Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dengan Gangguan Sensorik
Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dengan Gangguan Sensorik
Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dengan Gangguan Sensorik
GANGGUAN SENSORIK
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan (As
Hornby dalam Intan,2005). Maka disini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu
yang memfasilitasi proses peyembuhan . sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri adalah
komunikasi yang direncankan dan dilakukan untuk membanttu penyembuhan/pemulihan pasien .
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat.
B. TUJUAN
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya
pada hal yang diperlukan.
2. Mngeurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik, dan dirinya sendiri .
C. MANFAAT
Manfaat komunikasi terapeutik (Christina,dkk.,2003) adalah:
1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama anatara perawat dengan pasien melalui
hubungan perawat-klien.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
BAB II PEMBAHASAN
Jadi, gangguan system sensorik adalah gangguan yang membuat sinyal yang
masuk ke otak tidak merespon secara tepat dan malah menimbulkan kelaian persepsi.
c. Sensoris penciuman, input yang dapat didapatkan berasal dari aroma atau bau
yang tercium. Jika sensoris penciuman mengalami gangguan bisa ditunjukan
dengan gejala :
Reaksi berlebian terhadap bau tertentu seperti bau kamar mandi atau
peralatan kebersihan
Menolak masuk ke suatu lingkungan karena tidak menyukai baunya
Tidak menyukai makanan karena baunya
Selalu menciumi barang-barang atau orang disekitarnya
Sulit membedakan bau
d. Sensoris penglihatan, input yang didapatkan berupa warna, cahaya dan gerakan
yang ditangkap oleh mata. Jika sensoris penglihatan mengalami gangguan bisa
ditunjukan dengan gejala :
Menangis atau menutup mata karena terlalu terang karena ia terlalu peka
terhadap sinar terang
Mudah teralih oleh stimulus penglihatan dari luar
Senang bermain dalam suasana gelap
Sulit mebedakan warna, bentuk dan ukuran
Menulis naik turun di kertas tanpa garis
e. Sensoris pengecapan, input didapatkan dari semua hal yang masuk ke mulut dan
juga lidah. Jika sensoris pengecapan mengalami gangguan bisa ditunjukan dengan
gejala :
Suka memilih-milih makanan ( picky eater), menolak mencoba makanan
baru sehingga lebih senang dengan makanan yang itu-itu saja
Tidak suka atau menolak untuk sikat gigi
Suka mengemut makanan karena ada kesulitan dengan mengunyah,
menghisap dan menelan
Mengiler
Sering memasukan barang-narang ke mulut
Pada saat berkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara, hal- hal berikut
perlu diperhatikan
a. Perawat benar-benar dapat memperhatikan mimic dan gerak klien.
b. Usahakan mengulang kembli kata-kata yang diucapkan klien.
c. Mengendalikan pembicaraan supaya tidak membahas terlalu banyak topic.
d. Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi lebih rileks dan pelan.
e. Memperhatikan setiap detil komunikasi sehingga pesan dapat diterima dengan
baik.
f. Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan symbol.
g. Apabila memungkinkan hadirkan orang yang terbiasa berkomunikasi lisan
dengan klien untuk menjadi mediator komunikasi.
KESIMPULAN