, hal itu
2020 membutuhkan adanya suatu teknik perawatan untuk mengurangi nyeri
salah satunya dengan teknik relaksasi genggam jari. Relaksasi genggam jari
Kata kunci: merupakan kombinasi antara relaksasi nafas dalam dan genggam jari-jari
Teknik Relaksasi Gengam tangan, sensasi yang dirasakan memberikan persaan nyaman, sehingga
Jari, Post-Op Appendectomy mampu membebaskan mental dan fisik sehingga dapat meningkatkan
toleransi terhadap nyeri. Studi ini untuk mengetahui pemberian terapi
teknik relaksasi genggam jari dalam menurunkan skala nyeri pasien post op
Appendictomy. Studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan
pendekatan Evidence Based Nursing Practice Jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 2 orang pasien post op appendectomy dengan kriteria yang sudah
ditentukan dengan skala nyeri 3-6. Pengukuran skala nyeri mengunakan
Numeric Rating Scale (NRS). Hasil perbandingan skala nyeri antara ke dua
responden sebelum dan sesudah di lakukan terapi menunjukan penurunan
skala nyeri. Responden 1 Hari ke-1: Selisihnya 1 (dari skala 5-skala 4), hari
ke-2: Selisihnya 1 (dari skala 4-skala 3), hari ke-3: Selisihnya 1 (dari skala 3-
skala 2). Responden 2 Hari ke-1: Selisihnya 1 (dari skala 6-skala 5), hari ke-
2: Selisihnya 1 (dari skala 5-skala 4), hari ke-3: Selisihnya 1 (dari skala 4-
skala 3). Terapi teknik relaksasi genggam jari dapat menurunkan skala nyeri
pada pasien post appendectomy. Mekanismenya genggam jari sambil
relaksasi nafas dalam mampu membebaskan ketegangan mental mental dan
fisik dari ketegangan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi
terhadap nyeri.

PENDAHULUAN berimplikasi pada pengelolaan nyeri


(Pinandita, Purwanti, & Utoyo, 2012)
Setiap orang pernah mengalami nyeri
dengan tingkat nyeri yang berbeda. Nyeri Menurut World Health Organization (WHO)
menjadi salah satu alasan dalam mencari tahun 2012 menunjukan bahwa insiden
perawatan sebagai upaya untuk kejadian kasus apendistis mencapai 32.782
mengurangi nyeri. Nyeri yang terjadi akibat orang, sedangkan pasien appendicitis akut
tindakan pembedahan merupakan suatu yang menjalani pembedahan appendectomy
bifasik terhadap tubuh manusia yang sebanyak 75,2%. Tahun 2013 Menurut
survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

Corresponding author:
Fitria Wati
[email protected]
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v1i3.6232
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 201

merupakan kasus kejadian appendicitis mempersingkat episode nyeri yang


tertinggi di Indonesia dengan jumlah kasus berlangsung relatife singat, dapat dilakukan
mencapai 591.819 dan mengalami dengan cara relaksasi, teknik pernafasaan
peningkatan pada tahun 2014 sebesar nafas dalam, distraksi, hipnoterapi,
596.132 orang (Sulung & Dian, 2017). hypnobrithing, terapi musick, massage,
akupuntur, terapi kompres panas dingin
Tindakan infasif pada pasien dengan atau TENS (Transcutaneous Electrical Nerve
appenditis yaitu dengan proses Stimulation), dan berbagai macam teknik
pembedahan yang disebut dengan relaksasi yang sudah ada antara lain
Appedictomy. Appendictomy merupakan relaksasi otot, relaksasi meditasi, yoga atau
proses pembedahan dengan cara di sayat relaksasi hipnosa. Dari berbagai macam
sehingga dapat membuka bagian tubuh bentuk relaksasi diatas belum ada
untuk mengangkat appediks yang pengkajian tentang teknik relaksasi
meradang. Waktu pemulihan pasien post genggam jari.
operasi membutuhkan waktu rata-rata
72,45 menit, sehingga pasien akan Teknik relaksasi genggam jari merupakan
mengalami nyeri yang hebat pada dua jam upaya tindakan non farmakologi dalam
pertama setelah operasi akut akibat manajeman nyeri teknik ini bisa dilakukan
pengaruh obat anastesi yang hilang (Fatkan, secara mandiri dan mudah dilakukan oleh
Yusuf, & Herisanti, 2018). siapapun. Tekink genggam jari merupakan
kombinasi antara relaksasi nafas dalam dan
Hampir 75% pasien post operasi genggam jari-jari tangan mengunakan
pembedahan mengalami keluhan nyeri. waktu yang relative singkat. Sensasi yang
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan dirasakan ketika melakukan teknik ini
emosional yang tidak menyenangkan yang memberikan perasaan nyaman, lebih rileks
bersifat sebjektif akibat kerusakan sehingga mampu membebaskan mental dan
jaringan. Perbedaan rentang skala nyeri fisik dari ketegangan stress sehingga dapat
pada pasien berbeda-beda mulai dari nyeri meningkatkan toleransi terhadap nyeri
yang sangat hebat, nyeri sedang hingga (Hasaini, 2019). Beberapa penelitian juga
nyeri ringan, ini tergantung bagaimana telah menunjukkan bahwa terapi relaksasi
pengalaman seseorang terhadap nyeri genggam jari memberikan respon positif
sebelumnya (Pinandita, Purwanti, & Utoyo, sehingga jaringan otot lebih rileks, sirkulasi
2012). darah dan getah bening menjadi lancar,
sehingga mampu menghilangkan asam
Manajeman nyeri merupakan prosedur laktat dalam serat otot yang mampu
penatalaksanaan untuk penanganan nyeri, mengurangi kelelahan dan stress.
terdapat dua manajeman dalam
penanganan nyeri yaitu secara farmakologi Berdasarkan survey awal yang dilakukan
maupun non farmakologi. Tindakan diruang Nakula 3 RSUD K.R.M.T
farmakologis biasanya diberikan dengan Wonggsonegoro terhadap 2 pasien dengan
pemberian analgetik untuk menghilangkan post operasi appendictomy yang mengalami
rasa nyeri yang sangat hebat yang nyeri sedang dengan tanda klinis pasien
berlangsung selama berjam-jam bahkan meringis, gelisah, dan mencekram bantal.
sampai berhari-hari (Smeltzer & Bare, Perawat yang bertugas yang telah
2001). Analgetik dibagi menjadi 3 golongan diwawancarai mengatakan tidak pernah
yaitu non opioid (aseminofen dan NSAIDs), melakukan teknik relaksasi genggam jari,
opioid (jenis narkotik), dan koanalgesik pasien hanya diberikan terapi farmakologis
atau adjuvants (Novita, 2019). berupa injeksi ketorolac 30 mg. Studi kasus
ini bertujuan untuk melakukan pemberian
Sedangkan untuk terapi non farmakologis terapi teknik relaksasi genggam jari dalam
digunakan sebagai pendamping obat untuk

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 202

menurunkan skala nyeri pasien post op mengalami peningkatan akibat kecemasan


appendictomy. terhadap sensai nyeri.

METODE Diagnosa keperawatan yang muncul pada


kedua subjek studi tersebut yaitu nyeri akut
Studi kasus ini menggunakan desain berhubungan agen pencedera fisik dengan
deskriptif dengan pendekatan studi kasus proses pembedahan (SDKI, 2017). Diagnosa
berdasarkan asuhan keperawatan. Subjek ini dirumuskan karena terdapat tanda
studi kasus sebanyak 2 pasien dengan gejala mayor dan minor yang ditemukan
kriteria inklusi yaitu pasien pasien post op pada subjek studi kasus. Tanda dan gejala
Appendictomy H+1, pasien dewasa, skala mayor berupa tampak meringis, gelisah,dan
nyeri dengan rentang skala 3-6. Kriteria frekuensi nadi meningkat. Tanda gejala
eksklusi pasien anak-anak post minor yang ditemukan yaitu meningkatnya
appendectomy. Studi kasus ini dilakukan di tekanan darah, menarik diri dan nafsu
ruang Nakula 3 Rumah Sakit KRMT makan berubah.
Wongsonegoro Semarang pada bulang
Febuari 2020. Alat ukur dalam studi kasus Intervensi untuk mengatasi masalah
ini menggunakan menggunakan Numeric keperawatan nyeri akut yaitu manajeman
Rating Scale (NRS). Kedua subjek studi nyeri. Intervensi dilakukan dengan tujuan
kasus diminta mengisi lembar persetujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan
bersedia menjadi subjek studi kasus diharapkan status nyeri menurun. Tindakan
(informed consent), kemudian melakukan yang dapat dilakukan yaitu identifikasi
pengkajian nyeri, posisikan pasien dengan nyeri, mengukur vital sign, posisikan pasien
nyaman, mengukur vital sign, selanjutnya dengan nyaman, pemberian terapi teknik
akan diberikan implementasi berupa terapi relaksasi genggam jari dan pemberian
teknik relaksasi genggam jari selama ± 30 terapi farmakologis injeksi ketorolac 30 mg.
menit (3 menit perjarinya), dilanjutkan
evaluasi dan di dokumentasikan. Pelaksanaan implementasi yaitu
Pemberian terapi diberikan 1 jam sebelum indentifikasi nyeri, mengukur vital sign,
mendapatkan terapi obat injeksi ketorolac posisikan pasien dengan nyaman,
30 mg. Teknik relaksasi genggam jari melakukan teknik relaksasi genggam jari.
dilakukan 3 kali dalam sehari atau ketika Implemenasi dilaksanakan pada bulan
pasien mengeluh nyeri dan dilakukan Febuari 2020 diruang Nakula 3 RSUD
selama 3 hari berturut-turut. K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Masing-
masing subjek studi kasus diberikan terapi
HASIL 3 hari berturut-turut selama ± 30 menit.
Kedua subjek studi kasus bersedia
Hasil pengkajian awal menunjukan kedu diberikan terapi teknik relaksasi genggam
subjek studi kasus berjenis kelamin laki- jari untuk mengurangi nyeri yang
laki, subjek studi kasus mengeluh nyeri dirasakan. Kedua subjek studi kasus sangat
pada luka operasi. Subjek studi kasus kooperatif dengan perawat saat diberikan
tampak gelisah, meringis, mencengkram terapi. Kedua subjek studi kasus tampak
bantal. Subjek studi kasus pertama konsentrasi mengatur nafas dan melakukan
mengatakan nyeri saat bergerak, nyeri genggaman ibu jari selama 3 menit
seperti tertusuk-tusuk, di luka operasi pada perjarinya. Faktor pendukung pelaksanaan
perut kanan bawah, dengan skala nyeri 5, implementasi ini ialah terapi yang mudah
nyeri hilang timbul. Subjek studi kasus dilakukan oleh siapa pun dan media yang
kedua mengatakan nyeri saat bergerak, digunakan hanya jari-jari pada tangan
nyeri seperti tertusuk-tusuk, di luka operasi ppasien itu sendiri. Faktor penghambat
pada perut kanan bawah, dengan skala dalam pemberian terapi ini ialah ruangan
nyeri 6, nyeri hilang timbul. Vital sign faktor lingkungan pasien beradadi ruang

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 203

kelas 3 dengan jumlah 8 pasien sehingga hari pertama hingga hari ketiga setelah
pasien tidak bisa konsentrasi sepenuhnya. pemberian intervensi. Subjek studi kasus
pertama pada hari 1 pemberian terapi
Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil pasien mengatakan skala nyeri 4, tetapi
penelitian menunjukkan adanya penurunan setelah 3 hari subjek studi kasus mengalami
skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan penurunan nyeri dengan skala nyeri 2.
intervensi pemberian teknik relaksasi Subjek studi kasus kedua pada hari 1
genggam jari. Skala nyeri kedua sebjek studi pemberian terapi mengatakan skala nyeri 5,
kasus dapat dilihat dengan indentifikasi tetapi setelah 3 hari subjek studi kasus
nyeri. Kedua subjek studi kasus mengalami kedua mengalami penurunan nyeri dengan
penurunan setelah intervensi dengan skala nyeri 3.
selisih penurunan yaitu skala nyeri 1 dari

4
R.1
3
R.2
2

0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 rata-rata
Grafik 1
Hasil Pre & Post Intervensi Teknik Relaksasi Genggam Jari

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat rumah baik untuk bekerja ataupun sekolah.
di analisis bahwa kedua subjek studi kasus Makanan yang dikonsumsi lebih memilih
mengatakan nyeri berkurang. Kedua subjek jenis makanan fast food yang mudah
studi kasus tampak lebih rileks, gelisah didapatkan dibanding dengan sayur-
berkurang, meringis berkurang. Analisis sayuran dan buah-buahan. Akibatnya
masalah keperawatan nyeri akut dapat menyebabkan obstruksi pada usus yang
teratasi sebagian sebagai bukti kedua bisa memicu terjadinya appendicitis (Indri,
respoden mengalami penurunan skala nyeri Karim, & Elita, 2017).
setelah dilakukan terapi teknik relaksasi
genggam jari selama 30 menit. Berdasarkan usia appendicitis bisa
menyerang semuarentang usia, namun
PEMBAHASAN jarang ditemukan pada usia dewasa ahir
dan balita, kejadian appendicitis meningkat
Kedua subjek studi kasus berjenis kelamin pada usia remaja dan dewasa dengan
laki-laki. Hasil ini sesuai dengan penelitian rentang usia 20-30 tahun (Muttaqin & Sari,
Indri U, dkk (2017) yang menyatakan resiko 2011). Hal ini dikarenakan usia 20-30
jenis kelamin dengan presentase 72,2% termasuk usia produktif yang melakukan
sedangkan berjenis kelamin perempuan banyak kegiatan diluar rumah, sehingga
hanya 27,8%. Hal ini dikarenakan laki-laki mengabaikan asupan nutrisi yang
lebih sering menghabiskan waktunya diluar dikonsumsi.

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 204

Kedua subjek studi kasus mempunyai rasa nyeri yang sangat hebat yang
riwayat pola makanan (life style) yang berlangsung selama berjam-jam bahkan
kurang baik. Pada subjek studi kasus 1 lebih sampai berhari-hari (Smeltzer & Bare,
suka mengkonsumi mie instan, kopi dan 2001). Menurunnya nyeri dapat tercapai
merokok. Mie instan selayaknya junk food dengan menggunakan WHO three step
lebih suka mengkonsumi mie instan, kopi analgesic ladder yaitu tentang penggunaan
dan merokok. Mie instan selayaknya junk dosis yang tepat berdasarkan tingkatan
food ialah jenis makanan yang tidak nyeri (Hui & Bruera, 2014). Menurut
disarankan untuk dikonsumsi teralu sering penelitian (Saputra, Suwarjaya, & Wiryana,
karena kandungan gizi yang sedikit. Pada 2013) penanganan nyeri anti nyeri pasca
subjek studi kasus 2, dahulu lebih suka pembedahan yaitu ketorolac, paracetamol,
mengkonsumsi fast food dibanding nasi dan tramadol yang sebanyak 72 pasien
dengan alasan penyajian yang cepat dan (18,20%). Kedua studi kasus mendapatkan
mudah didapatkan. Makanan fast food terapi farmakologi injeksi ketorolac 30 mg.
merupakan jenis makanan dengan cara Ketorolak termasuk golongan obat NSAID
pengolahan tidak tepat. Hal ini dapat yang kerjanya menghambat sikooksigenase
memicu terjadinya appendicitis akibat pola sehingga obat ini aman untuk diberikan
hidup yang tidak baik. Berdasarkan pada pasien post operasi dengan tingkat
penelitian Indri, dkk (2017) yang nyeri sedang. Terapi nyeri ringan sesuai
menyatakan terdapat 82 responden yang standar acuan yaitu analgetik non opioid
mempunyai pola makan buruk dan (paracetamol) dan NSAID (ketorolac)
mengalami appendicitis sebanyak 32
responden (70,4%) . Kekurangan asupan Kedua subjek studi kasus mengatakan
serat dapat mengakibatkan konstipasi yang setelah diberikan terapi tenkik relaksasi
menyebabkan peningkatan tekanan pada genggam jari menjadi lebih nyaman dan
rongga usus dan terjadi sumbatan pada nyeri berkurang. Teknik relaksasi genggam
apendiks (Indri, Karim, & Elita, 2017). jari dilakukan selama 30 sampai 50 menit
merupakan manajeman nyeri efektif yang
Pemeriksaan penunjang pada subjek studi dilakukan pada hari pertama pasien post op
kasus ini mengunakan Ultrasonography appendectomy. Teknik relaksasi genggam
(USG), pada kasus 1 tidak dilakukan jari yang dilakukan memberikan stimulus
pemeriksaan USG, sedangkan pada kasus 2 rasa nyaman sehingga mampu menguarangi
terdapat gambaran appendicitis akut. sumber depresi dan kecemasan yang
Ultrasonography abdomen merupakan berlebih, sehingga pasien mampu
pemeriksaan menggunakan gelombang mengontrol sensasi nyeri dan mampu
suara untuk memeriksa organ-organ dalam untuk meningkatkan fungsi tubuh. Efek dari
perut. Pemeriksaan selanjutnya sentuhan genggam jari memberikan respon
pemeriksaan darah rutin, pada pasien positif sehingga jaringan otot lebih rileks,
appendicitis mengalami peningkatan jumlah srikulasi darah dan getah bening menjadi
leukosit sekitar 10.000-18.000 sel/mm3. lancer, sehingga mampu menghilangkan
Penlitian yang dilakukan Lateef, dkk (2009) asam laktat dalam serat otot yang mampu
bahwa terjadi peningkatan jumlah leukosit mengurangi kelelahan dan stress (Hasaini,
pada pasien appendicitis sebanyak 79,6%, 2019).
dan dengan melihat jumlah leukosit
membantu dokter dalam menegakkan Secara fisiologis teknik relaksasi genggam
diagnosa (Lattef, Arshad, Misbah, & jari mampu mengurangi sensasi nyeri,
Hamayan, 2009). Stimulasi nyeri karena adanya mediator
responden, rasa nyeri yang ditransmisikan
Kedua subjek studi kasus mendapatkan oleh delta-serat A dan C, implus sepanjang
terapi analgetik. Pemberian analgetik serabut saraf yang dibawa ke substamina
biasanya diberikan untuk menghilangkan aferen gelatinosa aferen (gerbang) di

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 205

sumsum tulang belakang melalui thalamus ditrima akan diproses otak, kemudian
selanjutnya dikirim ke kortek serebral dan diteruskan pada saraf yang bermasalah
diartikan sebagai rasa sakit. Apabila teknik didalam tubuh, sehingga penyumbahan
relaksasi genggam jari dilakukan mampu dijalur energy menjadi lancar. Aliran energy
menghasilkan implus yang dikirim melalui menghasilkan implus yang dikirim melalui
serabut saraf aferen mangakibatkan saraf aferen mangakibatkan “gerbang: non-
“gerbang: non-nosiseptor ditutup sehingga nosiseptor ditutup sehingga input dominan
input dominan yang berasal dari serat A- yang berasal dari serat A-beta mampu
beta mampu mensekresikam inhibitor mensekresikam inhibitor neurotransmitter
neurotransmitter yang menghambat yang menghambat stimulus nyeri (Potter &
stimulus nyeri. Menurut teori (Potter & Perry, 2005).
Perry, 2005) mengatakan bahwa stimulus
akan terhambat akibat pintu yang tertutup, SIMPULAN
penutupan pintu terapi paling dasar untuk
meredakan nyeri. . Teknik relaksasi genggam jari mampu
menurunkan skala nyeri pada pasien post
Penelitian yang dilakukan Sulung (2017) operasi appendectomy. Pemberian teknik
menjelaskan pada penelitiannya, bahwa relaksasi genggam jari hendaknya dapat
responden yang diberikan relaksasi menjadi terapi komplementer dalam
genggam jari tangan dapat dilakukan secara memanajeman nyeri. Terapi ini menjadi
mandiri dengan cara menggengam jari satu pilihan sebagai tindakan keperawatan
persatu mulai dari ibu jari sampai jari mandiri untuk menurunkan skala nyeri
kelingking kemudian ganti tangan pada pasien post operasi appendectomy.
selanjutnya. Setiap megenggam jari Sebagai tenaga kesehatan dapat
dilakukan selama 3 sampai 5 menit mengaplikasikan terapi relaksasi genggam
mengalami penurunan skala nyeri. Hal ini jari sebagai terapi komplementer untuk
terjadi karena adanya sentuhan tangan menurunkan nyeri pada hari pertama
yang dapat membantu responden lebih pasien post operasi Appendictomy.
rileks dan pernafasan yang mudah untuk
kesimbangan energy dalam tubuh. UCAPAN TERIMAKASIH
Menggenggam jari mampu menghangatkan
titik-titik keluar dan masuknya energy pada Penulis menuturkan terimakasih kepada
meridian yang ada pada jari-jari tangan. seluruh unit terkait dalam proses
Intensitas nyeri akan mengalami perubahan penyusunan laporan kasus ini.
akibat stimulasi relaksasi genggam jari yang
telah mencapai otak (Sulung & Dian, 2017) REFERENSI

Memegang jari mampu mengahambat Afroh, L. (2014). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
neurotransmitter implus nyeri akibat Jakarta: EGC.
tindakan pembedahan (Appendictomy) Astutik, & Kurlianawati. (2017). Pengaruh Relaksasi
bahwa memegang jari sambil relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Op Caesarea Di Ruang
nafas dalam mampu mengurangi dan
Delima RSUD Kertoso. Jurnal Ilmiah
menyembuhkan ketegangan fisik dan Kesehatan, Vol 6 (2), p 30-37.
emosional. Hal itu dikarenakan rasa hangat
Fatkan, M., Yusuf, A., & Herisanti, W. (2018).
pada titik-titik jari tangan sehingga energy Pengaruh Kombinasi Mobilisasi Dini Dan
meridian mampu keluar masuk dengan Relaksasi Spiritual Terhadap Tingkat Nyeri
lancar. Genggam jari yang dilakukan Klien Post Operasi Apenedktomi. Scientific
mencapai titik reflek pada memberikan Journal Of Nursng, Vol 4 no 2.
stimulus refleks spontan, sehingga menjadi Hardhi, K., & Amin , H. N. (2015). Aplikasi Asuhan
rangsangan yang mengalir menjadi Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC- NOC.
gelombang listrik ke otak. Gelombang yang Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta.

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari
Ners Muda, Vol 1 No 3, Desember 2020/ page 200-206 206

Hasaini, A. (2019). Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien. Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8
Keperawatan , Vol 10 No.1. No 1.
Hidayat, A., & Alimul, A. (2008). Pengantar Konsep Potter, & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental
Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik
Medika. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa Yasmn Asih,
dkk. Jakarta: EGC.
Indri, U. V., Karim, D., & Elita, V. (2017). Hubungan
Antara Nyeri, Kecemasan Dan Lingkungan Prihaningtyas, R. A. (2014). Deteksi dan Cepat Obati
Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Post 30 + Penyakit yang Sering Menyerang Anak.
Operasi Apendisitis . Jurnal Preventif, Vol 8 Yogyakarta: Media Pressindo.
No 1 Hal 1-58.
Rasyid, R. A., Norma, & Samaran, E. (2019). Pengaruh
Lattef, A., Arshad, A., Misbah, J., & Hamayan, M. Tekhnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
(2009). Role of leukocyte count in the Penurunan Skala Nyeri Pada Klien Post
diagnosis of acute appendicitis. Gomal J of Operasi Apendicitis. Nursing Arts, Vol XIII
Medical Sciences , 7:140-142. No. 02.
Liana. (2008). Tekinik Relaksasi Finger Hold. Saputra, I. A., Suwarjaya, I. P., & Wiryana, I. M. (2013).
Retrieved from Profil Pengunaan analgetika Pada Pasien
www.jarijaritangan.wordpress Nyeri Akut Pacsa Bedah Di RSUP Sangglah.
Jurnal Keperawatan Ilmiyah, Vol 1-10.
Mutaqqin, A., & Sari, K. (Gangguan Gastrointestinal:
Aplikasi Asuhan Keperawatan Medical SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Bedah ). 2011. Jakarta: Salemba Medika. Indonesia Definisi dan Indikator Diagnotik.
Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan
Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 1
Salemba Medika. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan & Klasifikasi Sulung, N., & Dian, R. S. (2017). Teknik Relaksasi
Jilid 1. Jakarta: EGC. terhadap intensitas nyeri pada pasien post
appendiktomi. Vol.2.p.397.
Novita, D. (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik
Mozart Terhadap Perubahan Skala Nyeri Virgianti, N. F. (2015). Penurunan tingkat nyeri
Pada Pasien Post Operasi Appendicitis Di pasien post op appendicitis dengan teknik
Ruang Dahlia RSUD Kota Bogor. Jurnal distraksi nafas dalam. Vol.07(02).p.68-74.
Ilmiah Wijaya, Vol. 11 No.2 Hal 9-16.
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012).
Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari

Fitria Wati - Penurunan Skala Nyeri Pasien Post-Op Appendictomy Mengunakan Teknik Relaksasi Genggam Jari

Anda mungkin juga menyukai