Muhammad Fahri - 1931500696 - UAS Perekonomian Indonesia
Muhammad Fahri - 1931500696 - UAS Perekonomian Indonesia
Muhammad Fahri - 1931500696 - UAS Perekonomian Indonesia
NIM : 1931500696
1. Jelaskan hal – hal terkait dengan penganggaran kebijakan fiskal di bawah ini :
• Anggaran defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
• Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
• Anggaran Berimbang (Balanced Budget).
2. Apa yang menjadi asumsi-asumsi dalam menyusun APBN !
3. Apa yang dimaksud dengan Domestic inflation / inflasi yang berasal dari dalam negeri ?
4. Sebutkan dan jelaskan bentuk dari kebijakan Moneter?
5. Apa perbedaan dari investasi langsung dan investasi tidak langsung?
Jawab:
1. Anggaran defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan Anggaran defisit adalah kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah
dengan cara mengendalikan pembelanjaan pemerintah (pengeluaran) lebih besar dari pada
pendapatan pemerintah (penerimaan). Peningkatan jumlah anggaran yang di gunakan
untuk pembelanjaan (pengerluaran) yang tidak sebanding dengan pendapatan negara, akan
menyebabkan negara tersebut mengalami kekurangan (defisit). Kebijakan anggaran defisit
ini pada umumnya digunakan oleh pemerintah untuk mensiasati peningkatan pertumbuhan
ekonomi negara. dengan kondisi anggaran dana negara yang defisit, pemerintah akan
mencari dana dari pihak lain untuk memajukan usaha dan ekonomi negara. Terdapat
banyak pantangan dalam kebijakan ini seperti pelaku harus jujur, tidak boros, tidak korupsi,
dan mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang akan terjadi (walaupun
kemungkinan buruk).
Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan fiskal yang diakukan oleh pemerintah dengan
cara mengendalikan pembelanjaan lebih kecil dari pada Pendapatan. Dengan kebijakan
memperkecil jumlah pembelanjaan (pengeluaran) anggaran dana pemerintah, diharapkan
jumlah permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa secara umum tidak meningkat.
Jika permintaan atas barang dan jasa meningkat atau turun, maka harga barang akan turun
atau tidak meningkat. Jika harga barang menurun atau tidak meningkat maka inflasi dapat
di cegah atau diatas. Oleh karena itu, kebijakan fiskal surplus ini biasanya digunakan
pemerintah untuk mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang yang diakibatkan
jumlah uang beredar melebihi jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat).
Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah
dengan cara mengendalikan pembelanjaan dan pendapatan yang berimbang ( sama-sama
besar). Pemerintah mengendalikan jumlah pembelanjaan tidak boleh lebih besar dari pada
jumlah pendapatan dan jumlah pendapatan juga tidak lebih besar dari pada jumlah
penerimaan. Hal tersebut akan dapat menguntungkan bagi negara karena pemerintah tidak
perlu hutang kepada pihak lain.
2. Adapun asumsi dasar ekonomi makro dalam penyusunan APBN meliputi beberapa
variabel yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, suku
bunga SPN 3 bulan, harga minyak (ICP), serta lifting minyak dan lifting gas. Penetapan
asumsi dasar ekonomi makro yang akurat memiliki dampak signifikan terhadap postur
APBN, baik dari sisi penerimaan negara, belanja negara hingga defisit dan pembiayaan.
Sehingga keakuratan asumsi dasar ekonomi makro juga diharapkan mampu menjadi dasar
Pemerintah dalam mengambil kebijakan strategis maupun menjadi evaluasi kinerja
ekonomi pemerintah.
3. Inflasi jenis ini biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN. Jika pemerintah
memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan uang baru, maka
akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Nah, meningkatnya jumlah uang yang
beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. AKhirnya, timbul deh
inflasi dalam negeri. Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam
negeri adalah:
1) meningkatnya biaya produksi dalam negeri, dan
2) meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang sementara kenaikan penawaran
tidak bisa mengimbanginya.
4. Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy)
Merupakan kebijakan yang diambil untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Tujuannya dari kebijakan moneter ekspansif adalah untuk mengatasi pengangguran dan
meningkatkan daya beli masyarakat.
Kebijakan moneter kontraktif
Merupakan kebijakan moneter yang digunakan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar yang dapat mengatasi inflasi. Kebijakan ini dilakukan juga dalam upaya
mengurangi penyebab-penyebab inflasi tersebut, maka dari itu kebijakan ini disebut juga
dengan kebijakan uang ketat.