TPI Kelompok 8 Fix Banget BISMILLAH
TPI Kelompok 8 Fix Banget BISMILLAH
TPI Kelompok 8 Fix Banget BISMILLAH
Oleh
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Nurdiani, M.Si.
Yusuf Syaifurrohman, S.T.
Mengetahui,
Direktur Politeknik AKA Bogor
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
1.3 Manfaat.....................................................................................................2
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI.........................3
2.1 Tempat dan Waktu...................................................................................3
2.2 Bahan dan Alat.........................................................................................3
2.2.1 Bahan................................................................................................3
2.2.2 Alat...................................................................................................3
2.3 Cara Kerja.................................................................................................3
2.3.1 Tahap Persiapan................................................................................4
2.3.2 Tahap Pengujian...............................................................................4
2.3.2.1 Karakterisasi Awal Contoh Uji.................................................4
2.3.2.2 Percobaan Jar Test....................................................................5
2.3.2.3 Karakterisasi Akhir Contoh Uji................................................6
2.3.3 Tahap Pengolahan Data....................................................................7
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................8
3.1 Karakterisasi Awal Contoh Uji................................................................8
3.2 Percobaan Jar Test....................................................................................9
3.2.1 Penentuan Dosis Optimum Koagulan...............................................9
3.2.2 Penentuan Dosis Optimum Flokulan................................................11
3.3 Efisiensi Penurunan Kadar Parameter Uji................................................14
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................16
4.1 Simpulan...................................................................................................16
iv
v
4.2 Saran.........................................................................................................16
BAB V. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17
LAMPIRAN.......................................................................................................19
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Setiap industri baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses
produksinya akan menghasilkan limbah. PT Essence Indonesia merupakan
industri di bidang kimia makanan yang memproduksi rasa dan aroma. Proses
produksi di PT Essence Indonesia menghasilkan air limbah yang memiliki
kandungan bahan organik dan padatan tersuspensi yang tinggi, sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan saat dibuang langsung ke lingkungan.
Padatan tersuspensi dapat menyebabkan pengembangan endapan lumpur dan
kondisi anaerobik ketika air limbah yang tidak diolah dibuang ke lingkungan
akuatik (METCALF & EDDY, 1991). COD merupakan parameter kualitas air
yang penting karena dapat menilai dampak effluent air limbah yang akan dibuang
pada badan air. Tingkat COD tinggi menandakan banyaknya jumlah bahan
organik yang teroksidasi, yang akan mengurangi tingkat oksigen terlarut (DO).
Penurunan DO dapat menyebabkan kondisi anaerob, yang dapat merusak
kehidupan air. Oleh sebab itu, air limbah hasil produksi harus diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke badan air.
Ada beberapa tahapan dalam mengolah air limbah. Tiap tahap pengolahan
memiliki fungsi berbeda, yang secara bertahap akan menurunkan kadar zat
pencemar. Air limbah hasil produksi PT Essence Indonesia akan ditampung ke
bak ekualisasi, lalu tahapan pengolahan selanjutnya adalah proses koagulasi -
flokulasi. PAC (poly aluminium chloride) adalah salah satu koagulan yang banyak
digunakan untuk proses koagulasi. Bentuk PAC dapat berupa cairan jernih
kekuningan atau serbuk berwarna kekuningan. PAC lebih cepat membentuk flok
daripada koagulan biasa, sebab PAC memiliki muatan listrik positif yang tinggi
sehingga PAC dapat dengan mudah menetralkan muatan listrik pada permukaan
koloid dan dapat mengatasi serta mengurangi gaya tolak menolak elektrostatis
antar partikel sampai sekecil mungkin, sehingga memungkinkan partikel –
partikel koloid tersebut saling mendekat ( gaya tarik menarik kovalen ) dan
membentuk gumpalan / massa yang lebih besar (ROSARIAWARI & MIRWAN,
2013).
1
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Manfaat dari percobaan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu manfaat bagi
perusahaan, penulis, dan pembaca. Manfaat tersebut sebagai berikut:
- Perusahaan dapat mengetahui kondisi yang optimal selama pengolahan dan
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan koagulan dan flokulan
dalam penanganan air limbah.
- Penulis, sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir diploma tiga Politeknik
AKA Bogor serta menambah wawasan tentang proses koagulasi dan
flokulasi.
- Pembaca dapat menjadikan tugas akhir ini sebagai rujukan penulisan tugas
akhir tentang koagulasi-flokulasi.
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
2.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan berupa bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang
digunakan yaitu sampel air limbah dari bak ekualisasi WWTP PT Essence
Indonesia. Bahan kimia yang digunakan yaitu NaOH 60%, koagulan PAC 10%,
flokulan Nalco @9901 0,1%, pereaksi COD High Range ( COD HR ), dan
akuades.
2.2.2 Alat
Alat yang digunakan berupa alat utama dan alat penunjang. Alat utama
yang digunakan yaitu jar test VELP SCIENTIFICA FP4 Portable Flocculator,
spektrofotometer UV-Vis HACH DR 3900, multiparameter portable colorimeter
HACH DR 900, multiparameter Eutech pH 450, dan reaktor COD HACH DRB
200. Alat penunjang yang digunakan yaitu vial 10 mL, gelas piala 1000 mL,
syringe 1 mL, syringe 10 mL, dan batang pengaduk.
3
4
Karakteristik akhir contoh uji meliputi pengujian pH, COD, TSS, dan kekeruhan
setelah dilakukan jar test. Percobaan jar test dilakukan berdasarkan SOP (
Standar Operational Procedure) perusahaan. Tahap pengolahan data terdiri atas
perhitungan nilai efisiensi penurunan kadar parameter uji. Hasil uji akan
dibandingkan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
PT Essence Indonesia memakai dua peraturan untuk baku mutu air limbah,
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 69 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kegiatan dan/atau Usaha dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 68 Tahun 2016 dipakai perusahaan karena air limbah yang
masuk ke dalam WWTP bukan hanya air limbah hasil produksi, tetapi juga
termasuk air limbah domestik hasil olahan dari STP, syarat penggabungan
kegiatan pengolahan air limbah dapat dilihat pada Lampiran 2. Izin pembuangan
air limbah perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3. Baku Mutu Air Limbah
Domestik dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tahap persiapan terdiri atas pengambilan contoh uji dari inlet bak
ekualisasi. Titik pengambilan contoh uji dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pengambilan contoh uji dilakukan dengan metode grab sampling berdasarkan
SOP perusahaan. SOP grab sampling perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 6.
Contoh uji dimasukkan ke dalam wadah yang sebelumnya telah dibilas terlebih
dahulu dengan contoh uji tersebut sebanyak 3 kali, wadah yang digunakan
berukuran kurang lebih 10 L.
Gelas piala sebanyak lima buah diisi air limbah sampai 500 mL, kemudian
ditambahkan larutan PAC 10% sebanyak (1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5) mL, dengan variasi
dosis (200 ; 400 ; 600 ; 800 ; 1000) mg/L dan pH air limbah masing-masing gelas
diatur menjadi 7 dengan menambahkan larutan NaOH 60%. Variasi dosis diambil
berdasarkan data analisis harian perusahaan. Data analisis harian perusahaan dapat
dilihat pada Lampiran 9. Contoh uji diletakkan pada alat jar test. Pengadukan
dilakukan dengan kecepatan yang diatur menjadi 100 rpm selama 1 menit sebagai
proses koagulasi dan 20 rpm selama 20 menit sebagai proses flokulasi. Contoh uji
didiamkan hingga padatan tersuspensi mengendap sempurna kemudian dilakukan
pengukuran kekeruhan untuk mengetahui dosis optimum PAC yang tepat. Dosis
koagulan yang dibutuhkan untuk jar test dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠. 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑛 ( ⁄ ) 𝑥 𝑉 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
𝐿
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠( ⁄ ) =
𝐿 𝑉 𝑠𝑝𝑙 (𝑚𝐿)
Keterangan:
Gelas piala sebanyak enam buah diisi air limbah sampai 500 mL,
kemudian ditambahkan larutan PAC dengan dosis optimum yang didapat
sebelumnya, lalu pH air limbah masing-masing gelas diatur menjadi 7 dengan
menambahkan larutan
5
6
NaOH 60%. Contoh uji diletakkan pada alat jar test. Pengadukan dilakukan
dengan kecepatan yang diatur menjadi 100 rpm selama 1 menit sebagai proses
koagulasi. Lalu masing-masing gelas ditambahkan flokulan Nalco @9901 0,1%
sebanyak (1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; 3,5) mL, dengan variasi dosis (2 ; 3 ; 4 ; 5 ; 6 ; 7)
mg/L. Contoh uji diletakkan pada alat jar test. Pengadukan dilakukan dengan
kecepatan yang diatur menjadi 20 rpm selama 20 menit sebagai proses flokulasi.
Contoh uji didiamkan hingga padatan tersuspensi mengendap sempurna kemudian
dilakukan pengukuran kekeruhan untuk mengetahui dosis optimum flokulan yang
tepat. Dosis flokulan yang dibutuhkan untuk jar test dapat dihitung menggunakan
rumus:
𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠. 𝑓𝑙𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑛 ( ⁄ ) 𝑥 𝑉 𝑓𝑙𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
𝐿
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 ( ⁄ ) =
𝐿 𝑉 𝑠𝑝𝑙 (𝑚𝐿)
Keterangan:
Pengukuran pH
Nilai efisiensi penurunan kadar COD, TSS dan kekeruhan dapat dihitung
dengan rumus:
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
Keterangan:
7
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian pH awal sebesar 3,81, parameter TSS sebesar 1170 mg/L,
parameter COD sebesar 8020 mg/L, dan parameter kekeruhan sebesar 1020 NTU.
Pengukuran parameter COD dilakukan dengan pengenceran 20x, yang
sebelumnya telah dilakukan pengenceran 10x tetapi hasilnya tidak terbaca pada
alat. Hasil pengujian parameter COD yang tinggi menandakan bahwa contoh uji
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik yang
tinggi disebabkan karena PT Essence Indonesia merupakan perusahaan yang
memproduksi perasa makanan dan aroma, salah satu contohnya adalah bumbu mi
instan. Unit pengolahan air limbah yang dibutuhkan untuk mengolah air limbah di
PT Essence Indonesia harus memiliki nilai efisiensi minimal sebesar 97,44%
untuk menurunkan TSS, dan 98,75% untuk menurunkan COD agar dapat
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan nilai efisiensi
minimal pengolahan untuk parameter COD dan TSS dapat dilihat pada Lampiran
12.
8
9
9
10
450
400
350
300 273
250
200
166.5 Kekeruhan
150
100
50 37 41
0
200 400 600 800 1000
DOSIS KOAGULAN (mg/L)
11
10
12
60
51.5
KEKERUHAN (NTU)
50
41
40
34
31.5
30
24
21.5
Kekeruhan
20
10
0
2 3 4 5 6 7
DOSIS FLOKULAN (mg/L)
Partikel Tersuspensi
Penggumpalan (Flokulasi)
Flokulan
13
14
10
partikel koloid bertambah juga, menyebabkan gaya tolak menolak antar partikel
koloid air limbah akan melemah sehingga partikel akan berdekatan bergabung
membentuk flok, kondisi ini akan mencapai kondisi optimum saat penambahan
koagulan dan flokulan tidak akan menimbulkan endapan tetapi memecah endapan
karena pada kondisi tersebut jumlah koagulan yang berlebih dapat menyebabkan
terjadinya deflokulasi atau restabilisasi koloid karena adanya gaya tolak menolak
antar muatan positif partikel (RISDIANTO, 2007).
15
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai koagulan dan flokulan yang
dapat menurunkan nilai COD lebih baik. Diperlukan juga kajian lebih lanjut
secara ekonomis untuk mengetahui biaya penggunaan koagulan dan flokulan yang
paling ekonomis, namun memberikan hasil yang optimal.
16
BAB V. DAFTAR PUSTAKA
17
18
20
Lam
piran 1. (lanjutan)
21
22
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 1. (lanjutan)
Lampiran 2. Syarat Penggabungan Kegiatan Pengolahan Air Limbah
40
Lampiran 3. Izin Pembuangan Air Limbah
41
Lampiran 3. (lanjutan)
42
Lampiran 4. Baku Mutu Air Limbah Domestik
43
Lampiran 5. Titik Pengambilan Contoh Uji
JALUR
LIMBAH EQUALIZATION
DAF
MASUK TANK
AERASI 1 AERASI 2
CLARIFIER 1
(DISSOLVED AIR
(INLET) FLOTATION)
CHLORINE
INJECT
THICKNER BELTPRESS
B3
BREAK
STP (SEWAGE
TANK
TREATMENT PLANT)
JALUR AIR LIMBAH
JALUR SLUDGE
44
Lampiran 6. SOP Grab Sampling Perusahaan
45
Lampiran 7. Lembar Data Keselamatan Bahan
46
Lampiran 8. SOP Jar Test Perusahaan
47
Lampiran 8. (lanjutan)
48
Lampiran 8. (lanjutan)
Lampiran 9. Data Analisis Harian Perusahaan
50
25-Aug-20 1000 4 0.1 400 1.5 1500 6
51
Lampiran 9. (lanjutan)
52
26-Aug-20 1000 2 0.001 2 1.5 1500 3
53
Lampiran 10. Perhitungan Dosis Koagulan
54
Lampiran 11. Perhitungan Dosis Flokulan
55
Lampiran 12. Perhitungan Efisiensi Minimal Untuk Parameter COD dan TSS
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
(8020 − 100) 𝑚𝑔⁄𝐿
= 𝑥100%
𝑚𝑔
8020 ⁄𝐿
= 98,75%
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚𝑔⁄
= (1170 − 30)
𝑚𝑔 𝐿
𝑥100%
1170 ⁄𝐿
= 97,44%
56
Lampiran 13. Perhitungan Efisiensi Hasil Pengolahan
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
(8020 − 6940) 𝑚𝑔⁄𝐿
= 𝑥100%
𝑚𝑔
8020 ⁄𝐿
= 13,47%
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚𝑔⁄
= (1170 − 18)
𝑚𝑔 𝐿
𝑥100%
1170 ⁄𝐿
= 98,46%
(𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
%𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥100%
𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑚𝑔⁄
= (1020 − 21,5)
𝑚𝑔 𝐿
𝑥100%
1020 ⁄𝐿
= 97,89%
57